27.8.16

Dandim 0212 Tapsel Ajak Petani Tingkatkan Produktivitas Pertanian

TobaTimes-Dandim 0212 Tapsel Letkol Inf Septa Viandi bersama Kadis Pertanian Kabupaten Tapsel Ir Bismark Muaratua, perwakilan Tambang Emas Martabe, dan masyarakat menggelar tanam serentak pada program penambahan Luas Tambah Tanam (LTT) untuk wilayah Tapsel,  Kamis (24/8).

Dandim 0212 TS Letkol Inf Septa Viandi dan elemen masyarakat saat penananam serentak.
Kadis Pertanian bersama Dandim 0212 Tapsel mengatakan, penanaman padi dilakukan secara serentak dengan melibatkan petani melalui Kelompok Tani (Koptan) Marsada, Kecamatan Batangtoru adalah merupakan salah satu bagian dari program penambahan LTT di Kabupaten Tapsel.

"Kegiatan tanam serentak ini memiliki luas sekitar 100 hektar," kata mereka.

Kegiatan tersebut juga diharapkan mampu mempercepat pencapaian  luas tambah tanam untuk wilayah Kabupaten Tapsel. Sehingga program swasembada pangan dengan pencapaian hasil produktivitas pertanian lebih meningkat.

"Kegiatan kali ini tak lepas dari kerjasama dengan Tambang Emas Martabe, koptan dan elemen masyarakat," sambung keduanya.

Dikatakan, benih padi yang ditanam pada kegiatan tersebut adalah varites invari 9 permata hijau. Varites tersebut sangat cocok dengan iklim dan tesktur tanah di wilayah itu. Hal itu diketahui dari beberapa kali uji coba sehingga varites tersebut menjadi andalan petani. (int)

Kejuaraan Tenis Meja Piala Bupati Paluta Digelar

TobaTimes-Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) menggelar kejuaraan tenis meja untuk memperebutkan piala Bupati Paluta, Jumat (26/8) di GOR Paranginan, Kecamatan Padang Bolak. Kejuaraan tenis meja antar kelompok umur itu dijadwalkan berlangsung selama tiga hari mulai 26 hingga 28 Agustus mendatang.

Ilustrasi.
Kejuaraan yang dibuka Asisten I Burhan Harahap ini dihadiri Wakil Ketua KONI I, Ridwan Efendi Daulay beserta rombongan, manager external affairs PT ANJ Agri Nurwachid sebagai salah satu sponsor, Kabid Pemuda pada Dispora Paluta Parulian Harahap beserta undangan lainnya.

Ketua PTMSI Paluta Mara Lobi Siregar mengatakan, turnamen tenis meja tingkat pelajar dan umum yang memperebutkan piala Bupati ini baru pertama kali digelar sejak dikukuhkannya pengurus PTMSI pada tanggal 20 Januari 2016 lalu. Tujuannya adalah mencari bibit-bibit atlet tenis meja yang nantinya akan dibina menjadi atlet tenis meja yang akan membawa nama Kabupaten Paluta.

Kejuaraan ini dibagi menjadi dua kelas yakni untuk tunggal putra pelajar dan umum serta tunggal putra dan beregu tingkat pelajar dan umum. Kejuaran ini diikuti sebanyak 102 peserta yang terdiri dari 68 peserta dari umum dan 34 peserta dari kalangan pelajar yang datang dari berbagai daerah seperti Labuhan Batu, Labuhan Batu Selatan, Sibolga, Padang Lawas, Tapanuli Selatan, Padang Sidimpuan dan tuan rumah Padang Lawas Utara.

“Kejuaraan ini diikuti peserta yang datang dari berbagai daerah kabupaten/kota di seluruh wilayah Sumatera Utara,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa prestasi tenis meja sudah cukup membanggakan belakangan ini untuk wilayah Tabagsel bahkan Sumatera Utara. Hal ini terbukti dengan berbagai prestasi yang diraih tahun ini seperti juara I beregu putra pada turnamen tenis meja yang digelar di Padangsidimpuan, juara I tunggal putra pada turnamen yang digelar di Tebing Tinggi, juara III tunggal putri dan juara I ganda putri pada pelaksanaan Pospedasu yang dilaksanakan di Kabupaten Madina beberapa bulan lalu.

Selain itu, pelaksanaan kejuaraan ini juga bertujuan untuk menyukseskan pelaksanaan Pekan Olah Raga Kabupaten (PORKAB) dan juga sebagai ajang pemanasan (warming up) bagi para atlet tenis meja yang nantinya akan ikut bertanding pada PORKAB.

Untuk itu, ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang bekerjasama dalam menyukseskan kejuaraan ini hingga selesai nanti.

Sementara itu, Wakil Ketua I KONI Paluta Ridwan Efendi Daulay dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran pengurus PTMSI atas pelaksanaan kejuaraan ini. Artinya PTMSI menjadi salah satu garda terdepan memajukan olahraga dan menjadi salah satu indikator berjalannya program kerja organisasi, dalam hal ini KONI khususnya cabang olahraga tenis meja.

Ia berharap, melalui kejuaraan ini, pengurus PTMSI terus meningkatkan kinerja serta prestasi yang telah diraih. Kepada peserta dan pelatih juga diimbau menjunjung tinggi sportivitas selama pertandingan berlangsung.

Bupati Paluta Drs H Bachrum Harahap diwakili Asisten I Burhan Harahap menyampaikan, pelaksanaan kejuaraan ini merupakan salah satu ajang yang bernilai penting bagi kemajuan olahraga terutama cabang olahraga tenis meja di Paluta.

Kejuaraan ini juga dapat dijadikan sebagai sarana konsolidasi organisasi dan manajemen serta pembinaan prestasi dan ajang persiapan menghadapi PORKAB yang akan digelar dalam waktu dekat.

“Melalui kejuaraan ini kita bisa menggali potensi atlet-atlet muda yang dapat dibina dan diproyeksikan untuk membawa nama Paluta menuju event yang lebih tinggi. Saya yakin, dengan semangat kita bersama, prestasi yang membanggakan akan dapat dicapai,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, ia juga mengingatkan kepada seluruh peserta agar meningkatkan kebersamaan, sportivitas, menjunjung tinggi fair play, meningkatkan persatuan dan kesatuan, sehingga turnamen ini berjalan dengan sukses. (int)

Paluta Mekar Kecamatan, 9 Jadi 12

TobaTimes-Kabupaten Paluta yang dulunya memiliki sembilan kecamatan kini menjadi 12 kecamatan. Tiga kecamatan yang baru dimekarkan itu yakni Kecamatan Padang Bolak Tenggara, Halongonan Timur dan Kecamatan Ujung Batu.

