22.10.16

Jusuf Kalla: Bisa Saja Jessica Bebas


TobaTimes - Ternyata, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla juga mengikuti jalannya persidangan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin yang diduga diracun menggunakan sianida ke dalam kopi oleh Jessica Kumala Wongso.

Jessica Kumala Wongso.
Menurut JK, dari persidangan yang rutin disiarkan sejumlah stasiun TV itu, tak ada saksi yang melihat Jessica menaruh racun sianida dalam kopi. “Tidak ada orang yang melihat satu orang masukan racun di minum oleh Mirna,” katanya di Jakarta, Jumat (21/10).

JK juga membuka kemungkinan Jessica akan divonis tidak bersalah oleh hakim atas dakwaan pembunuhan berencana terhadap Mirna Salihin. “Kalau mengikuti pemeriksaan Jessica, bisa saja, siapa tahu dia bebas,” ujarnya.

Sebelumnya, duplik yang dibacakan Jessica Kumala Wongso dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (20/10) kemarin mengejutkan banyak orang. Pasalnya, Jessica menyebut suami Wayan Mirna Salihin, Arief Sumarko, memberi bungkusan hitam kepada peracik kopi, Rangga.

Bungkusan hitam itu diberikan kepada Barista Kafe Olivier sehari sebelum Mirna tewas akibat minum kopi vietnam di Cafe Oliver. Jessica mengaku mendapatkan informasi itu dari kuasa hukum, Amir Alfakira.

“Amir Alfakira mengaku pernah melihat Arief memberikan bungkusan kantong plastik hitam pada Rangga di parkiran Sarinah,” kata Jessica di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (20/10).

Mendengar pengakuan Jessica, suami Wayan Mirna Salihin, Arief Sumarko pun angkat bicara. Arief mengaku heran terhadap duplik Jessica.

Menurut Arief, pada tanggal 5 Januari 2016 atau sehari sebelum Mira meninggal karena minum kopi Vietnam, dia seharian pergi bersama saudaranya. Arief membantah pernah memberikan bingkisan hitam kepada Rangga di parkiran Sarinah, Jakarta.

“Dia (Jessica) bilang tanggal 5 Januari 2016. Tanggal 5 itu seharian saya sama saudara saya. Saudara saya bisa bersaksi bagaimana, siapa yang dilihat dia,” tepis Arief.

Sementara itu, suami Wayan Mirna Salihin, Arief Somarko, mengaku heran dengan duplik yang dibacakan Jessica Kumala Wongso dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (20/10) kemarin. Pasalnya, Jessica menyebut dia bertemu dengan peracik kopi atau barista Kafe Olivier, Rangga Dwi Saputra.

Padahal, kara Arief, pada tangga 5 Januari atau sehari sebelum Mirna meninggal karena meminum kopi yang dipesan Jessica, dia seharian bersama saudaranya.

“Tanggal 5 itu seharian saya sama saudara saya. Saudara saya bisa bersaksi bagaimana, siapa yang dilihat dia,” ucap Arief.

Arief berencana melaporkan penyebar fitnah yang menyebut bahwa dia bertemu dengan peracik kopi sehari sebelum Mirna meninggal di kafe itu pada 6 Januari 2016.

Arief mengatakan, fitnah itu terjadi berulang kali dan disampaikan di muka persidangan. Hal itu membuat Arief kesal, karena seakan-akan dia berada di balik kematian istrinya sendiri.

Arief mengatakan, Ia sudah menyiapkan beberapa bukti untuk melaporkan penebar fitnah ke polisi. Namun, Arief baru akan melaporkannya setelah hakim memvonis Jessica.

Menurut Arief, penyebar fitnah itu tidak hanya menyampaikan bahwa Arief dan Rangga bertemu di parkiran Sarinah. Tapi juga menyebut bahwa Arief memberikan bungkusan hitam kepada Rangga.

Tak hanya itu, si penebar fitnah itu juga menuduh Arief mentransfer uang sebesar Rp 140 juta kepada Rangga.

Sebelumnya, Jessica Kumala Wongso menyebut suami Wayan Mirna Salihin, Arief Sumarko, memberi bungkusan hitam kepada peracik kopi, Rangga.

Bungkusan hitam itu diberikan kepada barista Kafe Olivier itu sehari sebelum Mirna tewas akibat minum kopi vietnam di Cafe Oliver. Jessica mengaku mendapatkan informasi itu dari kuasa hukum, Amir Alfakira.

“Amir Alfakira mengaku pernah melihat Arief memberikan bungkusan kantong plastik hitam pada Rangga di parkiran Sarinah,” kata Jessica di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (20/10). (TT/int)

Gadis Belia Lari Telanjang Sambil Minta-minta Tolong


TobaTimes - Seorang wanita dalam keadaan tanpa busana, berlari sambil teriak minta tolong. Peristiwa heboh itu terjadi di Samarinda Seberang. Warga yang sedang melaksanakan ronda langsung mendekati wanita itu.

Ilustrasi.
Ternyata, perempuan berinisial Em (18) itu baru saja melarikan diri dari usaha pemerkosaan yang dialaminya. Em hampir saja diperkosa Indra (24) di kamar kosnya sekitar pukul 03.00 Wita Kamis (20/10). Bahkan bajunya sudah dilucuti. Em sudah dalam keadaan telanjang.

Mendengar pengakuan Em, warga kemudian mengejar dan menangkap Indra yang sempat kabur setelah gagal melakukan pemerkosaan. Selanjutnya, Indra diserahkan ke ketua RT setempat.

Ojie, salah seorang warga yang ikut menangkap Indra, mengatakan, aksi bejat yang dialami Em terjadi saat ia sedang tertidur di dalam kamar kos. Namun tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar Em. “Katanya pelaku (Indra, Red) ingin memberikan kipas angin,” ucap Ojie kepada Sapos.

Mendengar ucapan itu, Em tetap membukakan pintu kamar kosnya. Setelah pintu terbuka, Indra langsung meringsek masuk ke dalam kamar. Indra membekap mulut Em dengan telapak tangannya. “Sempat mau menutup pintu. Cuma pelaku langsung masuk dan membekap mulut korban,” tambah Ojie.

Ojie menambahkan, saat masuk Indra mencoba melucuti baju Em dengan tangan masih membekap mulut korban. Namun Em meronta dan melakukan perlawanan. “Korban sempat dipukul beberapa kali oleh pelaku,” imbuhnya lagi.

Saling dorong sempat terjadi. Rupanya Indra dalam kondisi setengah mabuk. Dari bau mulutnya tercium aroma alkohol, sehingga saat terjadi aksi dorong pelaku terjatuh. Kesempatan itu digunakan Em untuk langsung melarikan diri dan bertemu dengan warga yang tengah melakukan ronda malam.

Indra ditangkap warga saat berada di kawasan Jalan Ir Sutami, Gang Subuh di salah satu rumah. Rupanya setelah gagal memperkosa Em, Indra langsung melarikan diri ke rumah tersebut.

“Awalnya pelaku sempat mengelak dan membantah telah melakukan percobaan perkosaan terhadap korban. Namun setelah dipertemukan dengan korban. Akhirnya Indra mengakui segala perbuatannya,” tutur Ojie.

Tak pelak pengakuan tersebut membuat warga langsung naik pitam. Warga langsung melayangkan bogem mentah ketubuh Indra. Dan saat itu juga Indra diserahkan kepada Ketua RT setempat.

“Kami menempuh jalan kekeluargaan. Karena korban sudah memaafkan pelaku maka kami hanya membuat surat perjanjian agar pelaku tidak mengulangi perbuatannya kembali,” pungkas Ojie. (TT/int)

Indomaret Merah Dibobol Rampok, Kerugian Rp45 Juta

 
Indomaret dibobol rampok.

TobaTimes, Simalungun - Kawanan perampok spesialis mini market kembali beraksi. Kali ini yang menjadi sasaran Indomaret yang berada di Jalan Ulakma Sinaga Rambung Merah, Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun.

Peristiwa itu berlangsung pada Sabtu (22/10) dini hari. Dari dalam Indomaret tersebut pelaku membawa berbagai jenis makanan, minuman dan rokok dengan total sekitar Rp45 juta.

Kejadian itu pertama kali diketahui karyawan Indomaret bernama Tono yang hendak masuk kerja. Setibanya di lokasi, Tono sontak terkejut karena melihat Indomaret sudah dalam keadaan terbuka dan pintu kaca depan pecah. Setelah di cek ke dalam, ternyata kondisinya sudah berantakan.

Seketika itu juga Tono melaporkan kejadian tersebut kepada pimpinannya. Oleh pimpinannya memerintahkan Tono untuk membuat laporan resmi ke polisi. Tak berapa lama, polisi datang ke lokasi dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

“Saya datang pintu depan sudah terbuka. Pintu kaca pecah. Rantai pintu lepas. CCTV pun dirusak,” bebernya.

Menurut Tono, setelah dicek barang-barang yang hilang mencapai Rp45 juta. Sementara ATM BRI yang berada di dalam Indomaret tidak ikut dibobol. Namun, setelah mendapat laporan kalau Indomaret dibobol, pihak BRI langsung datang ke lokasi mengecek.

Terpisah, Kapolsek Bangun AKP Hatopan Silitonga, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengaku sudah menerima laporan pihak Indomaret. (TT/int)

Mayat Wanita yang Mengapung di Danau Toba Itu Ternyata Br Simarmata


TobaTimes, Siantar - Wanita yang mayatnya ditemukan mengapung di pinggiran perairan Danau Toba, tepatnya di Desa Pardamean, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Tobasa, Minggu (16/10) malam lalu, ternyata adalah warga Tebingtinggi.

Ilustrasi.
Identitasnya berhasil diketahui setelah adanya pemberitaan di media massa. Jasad perempuan itu diketahui bernama Rosnika br Simarmata (34), warga Jalan Siagul, Kelurahan Durian, Kecamatan Bahjenis, Kota Madya Tebing Tinggi.

Di temui di Ruang Forensik RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar, Sabtu (22/10), Liber Malau (34) yang mengaku suami korban, membenarkan bahwa mayat perempuan yang ditemukan ngambang di pinggiran perairan Danau Toba adalah istrinya bernama Rosnika br Simarmata (34).

“Benar jenazah perempuan ini adalah istri saya, ibu kandung dari kedua anak saya. Kami berdomisili di Jalan Siagul, Kelurahan Durian, Kecamatan Bahjenis Kota Madya Tebing Tinggi,” aku Liber Malau diamini beberapa orang keluarganya saat di ruang Forensik RSUD Djasamen Saragih Siantar.

Liber Malau mangatakan, istrinya ada mengidap sakit asam lambung, rencananya akan berobat ke Penang, namun istrinya tidak mau. Awalnya, Minggu ia  permisi mau pangkas rambut, tak tahu kenapa ia berada di Ajibata.

“Mertuaku tinggal di Pancur Kabupaten Samosir. Anak kami dua, perempuan berumur lima tahun dan laki masih berumur 1,2 tahun. Senin kemarin passpor keberangkatan kami ke Penang sudah siap dan dalam Minggu ini saya berangkat membawa dia beroba6t ke Penang. Penyakit asam lambungnya itu sebulan ia resahkan,” ujar Malau sambil menangis.

Malau mengatakan bahwa korban pergi dari rumah pada Minggu siang (16/10), sekira pukul 13.30 WIB, permisi hendak pangkas rambut. Di mana saat itu suami korban sedang mengayun anaknya. Korban pergi memakai pakaian kaos warna coklat bergaris garis, celana pendek, pakai kerabu (anting-anting) emas, dua buah cincin dijari manisnya (cincin pernikahan mereka), kalung emas dan tidak membawa apa-apa. Dan setelah pergi istrinya tak kembali lagi.

