31.12.16

Heboh! Yesus Muncul di Langit Philipina

Foto penampakan yang dipercaya sebagai Yesus.
TobaTimes, Philipina - Sebuah foto yang beredar di jering sosial kini sedang heboh di Philipina. Foto tersebut diyakini sebagai penampakan Tuhan Yesus.

Menurut sejumlah orang, foto tersebut dinilai asli dan bukan merupakan foto editan atau olahan photoshop. Foto tersebut di-upload ke facebook dan menjadi sangat populer. Belasan ribu mengomentari foto ini dan hampir 100 ribu like.

Bersama foto itu, terdapat postingan atau cuitaan dalam bahasa Philipina, bunyinya seperti ini:

Nung December 25 nagpakita po si Jesus sa kalangitan, isa itong patunay na may milagro at palaging nandyan lang si Lord binabantayan tayo at hindi nya tayo pababayaan.. SHARE mo ito kung naniniwala ka sakanya and type AMEN.

Saat cuitan itu diterjemahkan dengan alat Google Translate, artinya kira-kira seperti ini:

Akhir Desember 25, Yesus muncul di langit, adalah bukti bahwa ada sebuah keajaiban dan hanya selalu ada pengawasan dan Tuhan tidak meninggalkan kita.. berbagilah jika anda percaya padanya dan ketik amin.

Foto itu mendapat banyak komentar yang sangat beraneka ragam. Ada yang mengatakan bahwa itu sangat indah dan Yesus sungguh ajaib. Tapi banyak juga yang tidak percaya. Mereka meragukan akan keaslian foto tersebut. Sekarang terserah Anda, boleh atau tidak. (TT/int)

Presiden Philipina: Kalau Kalian Korupsi, Saya Campakkan dari Helikopter


TobaTimes - Presiden Philipina Rodrigo Duterte kembali menyampaikan pernyataan menakutkan. Saat perang terhadap narkoba yang dilakukan mendapat kecaman di sana sini, dia memulai perang baru melawan koruptor.
Rodrigo Duterte.
Presiden nyentrik itu sudah menyiapkan hukuman, yakni melempar koruptor dari helikopter yang mengudara.

"Jika kalian korupsi, saya akan menjemputmu dengan helikopter (untuk terbang) ke Manila dan saya akan melemparkanmu ke luar. Saya pernah melakukannya dan mengapa saya tidak akan melakukannya lagi sekarang?" ujarnya ketika berpidato di depan korban topan Nock-Ten, Selasa (27/12/16).

Pria yang kerap disapa Digong tersebut menjelaskan, orang yang pernah dilempar ke luar dari helikopternya adalah seorang pria Tiongkok yang melakukan pemerkosaan dan pembunuhan. Namun, pemimpin 71 tahun itu tidak menjelaskan secara detail kejadiannya.

Saat diwawancarai ABS-CBN soal pernyataannya itu, Duterte enggan mengakui. "Melempar orang dari helikopter? Jika itu benar, saya tidak akan mengakuinya," ujarnya.

Sebelumnya, juru bicara Duterte, Ernesto Abella, menegaskan bahwa ucapan atasannya tersebut seperti urban legend, hanya dibesar-besarkan.

Itu bukan kali pertama Duterte mengaku pernah membunuh orang. Beberapa minggu lalu presiden ke-16 Filipina itu juga mengaku telah membunuh tiga orang saat menjadi wali kota Davao dulu.

Sebelum Natal lalu, Duterte juga membuat video ucapan selamat Natal untuk para pengedar narkoba, penjahat, dan koruptor.

Di akhir video, Duterte menegaskan bahwa itu akan menjadi Natal terakhir mereka jika tidak segera tobat.

Terlepas dari benar atau tidaknya Duterte telah membunuh orang, ancamannya tetap harus diperhitungkan. Sebab, Duterte tidak segan menyuruh untuk membunuh orang. Hingga kini, kampanye antinarkoba yang digagasnya telah menelan lebih dari 6 ribu nyawa sejak dia menjabat presiden.

Sementara itu, terjadi serangan bom di dua lokasi berbeda di Filipina. Sebanyak 39 orang terluka akibat serangan tersebut. Insiden pertama terjadi di Hilongos, Provinsi Leyte.

Dua bom meledak pada Rabu (28/12). Sebanyak 33 orang yang tengah melihat pertandingan tinju terluka. "Bom lainnya yang tidak meledak telah berhasil ditemukan," ujar Wali Kota Hilongos Albert Villahermosa.