Ilustrasi.
Ketiga kecamatan ini dibentuk sesuai peraturan daerah Kabupaten Paluta Nomor 02 tahun 2016 tanggal 26 Juli 2016.

“Tiga kecamatan sudah diaktifkan dan pengaktifan itu sesuai dengan Perda Paluta Nomor 02 tahun 2016 tentang pembentukan Kecamatan Padang Bolak Tenggara, Kecamatan Halongonan Timur dan Kecamatan Ujung Batu,” kata Plt Sekdakab Paluta Tongku Palit Hasibuan kepada wartawan, Jumat (26/8).

Ketiga kecamatan yang dibentuk itu juga sudah memiliki pimpinan yakni camat dan telah dilantik Wakil Bupati beberapa waktu lalu. Untuk Kecamatan Padang Bolak Tenggara, Camat dijabat Lairar Rusdy Nasution SSTP, Kecamatan Halongongan Timur dijabat H Amrin Junirman Siregar dan Kecamatan Ujung Batu dijabat Ongku Bangsawan Hasyim Ssos.

Kecamatan Padang Bolak Tenggara sendiri memiliki 14 desa yakni Desa Siunggam Julu, Siunggam Tonga, Siunggam Jae, Aek Bayur, Aek Tolong, Tangga-tangga Hambeng, Simaninggir, Bangun Purba, Nagasaribu, Sihoda-hoda, Mompang II, Gulangan, Pijor Koling dan Purba Tua Dolok.

Kecamatan Halongonan Timur memiliki 14 desa yakni, Desa Siancimun, Bolatan, Pasir Bara, Gunung Intan, Mompang I, Gunung Manaon III, Sihopuk Baru, Sihopuk Lama, Rondaman, Huta Baru Nangka, Situmbaga, Batang Pane I, Batang Pane II dan Batang Pane III.

Sedangkan Kecamatan Ujung Batu memiliki 13 desa yakni Desa Huta Raja, Ujung Batu Julu, Gunung Manaon UB, Labuhan Jurung, Martujuan, Paya Bahung UB, Tobing Tinggi UB, Ujung Batu Jae, Marlaung, Mananti, Jambu Tonang, Manare Tua dan Pasir Lancat UB. (int)

Waspada! Rampok Modus Razia Narkoba

TobaTimes- Masyarakat diimbau berhati-hati dan waspada dengan aksi perampokan dengan modus mengaku polisi berdalih melakukan razia narkoba.

Ilustrasi.
Kapolres Labuhanbatu AKBP Teguh Yuswardhie SIK MH menyerukan himbauan kepada pengusaha dan para sopir yang membawa uang dan sembako serta barang berharga lainnya untuk mengantisipasi aksi perampokan jalanan yang ditengarai penjahat yang mengaku anggota kepolisian dengan modus operasi pemeriksaan narkoba, 

Himbauan itu diharapkan dapat meminimalisir aksi kejahatan perampokan jalanan yang lepas dari amatan pihaknya. “Saya himbau kepada masyarakat khususnya pengusaha/supir angkutan, agar tidak langsung mempercayai adanya aksi pemeriksaan oleh sejumlah orang yang ngaku-ngaku polisi di jalanan,” katanya.

Penyetopan tanpa ada tanda-tanda/ atribut resmi dari kepolisian,  kerap modus dalam menjalankan aksi kejahatan. Modus operandi yang dilakukan pelaku seperti ini cukup efektif untuk mengelabui korbannya dan diharapkan warga tidak terkecoh.

“Maka dari itu diharapkan warga dapat lebih selektif menyikapi apabila mendapati hal serupa dan alangkah baiknya apabila warga membawa uang dalam jumlah banyak agar meminta pengawalan dari kepolisian,” katanya.

Data yang dihimpun,  di wilayah hukum Polres Labuhanbatu yang terdiri dari 3 kabupaten meliputi Labuhanbatu Utara,  Labuhanbatu induk dan Labuhanbatu Selatan terdapat sejumlah titik rawan aksi perampokan. Lokasi tersebut merupakan tempat strategis yang saat ini cukup ditakuti sejumlah warga saat melintas.

Adapun sejumlah titik rawan tersebut yakni, Simpang Sei Beruhur Labura,  Jalinsum Aek Kota Batu- Pamingke,  Simpang Blok Songo- Pangkatan,  Jalinsum Tolan- Kampung Rakyat,  Bukit Kodok Cikampak Labusel dan beberapa titik lainnya.

Titik rawan Kejahatan Wilayah Labuhanbatu Raya: 
 
•    Simpang Sei Beruhur Labura
•    Jalinsum Aek Kota Batu- Pamingke
•    Simpang Blok Songo- Pangkatan
•    Jalinsum Tolan- Kampung Rakyat
•    Bukit Kodok Cikampak Labusel *** (int)

Empat Dusun di Labuhanbatu Nyaris Terisolir

TobaTimes-Labuhanbatu. Sekitar 500-an kepala keluarga di beberapa dusun di Desa Janji Kecamatan Bilah Barat, Labuhanbatu, nyaris hidup dalam keterisolir. Infrastruktur jalan darat ke kawasan itu tak optimal. Padahal, wilayah itu juga bahagian dari NKRI yang sudah merdeka 71 tahun silam.

Ilustrasi.
Letaknya tak jauh dari Rantauprapat. Empat dari 12 dusun di Desa Janji prasarana transportasi jalan daratnya berlubang dan berlumpur. Padahal, tidak sedikit hasil alam seperti karet dan tandan buah sawit yang diangkut dari sekitaran wilayah empat dusun tersebut. Kelapa sawit bisa mencapai 1.500 ton sebulan, sedangkan karet mencapai 80 ton setiap bulannya.

Namun, buruknya jalan darat ke sana mengakibatkan sulitnya warga mengangkut hasil alam. Dan, tentu saja badan jalan yang belum tersentuh aspal, menyebabkan biaya tinggi. Jika dihitung dari Rantauprapat untuk menuju empat dusun seperti halnya Dusun Aek Torop, Karya Maju, Kampung Tengah serta Dusun Pinang Lombang, diperkirakan hanya memakan waktu 30 menit.