“Pergi dulu aku ya Bang mau pangkas. Kutemani kau Mak, enggaklah. Aku aja pergi sendiri,” ungkap Malau mengulang kembali pembicaraan terakhir ia dengan istrinya

“Permisi dia mau pangkas dibilangnya. Selama ia tidak pulang, saya susah tidur. Kucari-caria dia. Setelah ia pergi dan tak kembali lagi, dua malam saya bermimpi. Dia pakai pakaian yang bagus dan cantik sambil menangis minta maaf. Dalam mimpi saya itu, saya ajak dia pulang, tapi ia tidak mau dan merasa malu, namun saya tetap membujuk dan berusaha mengajak dia pulang, ternyata inilah kejadiannya. Istri saya sudah tiada. Gimanalah kedua anak saya yang masih kecil-kecil,” ucapnya sambil menangis.

Sebelumnya, warga yang tinggal di Desa Pardamean Kecamatan Ajibata Kabupaten Tobasa Minggu (16/10) malam sekira pukul 23.00 WIB mendadak heboh. Hal itu disebabkan mayat wanita tanpa identitas memakai kaos warna coklat bergari gari ditemukan telungkup di Pelabuhan Ajibata tepatnya Belakang Sopo Pagar Batu.

Mayat wanita pertama sekali ditemukan seorang nelayan.  Dimana malam itu nelayan tersebut melakukan pencarian ikan diseputaran Danau Toba. Setiba di Pelabuhan Ajibata, Nelayan itu tiba tiba terkejut melihat sesesok mayat wanita telungkup dibelakang Sopo Pagar Batu.
Temuan itu pun diberitahu nelayan tersebut kepada warga setempat dan pihak kepolisian setempat.  (TT/int)

Pamer Alat Kelamin, Oknum yang Mengaku Wartawan Ditangkap Polisi

TobaTimes, Sidimpuan - Seorang oknum berinisial AMD yang mengaku wartawan dan sedang melakukan liputan pada aksi unjuk rasa di Sidimpuan, terpaksa berurusan dengan polisi. AMD diduga melakukan pelecehan seksual kepada J dengan cara menunjukkan kemaluannya.

Ilustrasi.
J adalah seorang perempuan yang berada di lokasi unjukrasa di halaman kantor DPRD Padangsidimpuan, Jumat (21/10), sekedar menonton. Kontan aksi unjuk rasa itu heboh J menangis sambil menunjuk-nunjuk orang tersangka.

“Dilarang masuk, dilarang masuk. Nanti saja ya, nanti saja,” ucap salah seorang petugas keamanan Setda Pemko Psp ketika melarang warga dan orang yang ingin masuk ke dalam Setda Pemko Psp.

Setelah itu, AMD yang diamankan pihak kepolisian langsung di bawa ke Polres Kota Psp dan selanjutnya korban yang mengaku mengalami pelecehan seksual membuat laporan secara resmi.

“Saya dan anak rencananya mau berbelanja ke pasar. Di depan kantor DPRD ada orang rame-rame unjuk rasa,” ujar J (35),  pelapor dugaan pelecehan seksual.

Menurut J, ia dan anaknya masuk ke halaman Kantor DPRD, tepatnya di dekat taman (air kolam, red) yang ada di kantor legislatif tersebut. Mereka ingin melihat kasi unjuk rasa tersebut. Saat itu, AMD yang mengaku meliput mendekat-dekat dari belakang.

“Didekatinya saya. Pertama kali didekatinya, saya maju ke depan, baru didekatinya lagi, saya maju lagi. Ketiga kalinya, didekatinya lagi, kemudian saya maju lagi sambil berputar arah. Di situlah saya langsung kaget dan berteriak Astagfirulllah karena dia (pelaku, red) mengeluarkan kemaluannya,” katanya menceritakan peristiwa itu.

“Terus dia langsung berlari ke arah Kantor Walikota, saya berteriak-teriak kepada petugas kepolisi yang ada di sekitar situ. Pak, tolong tangkap, tangkap dia pak, pelecehan. Itu saya bilang sambil berlari mengejarnya,”  tambahnya.

Saat itu, masih pengakuan J, polisi langsung mengamankannya, dan sudah berada di dalam Kantor Setda Pemko Psp. “Dia lari ke arah Kantor Walikota (Setda Pemko Psp, red). Jadi di situ dia masih mengelak, padahal saya sudah jelas-jelas lihat dan merasakan langsung apa yang dilakukannya. Tidak mungkin saya berbohong hanya gara-gara itu,” katanya.

Di Kantor SKPT Polres Kota Psp, J membuat pelaporan dengan STTPL bernomor: STPL/484/X/2016/SU/PSP yang ditandatangani Kanit SPKT C, Aipda Timbul H Harahap.

Dalam laporannya, korban melaporkan peristiwa pelecehan seksual yang terjadi di depan Kantor Walikota Psp. Ada pun terlapor melakukan perbuatannya dengan menempelkan badannya sebanyak tiga kali ke tubuh belakang pelapor dan katanya terlapor juga mengeluarkan kemaluannya hingga pelapor  meneriakinya.

Sementara itu, AMD yang kemudian digiring ke Satreskrim Polres Kota Psp menolak membenarkan pernyataan pelapor. Sebab, saat itu, ia sedang melakukan peliputan berita dan tanpa sengaja menyentuh tubuh pelapor.  (TT/int)

Perguruan Methodist Siantar Gelar Basket Ball Cup Competition ke-II

TobaTimes, Siantar - Perguruan Kristen Methodist Indonesia Kota Siantar menggelar perlombangan Basket Ball Cup Competition ke II antar sekolah. Kegiatan tersebut akan berlangsung selama dua minggu.

Ilustrasi.
Peserta yang sudah menyatakan diri ikut bertanding adalah SMA Negeri 1 SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, Sultan Agung, Kalam Kudus, Methodist, Budi Mulia, Seminari, SMA DBN Serbelawan, dan SMAN 1 Bandar Perdagangan. Jumlah pesertanya adalah 12 tim. Tim ini merupakan peserta yang sebelumnya sudah mendaftarkan diri.

Ketua Panitia Samsuddin Hua SPd mengutarakan, kegiatan ini dijadwalkan dimulai acara pembukaan pada Selasa (24/10). Dalam memeriahkan saat pembukaan acara Basket Cup ini akan digelar juga lomba modeling dan modern dance dengan katagori SD, SMP, dan SMA yang bertemakan merah putih. Ada juga Marchin Band, tarian daerah dan tarian modren serta Wushu. Pembukaan dilaksanakan di Jalan Pane Nomor 34, dimulai dari pukul 15.00 WIB. 

Pembukaan akan dihadiri langsung Pengurus Yayasan dan Kepala Dinas Pendidikan (Dispenjar) Kota Pematangsiantar. "Di luar dari hari pembukaan, jadwal kegiatan mulai pukul 16.00 WIB. Setiap hari yang dipertemukan bertanding hanya dua tim," jelasnya.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk menumbuhkembangkan talenta para pelajar dan termasuk untuk menjaga mereka dari pergaulan yang tidak sehat, khususnya soal pencegahan penyalahgunaaan narkotika.

"Kegiatan ini sangat positif bagi generasi kita mengingat apa yang disampaikan Presiden bahwa saat ini kondisi Indonesia masuk kategori darurat narkoba," katanya.

Kegiatan ini turut didukung atau disponsori Ocha, Boss FM, Bank Mayapada, Cofe Good Day dan bimbingan belanjar GO.
Sedangkan untuk siswa SMA setempat akan menyuguhkan kulinernya. Dan seluruh rangkaian ini mendapat dukungan dari pengurus yayasan dr Petrus Yusuf.

"Kita juga sampaikan terimakasih kepada ketua pengurus yayasan karena begitu antusias mensuport program ini. Kita juga yakin ke depan ada program yang lebih baik lagi yang bisa dilakukan demi memajukan olahraga dan membina para pelajar. Disiplin yang terbangun akan menciptakan generasi yang berhasil," ungkapnya.

Pertandingan setiap hari akan dipertemukan empat peserta atau dua gelombang. Bagi peserta yang beruntung dalam pertandingan ini akan mendapatkan hadiah. Untuk juara 1 sampai 3 akan mendapatkan trophy dan medali. Sedangkan juara 1 menndapatkan uang pembinaan Rp2 juta, juara II sebesar Rp1,5 juta dan juara III sebesar Rp1,25 juta. Sementara juara umum akan mendapatkan trophy bergulir. (TT/int)

Habis Mabuk, Ingin Makan Mi, Tabrakan, Lalu Tewas

TobaTimes, Siantar - Diduga dalam keadaan mabuk, pengendara sepedamotor Yamaha Mio BK 2210 TBE menabrak Honda Revo BK 3060 WAD dikendarai Sy, warga Jalan Nagur, Kecamatan Siantar Utara.

Ilustrasi.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Merdeka, Kecamatan Siantar Barat, kamis (20/10) sekira pukul 23.45 WIB. Akibat kecelakaan tersebut, JS (24), warga Bombongan Balige, Pardomuan Nauli, Kecamatan Panei, tewas setelah menjalani perawatan sekitar 15 menit di RS Vita Insani. Saat itu posisi JS berada di boncengan keponakannya RS (18), pengendara Yamaha Mio BK 2210 TBE.

Informasi dihimpun, sebelumnya RS dan JS baru saja minum alkohol di salah satu kafe di Jalan Parapat, Kecamatan Siantar Marihat. Setelah dalam kondisi mabuk, mereka keluar dari kafe. Ketika itu mereka berencana makan mie di seputaran Jalan Sutomo.

Saat melintas dari Jalan Merdeka, sepedamotor mereka menabrak dari belakang Honda Revo BK 3060 WAD yang dikendarai Syafrizal. Seketika itu pun Sy dan boncengannya SS (23), warga Jalan Nagur dan Nova Adelia (15), warga Kampung Bahapal, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, tercampak dari sepedamotornya. Demikian juga dialami Riski dan Jalaris yang terseret ke aspal dengan sepedamotornya.

Warga yang melintas langsung memberikan pertolongan kepada kelima korban. Kelimanya pun dibawa ke RS Vita Insani. Namun, diduga karena luka yang dialami JS cukup parah, sekitar 15 menit dirawat di RS Vita Insani, JS meninggal.

Kasat Lantas AKP Jupiter F Simanjuntak melalui Kanit Laka Ipda Jahrona Sinaga, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, kedua sepedamotor telah diamankan. Sementara, empat korban yang mengalami luka-luka sedang menjalani perawatan di rumah sakit. JS telah disemayamkan di rumah duka. (TT/int)

21.10.16

Tiga Janda Muda Ditangkap Sedang Pesta Bersama Laki-laki di Sebuah Rumah

TobaTimes- Polisi menangkap tiga janda muda ketika asyik menggelar pesta bersama laki-laki mereka. Janda-janda cantik itu ditangkap dalam waktu dua hari belakangan, mulai Senin (17/10) hingga Selasa (18/10).

Ilustrasi.
Ketiganya adalah Indah (18), Cahyani alias Caca (18) dan Ayu (19), ditangkap pada waktu dan lokasi berbeda. Masing-masing dibekuk dengan pria berbeda. Selain mereka, polisi juga mengamankan dua wanita pria (waria) yang selama ini kerap mangkal mencari pelanggan di kawasan Komplek Voorvo, Samarinda Ulu. Dua waria tersebut adalah Hendrik alias Alin (25) dan David alias Devina (25).

Polisi juga mengamankan enam teman pria janda cantik dan waria. Pria yang ditangkap Yakni Edi (20), Heri Setiawan (18), Salpinus (32), Imansyah (22), Fadlan (20) dan Ema (20).

Total 11 orang budak penjual dan pengguna sabu diringkus anggota Satreskoba Polresta Samarinda. Penangkapan pertama dilakukan terhadap Caca, Indah, Edi dan Heri di sebuah rumah di kawasan Otto Iskandardinata, Gang Al Wakaf, Senin sore.

“Kami dapat informasi ada pesta sabu di sebuah rumah. Kami langsung melakukan penggerebekan. Saat kami menemukan empat pelaku (Caca, Indah, Edi dan Heri, Red). Saat digeledah ditemukan 1 poket sabu seberat 1,26 gram, timbangan digital dan separangkat alat pengisap disembunyikan di plafon kamar,” ujar Kapolresta Samarinda Kombes Pol Setyobudi Dwi Putro, melalui Kasat Reskoba Kompol Belny Warlansyah.

