15.2.18

Kisah Sedih Br Simanjuntak, Suaminya Punya Anak dari Adik Kandungnya


TobaTimes - Kisah ini sungguh pedih dan memalukan. Seorang perempuan bernama Yuli Simanjuntak, menulis kisah rumah tangganya karena suaminya Lucen Ricardo Aritonang sudah mempunyai seorang anak dari adik kandungnya sendiri, Erlinda Aritonang alias hubungan incest.

Foto pernikahan Yuli dengan Lucen.
Yuli dengan nama akun Dek Yuli S, menulis kisahnya di Facebook dengan judul "Sekedar Berbagi". Kisahnya sempat dibagikan sebanyak 12.100 kali dan mendapat lebih dari 9.000 like. Tapi belakangan, postingan itu sepertinya dihapus.

Dalam kisahnya ini, Yuli menceritakan baru menikah tujuh bulan lalu dengan Lucen di Medan. Lucen disebut berasal dari Sitompul, Tarutung, Sumatera Utara.

Dalam statusnya tersebut Yuli mengatakan suaminya bekerja di sebuah perusahaan swasta di Kecamatan Duri Mandau, Riau. "Dia tinggal di sana dengan seorang adik perempuannya kandung yang bernama Erlinda Aritonang. Adik perempuannya ini mempunyai seorang anak laki-laki yang kondisi mentalnya (maaf) kurang normal," tulis Yuli.

Yuli mengatakan kecurigaannya mulai terlihat saat hari pernikahan dimana adik perempuan suaminya yakni Erlinda, tak sekalipun menyalam atau memberikan ucapan selamat kepadanya. Yuli semakin curiga ketika selesai pernikahan, besoknya dan hari-hari selanjutnya Erlinda selalu meminta Lucen untuk pulang ke rumah.

Pertengkaran demi pertengkaran terus berlanjut antara mereka walau baru menikah. Yuli menceritakan semua karena edanya (adik perempuan suaminya) itu.

Hingga suatu hari, saat pertengkaran mereka semakin memuncak dan Yuli mendapati suaminya mesra dengan adiknya, Yuli baru mengetahui dari kartu keluarga yang ditunjukkan ketua RT bahwa selama ini suaminya Lucen dan Erlinda merupakan pasangan suami istri.

Hal ini semakin dikuatkan ketika Yuli menjumpai HRD tempat suaminya bekerja. HRD tersebut juga menunjukkan bukti bahwa suaminya selama ini telah berkeluarga dengan menunjukkan fotokopi kartu keluarga yang tertulis bahwa Lucen dan Erlinda merupakan pasangan suami istri.

Sejumlah media sudah berusaha menghubungi Yuli Simanjuntak untuk mengkonfirmasi statusnya yang viral ini. Namun sampai saat ini Yuli belum merespon.

Berikut ini kisah Yuli yang diambil utuh dari statusnya di Facebook:

Saya baru menikah 7 bulan yg lalu di Medan dengan seorang pria bernama LUCEN RICARDO ARITONANG asal Sitompul-Tarutung. Anak dari mertua saya L.br.sitompul (mertua laki2 saya sudah meninggal) 

Suami saya ini dibesarkan oleh adik perempuan mertua saya (tante suami saya) yg menikah dgn seorang pendeta yaitu Pdt. E. Mungkur, S.Th sejak usia 2thn yg dipanggil oleh suami saya dgn sebutan papi dan mami. juga memberkati pernikahan kami. 

Sebelumnya kami menjalani hubungan pacaran 2 thn dan long distance. Suami saya bekerja disebuah perusahaan swasta di kecamatan Duri Mandau-Riau. Dia tinggal disana dengan seorang adik perempuannya kandung yg bernama ERLINDA ARITONANG. Adik perempuannya ini mempunyai seorang anak laki2 yg kondisi mentalnya (maaf) kurang normal. 