Sejam setelah kejadian tersebut, sebuah bom juga meledak di Aleosan, Provinsi Cotabato. Enam orang mengalami luka-luka akibat serangan itu.

Pihak kepolisian mengungkapkan, belum ada petunjuk apakah dua ledakan tersebut masih berhubungan. Alasan peledakan juga belum diketahui.

"Masih terlalu awal untuk menyimpulkan motif pelaku." kata Letkol Edgar Delos Reyes. (AFP/TT/int)

29.12.16

Lihat, Siswi SMP Main di Semak-semak Tepi Jalan


TobaTimes - Sungguh gila dan memprihatinkan. Pergaulan siswa SMP di Samarinda, Kalimantan Timur, semakin liar. Mereka tak segan-segan berbuat mesum di tempat umum.
Siswi SMP mesum di semak-semak.
Baru-baru ini, sepasang siswa SMP sedang berbuat mesum di semak-semak tepi jalan. Keduanya sudah membuka pakaian, tetapi aksi mesum dihentikan karena diteriaki seorang wartawan. Kejadian bermula ketika wartawan meliput antrean panjang di SPBU Jalan APT Pranoto.

Di salah satu bukit dekat SPBU, sepasang remaja tengah asyik begituan di balik semak-semak. Wartawan lantas mendekati pasangan mesum itu, kemudian berteriak. Pasangan siswa SMP yang sedang asyik memadu kasih itu kaget dan panik. Keduanya langsung bangkit dan berlari tanpa arah. Tapi mereka lari meninggalkan lokasi.

Kapolsekta Samarinda Seberang Kompol Bergas Hartoko mengaku kaget mendengar kejadian itu. Dia mengakui, selama ini, jajaran memang belum pernah mengadakan penelusuran ke daerah jalan baru tersebut.

"Tugas kami memang mencegah hal-hal yang buruk terjadi. Tetapi untuk daerah yang kurang tersentuh seperti itu, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan. Polisi tidak setiap waktu bisa mengontrol. Personel kami pun terbatas," ujar Bergas.

Ketua Harian Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Samarinda Adji Suwignyo menuturkan, pendidikan seks di usia dini memang sangat perlu.

"Mereka memang perlu pembekalan seks. Orang tua harus membuka komunikasi yang baik terhadap anak-anaknya. Agar anak bisa terbuka untuk menceritakan hal-hal yang ingin dia ketahui," ujar Adji. (TT/int)

Dua Siswi SMP Dipaksa Melacur, Tarif Rp750 Ribu


TobaTimes - Dua gadis muda masing-masing berinisial W (13) dan A (15), diselamatkan dari lokalisasi Peleman di Suradadi, Kabupaten Tegal, belum lama ini. Keduanya dipaksa menjadi pekerja seks komersial (PSK).
Ilustrasi.
Muncikari memaksa warga asal Kabupaten Pemalang itu melayani para pria hidung belang. Tarifnya Rp 750 ribu. W dan A tak kuasa menolak perintah muncikari berinisial P dan R yang kerap memarahi mereka. Terutama saat kedua bocah belia itu dianggap tak bekerja baik dalam melayani tamu.

W mengaku sama sekali tak mengira akan dijebloskan ke lembah dosa. Sebab, saat pertama kali bertemu P yang tak lain tetangga sendiri, W dijanjikan bakal bekerja sebagai pelayan di sebuah warung makan.

"Katanya mau dipekerjakan di warung makan, tapi malah dibawa ke lokalisasi. Saya juga disuruh melayani tamu yang datang," katanya.

W mengaku sempat melayani tamu sekali. Dia dibayar Rp 750.000, kemudian dipotong sang muncikari. "Cuma sekali mas, itu pun terpaksa karena kalau tidak mau saya diancam. Uangnya dipotong sama mami, katanya untuk sewa kamar," ujarnya.

Sesuai informasi, W masih bersekolah di bangku kelas 7 SMP di Pemalang itu mengaku tak bisa menolak perintah sang muncikari. “Kalau kerja tidak benar dimarahi sama maminya," ujarnya. (TT/int)

28.12.16

Siswi SD Digilir 4 Pria


TobaTimes - Kekerasan seks terhadap bocah 11 tahun, dan digilir empat remaja. Kejadian memilukan tersebut pada hari Komisioner Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Natuna (3/12) lalu.
Ilustrasi.
Ketua KPPAD Natuna Raja Peni mengatakan pihaknya sangat menyesalkan terjadinya kasus tersebut. "Korbannya ternyata masih duduk di bangku Sekolah Dasar, bukan SMP. Memang badannya bongsor. Kami sangat menyesalkan kejadian ini," ungkap Peni.