Caca dan Indah mengaku, sebenarnya datang ke tempat penggerebekan untuk menagih utang kepada Heri. “Sampai sana ditawari mengisap sabu. Kebetulan saya juga memang pemakai, karena diberi gratisan ya mau saja. Saya sempat dua kali mengisap datang polisi dan ditangkap,” tutur Caca.

Penyelidikan berlanjut, Heri mengaku dapat sabu dari tangan Salpinus. Polisi pun menggerebek kediaman Salpinus di Jalan Sultan Alimudin. Dari Salpinus polisi menyita dua poket sabu seberat o,89 gram serta 1 HP. Keesokannya polisi mendapat kabar di sejumlah kos di kawasan Gatot Subroto sering jadi tempat bertransaksi sabu.

Target pertama polisi adalah Ema. Wanita tomboi itu kepergok polisi saat hendak bertransaksi sabu. “Pelaku (Ema, Red) sudah masuk target operasi kami,” imbuh Belny.

Disangka pembeli, Ema terkecoh. Yang datang justru polisi dan dia pun ditangkap. Dari Ema polisi mengamankan dua poket sabu seberat 1,32 gram, HP, motor dan uang diduga hasil berjual sabu sebanyak Rp 3 juta. Sebenarnya cara Ema terbilang rapi. Modusnya berjualan, sabu disimpan dalam gulungan uang ribuan.

Ternyata Ema tak mau masuk penjara sendiri. Dia “bernyanyi” bahwa tak jauh dari kosnya juga sering jadi sarang narkoba. Polisi lalu menyasar kos yang dihuni Ayu, Alin dan Devina. Benar saja, saat polisi masuk, ketiga sedang mengisap sabu.

“Akhirnya kami tanya beli sabu dari mana? Mereka kami minta pesan lagi dan datang pelaku lain bernama Imansyah membawa sabu seberat 5, 36 gram dan uang hasil menjual sabu sebanyak Rp 600 ribu. Pengembangan kami lanjutkan hingga ke pengedarnya, di Jalan Tongkol,” kata  Belny.

Polisi pun menuju kediaman pengedar yang disebut bernama Fadlan. Di rumah Fadlan polisi menemukan satu poket berisi 4,08 gram dan uang Rp 1,2 juta.

“Semua pelaku yang kami tangkap memiliki dua jaringan yang sama. Saat ini kami mengejar pelaku lain yang menjadi rantai jaringannya,” urai  Belny.

Alin menyebut memakai sabu biar percaya diri saat mencari pelanggan di Voorvo. Semalam Alin dan Devina sanggup melayani beberapa orang pelanggan. “Sudah lama sih pakai sabu. Ya biar kuat begadang kalau lagi nunggu pelanggan,” tandasnya. (TT/int)

Gajah di Holiday Resort Labusel Tinggal 17 Ekor

TobaTimes, Labusel - Salah satu objek wisata pusat pelatihan gajah atau Taman Wisata Holiday Resort yang terletak di Desa Aek Raso, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel) nyaris tenggelam. Di lokasi tersebut kini tinggal memiliki hanya 17 ekor gajah.

Gajak di Holiday Resort Labusel.
Pantauan wartawan, Kamis (20/10) di lokasi pusat pelatihan itu, terlihat seekor gajah bernama Milwanto sedang memakan dedaunan kelapa sawit yang kakinya terikat rantai yang dipasang oleh petugas pelatihan gajah yang menjaganya.

Seorang petugas pelatihan gajah bermarga Sembiring dan beberapa temannya ketika dikonfirmasi wartawan mengaku di Pusat Pelatihan Gajah tersebut kini hanya terdapat 17 ekor gajah saja dan salah satunya bernama Milwanto.

Menurut petugas, kenapa gajah tersebut dinamai Milwanto, karena pada tahun 2006 sebelum pemekaran Kabupaten Labusel dari Kabupaten Labuhanbatu terjadi kenangan indah dan bersejarah. “Iya, kala itu Wabup Labuhanbatu bernama Sudarwanto.

Ketika Wabup menghadiri acara di sini, kemudian lahirlah seekor anak gajah. Kemudian bapak itu memberikannya nama. Gajah itu bernama Milwanto dan kini sudah berusia lebih kurang 10 tahun,” sebutnya.

Dia pun menceritakan, demi menjaga kelangsungan hidup para gajah, setidaknya harus memiliki lahan yang cukup memadai dan diperkirakan seluas ribuan hektare seperti yang disebutkan salah seorang tim pelatih gajah berasal dari negara Autralia. Tetapi pada kenyataanya kini areal lahan saat ini sudah jauh berkurang sejak terjadinya reformasi karena sudah ditanami perkebunan kelapa sawit serta pemukiman masyarakat.

Menurutnya, lokasi pusat pelatihan gajah ataupun taman wisata Holiday Resort ini merupakan aset Negara, diharapkan pihak pemerintah kiranya dapat mencari solusi ataupun memindahkan lokasi ke tempat yang baru nantinya. Mengingat kelangsungan hidup para gajah dan perkembangannya. Sehingga tidak ada kekuatiran bagi masyarakat nantinya jika seekor gajah sewaktu-waktu menyerang pemukiman warga karena stres.

“Ketika acara itu, pak Wabup Sudarwanto memberikan nama anak gajah itu, sedangkan saat ini lahannya sudah jauh berkurang bila dibandingkan sebelum reformasi tahun 2007 lalu, bahkan gajah yang tersisa hanya tinggal 17 ekor lagi. Kalau lahan semakin berkurang dikuatirkan gajah-gajah akan punah,” tuturnya.

Sementara Udin Lubis salah seorang warga Kecamatan Torgamba mengimbau pemerintah agar dapat melakukan pelepasan lahan yang kini telah diduduki oleh masyarakat. Kenapa, menurutnya, agar lahan itu memiliki status surat yang jelas karena tanpa adanya pelepasan lahan yang sah, maka pembangunan daerah pun jadi terhambat.

“Mari kita lihat saja, seperti pihak PLN tidak mau memasukkan instalasi arus listrik. Padahal kalau kita lihat dari jumlah penduduk di lokasi pelatihan gajah sudah selayaknya dialiri PLN, tetapi nyatanya tidak mungkin karena belum ada pelepasan lahan itu, makanya PLN tak mau memasukkan listrik,” sindirnya. (TT/int)

Mengharukan, Polisi Ajak Pelanggar Lalin Berdoa Sebelum Menilang

 
Bripka N Tambunan mengajak pelanggar lalu lintas berdoa sebelum menilang.

TobaTimes, Humbahas - Sungguh mengharukan. Aksi seorang personil polisi menjadi pembicaraan inspiratif di berbagai media sosial (medsos). Pasalnya, anggota Satlantas Polres Humbang Hasundutan (Humbahas) bernama Bripka N Tambunan itu mengajak pelanggar lalulintas berdoa sebelum melakukan penilangan.

Aksinya itu terekam dalam video berdurasi 2 menit di akun Youtube. Pihak yang memposting video itu adalah Humas Polda Sumut. Bripka Nelson menilang warga bernama Nelson Girsang di Jalan SM Raja, Dolok Sanggul, Humbahas. Nelson, warga Sidikalang, Kabupaten Dairi, ini disebut melanggar pasal 307 jo pasal 169 ayat (1) UU LLAJ No 22 tahun 2009 atau melanggar tata cara pemuatan barang.

Karena itu, Bripka N Tambunan kemudian melakukan penilangan. Namun ada yang unik dengan cara Bripka N Tambunan melakukan penilangan di sore itu. Sebelum menilang, dia mengajak pelanggar tersebut berdoa bersama.

Dalam doanya, Bripka N Tambunan memohon kepada Tuhan agar pelaku tidak mengulang kesalahan. Tidak hanya itu, dia juga mendoakan agar pelaku diberi rezeki dalam pekerjaannya.

“Kami mohon ya Tuhan, agar ke depannya bapak Nelson Girsang ini tidak melakukan kesalahan lagi, agar dia selamat di jalan dan usahanya pun bisa lancar. Ya Tuhan, kasihani, berkati bapak Nelson ini Tuhan agar selamat-selamat di jalan, begitu juga kami selaku petugas selamat-selamat melaksanakan tugas kami,” kata Bripka N Tambunan dalam doanya.

Usai berdoa, Bripka N Tambunan pun mengeluarkan buku tilang. “Jadi saya laksanakan penilangan ya pak,” ujarnya. Nelson Girsang yang melakukan pelanggaran pun menurut.(TT/int)

20.10.16

PMII Palas Kritik Dua Tahun Pemerintahan Jokowi-JK

TobaTimes, Palas - Sekitar 60-an massa PMII cabang Kabupaten Palas melakukan aksi unjuk rasa damai, Kamis (20/10). Dengan pengawalan personel Polsek Barumun, massa yang bergerak dari Lapangan Merdeka melakukan long march menggunakan kendaraan roda dua.

Ilustrasi.
Di simpang kantor DPRD tepatnya depan kantor Kejaksaan Negeri Cabang Sibuhuan, massa menyuarakan tuntutan atas dua tahun pemerintahan Presiden Jokowi-JK. Aksi yang sempat menjadi tontonan warga yang melintas di jalinsum itu juga melakukan aksi bakar ban bekas. Aksi ini juga serentak dilaksanakan di daerah lain.

Dalam orasi Ketua PC PMII Kadir Nasution memaparkan kekecewaan masyarakat selama dua tahun pemerintahan Jokowi-JK. Janji politik kepada rakyat belum sepenuhnya maksimal.

Aksi yang dimulai sekitar pukul 12.00 WIB itu cukup disambut baik DPRD. Tuntutan massa yang dikaitkan dengan isu di daerah terkait banyaknya konflik lahan antar warga dengan perusahaan akan disampaikan. Sekitar pukul 14.00 WIB aksi selesai, lalu massa membubarkan diri secara tertib.

Wakil Ketua DPRD dari Demokrat M Dayan Hasibuan didampingi Arfanul Hakim Daulay dari PPP dan Padeli Ashari Hasibuan dari Demokrat.

Sambutan DPRD menyikapi tuntutan aksi mahasiswa PMII ini cukup mengapresiasi. Namun hanya lebih menyikapi yang menyangkut soal tuntutan di daerah. Seperti tuntutan penyelesaian konflik lahan antar warga dengan perusahaan yang dianggap masih terus berlanjut.

Tuntutan lain, mereka sepakat menjadikan Palas sebagai daerah Serambih Mekkah. "Kita mengapresiasi aksi adik-adik. Akan kita sampaikan ke pemerintah daerah untuk serius menangani persoalan konflik lahan di daerah ini. Kita juga sepakat kalau Palas sebagai daerah Serambih Mekkah," terang Dayan.

Ada 11 poin tuntutan mahasiswa terhadap pemerintahan Jokowi-JK yang dinilai belum tercapai. Antara lain pembangunan nasional, lalu menyangkut kedaulatan pangan dan perdagangan internasional. Kemudian ada juga menyangkut BUMN dan keuangan negara yang belum baik. Begitu juga menyangkut kemandirian energi dan lingkungan hidup.

Lalu menyangkut pertahanan dan keamanan yang masih rapuh, pendidikan dan SDM. Konflik sosial, agama dan budaya. Selanjutnya ada masalah kemiskinan, masalah hukum, masalah ekonomi dan terakhir masalah agraria yang berkepanjangan.

Konflik agraria ini sendiri menurut mahasiswa belum menyentuh akar permasalahan yaitu struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pengelolaan sumber-sumber agraria yang tidak adil. (TT/int)

Peradi Padangsidimpuan Buka Pengaduan Dana Desa Gate


TobaTimes, Madina - Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Padangsidimpuan mewilayahi Tabagsel membuka Pos Pengaduan masyarakat terkait penggunaan dana desa. Masyarakat diimbau tidak takut melaporkan ke Pos Pengaduan tersebut.