Tidak ada kejanggalan yg saya rasakan hingga hari pernikahan kami. Ketika hari pernikahan kami tiba ada sedikit kejanggalan yg saya perhatikan, dimana selama prosesi pernikahan berlangsung sejak pagi hingga malam (pulang kerumah mertua dari gedung) tidak sekalipun adik perempuannya itu (Linda) menyalam saya. 

Dan ketika giliran sesi foto keluarga mereka di gereja adk perempuannya itu menghantarkan anaknya kepada suami saya. Kemudian setelah selesai acara selama 2 malam kami menginap dihotel krn rumah mertua penuh. Setiap pagi selama 2 hari berturut2 adik ipar saya itu selalu menelepon suami saya dan memintanya utk segera pulang dgn berbagai alasan yg dibuat2 namun saya berhasil menggagalkannya. 

Dan dihari 3 kami berumah tangga kami menginap di rumah mertua (orgtua angkat suami saya yg juga tante kandungnya). Namun keganjalan itu muncul lagi.. ketika kami masuk ke dalam kamar (di lt.2 rumah) , tdk lama anak dari adik ipar saya itu menangis di depan kamar kami. Dan suami saya membuka pintu kamar dan membawa anak itu masuk ke kamar kami. Saya mulai heran kenapa anak itu bisa ada di dpn kamar kami (krn biasanya anak itu tdk pernah dibiarkan naik sendiri ke lt. 2 rumah) 

saya kemudian turun utk melihat keadaan dibawah dan saya melihat mamanya (adik ipar saya/Linda) sedang asik main2 hp. Setelah saya naik kembali ke kamar dan memberitahu suami saya, ternyata suami saya marah dan menyalahkan saya dan tdk lama kemudian adk ipar saya meng BBM suami saya utk mebuat susu anaknya dan mengganti baju anaknya dan suami saya melakukan perintahn. 

Terjadi pertangkaran antara saya n suami wkt itu namun akhirnya saya mengalah. Banyak kejanggalan lagi hingga akhirnya kami tinggal di Duri-Riau. Setiap waktu luang suami saya selalu dihabiskan di rumah adk kandungnya Erlinda, sedangkan saya di rumah sendirian. 

Namun yang itu harus saya pergunakan utk semua kebutuhan kami termasuk membayar kontrak rumah. Akhirnya 3 minggu di Duri saya memutuskan utk pulang krn suami saya tdk mau jujur. Saya permisi pulang dgn niat supaya kita bisa introspeksi diri masing2. 4 bln di medan saya tdk dinafkahi sama sekali. 

Dan suami saya membujuk saya pulang dgn janji akan memperlakukan saya seperti seorang istri..awal November saya pulang ke Duri-Riau dan ternyata suami saya tdk berubah malah makin parah..dia tetap tdk jujur soal penghasilannya (tiap ditanya dia jawab: "bukan urusan mu" ). Dia tetap menghabiskan waktu uangnya dgn adik perempuannya. Hingga tanggal 17 November 2017, pagi2 buta sekitar pkl. 6 lebih.. suami saya pergi diam2 kerumah adk perempuannya dgn cara keluar lewat jendela (saya masih tidur) krn masih hujan. Ketika saya terbangun saya mencari suami saya dan tengga dpn rumah memberitau klw suami saya pergi lewat jendela. Kemudian saya mencarinya dgn menggunakan ojek kerumah adk perempuannya. Sekitar satu jam saya mencari akhirnya saya menemukan rmh adk ipar saya di jalan KAYANGAN hangtuah (BELAKANG AMIK MITRAGAMA DURI-RIAU) krn melihat sepeda motor suami saya parkir didpn rmh itu (sebelumnya saya tdk tau rmh adk ipar saya krn saya tdk di bolehkan suami n mertua saya utk ikut kesana). Saya melihat mereka berduaan d dlm rmh dan suami saya menemani adk perempuannya sarapan lontong yg di belikan suami saya. Pemandangan yg cukup romantis menurut saya. Hingga mereka sangat terkejut melihat saya berdiri d dpn pintu. Saya meminta suami saya pulang supaya kami bicarakan semua di rmh namun suami saya tdk mau. Adik ipar saya malah bilang "jgn kw bikin ribut di rumah kami". Akhirnya saya marah dan mengatakan agar tdk lagi mengganggu rmh tangga kami. 

