TobaTimes-Orang desa mungkin harus pasrah dengan kenyataan. Antara Desa Kinali di Kecamatan Barus dan Desa Sitiris Tiris Kecamatan Andam Dewi, misalnya, warga harus rela melintasi jembatan rambing yang sudah darurat untuk transportasi sehari-hari.
 |
| Rambing darurat di Barus, Tapteng. |
Menurut Rasda, kayu rambing kini sudah lapuk. Beberapa galang kayu bahkan terlihat patah, tidak kuat menahan beban kendaraan yang melintasi.
Jembatan rambing itu merupakan pennghubung alternatif dari Barus menuju Desa Sitiris–tiris, demikian pula sebaliknya. Karena dekat dan singkat, jalan ini menjadi jalur padat, terlebih jembatan rambing lain di Desa Kampung Mudik terputus beberapa waktu lalu.
Warga lain, Rusmin Simamora (50), mengatakan, sebenarnya jembatan rambing itu baru direhabilitasi tahun 2015, namun karena tingginya volume kenderaan yang melintas, semua hasil rehap tidak bertahan lama karena masih terbuat dari kayu.
Dikatakan, akibat kondisi rambing yang parah, pengendara sepedamotor kerap terperosok ataun nyaris jatuh ke sungai. Bahkan pelajar yang naik sepedamotor melintasi rambing itu, pernah terjatuh dan sangkut di rambing. Untung saja tidak menimbulkan korban jiwa.
Akibat peristiwa itu, warga Kinali bergotong royong memperbaiki lantai jembatan dengan sompelan kayu, namun hasilnya hanya bersifat sementara.
Kepala Desa Kinali Rahmi Simamora mengatakan, sebenarnya sudah ada informasi bahwa jembatan rambing akan diganti dengan bahan permanen, tapi hingga saat ini belum jelas. "Jika pemerintah datang dan membangun jembatan permanen, kita sudah siapkan lahannya. Pemerintah desa bekerja sama dengan warga siap menghibahkan lahan warga yang diperkirakan akan terdampak proyek pembangunan jembatan itu," katanya. (TT/int)
0 comments:
Post a Comment