Ilustrasi.
Demikian disampaikan Ketua DPC Peradi Ridwan Rangkuti kepada Metro Tabagsel, Kamis (20/10). Ridwan menyampaikan, masyarakat tidak perlu takut melaporkan pelanggaraan penggunaan dana desa yang saat ini sedang santer diisukan di tengah-tengah masyarakat.

“Masyarakat kami imbau melaporkan pelanggaran penggunaan dana desa baik langsung sama kami maupun pihak kepolisian. Jika mengetahui ada pejabat pemerintah, swasta, sipil, militer, LSM atau siapapun yang meminta uang kepada kepala desa dengan cara dan dalih apapun yang bersumber dari dana desa. Sebab, dana desa dipergunakan hanya untuk kepentingan peningkatan infrastruktur desa,” ujar Ridwan

Apabila kepala desa maupun aparat desa tidak melakukan musyawarah desa dalam penggunaan dana desa, sehingga terjadi penyimpangan, penyelewengan dan penggelapan atau korupsi dana desa.

“Kami siap melindungi kepala desa yang jujur dan trasparan dalam penggunaan dana desa. Jika ada tekanan dari pihak manapun dan sebaliknya, kami siap melaporkan kepala desa yang tidak menggunakan dana desa dengan jujur dan transparan,” tegasnya.

“Bagi masyarakat yang menemukan penyimpangan penggunaan dana desa atau kepala desa yang mendapat permintaan dana atau tekanan dari pihak manapun, silahkan melaporkannya kepada kami secara tertulis. Atau bisa mengantarkan langsung ke sekretariat DPC Peradi Tabagsel di Jalan Sudirman eks Merdeka No 210, telpon 0634-27814 Kota Padangsidimpuan. Kami hanya melayani dan menindaklanjuti laporan yang disertai bukti dan bukan sekedar informasi,” tambahnya. (TT/int)

Jatuh dari Sepedamotor, Uang Rp86 Juta Berhamburan di Jalan

TobaTimes - Di salah satu ruas jalan di Kecamatan Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (Kaltim), terjadi kehebohan, kemarin (18/10). Uang sejumlah Rp 86,2 juta berhamburan di jalan poros Paser-Batulicin (Kalsel), pukul 14.00 Wita. Tidak jauh dari kantor Kecamatan Pasir Belengkong.

Uang berhamburan di jalan.
Peristiwa itu pertama kali ditemukan seorang PNS sekretariat DPRD Paser bernama Finandar Astaman. Seketika, kabar uang berhamburan ini menjadi viral di media sosial.

Finandar mengatakan, saat asyik menyantap es kelapa muda, seorang pria berkendara roda dua melintas. Tiba-tiba, segepok uang pecahan Rp 50 ribu terjatuh dari motor yang dikendarai pria tersebut. Namun, dia belum bisa memastikan bahwa pria tersebut sengaja atau tidak menjatuhkan uang tersebut.

"Saya dan warga sekitar sempat meneriaki, tapi pria itu tidak mendengar atau sengaja saya kurang paham. Tapi, ada salah seorang warga yang mengatakan bahwa pria itu sadar kalau uangnya jatuh dari tas,” ujar pria berbadan tambun itu.

Melihat uang berhamburan, Kassubag Humas dan Protokoler DPRD Paser itu langsung meminta warga agar tidak ada yang mengambil satu sen pun.

Awalnya, kata dia, ada sejumlah warga yang ingin mengambil dan mencoba menggoda agar dibawa pulang, namun dengan tegas dia meminta warga agar mengembalikan. Akhirnya setelah mengumpulkan uang tersebut, dia pun bersama beberapa warga membawa uang tersebut ke kantor polisi.

Kemudian dibawa ke bank terdekat. Setelah dihitung totalnya mencapai Rp 86, 2 juta. Selanjutnya, dibuatkan rekening atas nama Finandar Astaman. Hingga Selasa pukul 21.00 Wita, Kapolres Paser AKBP Hendra Kurniawan mengatakan pihaknya belum menemukan pria pemilik uang tersebut.

“Saya harap jika ada yang merasa memiliki uang itu, segera berkoordinasi ke aparat terdekat. Partisipasi masyarakat juga sangat kami nantikan, bila mengetahui asal usul uang dan pemiliknya segera laporkan,” katanya. (TT/int)

Jatuh dari Lantai 3 Hotel Saat Mengusir Burung Walet

TobaTimes, Kisaran - Ari Setiawan (22), harus mendapat perawatan intensif di RSU Setio Husodo, setelah terjatuh dari lantai tiga hotel tempatnya bekerja, Selasa (18/10) sore.

Korban jatuh saat menjalani perawatan.
Ari Setiawan adalah warga Pulau Bandring, Kecamatan Pulau Bandring, Asahan. Di hotel tempatnya bekerja, pria yang biasa disapa Iwan ini sebenarnya petugas jaga parkir kendaraan tamu hotel.

Tapi pada Selasa (18/10) sore sekitar pukul 18.30 WIB, itu, Ari Setiawan, warga Pulau Bandring, Kecamatan Pulau Bandring, Asahan, ini disuruh pemilik hotel untuk mengusir setiap burung yang hinggap di depan dinding hotel, yang beralamat di Jalan Imam Bonjol, Kisaran, itu.

Ari Setiawan memang sering disuruh si pemilik hotel untuk mengusir burung-burung yang hinggap di bagian depan dinding hotel itu.

Saat itu, Ari Setiawan naik ke lantai tiga hotel. Dengan alat sapu, Ari kemudian memanjat dinding lewat jendela hotel. Nahas dialami Ari. Ia hilang kendali dan terjatuh dari lantai tiga hotel.

Untung saja, tubuh Ari tidak langsung terjatuh ke tanah, melainkan jatuh ke mobil tamu hotel yang parkir di lokasi.

“Saya saja terkejut bang, tiba-tiba ada suara keras terdengar. Saya pikir lampu hias hotel yang jatuh, rupanya orang. Untung saja bang, ada mobil double cabin parkir, kalau tidak tewas dia,” ujar Dian, salahseorang warga sekitar yang melihat kejadian itu.

Sementara, salah seorang petugas resepsionis yang enggan menyebutkan namanya mengungkapkan bahwa memang biasa pak Ari bertugas mengusir burung walet.

“Karena kalau tidak diusir, burung-burung itu membuang kotorannya di jendela bagian depan. Bahkan hinggap disitu kan jorok bang,” ujarnya.

Melihat kejadian yang dialami Ari, teman satu pekerjaannya dibantu warga sekitar segera melarikan ke RSU Setio Husodo untuk mendapat pertolongan medis.

Santi, salah seorang perawat mengatakan, tangan kanan korban patah, tulang dada kiri patah juga dagu retak. Saat ini, korban Ari masih mendapat perawatan intensif. (TT/int)

Istri Dicekik dan Ditampar Karena Terlambat Buka Pintu

TobaTimes, Siantar - Hanya gara-gara terlambat membuka pintu rumah, DM (41), warga Jalan Siatas Barita, Kelurahan Tomuan, Kecamatan Siantar Timur, tega mencekik dan menampar istrinya DT (39) hingga mengalami luka memar.

Ilustrasi.
Tapi ulah kasar DM berunjung mendekam dibalik sel tahanan. Pada Rabu (19/10) sekira pukul10.30 WIB siang, DM diciduk oleh petugas unit PPA Polres Siantar, ketika lagi tidur di rumah orangtuanya di Jalan Tanah Jawa, Kelurahan Melayu, Kecamatan Siantar Utara.

Aksi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) itu, berawal Minggu (2/10) lalu. Saat itu istrinya DT yang membuka usaha rumah makan itu, lagi sedang istirahat tidur dengan kedua anaknya di dalam kamar.

Sayup-sayup DT mendengar suara berisik dari belakang rumahnya. Lama kelamaan suara itu semakin membesar sehingga akhirnya DT terbangun dan berjalan menuju belakang rumah.

Ketika sampai di belakang rumah, DT pun melihat pintu rumahnya ditendang oleh seseorang yang berada di luar rumahnya. DT pun membuka pintu belakang rumah, dan melihat suaminya DM sudah berdiri di depannya.

Tanpa tedeng aling, suaminya DM langsung mendorong paksa istrinya DT sampai menuju kamar tidur. Disitu DM yang pulang dalam keadaan mabuk, langsung memukuli kepala istrinya dengan menggunakan kedua tangannya.

Belum merasa puas, DM yang sudah terbelut emosi, turut mencekik leher istrinya sampai kesulitan bernafas. Akibatnya istrinya mengalami luka memar di bagian kepala dan lehernya terasa sakit.

Dengan rasa takut yang menghantui, DT pun berupaya menghindari amukan suaminya DM, kemudian segera melarikan diri dari rumah dengan membawa kedua anaknya.

Berselang tiga hari dari kejadian, persisnya Rabu (5/10) lalu, istrinya memilih melaporkan suaminya kepada pihak yang berwajib. Selanjutnya DT dibawa dibawa visum oleh petugas guna melengkapi berkas pengaduannya.

Sejak tahu istrinya telah melapor kepada pihak yang berwajib dan dicari sama petugas, suaminya tidak pernah pulang kerumanya. Belakangan petugas mengetahui kalau DM sejak dilaporkan bersembunyi diruamh orang tuanya.

Terakhir petugas berhasil meringkus DM ketika lagi tidur di kediaman orang tuanya.Untuk proses hukum lebih lanjut, DM dengan kedua tangan diborgol diboyong ke Polres Siantar.

Kanit PPA Polres Siantar Aiptu Malon Siagian mengatakan, pelaku DM ditangkap atas laporan istrinya yang dianiaya.
"Tadi kita tangkap lagi tidur di rumah orangtuanya. Tadi sempat kita geledah karena pelaku juga kerap pakai narkoba.Tapi pas digeledah nggak ada didapati narkoba. Pelaku dijerat Pasal 44 Undang-undang Nomor 23 tahun 2004 tentang KDRT," tegasnya (TT/int)

Tim Nusantara Sehat Kamenkes Batch IV Tiba di Palas


TobaTimes, Palas - Pemkab Palas kembali menerima petugas Nusantara Sehat Batch IV sebanyak enam orang dari berbagai profesi.

Kedatangan mereka ke Palas untuk melaksanakan tugas di desa terpencil dalam hal peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Prosesi serah terima antara Kementerian Kesehatan RI dengan Pemkab Palas ini diterima Wakil Bupati (Wabup) drg H Ahmad Zarnawi Pasaribu bersama Kadis Kesehatan Leli Ramayulis SKM di Pendopo Rumah Dinas Bupati , Rabu (19/10).

Kedatangan Tim Nusantara Sehat (NS) Batch IV ini disambut Plt Sekdakab Palas  H Syamsul Anwar Lubis SE, Plt Kadis Sosial Bustami Harahap, Kadis Dukcapil Drs Bermawi Lubis, Kabag Humas Drs Irwan Hasibuan dan Kepala Desa serta sejumlah kepala Puskesmas di antaranya; Kapus Desa Ujung Batu III Hutaraja Tinggi, Sekcam Camat Hutaraja Tinggi dan Kapus Sihapas Barumun.

Kedatangan enam orang dari tenaga medis ini didampingi utusan Kementerian Kesehatan RI drg Idawaty Lina MKes dan utusan Dinkes Provinsi Sumut drg Norlan Situmorang.

Usai serah terima, Tim Nusantara Sehat nantinya akan ditempatkan di Puskesmas Ujung Batu III, Kecamatan Hutaraja Tinggi. Adapun Tim Nusantara Sehat Batch IV terdiri dari; Fadil Pradana asal Medan (sarjana dokter gigi), Nur Hikmah Hasibuan asal Kabupaten Palas (sarjana Kebidanan), Heni Novi Hariyanti asal Semarang (sarjana Perawat), Herlyanty Jendry asal Makassar (sarjana gizi), Syarifah Ratnasari Putri asal Makassar (sarjana Apoteker) dan Rachman Ramadana asal Semarang (sarjana kesehatan masyarakat).