Pintu masuk ke dusun itu, melintasi Kantor Camat Bilah Barat. Di sekitar kantor milik pemerintahan daerah itu, sepanjang 150 meter jalannya sudah tersentuh pembangunan. Sudah beraspal, meskipun dengan kualitas seadanya.

Tapi, ketika memasuki kawasan empat dusun, kondisi jalan berlubang dan berlumpur. Menambah kesan, permukiman masyarakat di sana, kumuh dan bahkan terisolir. Jika dibiarkan, badan jalan akan semakin hancur hingga menambah keresahan di sana.

Itu jalan satu-satunya menuju daerah itu. Kondisi fasilitas yang sangat buruk ditimpali lagi jalanan yang sepi dan tidak adanya penerangan lampu jalan dikhawatirkan juga pemicu terjadinya tindak kriminalitas. Perampokan ataupun tindakan perkosaan terhadap anak sekolah yang menimba ilmu di luar, selalu menghantui pikiran orangtua.

"Jalan kampung rusak dan sunyi. Takut juga terjadi apa-apa ke anak-anak dan warga," ujar Kasiadi (45) warga Dusun Karya Maju. Bahkan pernah terjadi aksi pembegalan di bilangan jalan rusak. Untuk mengantisipasi itu, orangtua menyarankan anaknya pergi sekolah secara bersamaan.

Buruknya fasilitas jalan, membuat hasil alam di sana nilai jualnya anjlok. Rata-rata Rp 4.300 per kilogram untuk penjualan karet. Dan, kisaran Rp 900 per kilogram untuk TBS sawit warga.

"Apalagi musim hujan begini, terpuruklah kami. Terkadang berpatahan as ataupun gerdang kendaraan kami. Kadang kami bingung, kenapa daerah kami bisa begini," keluhnya.

Permintaan mereka tidak muluk-muluk. Jalanan yang dipenuhi lubang dan digenangi air hujan tersebut minimal dilapisi oleh pengerasan. "Apalagi setiap harinya sekitar 50 ton sawit keluar, kalau karet sekitar 20 ton per minggu. Kalau rusak, bisa terus anjlok harganya," pintanya.

Ditambahkan warga lainnya, Hendrik Siregar (56) dan Zuraidah (43). Mereka juga berharap kepada Pemkab Labuhanbatu dapat membangun sekokah dasar negeri. Karena, di sana hanya satu sekokah dasar itupun berstatus swasta.

Jika pun mereka memiliki penghasilan, namun biaya sekolah diakui mereka tidak dapat ditunda-tunda. "Kalau negeri bisa lebih sedikit. Lagi pula tidak mungkin anak kami yang masih SD sekolahnya diluar dari sini, bisa bahaya," sebut mereka.

Sementara, Camat Bilah Barat Aidi Sahrir Hasibuan kepada wartawan menerangkan, pihaknya telah melayangkan usulan terkait pembenahan infrastruktur di setiap desa, termasuk perbaikan badan jalan.

Namun hingga kini, belum ada terlihat bakal adanya perbaikan badan jalan tersebut. "Di kecamatan kita ada 10 desa, termasuk Janji. Kakau usulan sudah kita lakukan, tetapi belum ada terlihat hasilnya," ujarnya. (int)

Anggota DPRD Tanjungbalai Bantah Intervensi Proyek APBD

TobaTimes-Anggota DPRD Kota Tanjungbalai menepis tudingan miring yang mengatakan, pihak legislatif telah melakukan intervensi dalam proses pengadaan jasa konstruksi APBD Kota Tanjungbalai Tahun Anggaran (TA) 2016.

Ilustrasi dewan bersidang.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Tanjungbalai Buyung Pohan, Kamis (25/8). "Jika ada yang mengatakan anggota DPRD telah mengintervensi pelaksanaan kegiatan jasa konstruksi dalam APBD Tahun 2016, apa lagi sampai anggota DPRD dikatakan mendapat paket proyek, itu semua tidak benar. Sampai saat ini, anggota DPRD Kota Tanjungbalai tidak pernah menerima paket proyek maupun mencampuri pelaksanaan kegiatan jasa konstruksi di pemko Tanjungbalai," ujar Buyung Pohan.

Menurut Buyung Pohan, tugas DPRD adalah melakukan pengawasan terhadap pemerintah daerah dalam pengelolaan anggaran agar semuanya sesuai dan tepat sasaran. Oleh karena itu, jika ada yang menuding anggota DPRD dapat paket proyek, informasi itu hanya ulah dari oknum-oknum yang ingin mendiskreditkan DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat.

Seperti diketahui, baru-baru ini beredar informasi yang mengatakan, anggota dan pimpinan DPRD Kota Tanjungbalai telah mendapat "jatah" paket proyek dari Pemko Tanjungbalai dalam APBD Tahun 2016.

Hal itu dibuktikan dengan adanya proyek pembangunan jalan yang dananya bersumber dari APBD Kota Tanjungbalai Tahun 2016 di Kompleks Perumahan milik salah seorang oknum pimpinan DPRD Kota Tanjungbalai di Kelurahan Pahang, Kecamatan Datuk Bandar, kota itu.

"Jika informasi yang mengatakan kompleks perumahan milik oknum pimpinan DPRD tersebut telah mendapat jatah proyek pembangunan jalan dari APBD itu benar, hal itu sangatlah kita sesalkan. Pengalokasian dari anggaran APBD itu seharusnya untuk kepentingan publik, bukan untuk kepentingan pribadi atau perseorangan," ujar Asfi Kelana Ketua Dewan Penasehat Lembaga Pemantau Kinerja Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah (PKA-PPD) Kota Tanjungbalai kepada koran ini. (int)

Pemilihan Ketua Pujakesuma Asahan, Tiga Kandidat Bersaing

TobaTimes- Bursa calon ketua umum Pujakesuma Asahan periode 2016-2021 pengganti Endang Ngadiman, yang sudah habis periodenya menjadi topik pembicaraan. Diantara calon ketua umum Pujakesuma Asahan, sejauh ini berkembang menjadi tiga kubu. Kubu pertama terdapat H HR Santoso SH yang banyak mendapat dukungan dari kaum sesepuh etnis Jawa di Asahan, yakni Ketua DPC Puja Kesuma Rawang Panca Arga Wage Trima yang menjadi pendukung kuat H HR. Santoso SH.

Sementara itu, pendukung dari Bambang Rusmanto SP datang dari Sumardi Gatot. Sedangkan pendukung Ir Suriandi MBA datang dari kaum muda dan pengusaha etnis Jawa di Asahan.