Akhirnya terjadi adu mulut dan suami saya menyeret saya ke dalam rmh itu kemudian memegangi saya sehingga adk kandungnya itu bebas memukuli saya hingga memar d bagian kening. Saya melaporkan kejadian ini ke Polsek Duri Mandau namun mereka tdk menanggapi masalah keluarga kemudian saya melaporkan ke RT tempat tinggal mereka atas kelakuan mereka selama ini, ternyata RT bilang Mereka adalah Suami istri dan memberikan kartu keluarga mereka sbg bukti keapada RT ketika baru pindah 4thn yg lalu saya pun menjelaskan bahwa mereka abang beradik kandung dan saya istri sahnya sambil menunjukkan akta nikah catatan sipil kami dan foto2 pernikahan kami. Akhirnya RT pun mengusir adk ipar saya itu (Linda) krn telah menipu dan kumpul kebo. kemudian pertengkaran dlm rmhtangga kami makin sering terjadi hingga suami saya main tangan, hingga saya melaporkannya lagi ke Polsek Mandau Duri-riau (8 desember 2017) . Dan blm diproses hingga skg. Saya pernah mengadukan masalah ini kepada ibu mertua saya via tlp namun beliau malah bilang: "sampai kapanpun ga bisa kau pisahkan si luken dan si linda, kalau kau ga tahan kau aja yg pergi biar mereka bisa sama2 lagi..". Akhirnya saya mendatangi kantornya dan melaporkan kejadian itu kepada HRD nya, tp HRD nya malah bilang suami saya sudah lama menikah dan menunjukkan kartu keluarga suami saya yg berstatus menikah dan istrinya adalah ERLINDA, dan anak haram itu ternyata anak mereka. Sambil menangis saya menunjukkan akta nikah gereja dan akta nikah sipil kami beswrat foto2 pernikahan kami. Akhirnya HRD nya percaya pada saya dan berjanji akan memberi sanksi pada suami saya krn juga menipu perusahaan selama 5 thn (kartu keluarga dan KTP nya itu diberikan sejak 2012). Saya sudah menghubungi keluarganya pihak aritonang dari silando via tlp tp mereka lepas tangan, saya sdh menghubungi pihak tulang dari suami saya tapi juga lepas tangan dengan alasan dilarang ikut campur oleh mertua saya.bahkan saya dan orgtua saya sudah mendatangi orgtua angkatnya (yg adalah tante suami saya) di kompleks gereja HKBP PABRIK TENUN, utk minta jalan keluarnya tp juga menjawab: "mamaknya udh bilang sama kami kalau kami bkn orgtuanya jd jangan ikut campur, maka kami tdk bisa berbuat apa2. Saya, orgtua saya, dan kakak2 saya bolak balik menelepon orgtuanya tp tdk diangkat bahkan no kami skg sudah di blokirnya. 

Saya membagikan kisah ini krn saya tdk mau ada korban mereka lagi setelah saya. Krn suami saya bilang setelah cerai dgn saya mamaknya akan menikahkan dia lagi. Mungkin utj menutupi aib suami saya n adk perempuannya itu. Krn saya pun dinikahi hanya utk itu. Bagi warga net yg suku batak apa boleh menikahi adk kandungnya sendiri??? Apa adat ditarutung menghalalkan hubungan sedarah???? Apa kelakuan suami saya, adik ipar saya dan keluarganya ini bisa ditolerir??? 

Mohon pendapatnya..saya pribadi sudah memutuskan utk tidak akan pernah lagi melanjutkan rmh tangga ini karena saya tdk akan pernah mau berbagi suami dgn siapapun. 

(Adk ipar saya pernah bilang via tlp: "selama aq hidup tdk akan kubiarkan itoku sama kau"). (sumber: tagar.id/int)