Kadis Kesehatan Palas Leli Ramayulis menyatakan, kedatangan Tim NS akan mendukung pelaksana layanan kesehatan primer di puskesmas dimana mereka ditugaskan. Mereka yang bertugas tersebut sudah dibekali dengan berbagai persiapan termasuk kekuatan fisik, mentalitas, dan kebersamaan dalam tim dan jiwa nasionalisme yang kuat dalam menghadapi kondisi di lapangan.

Dikesempatan itu, Wabup Palas drg H Ahmad Zarnawi Pasaribu dalam arahan dan bimbingannya mengucapkan selamat datang kepada Tim NS yang telah diberikan amanah Kemenkes. Tim ini berada di Palas selama dua tahun ke depan.

"Kedatangan adik-adik dinilai membawa berkah bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Palas. Hal itu terbukti dengan masuknya tim NS Batch III sebelumnya ke Palas telah mampu merubah pola pikir masyarakat untuk meningkatkan kesehatan khususnya masyarakat di sekitar Puskesmas Sihapas Barumun,” terangnya.

Pemkab Palas, siap mendukung dan memfasilitasi segala keperluan aktivitas tim NS selama bertugas di daerah tersebut. Untuk itu, Puskesmas dan Dinas Kesehatan diharapkan mengadopsi semua ilmu yang akan dipraktekkan Tim NS kepada masyarakat.

“Selama menjalankan masa tugas di Palas, ada perubahan yang signitifikan di bidang kesehatan. Begitu juga ilmu kesehatan dan semangat Tim NS nantinya dapat merubah pola pikir masyarakat untuk mengadopsi ilmu-ilmu kesehatan yang menyangkut tentang perbaikan pelayanan prima kepada masyarakat secara umum,” jelas Wabup.

Wabup juga mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi kinerja tim NS, apakah memang betul-betul berdomisili di desa selanjutnya bertugas dan melayani kesehatan masyarakat di sekitar Puskesmas.

pada kesempatan itu, Wabup sedikit menceritakan tentang Kabupaten Palas, masih ada dua lagi daerah terpencil yakni di Kecamatan Batang Lubu Sutam dan Kecamatan Sosopan yang membutuhkan tenaga medis Nusantara Sehat.

"Apabila kedua daerah itu terisi, maka empat juru mata angin di Kabupaten Palas sudah ada tim Nusantara Sehatnya," sebutnya.

Sementara itu, Pendamping Kementerian Kesehatan Idawaty Lina MKes dalam kesempatan itu menjelaskan kedatangan tim NS tahun 2016 di Palas merupakan hasil rekrutmen tenaga kesehatan secara online oleh Kemenkes RI, dan dilakukan dua tahap seleksi yaitu adiministrasi dan seleksi psikologi, FGD (focus group discussion) dan wawancara yang dilakukan oleh psikolog, Kemenkes, juga organisasi profesi.

“Untuk peningkatan kualitas, tim NS sudah diberikan pembekalan selama 45 hari dengan materi bela Negara, tekhnis medis dan non medis, serta program-program Kemenkes yang diberikan Kemenkes, TNI angkatan darat, Fakultas kedokteran UI, RSCM dan puskesmas serta lembaga pemerhati kesehatan,” terangnya.

Tujuan diturunkannya ti ini adalah untuk memperkuat kinerja puskesmas dan meningkatkan upaya promotif dan preventif serta menyelesaikan permasalahan kesehatan yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas.

“Untuk itu, Pemkab diharapkan membantu memfasilitasi adik-adik tim NS demi kelancaran tugas mereka selama dua tahun bertugas di Kabupaten Palas,” ujarnya. (TT/int)

ASN Palas Workshop Penyusunan SOP

TobaTimes, Palas - Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Palas menggelar Workshop Penyusunan Standard Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan (SOP AP) di Hotel Aula  Al Marwah Sibuhuan, Rabu (19/10).

Wabup Palas drg H Ahmad zarnawi pasaribu membuka workshop di Aula  Hotel Al Marwah Sibuhuan.
Workshop dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati drg H Ahmad Zarnawi Pasaribu dan dihadiri sejumlah pimpinan SKPD. Di antaranya Kadisdukcapil Drs Bermawi Lubis, Kaban BKD Hj Aslamiyah SAg, Kadis Sosial Bustami SSos, Kabag Humas Drs Irwan juga ada Narasumber dari BKN Regional VI Provsu Kabid Pensiun Kusen Kusdiana.

Wakil Bupati Palas drg H Ahmad Zarnawi Pasaribu dalam sambutannya mengatakan, penyusunan standar operasional prosedur memberikan manfaat sebagai standarisasi cara yang dilakukan aparatur dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya masing-masing.

SOP Aparatur Pemerintahan mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan oleh seorang aparatur atau pelaksana dalam menjalankan tugasnya.

"SElain itu, untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab individual aparatur dan organisasi secara keseluruhan," ujar Wabup.

Wabup juga berharap, peserta dapat mengikuti dengan baik dan serius. Dan kepada narasumber juga diminta agar memberikan pemahaman kepada peserta sehingga dalam menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) menjadi lebih baik.

Sebelumnya Kepala BKD Palas Aslamiyah melalui Kabid Diklat Sinar Nasution mengatakan, sesuai Permen PAN dan RB Nomor 12 Tahun 2011 tentang pedoman penataan tata laksana dan Nomor 35 Tahun 2012 tentang pedoman penyusunan SOP Administrasi Pemerintah.

SOP ini sendiri bertujuan untuk membangun profil dan perilaku aparatur negara yang memiliki integritas, produktivitas, dan tanggung jawab serta memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang prima melalui perubahan pola pikir dan budaya kerja dalam sistem manajemen pemerintahan.

"Pelaksanaan workshop direncanakan berlangsung selama tiga hari dimulai Rabu-Jumat (19-21/10) dengan narasumber Kusen Kusdiana dari BKN Regional VI Provsu," ujar Sinar Nasution. (TT/int)

Aspal Jalan di Sipaho Pecah dan Bergelombang


Ilustrasi.
TobaTimes, Paluta - Pekerjaan proyek peningkatan jalan di Desa Sipaho, Kecamatan Halongonan, Kabupaten Paluta sangat mengecewakan.

Kondisi jalan itu sudah pecah-pecah dan bergelombang, seolah dikerjakan asal jadi. Masyarakat setempat meyakini jalan yang baru dikerjakan tersebut tidak akan bertahan lama.

Informasi dari pihak Dinas PU dan PE Paluta diketahui, proyek jalan yang berada di Desa Sipaho, Kecamatan Halongonan itu dikerjakan CV Andesron dengan nilai proyek Rp1,4 miliar dan bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU).

Ketua LSM Gempar Sumut Aman Sudirman Harahap kepada Metro Tabagsel mengatakan, proyek jalan yang berada di Desa Sipaho, Kecamatan Halongonan diduga dikerjakan tanpa pengawasan seriu. Alhasil proyek tersebut tidak berkualitas.

Kualitas pengaspalan yang asal-asalan membuat warga geram dan hal itu terlihat dari pasangan batu yang dipasang diduga tidak sesuai dengan RAB. Ketebalan jalan setelah pengaspalan hanya dua centimeter saja.

“Ketebalan aspal cuma dua centimeter, berarti tidak ada batu pecahnya. Hanya sirtu (pasir batu) lalu disirami aspal saja,” ujarnya, Rabu (19/10).

Aman yang juga putra asli Desa Sipaho ini menambahkan, pihak rekanan seharusnya mengutamakan dan memperhatikan mutu dan kualitas sehingga proyek yang telah dikerjakan membawa dampak dan manfaat besar bagi seluruh masyarakat.

Dia meminta kepada Bupati Paluta Drs H Bachrum Harahap untuk ikut serta melakukan pengawasan langsung ke lokasi proyek, karena instansi terkait sudah tidak lagi bisa dipercaya.

“Berdasarkan hasil pantauan kita di berbagai lokasi proyek, pembangunan di kabupaten ini sangat tidak wajar dan sangat mengecewakan,” ujarnya.

Beberapa warga sekitar juga mengaku kecewa atas hasil proyek jalan yang diduga asal jadi itu. Sebab baru beberapa hari selesai dikerjakan kondisi jalan sudah mulai pecah-pecah dan bergelombang.

“Sangat kecewalah, karena hasil pekerjaannya kurang memuaskan. Diperkirakan hanya mampu bertahan selama beberapa bulan saja ini,” kata Tohar Harahap.

Sebelumnya, Kadis PU dan PE Paluta Ramlan ST kepada wartawan mengaku sudah menyuruh kontraktor pelaksana proyek untuk memperbaiki proyek peningkatan jalan yang berada di Desa Sipaho, Kecamatan Halongonan itu secepatnya. (TT/int)


Kedatangan Gubsu ke Paluta Ditunda

T Erry Nuradi
 TobaTimes, Paluta - Kedatangan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi ke Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) ditunda.

Gubsu sebelumnya dijadwalkan akan berada di Kabupaten Paluta, Kamis (20/10) untuk meresmikan perkantoran milik Pemkab yang berada di Jalan Lintas Gunung Tua-Psp, Km 4, Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak.

Asisten II Pemkab Paluta Ali Akbar Siagian memebnarkan penundaan kedatangan orang nomor satu di Sumut itu.

“Iya benar, kehadiran Gubsu ke Paluta untuk meresmikan kantor bupati untuk sementara waktu ditunda,” katanya via selulernya, Rabu (19/10).

Hal senada disampaikan Kabag Humas M Ali Hasibuan. Katanya, sesuai jadwal, Gubsu Tengku Erry Nuradi akan berada di Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak. Selain acara peresmian, Gubsu juga nantinya akan mengikuti sidang adat pemberian marga.

Ketika ditanya kapan jadwal Gubsu akan melakukan peresmian kantor bupati, Ali Hasibuan belum bisa memastikan jadwalnya. Sebab masih menunggu kabar selanjutnya.

Sedangkan persiapan untuk pelaksanaan peresmian, panitia juga sudah menyebar undangan ke seluruh Kepala Daerah (KDH) se-Tabagsel, Kapolres Tapsel, Dandim 0212/TS, Kejari Paluta serta pejabat lainnya untuk dapat bersama-sama menghadiri peresmian Kantor Bupati. (TT/int)


Harga Cabai Merah Capai Rp80 Ribu per Kilogram


TobaTimes, Palas - Sudah dua minggu terakhir, harga cabai merah meroket di Padang Lawas (Palas). Angka Rp80 ribu per kilogram masih bertahan dari harga normal yang biasanya hanya Rp25 ribu sampai Rp30 ribu per kg.

Cabe merah.
Di Pasar Ujung Batu, kemarin (19/10), sebenarnya persediaan cabai terlihat mencukupi di lapak pedagang. Hanya saja, pedagang mengaku, dari pemasok memang harganya sudah naik.  "Kita juga tak banyak ngambil untung. Dari sononya kok mahal," kata Boru Hasibuan, pedagang cabai.

"Mungkin masih naik terus ini. Biasanya seperti itu," tambahnya.

Sementara itu, di sisi lain, keluhan ibu-ibu pun terdengar. Bahkan, ada yang mempertanyakan bagaimana menyikapi harga cabai yang semakin melambung itu.

"Kalau makan tak pakai cabai, kurang enak pula," kata Hasanah, salah seorang warga.

"Dua puluh ribu seperempat. Mahal lo itu. Seperempat itu sedikit," tambah Raya, warga lainnya.

Dalam kesempatan berbeda, Pahrudi, pengelola rumah makan Arhan Jaya di Padang Luar Sibuhuan mengaku, kenaikan harga cabai ini cukup berdampak pada usaha rumah makan mereka. Kenaikan harga cabai ini berdampak pada tingginya biaya yang dikeluarkan.

"Waduh, mahal memang harga cabai. Rp 80 ribu per kilogram," ungkapnya sebelumnya.

Sebagai pengelola rumah makan, kenaikan harga cabai terasa memberatkan. Sebab, tak mungkin pula, harga nasi dinaikkan.

"Kurangi pedas, tak mungkin pula. Ya, terpaksa tetap seperti sebelumnya cabainya," ucapnya.