Ketiganya dijagokan untuk menjadi Ketua Pujakesuma Asahan karena dianggap bisa meneruskan kepemimpinan ketua sebelumnya serta dapat mempersatukan etnis Jawa di Asahan.

Posisi Ketua Pujakesuma Asahan ini mulai diperebutkan hingga sembilan hari kedepan, dimana tanggal 4 September, sudah ditentukan siapa orang nomor satu Ketua Pujakesuma Asahan. Inilah yang menyebabkan ketiga kandidat calon Ketua Pujakesuma Asahan sudah saling melancarkan lobi-lobi serta kampanye ke masing-masing pendukung.

Salahsatu kandidat terkuat H HR Santoso SH, Jumat (26/8), usai Rapat Pembentukan Panitia Pemilihan Ketua Pujakesuma Asahan, mengatakan, semua DPC Pujakesuma Asahan mempunyai hak suara dan ia berharap dalam pemilihan ketua nantinya mereka memang benar-benar memilih sosok Ketua Pujakesuma yang dapat mempersatukan Wong Jowo di Kabupaten Asahan.

“Kita sangat legowo seandainya pemilihan berjalan lancar, aman dan terkendali dengan baik dan pada prinsipnya pemilihan Ketua Pujakesuma Asahan berjalan secara demokrasi. Pemilih yang berhak silahkan menentukan pilihannya sesuai dengan kehendak hati mereka,” pungkasnya.

“Saya sendiri memaklumi sebagai asli Wong Jowo di Asahan merasa terpanggil untuk mempersatukan etnis Jawa dalam suatu wadah yang dinamakan Pujakesuma. Namun apabila para sesepuh, tokoh-tokoh Wong Jowo serta kaum muda mempercayakan kita memimpin Pujakesuma Asahan, kita siap menjadikan Pujakesuma sebagai alat pemersatu dan menjadikan Pujakesuma tidak ke mana-mana tetapi ada di mana-mana,” tandasnya.

Sementara itu, kandidat yang juga tidak kalah hebatnya Bambang Rusmanto SP adalah sosok seorang kader muda yang berlatar belakang pekerja keras dan mempunyai cita-cita leluhur berniat menjadikan Pujakesuma Asahan merupakan bahagian tidak terlepas dari etnis Jawa.
Kepada METRO ASAHAN, Bambang Rusmanto mengatakan, sebagai warga keturunan Jawa di Kabupaten Asahan, ia merasa tersanjung apabila bisa membesarkan Pujakesuma, organisasi kemasyarakatan yang didirikan di Medan pada 10 Juli 1980, itu atas gagasan sejumlah tokoh masyarakat Jawa antara lain H Mas Soekardi, H Maswardi, Raden Suyono, HR Moediono, H Sudjono Giatmo, HW Kasmo dan beberapa nama lainnya untuk membesarkannya di Kabupaten Asahan.

Dikatakannya lagi, suatu kehormatan besar dia berangkat dari keturunan Jawa dari generasi muda dapat mendarmabaktikan diri, waktu, tenaga, serta pemikiran untuk menjadikan Pujakesuma Asahan merupakan tautan suku Jawa di Kabupaten Asahan.

“Apabila hidup ini dapat berguna bagi orang lain itu merupakan suatu kebahagiaan yang tidak dapat dinilai dengan uang. Begitu juga apabila saya dapat mengabdikan diri saya untuk memajukan Pujakesuma Asahan merupakan suatu penghargaan yang cukup tinggi untuk membesarkannya,” ungkapnya.

Kandidat yang tak kalah menariknya, Ir Suriandi MBA, tokoh muda yang satu ini yang sudah kenyang makan asam garam, baik dalam dunia partai maupun organisasi di Asahan, mempunyai mimpi menjadikan Pujakesuma organisasi kemasyarakatan khusus etnis Jawa itu merupakan suatu anugerah. (int)

15 Kelurahan di Tanjungbalai Terima Dana NUSP Rp15 Miliar

TobaTimes-Dari 31 kelurahan se-Kota Tanjungbalai, sebanyak 15 kelurahan diantaranya menerima kucuran dana masing-masing sebesar Rp1 miliar atau Rp15 miliar dari bantuan program Neighborhood Upgrading and Shelter Project (NUSP).

Ilustrasi.
Hal ini terungkap dalam Acara Pelatihan Penguatan Kapasitas (BKM/LKM) Tanjungbalai. Menurut Ir Herizal, dana sebesar Rp15 miliar diperuntukkan untuk pembangunan infrastruktur di 15 kelurahan. Sedangkan untuk kelurahan lainya belum mendapat giliran.

“Ada 31 kelurahan di Tanjungbalai, hanya saja yang berpotensi dan layak menerima bantuan ini adalah Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) di setiap Kelurahan yang sudah terdata,” kata Ir Herizal.

Adapun kelurahan yang menerima kucuran dana Rp15 miliar, yakni Kelurahan Perjuangan, Sei Merbau, Beting Kuala Kapias di Kecamatan Teluk Nibung Tanjungbalai. Kemudian Kelurahan Muara Sentosa, Sei Raja di Kecamatan Sei Tualang Raso Tanjungbalai.

Lalu, Kelurahan Kuala Silau Bestari di Kecamatan Tanjungbalai Utara. Untuk Kelurahan Selat Tanjung Medan, yang menerima bantuan Kelurahan Bunga Tanjung, Simula Jadi dan Pulau Simardan.

Menurut Herizal, pekerjaan itu nantinya disesuaikan dengan Rancangan Anggaran Belanja (RAB) agar pekerjaan lebih baik dari sebelumnya. Karena tahun 2015 masih banyak terdapat kekeliruan untuk tahun 2016.

“Kami percayakan pekerjaan pembangunan agar lebih baik dan bagus agar pembangunan tidak terasumsi jelek di mata masyarakat. Melalui pelatihan ini, saudara pengurus BKM dan sekretaris diharapkan dapat bekerja dengan baik.

Sementara, Tajul Abrar Ritonga ST, dari Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Tanjungbalai mengatakan, pada pelaksanaan pembangunan infrastruktur mendapat nilai terbaik. Sebab Pemerintah Pusat berkeinginan yang terbaik. Tujuannya agar pembangunan dapat dinikmati warga hingga dimasa datang.