KPPAD sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian agar hak anak tetap terpenuhi dan berkoordinasi dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB yang selama ini mendampingi korban anak dan anak berhadapan dengan hukum.

"Penanganan kasus ini sudah tepat dan prosedurnya. Anak berhadapan dengan hukum juga mendapat penangan khusus dan di tempat penahanan khusus anak," kata Peni.

Namun menurut Peni, terdapat beberapa catatan KPPAD dalam kasus ini. Salah satu pemicunya adalah kurangnya pengontrolan orangtua kepada anak. Sudah larut malam, anak masih berada di luar rumah.

Diakuinya, khususnya korban ini orangtuanya tidak menyadari anaknya dijemput. Karena keluar dari jendela kamar. Sehingga orangtua tidak menyadari anaknya berada di luar.

"Jadi orangtua kecolongan, anak keluar dari jendela kamar. Tapi ini kami cek lagi, tentu korban perlu mendapat penanganan psikolog anak," ujar Peni.

Selain itu kata Peni, catatan utamanya adalah penjualan minuman keras dijual bebas. Menyebabkan remaja sekolah mudah mendapatkan minuman haram yang berujung kerusakan moral remaja.

"Penjualan miras dinilai terlalu bebas di Ranai. Ini catatan penting kami, KPPAD mengharapkan ada tindakan kepada pedagang Miras," tutup Peni.

Terungkapnya kasus kekerasan seks terhadap anak di Natuna menyita perhatian masyarakat. Ternyata pemicu perbuatan keji ini adalah minuman keras jenis arak.

Bocah usia 11 tahun digilir empat remaja masih status pelajar SMA di Ranai, setelah berpesta tiga botol arak dan mencekoki korban.

Kapolres Natuna AKBP Charles Sinaga mengatakan, pengaruh miras memang sangat berbahaya khususnya terhadap anak-anak dan remaja.

"Terkait hal ini kami akan tingkatkan pengawasan peredarannya khususnya di Natuna. Pedagang miras akan kami sikat," kata Charles. (TT/int)

Jatuh Saat Panjat Pohon Kelapa, Tewas


TobaTimes, Simalungun - Musidi Sitorus (50), warga Huta II Nagori Marihat Butar, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun ditemukan tewas di bawah pohon kelapa, Sabtu (24/12) sekira pukul 14.40 WlB. Diduga korban terjatuh saat memanjat pohon kelapa.
Ilustrasi.
Menurut keterangan saksi Sunarmi (50) didatangi korban, Sabtu (24/12) sekira pukul 10.00 WIB. Musidi mengatakan Sunarmi agar besok saja dipanjat pohon kelapa Sumarni dikarenakan kondisi hujan. Dan Sunarmi pun mengiyakan permintaan korban.

Sekira pukul 14.40 WIB, Sumarni pergi ke belakang rumahnya untuk mencari rumput. Saat mencari rumput, ibu rumah tangga (IRT) ini melihat ada buah kelapa yang diambil. Sumarni pun  mencari keberadaan korban dan mengecek buah kelapa yang diambil.

Alangkah terkejutnya Sumarni melihat korban sudah tergeletak di bawah pohon kelapa dengan kondisi telentang. Melihat hal itu, Sumarni memanggil warga sekitar. Saksi Sumono lalu menyuruh warga untuk membawa korban ke rumah duka.

Sementara saksi Suriadi Surya Nata mengecek kondisi korban. Kemudian saksi melaporkan ke Pangulu Nagori dan selanjutnya melakukan koordinasi ke Polsek Bosar Maligas.

Personil Polsek yang tiba di lokasi, lalu melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengamankan sejumlah barang bukti.

Namun ketika akan dilakukan proses otopsi, pihak keluarga korban menolaknya, dan membuat surat pernyataan tak keberatan. (TT/int)

Usai Pesta Sabu, Tiga Bapak-bapak Ditangkap


TobaTimes, Simalungun - Tiga orang pria diamankan ke Polsek Perdagangan dari salah satu rumah di Huta I Nagori Sidotani I, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Jumat (23/12) sekira pukul 15.00 WIB.
Ilustrasi.
Ketiga bapak-bapak tersebut diamankan diduga baru selesai pesta sabu. Yakni, Suriadi (50), warga Jalan Viyata Yudha, Kecamatan Siantar Barat, Hendra (41), pemilik rumah dan Mahendra Siregar (32) warga Dusun I Lubuk Hulu, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batubara.