Beruntung tingginya harga cabai merah tidak diikuti cabai rawit. Cabai rawit masih bertahan di angka Rp40 ribu per kilogram, meski naik namun tidak semahal cabai merah. (TT/int)


Gapura Perbatasan Palas-Paluta Perlu Dipoles

 
Gapura perbatasan Paluta-Palas

TobaTimes, Palas - Gapura di perbatasan dinilai cukup penting sebagai pintu gerbang masuk ke daerah ini. Hanya saja gapura yang dibangun di lokasi perbatasan Paluta-Palas ini tepatnya di Desa Sihaborgoan Dalan, Kecamatan Barumun Tengah, bagai bangunan tertinggal.

"Sudah memprihatinkan kondisi gapura ini sekarang. Lihat saja, Padang Lawas (tulisan Padang Lawas, red) sudah hilang kan?" kata Rabiul Siregar, warga Binanga, sambil menunjukkan gapura tersebut.

Memang, seharusnya tertulis kata "Selamat Datang di Kabupaten Padang Lawas" dalam gapura tersebut. Namun, nyaris tidak terlihat lagi huruf-huruf yang menerangkan ungkapan selamat datang tersebut.

Terkesan tidak ada perawatan untuk gapura. Sehingga kondisinya ibarat bangunan tertinggal. Bahkan, Rabiul khawatir, tulisan itu disalah artikan oleh orang-orang yang prihatin melihatnya.

Gapura ini, kata Rabiul, dibangun pada saat Basyrah Lubis masih menjabat sebagai Bupati Padang Lawas. Artinya, gapura itu sudah berdiri sejak bupati defenitif pertama di daerah ini. Ia memperkirakan, pembangunannya dilakukan tahun 2011.

Menurutnya, sangat penting dilakukan perbaikan terhadap gapura ini. Sebab, gapura menjadi pertanda gerbang masuk ke Padang Lawas. Tentu, sebagai gerbang masuk, perhatian orang akan banyak tertuju ke gapura.

"Kalau pintu masuknya bagus, orang berpikir dalamnya sudah bagus. Tapi, kalau pintu masuknya saja tidak diperhatikan, ya berarti menggambarkan banyak yang tidak terperhatikan," terangnya lagi. (TT/int)

19.10.16

Istri Gila, Senin-Kamis Selingkuh, Akhir Pekan Sama Anak

TobaTimes - Pria bernama Unto (42) ini akhirnya habis kesabaran. Dia memutuskan menceraikan istrinya, sebut saja Mela (38). Pasalnya, hampir setiap minggu, Mela Sephia selalu kepergok selingkuh, dengan saudara-saudaranya pula.

Ilustrasi.
Keputusan Unto mengajukan talak cerai di Pengadilan Agama (PA) Klas 1A Surabaya tak goyah lagi, meski Mela nangis berkali kali dan minta maaf atas kesalahannya. Ia berjanji tidak akan mengulangi perselingkuhannya dengan saudara-saudaranya.

”Aku kapok. Emang iku penyakitku. Kalau tak digoda lelaki, stres aku mas,” kata Mela dengan suara keras.

Mendengar itu, Unto sangat marah. Dia langsung membuang tangan Mela yang berusaha memegangnya. Unto berjanji tidak akan kembali kepada Mela dan tidak akan memberikan harta warisan apapun kepadanya.

Sebagai suami, Unto sudah tidak tahu lagi harus berucap apa. Hatinya sangat sakit. Menurut Unto, sudah hampir 10 tahun dia memergoki istrinya selingkuh dengan saudaranya, baik saudara dekat maupun jauh. Baik adik kandung, kakak kandung, adik ipar, sepupu, misanan, dan lain sebagainya.

Semuanya pernah jadi kekasih simpanan Mela. Ironisnya, bapak dua anak itu sangat mudah memaafkan kesalahan istrinya. Hal itu lantaran pengusaha kayu dan kicthen set itu memilih diam dan tidak mau merusak persaudaraannya.

Ia tidak ingin orangtuanya sedih karena dia bertengkar dengan saudara lantaran sikap dan kelakuan istrinya.

Karena seringkali ketahuan selingkuh, Unto sudah tahu betul salah satu tingkah dan strategi istrinya. Biasanya, istrinya selalu selingkuh di hari-hari aktif. Seperti hari Senin sampai Kamis. Hari Jumat sampai Minggu, istrinya lebih memilih jalan-jalan bersama anaknya.

”Kalau saya sibuk di toko. Tapi, saya minta pembantu pantau terus, kalau  siang tidak pulang lama, pasti ada apa-apa,” kata Unto.

Di situ, Unto tak tinggal diam. ”Saya minta pembantu, satpam perumahan, tukang sapu, tukang becak, tukang ojek, bahkan sopir taksi saya bayar untuk ikuti istri. Selalu kisahnya sama, istri masuk hotel sama saudara,” katanya.

Kalau lagi santai, Unto melabrak namun endingnya juga damai. Tapi, kalau tidak sibuk ya dibiarkan saja. ”Hampir tiap minggu. Saudaraku itu digilir semua. Bikin saya sama mereka enggak nyapa saja,” jelasnya.

Unto mengatakan, sudah tidak mau lagi melanjutkan rumah tangga lagi karena Mela hamil. ”Saya sudah setahun tidak begituan. Makanya, kalau hamil terus saya yang merawat. Oh tidak lah,” ujar Unto (TT/int)

Kakek-kakek Perkosa Siswi SD di Siang Bolong

TobaTimes - Seorang kakek-kakek tega mencabuli siswi SD berinisial Sa (12) yang tak lain adalah tetangganya sendiri. Kakek mesum itu bernama Salu Tabulu (51), warga Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim).

Ilustration.
Salu memperkosa murid kelas IV SD itu dua kali pada siang bolong di sebuah gubuk di tengah sawah RT 04, Desa Loa Pari, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kukar.

Sesuai informasi di kepolisian, kejadian bermula ketika korban dan seorang teman sebayanya hendak pulang ke rumah sekitar pukul 10.30. Di tengah perjalanan, keduanya mampir memetik buah jambu.

Gadis yang baru beranjak remaja ini memanjat pohon jambu, sementara temannya menunggu di bawah pohon. Namun saat korban asik memetik jambu, tiba-tiba temannya menghilang.

“Sebenarnya korban berdua dengan temannya, mungkin karena melihat pelaku ia lebih dulu kabur,” ujar Paur Subag Humas Polres Kukar Aiptu Agus Priyono, Rabu (19/10).

Saat Sa turun ternyata di bawah pohon sudah ada pelaku. Pelaku langsung menyekap korban dan membawanya ke sebuah gubuk di tengah sawah. Di tempat itulah sang kakek memperkosa korban sebanyak dua kali.

Korban tidak berani melakukan perlawanan karena diancam akan dianiaya. Pelaku juga mengancam korban agar tidak menceritakan kejadian tersebut.

“Pelaku mengancam korbannya agar tidak menceritakan aksi pejat belaku kepada siapapun,” terangnya.

Aksi bejat korban terbongkar ketika korban memberanikan diri untuk menceritakan kejadian yang dialami kepada orangtuanya. Tak terima, kedua orang tua korban lanhgsung melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Tenggarong Seberang.

Selang beberapa saat, anggota kepolisian berhasil menangkap pelaku dari kediamannya. Sementara korban telah menjalani visum untuk melengkapi alat bukti.

“Pelaku sudah kita tahan dan akan disangkakan melanggar Undang-Undang perlindungan anak dengan ancaman 15 tahun penjara,” pungkas Agus. (TT/int)

Truk Dalmas Dipakai Angkut Material Bangunan

TobaTimes, Kisaran - Truk Dalmas Satpol PP dengan nomor polisi BK 8634 V terpantau tengah digunakan mengangkut bahan material bahan bangunan. Dan, kini mendapat sorotan publik Asahan.

Ilustrasi.
Beberapa waktu lalu, Truk Dalmas Satpol PP dengan BK 8634 V itu dikemudikan berinisial ‘S’ ditemukan warga sedang mengangkut bahan material bangunan yang dibawa dari Medan menuju Kecamatan Air Batu untuk pembuatan rumah Sekretaris Satpol PP Asahan Drs Isa Harahap.

Kurniawan (23), salah seorang warga Kisaran Barat mengaku kecewa dengan kinerja oknum Satpol PP Asahan yang tak bisa menempatkan sesuatu sesuai penggunaannya.

“Masa iya mobil dinas Dalmas Satpol PP dipergunakan untuk mengangkat bahan material bangunan, padahal kendaraan tersebut dibeli kan menggunakan uang masyarakat. Kenapa dia seenaknya saja mempergunakan untuk kepentingan pribadi?” kritiknya.

Menurut Kurniawan, tindakan yang dilakukan tersebut sangat tidak etis dan harus ditindak agar tindakan seperti itu tak terulang kembali. Kalau hanya untuk mengangkut bahan material bangunan kenapa tidak menggunakan mobil lain saja, atau menyewa mobil untuk mengangkut material bangunan tersebut. “Ini ironi karena dia pakai fasilitas negara untuk keperluan pribadi,” ujarnya.

Sebagai warga Asahan, ia mengaku sangat kecewa. Seharusnya, Sekretaris Satpol PP Asahan menunjukkan sikap yang baik dan contoh bagi bawahannya dan orang lain. “Bukan memanfaatkan mobil Dalmas Satpol PP untuk kepentingan pribadinya,” ungkapnya.

Sekretaris Satpol PP Asahan Drs Isa Harahap melalui telepon selulernya membenarkan bahwa mobil dinas Dalmas Satpol PP Asahan dipergunakan untuk mengangkat bahan material bangunan dari Medan menuju Kecamatan Air Batu.

Plh Inspektorat Asahan Edi Sukmana ketika dikonfirmasi wartawan mengatakan akan melakukan cek kebenarannya. “Kalau memang benar kita akan memanggilnya,” ungkapnya. (TT/int)

90 Kepala Desa di Asahan Dilantik

TobaTimes, Kisaran - Bupati Asahan Drs H Taufan Gama Simatupang MAP melantik 90 kepala desa yang terpilih pada pemilihan kepala desa serentak beberapa waktu lalu.
Ilustrasi.
Pengambilan sumpah jabatan dilakukan Taufan Gama Simatupang, di Gedung Olah Raga Kisaran, Selasa (18/10). Pelantikan tersebut dilaksanakan setelah usai digelarnya pilkades serentak berlangsung di 91 Desa di Kabupaten Asahan.

Taufan Gama mengimbau, jika masih terdapat pro dan kontra sebagai dampak dari pelaksanaan pemilihan kepala desa yang lalu, maka semua pihak harus menghilangkannya dan harus mempersatukan persepsi untuk mendukung kepala desa terpilih dalam melaksanakan tugas pemerintahaan, pembangunan dan kemasyarakatan dalam 6 tahun kedepan.

Dan tentu, hal itu harus diselaraskan dengan visi misi pemerintah kabupaten asahan; ’Terwujudnya Asahan yang relegius, sehat, cedas dan mandiri’,yang telah dijabarkan dalam RPJMD Kabupaten Asahan Tahun 2016-2021.

Taufan mengatakan, setelah para kepala desa dilantik, maka secara implisit seluruh kepala desa terpilih sudah menyandang predikat sebagai pamong yang mengandung makna, yakni, memberikan pelayanan dengan mengedepankan kewajiban daripada hak saudara sebagai pimpinan desa, mengayomi secara adil kepada seluruh lapisan masyarakat, bekerja tanpa pamrih untuk melayani kepentingan masyarakat banyak, membina hubungan kerja yang baik dengan BPD, LPM, PKK dan menjalin koordinasi aktif dengan berbagai pihak instansi,organisasi dan lembaga kemasyarakatan lainnya.