Bagus Ardian selaku perwakilan dari NUSP Jakarta mengatakan, pelatihan ini dilaksanakn kerena NUSP akan dilaksakan dan keberadaan BKM dapat melengkapi adminitrasi. (int)

Dugaan Korupsi Dana Desa Sei Bejangkar, Tujuh Orang Saksi Diperiksa

TobaTimes-Satuan Tindak Pidana Korupsi (Sat Titpikor) Polres Batubara, Senin (22/8), telah memeriksa tujuh saksi terkait dugaan penyelewengan Dana Desa (DD) Sei Bejangkar, Kecamatan Sei Balai, Batubara tahun 2015.

Ilustrasi.
Kapolres Batubara AKBP S Bonaparte Silalahi SIK, melalui Paur Subbag Humas Polres Batubara Aiptu Saidi, kepada Wartawan, Rabu (24/8), membenarkan pemeriksaan 7 warga Desa Sei Bejangkar yang dimintai keterangan terkait DD Sei 2015.

"Mereka dipanggil sebagai saksi pelapor untuk klarifikasi terkait penggunaan DD Sei Bejangkar 2015," katanya.

Informasi dihimpun wartawan koran ini, Jumat (26/8), ketujuh warga Desa Sei Bejangkar yang dipanggil sebagai saksi antara lain, Mukhtar (mantan Kepala Dusun I), Supardi (mantan Kepala Dusun II), N br Sinaga (tokoh wanita), Nopin (tokoh pemuda), Wiratno (tokoh masyarakat) dan Ameng (mantan Kadus III).

LSM GEMPAR Batubara, lewat suratnya Nomor: 013/LDTPK/XI/GEMPAR-DPD-BB-2016, Mei 2016 ditandatangani Surya Dharma Samosir, dalam laporannya menduga realisasi dana desa terjadi pelanggaran UU No 31 Tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi.

Disebutkan, alokasi dana desa (ADD) Desa Sei Bejangkar sekitar Rp270 juta ditengarai tidak terealisasi sebagaimana perencanaan dan diduga tidak sinkron dengan item yang tertuang dalam APBDesa, sehingga terindikasi korupsi puluhan juta rupiah.

Seperti halnya rehabilitasi Pajak Onan sebesar 2 x 2 meter, 9 unit di Dusun II dengan nilai anggaran sebesar Rp22.697.300. Kemudian pembuatan kolam dan benih ikan di Dusun VI senilai Rp981.250. Berikutnya, kegiatan operasional perkantoran desa sebesar Rp20.544.000 dan pelaksanaan pembangunan PAUD sebesar Rp16.252.690. Dari beberapa item anggaran tersebut terindikasi korupsi sebesar Rp60.474.240.
Terpisah, tokoh pemuda Sei Bejangkar, Nopin kepada wartawan menyebutkan, Inspektorat Batubara sudah melakukan evaluasi.

"Saat pertemuan dengan masyarakat Rabu (24/8) di Balai Desa, pihak Inspektorat mengatakan bahwa hasil evaluasinya menemukan kejanggalan," katanya.

Kepala Inspektorat Batubara Rusian Herri, ketika dikonfirmasi wartawan, melalui telepon membenarkan timnya sudah turun ke desa.

"Benar, kami sudah mengevaluasi dan sedang melakukan pemeriksaan. Sepertinya tim menemukan indikasi. Hari ini tim juga sedang diperiksa Sat Tipikor Polres Batubara," katanya.

"Saya yakin dengan kinerja Sat Tipikor Polres Batubara dan dalam dekat kemungkinan akan ada penetapan tersangka," timpal Ketua DPD LSM ACI Batubara Ir Mukhlis saat dimintai tanggapannya. (int)

Bandar Sabu Divonis 8 Bulan, Jaksa dan Hakim Diduga ‘Main’

TobaTimes-Majelis hakim Pengadilan Negeri Tanjungbalai dan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Tanjungbalai, diduga bersubahat atau ‘main mata’ dalam menjatuhkan vonis terhadap bandar sabu berinisial F. Dalam persidangan JPU menuntut F setahun penjara, sedangkan vonis yang dijatuhkan majelis hakim terhadap F yakni rehabilitasi 8 bulan dikurang 2 bulan masa tahanan.

Ilustrasi.
Proses sidang terhadap kasus F terbilang super cepat. Mulai dari penangkapan Jumat (10/6), hingga putusan pengadilan hanya dua bulan. Padahal saat dilakukan penangkapan terhadap F, pemilik mobil mewah Toyota Vellfire warna putih B 13 PIN, dari tangan F ditemukan barang bukti narkoba jenis sabu, ganja, senjata api dan peluru aktif.

Anehnya, dalam persidangan, JPU justru menuntut F dengan pasal 127 Undang Undang Narkotika tahun 2009.

Surya Abdi Lubis, Front Pembela Islam (FPI) Kota Tanjungbalai menilai penegakan hukum terhadap F diduga menyimpang. Ia menduga ada kongkalikong antara pihak kejaksaan dan hakim Pengadilan Negeri Kota Tanjungbalai.

Selain itu, kata pria yang akrab disapa Osma ini, komitmen penegakan hukum terkait pemberantasan Narkotika di Tanjungbalai sepertinya hanya simbol belaka.

"Kita patut menduga bahwa kasus ini telah dimain-matakan oleh oknum mafia penegak hukum, sehingga F bisa menjalani rehabilitasi," ujarnya.

Selain itu, kata Osma, permainan mafia hukum antara penyidik kepolisian jaksa dan hakim sepertinya dikondisikan, sehingga kasus ini berjalan dengan lancar.

"Kasus ini tergolong cepat penanganannya. Sehingga kita patut menduga bahwa kasus ini telah dikondisikan. Sebab banyak kasus lain terlihat lama penangannya di kejaksaan dan pengadilan. Ada apa ini?" ungkap Osma.

Untuk itu, Osma berharap kepada Komisi Yudisial Mahkamah Agung serta Kejagung RI segera bertindak melakukan menitoring terhadap kasus ini. Agar penegakan hukum selaras dengan komitmen pemerintah.

Kapolres Tanjungbalai AKBP Ayep Wahyu Gunawan SIK, melalui Kasubbag Humas AKP Y Sinulingga, ketika diminta pendapatnya mengatakan bahwa hal itu wajar-wajar saja. Menurut Sinulingga, selama penyidik dapat melengkapi berkas, barang bukti saksi-saksi dalam satu hari pun tersangka dapat dilimpahkan.