Penangkapan ketiganya atas informasi yang diterima Kapolsek Perdagangan AKP Asmara, bahwa di dalam rumah milik Hendra alamat Huta I Nagori Sidotani I ada beberapa warga diduga menggunakan narkotika jenis sabu-sabu.

Kapolsek lalu memerintahkan Kanit Reskrim beserta Unit Opsnal untuk melakukan penyelidikan. Petugas menemukan ketiga tersangka dan sejumlah barang bukti. Selanjutnya dilakukan penangkapan, penggeledahan serta mengamankan ketiga tersangka.

Barang bukti ditemukan yakni, 3 bungkus plastik klip bening diduga berisi sabu, puluhan bungkus plastik bening, 1 bungkus plastik diduga bekas sabu, 1 buah cotton bid atau korek kuping, 4 buah lipat plastik berbentuk skop, 3 buah mancis, timbangan elektrik merk Acis bersama kotaknya, botol plastik bekas minuman Las Segar berisi air ditutup dan menempel 2 buah pipet plastik, handphone (HP) merk Blackbery (BB), Samsung dan Nokia, serta uang Rp20 ribu diduga berisi daun ganja kering.

"Saat ini pelaku dan barang bukti telah diboyong ke Polsek Perdagangan untuk dilakukan proses penyidikan," ujar AKP Asmara. (TT/int)

5 Ruko Terbakar di Malam Natal


TobaTimes, Simalungun - Kebakaran terjadi pada malam perayaan Natal di Huta Seilanggei Nagori Bandar Masilam I, Kecamatan Bandar Masilam, Kabupaten Simalungun, Sabtu (24/12) sekira pukul 20.15 WIB.
Kebakaran pada malam Natal.
Sebanyak 5 unit rumah toko (ruko) yang terbuat dari papan ludes terbakar. Ruko yang terbakar adalah milik Riki (33) menjual bahan bangunan, Pulkener Sihite (45) menjual pupuk, Ramli Damanik (58), Esty br Sihotang (70) dan L Malek (45).

Sebelumnya saat malam kejadian, saksi Irpan (40) dan Imran, keduanya warga Huta Seilanggei Nagori Bandar Masilam I sedang berjualan berjarak lebih kurang 30 meter dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Saksi melihat ada kepulan asap dari ruko milik Pulkener Sihite. Kemudian saksi berteriak ada kebakaran dan secara spontan masyarakat datang membantu untuk memadamkan api.

Sementara Kapolsek Perdagangan AKP Asmara meminta bantuan pemadam kebakaran (damkar) dari Perkebuan Lonsum Bahlias, PT Unilever di Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK) Sei Mangkei dan Pemkab Batubara. Berselang sejam api dapat dipadamkan.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Lima unit ruko beserta isinya ludes terbakar dan diperkirakan lebih kurang Rp2,5 miliar. (TT/int)

Hari Gini Masih Ada Preman, 15 Orang Diamankan


TobaTimes, Siantar - Jajaran Personel Unit Sabhara Pematangsiantar mengamankan 15 orang yang diduga preman di eks Terminal Suka Dame, Kecamatan Siantar Utara.
Ilustrasi.
“Sebanyak 15 orang preman dari eks Terminal Suka Dame diamankan pada Senin (26/12/16) sekira pukul 12.35 WIB. Razia premanisme ini ditingkatkan dalam rangka perayaan Natal  dan Tahun Baru,” ucap Kasat Sabhara AKP Isril Noer melalui Kanit Sabhara Ipda Klinus Sitinjak, Senin (26/12/16).

Ia mengatakan, para preman itu ditangkap di seputaran areal terminal eks Suka Dame. "Kita sudah sering mendapat laporan masyarakat bahwa tindakan para preman tersebut sudah sangat meresahkan masyarakat. Apalagi suasana Natal dan Tahun Baru, pastinya aktivitas di eks Terminal Sukadame pasti meningkat, kita harus memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat,” ungkapnya.

Dikatakan, setelah mendapat pengaduan masyarakat, Sat Sabhara langsung turun ke lokasi yang diduga banyak preman yang melakukan tindakan kriminal.

Ketika dilakukan penggeledahan, petugas tak ada menemukan senjata tajam maupun narkoba. Dan selanjutnya para preman yang telah berhasil ditangkap dibawa  ke Mapolres Siantar untuk dilakukan pendataan dan pembinaan.

“Setelah kita berikan pembinaan mereka kita pulangkan. Dalam surat pernyataan mereka berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya,” ujarnya. (TT/int)