Kepada kepala desa yang baru,Taufan Gama menekankan bahwa untuk mempercepat pembangunan dan pengentasan kemiskinan, ada beberapa kegiatan yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian untuk dilaksanakan sesuai dengan petunjuk yang telah ditentukan, antara lain melaksanakan bantuan Alokasi Dana Desa (ADD) yang bersumber dari APBD Kabupaten Asahan, melaksanakan kegiatan Dana Desa (DD) yang bersumber dari APBN, membantu menyukseskan program-program Pemerintah Kabupaten Asahan yang pelaksanaan kegiatan berada di wilayah saudara dan membangkitkan swadaya dan membudayakan gotong royong masyarakat untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan di desa.

"Apabila hal ini dapat dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, saya yakin dan percaya keberhsilan pembangunan yang menyentuh kebutuhan masyarakat di tingkat pedesaan akan semakin cepat terealisasi terutama dibidang infrastruktur,pendidikan, kesehatan dan pertanian perkebunan yang merupakan empat pilar pembangunan kabupaten asahan,” ujarnya. (TT/int)

Diejek Suami Seperti Hidung Babi, Istri Bawa Anaknya Bunuh Diri

 
Ilustrasi.

TobaTimes - Seorang suami di Rusia mungkin sekadar bercanda. Tetapi, candaannya berakibat fatal. Suami tersebut adalah Oleg Ponomarev. Kegemarannya menggoda istri yang sudah memberinya seorang anak lelaki itu terlibat putus asa.

Tidak sekadar bersitegang yang memicu perpisahan, Anna Ozhigova yang baru berusia 33 tahun itu memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara terjun dari apartemen orang tuanya.

Yang tragis, Anna yang tinggal di Omsk, Rusia, itu mengajak serta anak lelaki mereka yang berusia delapan tahun, Gleb. Keduanya meninggal dunia setelah tubuh mereka menyentuh lantai dasar apartemen.

Alasan keputusan gelap mata itu terkesan tidak penting. Oleg kerap menirukan suara babi saat melihat istrinya. Itu dilakukan Oleg setelah sang istri melakukan operasi plastik untuk memperbaiki bentuk hidungnya.

Namun, berdasar keduanya, hasil operasi itu sangat buruk. Alih-alih terlihat sempurna, hidung Anna terlihat seperti hidung babi. Hiks…

Dipaparkan rekan-rekan Anna, operasi yang membuat lubang hidung temannya bertambah besar itu adalah pemicu semua depresi yang dialami Anna.

Pasangan itu menjadi mudah bertengkar dan kemudian berpisah. Apalagi Oleg suka bercanda dengan menirukan suara babi, oink, oink, setiap kali melihat Anna. (TT/int)

Saking Kesalnya, Pak Tua Ini Siram Kantor Polisi dengan Kotoran Sapi

TobaTimes - Sungguh nekad. Seorang petani nekat menyiram kantor polisi dengan kotoran sapi lantaran kesal laporannya dicuekin. Petani asal Kota Giri bernama Suhud itu pun langsung ditangkap dan diborgol.

Suhud.
Suhud menyiramkan seember kotoran sapi ke salah satu ruangan di kantor polisi karena tidak tahu lagi harus bagaimana mencari keadilan bagi diri dan keluarganya, Senin (17/10).

Kotoran sapi yang disiramkan warga Desa Sumurber, Kecamatan Panceng, Gresik, itu mengenai beberapa perangkat elektronik milik Polsek Panceng hingga rusak.

Kini, lelaki 42 tahun tersebut harus menjalani pemeriksaan intensif di Unit Pidana Umum (Pidum) Satreskrim Polres Gresik.

Menurut informasi, aksi Suhud itu bukan yang pertama. Dia sudah berunjuk rasa seorang diri di Mapolsek Panceng selama tiga hari, yaitu mulai Jumat hingga Senin (14–17/10).

Demo solo itu hanya libur Minggu (16/10). Dua hari, Jumat dan Sabtu, aksi Suhud berjalan landai. Polisi hanya melakukan pengamanan di area mapolsek.

Suhud kehabisan kesabaran. Sekitar pukul 08.00 lelaki bercambang dengan kulit sawo matang itu kembali mendatangi Mapolsek Panceng.

Kali ini dia sembrono. Suhud membawa seember kotoran sapi atau dalam bahasa Jawa disebut teletong. Kotoran ternak itu kemudian disiramkan ke salah satu ruang pelayanan mapolsek.

Tumpahan kotoran sapi itu pun menimpa perangkat elektronik seperti komputer, printer, dan mesin faksimile. Akibatnya, aset Polri tersebut rusak. “Polisi saya suruh minggir. Kotoran itu saya siramkan,” kata Suhud ketika ditemui di Mapolres Gresik. Mengapa Suhud begitu kesal?

Menurut Suhud, aparat telah melakukan diskriminasi pelayanan terhadap dirinya dan keluarganya. Suhud mengaku sudah berkali-kali melapor ke Polsek Panceng. Namun, tidak ada yang ditindaklanjuti.

“Semua laporan saya berjumlah lima. Semuanya penganiayaan. Tapi, tidak ada yang ditindaklanjuti polisi,” tegasnya dengan nada tinggi.

Suhud mengaku dirinya pernah dianiaya seorang oknum perangkat desa sekitar tiga bulan lalu. Dia harus menjalani opname tiga hari di puskesmas.

Anaknya yang bernama Dani pun bernasib serupa. Dani, kata Suhud, pernah dianiaya sepuluh orang karena dituduh mencuri uang Rp 10 juta.

Penganiayaan itu terjadi di sebuah bengkel di kawasan Desa Jetis, Kecamatan Dukun, sekitar Idul Adha September lalu. Mata Dani pun terluka.

“Anak saya sampai rawat inap. Sudah saya laporkan. Bahkan, identitas pelakunya saya sebutkan dalam laporan. Tapi, sampai sekarang tidak ada tindak lanjutnya,” katanya.

Pengakuan Suhud tersebut juga pernah diungkap warga Desa Sumurber saat analisis dan evaluasi (anev) Tim Gajah Mada (Gerakan Pencegahan Kejahatan dan Penyelesaian Masalah Masyarakat Desa) bentukan Polres Gresik.

Sedikitnya ada 12 laporan warga Sumurber yang masuk ke polisi. Namun, kabarnya laporan-laporan tersebut belum ditindaklanjuti. Sampai-sampai ada warga yang menginap.

Kapolsek Panceng AKP Lukman Hadi mengatakan, perkara dugaan perusakan terhadap inventaris mapolsek akibat disiram kotoran sapi telah ditangani Satreskrim Polres Gresik.

“Saya tidak tahu pasal yang dikenakan. Tanya langsung kepada penyidik pidum,” ujarnya di Mapolres Gresik.

Lukman baru menjabat sekitar sebulan sebagai komandan di Polsek Panceng. Kasus-kasus yang dilaporkan Suhud dan warga lain terjadi sebelum dia menjabat.

Hingga Senin (17/10) malam, Suhud masih menjalani pemeriksaan. Polisi juga menyita sebuah ember berisi sisa kotoran sapi yang digunakan Suhud untuk menyiramkan teletong ke perangkat elektronik polsek. (TT/int)

Istri Merantau jadi TKI, Ayah Garap Putri Sendiri

TobaTimes- Seorang gadis yang masih belia, sebut saja Mawar (13), warga Percut Sei Tuan, Medan, Sumatera Utara, menjadi korban pemerkosaan berulang oleh ayah kandungnya bernama Basri.

Ilustrasi.
Menurut informasi, istrinya justru sedang banting tulang mengumpulkan rupiah dengan bekerja sebagai TKI di Malaysia, tapi Basri malah ‘menggarap’ putri kandungnya.

Aksi pencabulan itu terungkap ketika Mawar berkunjung ke rumah saudaranya di Bandar Setia. Awalnya, kedatangannya dimaklumi. Tapi setelah beberapa hari, Mawar tak mau pulang.

Lalu, pada Senin (17/10/2016), Mawar disuruh pulang agar sekolah. Ia tetap tidak mau bahkan menangis dan bersikeras tak mau pulang. Ketika keluarga bertanya, Mawar akhirnya mengaku bahwa ia takut disetubuhi lagi oleh ayahnya.

Mendengar pengakuan itu, oleh keluarga Mawar langsung dibawa ke Mapolsek Percut Sei Tuan untuk membuat pengaduan. “Kami curiga, disuruh pulang ia tak mau dan malah menangis,” ujar Sri, saudara Mawar, Selasa (18/10).

Sri lantas geram karena Basri, buruh angkutan di sekitar Jalan Letda Sujono ini, tega berbuat senonoh kepada anak kandungnya sendiri. “Apa dunia ini mau kiamat. Kok tega kali ayah kandungnya mencabuli putrinya ini,” kata Sri.

Kepada wartawan, dengan mata sembab dan trauma, Mawar mengaku sudah sering dicabuli ayahnya. Dengan ancaman akan dianiaya dan dibunuh, memaksanya bungkam selama ini. “Sudah sering ditiduri ayah om,” ujarnya sambil tertunduk.

Anak kedua dari dua bersaudara ini mengatakan, ibunya bekerja ke Malaysia sejak Februari 2016 lalu. “Mama berangkat ke Malaysia Februari 2016 lalu. Dan saat itulah aku mulai dikerjai ayah,” katanya.

Siswi kelas 1 SMP ini awalnya berontak saat diajak ayahnya berhubungan badan di kamar. Namun ia tak bisa berbuat banyak, saat mahkotanya direnggut. Dan hal itu kembali dilakukan Basri berulang-ulang. “Saya takut kalau ayah marah,” terangnya.

Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Lesman mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan korban. “Kasusnya segera kita tangani,” tegasnya. (TT/int)

18.10.16

TNI dan PNS Diperbolehkan Mencalon Kades, Syaratnya…

 
Ilustrasi.

TobaTimes, Madina - Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) akan segera dimulai sesuai dengan tahapannya. Syarat bagi calon kades yang ingin ikut bertarung juga sudah disosialisasikan.

Menariknya, PNS maupun TNI/Polri diperbolehkan mencalon asal mengikuti syarat-syarat yang ditetapkan, antara lain harus mendapat rekomendasi dari pimpinan instansi pemerintahan tempatnya bertugas.

“Pencalonan ini terbuka bukan hanya masyarakat biasa saja, tetapi PNS dan TNI/Polri juga bisa ikut mencalon. Tetapi harus melengkapi syarat yaitu ada surat rekomendasi dari pimpinan instansi tempatnya bertugas,” ujar Plt Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setdakab Madina Junaedi, Selasa (18/10) usai mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPRD Madina.

Junaedi mengatakan, surat rekomendasi yang dimaksud adalah surat dari pimpinan instansi pemerintahan di tingkat Kabupaten/Kota. Misalnya untuk PNS di lingkungan Pemkab yang ingin mencalonkan diri sebagai Calon Kades, maka ia harus mendapat surat rekomendasi dari Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah yaitu Bupati setempat dalam hal ini Bupati Madina.

“Kalau dia PNS di Madina, tentu harus mendapat surat rekomendasi dari Bupati. Jika dia PNS Kementerian Agama maka dia harus dapat rekomendasi dari Kepala Kemenag. Kalau dia TNI harus mendapat rekomendasi dari Komandan Kodim, dan kalau Polisi harus mendapat rekomendasi dari Kapolres,” ujarnya. (TT/int)

Handphone dan Celana Dalam Istri Dijual demi Selingkuhan


TobaTimes - Benar-benar gila pria asal Desa Kalasey, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, berinisial IN (34), ini. Ia mengabaikan istrinya dan selingkuh dengan MR (30) dan hal itu sudah berlangsung setahun.
Ilustrasi.

Akhirnya, perselingkuhan ini terbongkar Minggu (16/10) malam di salah satu rumah kos-kosan di Desa Kalasey, Kecamatan Mandolang. RN (46), istri IN, melaporkan kejadian tersebut ke kantor polisi Senin (17/10), karena merasa ditipu sang suami.

Menurut informasi, kisah asmara gelap antara IN dan RN sudah berjalan cukup lama. Dan IN juga sudah jarang pulang ke rumah. MR penasaran, sehingga ia mencari tahu apa yang dilakukan sang suami yang tak kunjung pulang rumah.