"Itu wajar-wajar saja selama penyidik dapat melengkapi berkasnya serta saksi-saksi tersangka dapat dilimpah ke kejaksaan," ujarnya seraya mengatakan bahwa F diproses selama 40 hari.

Namun, terkait pasal yang diterapkan untuk F, serta penanganan kasus 2 tersangka lainya yang juga terlibat atas penangkapan F, Sinulingga mengatakan akan mempertanyakan hal itu terlebih dahulu ke Kapolsek Tanjungbalai Selatan.

Sementara, pihak Kejaksaan Negeri Kota Tanjungbalai dan Pengadilan Negeri Kota Tanjungbalai, belum dapat dikonfirmasi terkait hal ini. Ketika dicoba konfirmasi Kejari dan Ketua Pengadilan tidak berhasil ditemui.

Dalam berita sebelumnya, pemilik mobil mewah Toyota Vellfire warna putih B 13 PIN seharga Rp989 juta yang ditinggal F di Jalan Julius Usman, Jumat (10/6), telah dijatuhi vonis rehabilitasi 8 bulan dipotong masa tahanan oleh Pengadilan Negeri Tanjungbalai.Vonis rehabibilitasi yang dijatuhkan kepada F dan membuat warga bertanya-tanya serta curiga ada permainan hukum di Pengadilan Negeri Tanjungbalai.

Padahal, saat ditangkap di Labuhanbatu, dari tangan tersangka ditemukan barang bukti satu pucuk senjata api (pistol) jenis FN produksi Cheko, ganja seberat 33,51 gram dan alat hisap sabu, kertas tiktak, dua buah HP dan kaca irex bekas pakai sabu diputus.
Taufik Hidayat Aktivis  LSM Mandiri Kota Tanjungbalai mengatakan, jatuhnya rehabilitasi terhadap F diduga karena adanya permainan oknum hakim dengan bandar Narkotika tersebut.

"Wajar kita menduga bahwa kasus F ini dikondisikan. Karena vonis yang dijatuhkan hakim dinilai tidak layak," kata Taufik.

Taufik juga mengungkapkan berdasarkan data yang diterimanya F ditangkap atas penangkapan 2 orang pelaku narkotika lainya yang merupakan kaki tangan F untuk menjalankan bisnisnya. Selain itu, barang bukti narkotika jenis ganja, atas F bukan sedikit.

"Kita yakin bahwa dalam kasus ini telah diatur adanya pengurangan barang bukti oleh kelompok mafia hukum di PN Tanjungbalai. Sehingga F hanya menjalani rehabilitasi  seakan-akan F hanya korban narkotika," ucapnya. (int)

Dokter Mogok, Pasien RSUD Siantar Terlantar

TobaTimes-Persoalan manajemen yang ada di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah (BLUD RSUD) dr Djasamen Saragih harus diselesaikan dengan baik Sehingga tidak menimbulkan polemik yang berdampak kepada pelayanan publik.
Ilustrasi.
Hal itu disampaikan mantan DPRD Kota Pematangsiantar Rudolf Hutabarat dan pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Siantar-Simalungun dr Reinhard Sihombing, Jumat (26/8).

Rudolf menyayangkan sikap para dokter jika sampai mengabaikan pelayanan. Atas dasar itu, ia meminta ada tindakan tegas dari Direktur Utama (Dirut)  BLUD RSUD Djasamen Saragih Dr Ria Telaumbanua. “Sebagai dokter, apalagi dokter di rumah sakit umum itu tidak bisa mengabaikan pelayanan, karena mereka juga sebagai pegawai negeri sipil. Melalaikan tugas itu adalah pidana. IDI harus tegas,” terangnya.

Soal masalah di internal rumah sakit pemerintah ini, kata Rudolf, harusnya diselesaikan dengan baik dan semuanya harus berdasarkan aturan yang berlaku. “Jasa mediskan diatur dan itu harus diberikan kepada yang bersangkutan berdasarkan jasa pelayanan yang mereka lakukan, tetapi mekanisme pemberiaannya itu harus melalui peraturan,” ungkapnya.

“Kalaupun ada persoalan internal yang menyangkut struktur, janganlah pula mengabaikan pelayanan terhadap pasien karena itu bagian dari yang disumpahkan sebagai seorang dokter. Apalagi ia dokter PNS yang ditempatkan di RSUD. Kewajibannya melayani. Kalau ada hak-hak dokter ada tidak dipenuhi, dilaporkan saja kepada majelis kode etik. Jangan pasien itu dikorbankan karena masyarakat berhak mendapatkan kesehatan,” katanya.

Pengurus IDI Siantar-Simalungun dr Reinhard Sihombing mengatakan, belum mengetahui secara pasti duduk permasalahan. Namun ia menekankan jangan sampai ada penelantaran pasien atas gejolak internal rumah sakit. “Kalau memang ada masalah, kan tidak ada salahnya didiskusikan. Boleh mengundang pihak IDI, Walikota atau instansi yang berkaitan. Sejauh ini kita belum pernah diundang untuk diskusi,” terangnya.

Reinhard menyebutkan akan mempelajari masalah ini terlebih dahulu, untuk kemudian mengambil sikap. “Kita akan coba pelajari dulu apa masalahnya, karena semua dokter itu masih berada di bawah (pengawasan) IDI,” katanya.

Sebagaimana diketahui, aksi protes yang dituangkan dalam mosi tak percaya oleh 62 dokter di BLUD RSUD dr Djasamen Saragih berbuntut banyaknya dokter tidak masuk pada Kamis (25/8) kemarin yang berakibat sejumlah pasien pun telantar.

Padahal di antara pasien-pasien yang hendak berobat itu, rata-rata datang dari jauh yang sangat membutuhkan penandangan dari dokter. Tapi karena ketiadaan dokter, para pasien dan keluarga pasien sangat kecewa.

Badan Pengawas BLUD RSUD dr Djasamen Saragih Baren Alijoyo Purba menyebutkan bahwa persoalan yang terjadi di RSUD itu akibat kesalahan manajemen. “Jelas ini kesalahan manajemen. Tidak ada yang bisa melakukan pendekatan dengan dokter. Kalau begini terus yang menjadi korban adalah pasien," katanya singkat.

Sementara Humas RSUD dr Djasamen Saragih dr Andy Rangkuti, membenarkan bahwa persoalan jam kerja dokter itu sudah lama terjadi. “Sejak Pak Hulman Sitorus jadi walikota, ini sudah menjadi masalah. Kita sendiri sudah memberikan imbauan, tapi mereka masih tetap seperti itu,” ucapnya.

Sebelumnya, sejumlah dokter mengaku persoalan yang ada di BLUD RSUD dr Djasamen Saragih muncul akibat sikap pimpinan mereka dr Ria Telaumbanua. Bahkan atas ketidaksenangan kepada pimpinan itu, sedikitnya 62 dokter menandatangani mosi tidak percaya.

Dalam poin mosi tidak percaya itu para dokter menyebutkan, dr Ria Telaumbanua tidak mampu memanajemen seluruh pegawai RSUD untuk pencapaian tujuan rumah sakit, yakni peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.

Kedua, dr Ria disebutkan tidak pernah melakukan pendekatan kepada sejumlah dokter spesialis dan dokter umum sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan RSUD Djasamen Saragih selama kurang lebih 6 tahun.

Kemudian dr Ria juga disebut lebih banyak melakukan tugas luar daripada melakukan tugas di rumah sakit. Padahal seharusnya tugas-tugas luar itu bisa diwakilkan kepada wakil direktur atau kepala bagian maupun kepala bidang. Di samping itu, dr Ria juga disebut jarang berada di kantornya. Bahkan dalam seminggu ia disebut-sebut berada di kantor cuma dua hari.

Selanjutnya para dokter mengaku penggunaan SPPD rumah sakit dominan digunakan direktur, yakni sekira 90 persen. Dan dari sisi progress kerja, dr Ria dianggap tidak mampu memimpin rumah sakit.

“Otoriter, saran dan masukan dari pegawai sering tidak diterima. Ia merasa seperti bos dan bukan pimpinan. Kemudian pejabat struktural tidak boleh tahu berapa anggaran rumah sakit (DPA). Ia juga sering menggunakan kewenangan dengan pendekatan kekuasaan,” kata sejumlah dokter yang dijumpai di RSUD Djasamen Saragih sebelumnya.(int)

Musisi Luar Negeri Konser Lagu-lagu Batak di Tuktuk

TobaTimes-Di Tuktuk, Samosir, ada panggung musik berkelas dunia menggelar konser Samosir Music International–Austrian Tobatak Rock, Sabtu 27 Agustus 2016 hari ini. Penyanyi Herman Delago dan Tasha Band dari Negara Austria ini, akan menyumbangkan lagu-lagu Batak untuk menghibur wisatawan dan masyarakat di Tuktuk. Selain itu, ada juga penampilan grup Band NoS yang dihuni para pria Batak. Kemudian Jajabi Band, Tongam Sirait dan Retta Sitorus.

Konser lagu Batak di Tuktuk.
Untuk warga yang ingin menyaksikan pertunjukkan ini, pemerintah Samosir menyiapkan kapal Ferry beroperasi 24 jam. Pada temu pers di Sapadia Hotel, Jalan Diponegoro, Pematangsiantar, Jumat (26/8) kemarin, para musisi ini menyampaikan bahwa kehadiran mereka ini dilandasi atas kecintaan terhadap dunia seni dan adat istiadat Batak. Lalu sebagai langkah melestarikan keanekaragaman alat musik dan sebagai bentuk suport untuk mempromosikan wisata Danau Toba.

Semua ini tidak lepas dari ide manager konser Henry Manik yang disambut baik oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Samosir.

“Kegiatan ini merupakan bentuk rasa cinta Henry Manik membangun kampung halaman lewat menghidupkan lagu dan instrumen lagu Batak Toba,” ujar Bupati Samosir melalui Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Ombang Siboro.

“Kami dari Pemkab Samosir bertautan pikiran hingga melahirkan sinergi dengan Henry Manik dalam menampilkan The Panggung Internasional dengan Herman Delago dan Tasha Band yang merupakan warga negara Austria yang peduli kebudayaan Batak Toba dengan menyanyikan lagu-lagu Batak,” katanya.

Bagi Pemkab Samosir, inisiatif musisi ini dalam menyumbangkan kemampuan talenta mendukung Danau Toba Go Internasional tanpa memikirkan keuntungan finasial merupakan hadiah luar biasa dan menjadi kebanggaan. “Kita akan terus lanjutkan projek ini dengan konsep datang dari Toba. Kalau selama ini Go Internasional itu ditampilkan dari luar nageri, tapi kali ini akan kita ubah dengan ditampilkanya dari Samosir,” terangnya lagi.

Ombang Siboro berjanji upaya pemerintah dalam meningkatkan pariwisata lewat budaya dan seni akan terus dijaga. Saat ini konsentrasi pemerintah adalah pelestarian alam, menjaga situs sejarah dan pembenahan infrastruktur. (pam/pra)

Batak Selalu Menjaga Musik, Adat dan Budaya

Kecintaan musisi Austria pada budaya Batak, dimulai dari sosok Herman Delago yang bertemu dengan musisi Vikky Sianipar. “Saya sangat bangga hadir di sini dan ini dimulai dari pertemuan dengan Vikky Sianipar yang memiliki misi yang sama dalam menyebarkan lagu Batak,” ujar Herman Delago.

Proses pembuatan musik Batak ini berjalan baik atas dukungan publik Indonesia dan Eropa, hingga kemudian menampilkan orkestra di tahun 2014 silam.

“Semua ini disambut baik Pemerintah Samosir dan diharapkan ini ditanggapi Pemerintah Provinsi dan pusat, sehingga orang-orang yang mau memberikan pembangunan di Samosir,” kata pria yang sudah memiliki marga ini yaitu Manik.

Sementara Tasha Band sendiri mengaku bangga dengan kehidupan suku Batak yang terus menjaga dan melestarikan nilai budaya yang didalamnya memiliki nilai menganggumkan.

Ini juga menjadi alasan mereka melibatkan diri mengembangkan seni musik adat Batak khsusnya Batak Toba. Walaupun proses rencana konser cukup sulit, tetapi semangat mereka datang dari Austria dengan menempuh waktu sekitar 35 jam perjalanan pesawat tanpa akomodasi dari pemerintah patut dipuji. Musisi Austria ini akan menampilkan lagu-lagu Batak, termasuk lagu hasil ciptaan mereka.

“Kami sangat senang sekali bisa tiba di Samosir. Untuk di Eropa musik daerah bukan sesuatu yang biasa karena perkembangan zaman. Makanya kami sangat bangga karena Batak selalu menjaga musik, adat dan budaya. Untuk membuat event yang besar seperti ini, merupakan hal yang sangat sulit,” ujar Tasha Band.