Pagi itu suaminya pulang juga, setelah hampir seminggu tak bersamanya. Kebiasaan sang suami ketika pulang rumah hanya meminta uang. Istrinya pun menuruti keinginan suami tercinta. Sayangnya, kala itu MR tak punya uang dan menawarkan handphone miliknya untuk dijual.

Merasa tidak cukup dengan harga handphone yang akan dijual, IN bahkan mengambil seluruh pakaian bekas untuk dijual di Pasar 45. Bahkan, celana dalam istrinya juga ikut diboyong untuk dijual. Keseluruhan barang yang dibawa terjual Rp 2 juta.

Aksi IN ternyata dibuntuti sang istri, bersama anak mereka. Usai menjual seluruh barang berharga itu, ternyata suaminya malah mampir di tempat kos di Kelurahan Bengkol.

MR yang sudah curiga kalau suaminya main serong, akhirnya nekad mendobrak pintu kamar dan mendapati suaminya berduaan dengan wanita idaman lain (WIL). Sakit hati MR atas apa yang dilihatnya, membuat wanita ini akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke kantor polisi.

Di hadapan penyidik MR menceritakan kalau suaminya telah mencuri dan tega menjual pakaian dalamnya serta handphone miliknya demi wanita idaman lain.

Kasubag Humas Polresta Manado AKP Roly Sahelangi mengatakan, kasus tersebut kini sedang dalam proses penyelidikan. (TT/int)

Profesi Penenun Ulos Belum Menjanjikan Kesejahteraan

TobaTimes, Siantar - Sejak tahun 2015, 17 Oktober diperingati sebagai Hari Ulos Nasional. Namun dalam praktek kseharian, penetapan hari ulos itu belum berbanding lurus dengan pendapatan penenun. Kesejahteraan hidup masih memprihatinkan dengan upah yang sangat minim.

Ragam ulos.

M br Nainggolan (20), salah seorang penenun ulos, menceritakan bahwa untuk menenun satu ulos ia hanya mendapat upah Rp30 ribu. "Gajinya Rp30 ribu untuk satu ulos. Tergantung jenis ulosnya. Kalau ulos yang mahal, gajinya bisa sampai Rp60 ribu," paparnya saat ditemui di salah satu lokasi tenun ulos di Jalan Mual Nauli, Kelurahan Siopat Suhu, Siantar Timur, Senin (17/10).

Sementara, untuk menenun satu ulos, dia butuh dua hari. "Kalau sudah mahir sebenarnya bisa satu sehari selesai. Tapi memang nggak ada paksaan harus selesai satu hari," ungkapnya.

Wanita ini melanjutkan, dia bekerja sebagai penenun ulos di usaha milik Boru Haloho dan Marga Simbolon itu untuk membantu ekonomi keluarga. "Untuk bantu-bantu keluarga. Orangtuaku petani. Kalau di sini penenunnya mulai dari pelajar sampai orangtua. Ada sekira 15-lah alat tenunnya," ujar anak ketujuh dari sembilan bersaudara ini.

Di lokasi berbeda, S Sinaga, salah seorang pemilik usaha tenun ulos, membenarkan bahwa upah penenun memang sangat minim. "Kalau gaji penenun itu Rp21 ribu per ulos. Tapi kan penenun ini hanya kerja sampingan sajanya. Pasti ada kerjaannya yang lain. Kalau penghasilan dari sini saja, mana cukup. Suaminya pun pasti kerja juga," jelasnya saat ditemui di kediamannya, Jalan Kertas Nila, Nagori Siantar Estate, Simalungun.

Dia berpendapat bahwa produksi ulos saat ini sudah mulai berkurang, menngingat mahalnya harga benang. "Sekarang produksi ulos ini sudah mulai berkurang. Benangnya mahal, ada yang Rp45 ribu per kilogram, ada yang Rp50 dan ada yang Rp60 per kilogram. Benangnya dari Bandung. Mungkin tambah biaya transportasi, makanya mahal," terangnya.

Dengan mahalnya benang tersebut, harga pasaran ulos pun menjadi cenderung murah. "Kalau jual ke pasar itu, harganya Rp40 ribu per satu ulos. Rata-rata segitulah, melihat bentuk ulosnya juga. Kita kalau beli benang itu satu tungkul, harganya Rp800 ribu. Itu antara 50 sampai 60 kilogramlah. Satu tungkul itu bisa menghasilkan 80 ulos. Tapi bisa saja dari satu tungkul benang itu kita hanya dapat 40 ulos. Nah, dari jumlah itu, kalau dijual semua kan hanya Rp1,6 juta. Belum lagi bayar gaji penenun, 40 ulos berarti gajinya Rp800 ribu. Pas-pasan lah, nggak ada untung," paparnya.

Oleh karena itu, tambahnya, alat tenun ulos miliknya pun sudah mulai berkurang. "Dulu alat tenunku itu ada tujuh, sekarang sudah tinggal dua. Itulah karena semua masalah yang tadi," imbuhnya.

Sementara itu, Boru Sihombing, pemilik Juliana Ulos, memiliki pendapat berbeda dengan S Sinaga. Dia menuturkan bahwa produksi ulos saat ini masih banyak. "Kita di sini kan distributor. Yang pasti setiap hari ada yang menjual ulos ke sini, penjualan pun masih banyak setiap hari. Kita tampung dari mana aja ulos dan jenis apa aja yang datang," terangnya saat ditemui di lokasi usahanya di Jalan Merdeka, Siantar Timur.

Sementara itu Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus melakukan berbagai untuk mengembangkan industri kain tenun nasional. Langkah sinergi dilakukan bersama pemerintah daerah, perajin, pelaku usaha, dan desainer guna melestarikan warisan budaya Indonesia ini.

Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih mengatakan, Indonesia sebagai negara yang terdiri dari beragam suku bangsa, menyimpan potensi yang sangat besar untuk pengembangan industri fashion berbasis tradisi dan budaya. "Salah satunya adalah kain tenun Ulos sebagai wastra nasional,” ujar Gati Wibawaningsih pada acara Perayaan Hari Ulos Nasional tahun 2016 di Medan, Sumut, Senin (17/10).

Gati menjelaskan, pada 17 Oktober 2015, pemerintah telah menetapkan kain Ulos sebagai warisan budaya sehingga setiap tanggal tersebut dirayakan Hari Ulos Nasional.
"Untuk mendukung para pengrajin tenun dan ulos, Direktorat Jenderal IKM melakukan pembinaan dalam peningkatan kapabilitas IKM di bidang teknis produksi tenun," jelasnya.

Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain melalui program restrukturisasi mesin peralatan, penguatan akses sumber bahan baku melalui pembuatan material center, dan promosi produk tenun melalui media audio visual seperti pembuatan film animasi.

Menurut Gati, yang juga perlu menjadi perhatian ke depannya dalam pengembangan fashion dengan bahan kain Ulos adalah motif yang ditampilkan.

“Jadi, motif yang ditampilkan bukan motif Ulos yang digunakan dalam berbagai upacara ritual sehingga tidak merusak konsep sakral dari Ulos itu sendiri. Ada baiknya apabila Ulos untuk bahan produk fashion sudah dipersiapkan sesuai dengan tujuan penggunaan,” paparnya.(TT/int)

Marissa Nasution, Tak Bisa Jauh dari Air

 
Marissa Nasution.

TobaTimes - Artis peran dan pembawa acara Marissa Nasution (30) mengatakan bahwa ia mengandalkan krim tabir surya, sandal jepit, dan celana pendek untuk bersenang-senang ketika melancong.

"Aku itu untuk traveling sangat simpel, cuma butuh Flip Flop (merk sandal jepit), shorts, fun time, fun friends," tutur Marissa ketika menjadi bintang tamu sebuah acara bertema traveling di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan.

Apalagi, Marissa senang ke pantai. Ia mengaku biasanya pergi ke Bali, Lombok, Raja Ampat, dan Kepulauan Seribu.

Pakaian santai mendukung kegiatannya di tempat tersebut. Selain itu, ia membutuhkan krim tabir surya.

"Yang paling wajib sunscreen sih untuk proteksi diri sendiri. Saya enggak bisa jauh dari laut dan air. Adikku juga adventurer. Biasanya liburan pas weekend aja," ceritanya. (TT/int)

Warga Asahan Turut Demo Minta Ahok Diadili


TobaTimes, Kisaran - Massa yang tergabung dalam Forum Umat Islam Bersatu Asahan melakukan longmarch dari Masjid Raya Kisaran menuju Tugu Bundaran Kota Kisaran, Minggu (16/10) lalu sekitar pukul 16.00 WIB.

Ahok
Aksi damai dilakukan usai Salat Ashar di Masjid Raya. Walau cuaca hujan, namun tidak memengaruhi semangat mereka melakukan longmarch saat melintasi Jalan Imam Bonjol - Jalan Cokro Aminoto Kisaran. 

Salah seorang orator Agus Ramanda mengungkapkan, sangat menyayangkan ungkapan Ahok, sapaan akrab Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atas dugaan penistaan agama. Oleh sebab itu, mereka meminta pihak kepolisian agar memroses Ahok sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

“Adili Ahok… adili Ahok..” pekik massa.

Dalam aksi itu, Korlap Raja Dedy menyampaikan pernyataan sikap saat di Tugu Bundaran Jalan Cokro Aminoto dan Imam Bonjol; ‘Kami Umat Islam dari lintas etnis, Ormas Islam atau masyarakat, dan pesantren-pesantren yang kami namakan Forum Umat Islam Asahan Bersatu, mencermati apa yang disampaikan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok merupakan bentuk penghinaan, pelecehan dan penistaan terhadap agama.’

Raja Dedy menegaskan, siapapun tidak dibenarkan mengusik ketentraman kehidupan beragama di negara ini. “Kita mengecam keras pernyataan Ahok,” tegasnya.

Orasi yang disampaikan secara bergantian baik oleh ulama maupun tokoh masyarakat yang substansinya sama-sama memrotes pernyataan dugaan penistaan agama oleh Ahok terkait Al-Maidah ayat 51. Oleh sebab itu, mereka meminta agar Ahok diproses penegak hukum.

Namun, mereka tetap meminta agar seluruh masyarakat Asahan tidak melakukan tindakan anarkis dan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus dugaan penistaan agama tersebut kepada aparat penegak hukum.

Pada kesempatan itu, perwakilan ustadz Aswiludin didampingi Ustadz  Muhammad Syafii Pasaribu meminta kiranya dengan petisi yang mereka buat selanjutnya kepada Kapolres Asahan AKBP Tatan Dirsan Atmaja SIK dapat menindaklanjutinya.

“Supaya segera disampaikan petisi kami ke bapak Kapolda,” pinta Muhammad Syafii Pasaribu.

Amatan METRO ASAHAN, aksi damai yang dimulai dari Masjid Raya Kisaran lalu menuju Tugu Kota, berlanjut memutari Kota Kisaran dan berakhir kembali di Masjid Raya. Saat aksi berlangsung mendapat pengawalan ketat dari pihak Polres Asahan yang langsung dipimpin Kapolres Asahan AKBP
Tatan Dirsan Atmaja SIK.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Asahan H Salman Abdullah Tanjung MH, di sela-sela aksi damai menuturkan sebagai umat Islam di mana pun keberadaannya maka seluruhnya adalah saudara.

“Jadi kalau saudara kita disakiti maka yang lainnya merasakan sakit, kita pasti tidak tinggal diam,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Kapolres Asahan AKBP Tatan Dirsan Atmaja SIK berpesan agar jangan gampang terprovokasi apalagi menyebarkan isu yang dapat memicu ketidak-kondusifan di Kabupaten Asahan.

“Saya atas nama pribadi dan seluruh jajaran Polres Asahan tetap mendukung dan mendampingi untuk bersama-sama menyampaikan aspirasi ini,” pungkas Kapolres, yang saat itu ikut melakukan penjagaan dibawah guyuran hujan.

Aksi damai kemudian diakhiri dengan doa bersama, kemudian membubarkan diri dengan tertib. (TT/int)