“Kami sangat penasaran bagaimana respon masyarakat atas konser yang akan ditampilkan dengan beberapa lagu Batak. Sebelumnya Tasha Band belum pernah menyanyikan lagu-lagu Batak,” katanya.

“Sejak 2014, Tasha Band mulai menyanyikan lagu-lagu Batak yang sebelumnya kami sering mendengarkannya dari Herman Delago. Dan sejak mempelajarinya, muncul rasa cinta. Khusus projek ini akan ditampilkan lagu ciptaan berbahasa Batak. Tasha berterimakasih dengan kesan baik setelah sampai di Indonesia yang sebelumnya belum pernah dikunjungi,” tambah Tasha Band.

Kepedulian musisi Austria ini diakui dan disambut baik musisis Batak Tongam Sirait. Pria kelahiran Parapat ini mengatakan, semua pihak harus terlibat membangun Danau Toba. “Sebagai musisi orang Batak, saya sangat bangga dengan kehadiran musisi Austria,” katanya yang ditimpali oleh projek manager konser Henry Manik.

“Kalau orang Austria saja mau ‘gila’ (mendukung pariwisata dan mengembangkan nilai seni musik) maka saya harus lebih ‘gila’ dari mereka. Karena mereka sendiri mau berperan dengan nilai Danau Toba. Kita harus bertindak dengan nyata dan tidak cukup hanya kata. Selama ini masih lebih banyak orang hanya dengan kata, tetapi kita harus mendorong untuk semuannya bekerja dengan nyata, ada tindakan kongkrit,” ucap pria yang sudah puluhan tahun tinggal di Belanda ini.

Senada disampaikan Retta Sitorus. Ia mendorong kegenerasi muda untuk lebih giat lagi menggali nilai seni khususnya musik yang lahir alat musik dan bahasa Batak. Baginya, ini suatu kebanggaan dan akan muncul nilai jual jika seluruh etnis Batak terus mengembangakan lagu-lagu berbahasa Batak.

“Kebanggaan tersendiri selaku generasi muda untuk ikut dalam projek ini. Diharapkan bisa memberikan energi positif bagi seluruh lapisan anak muda dan orang tua untuk lebih mencintai musik Batak,” ungkapnya.

“Dari konser ini diharapkan agar seluruh aspek pembangunan terus berkembang seperti pariwisata Danau Toba. Musik termasuk media untuk mempromosikan pariwisata Danau Toba,” katanya.

Sementara dari Band NoS menyebutkan, pelestarian nilai budaya dan seni yang ada harus dimulai dari sejak dini. Dan melalui konser ini mereka berharap kecintaan suku Batak terhadap nilai adat dan istiadatnya bisa semakin bertambah. “Akhirnya NoS bisa memberikan karyanya di tanah kelahiran sendiri, ini hal menyenangkan. Di berbagai daerah kita main musik instrusmen tanpa vokal, yang diambil dari Batak Karo, Toba, Sunda, Kalimantan dan Cina. Semua diinstrumentasi yang dikaborasikan dengan alat-alat musik daerah lainnya,” terang Andren Tarigan.

“Besok (hari ini) merupakan momen yang memilki tantangan sendiri. Karena apa yang kami tampilkan mungkin hal unik dan asing. Sebab, kami belum tahu selera masyarakatnya di sana. Mudah-mudahan kehadiran kita dengan instrumentasi yang ditawarkan bisa diterima,” sebutnya.(bbs/int)

26.8.16

Rumah PNS Dibobol Maling, Rp41 Juta Raib

TobaTimes-Aksi pembobolan rumah semakin marak di Kota Siantar. Kali ini korbannya, Junadi Ronisman Saragih (40), salah seorang PNS, warga Jalan Tekukur, Kelurahan Sipinggol-pinggol, Kecamatan Siantar Barat.

Ilustrasi maling.
Rumah yang baru sehari ditinggalkannya kosong langsung dibobol maling. Uang senilai Rp41 juta raib. Selain itu, sejumlah dokumen penting dan laptop turun dibawa kabur.

Peristiwa pencurian tersebut pun diketahui saat Junadi baru tiba di rumahnya pada Rabu (24/8)  sekira pukul 07.30 WIB.

Saat itu ia melihat jendela kamar telah terbuka. Dia curiga, lalu memeriksa ke dalam, terlihat isi kamar tidurnya dan kamar anaknya telah berantakan. Dan tas kerja miliknya yang berisi uang Rp41 juta telah hilang dari dalam kamar, serta satu unit laptop merek acer yang sebelumnya terletak di atas lemari kamar anaknya juga turut hilang.

Informasi yang dihimpun dari kepolisian,  awalnya Selasa (23/8) sekira pukul 19.00 WIB, korban kedatangan tamu Parlindungan Tarigan bersama istrinya, untuk menyerahkan uang sejumlah Rp41 juta.

Selanjutnya, setelah menerima uang tersebut dan membuat surat kwitansi penerimaannya, Parlindungan Tarigan dan istrinya pulang meninggalkan rumah korban. Kemudian, korban menyimpan uang tersebut di dalam tas kerja miliknya dan disimpan di balik gulungan karpet yang disandarkan di dinding kamar tidurnya.

Pada pukul 19.30 WIB, korban bersama istri dan kedua anaknya berangkat ke rumah orang tuanya yang terletak di Jalan Rajawali No49-D, Kelurahan Sipinggol-pinggol dan menginap tidur di sana.

Lalu, pada pukul 23.30 WIB, korban kembali ke rumahnya bermaksud mengambil baju dan kelengkapan lain untuk anaknya. Kemudian korban kembali meninggalkan rumahnya menuju kediaman orang tuanya dengan tidak lupa mengunci kembali pintu rumah tersebut.

Pada Rabu (24/8), sekira pukul 07.00 WIB, korban pulang ke rumahnya dan terlihat jendela kamar telah terbuka. Korban curiga, lalu memeriksa ke dalam, terlihat isi kamar tidurnya dan kamar anaknya telah berantakan. Dan tas kerja miliknya yang berisi uang tersebut diketahui telah hilang dari dalam kamar, serta satu unit laptop merek acer yang sebelumnya terletak di atas lemari kamar anaknya juga turut hilang.

Atas poeristiwa kemalingan itu korban kehilangan satu buah tas ransel warna hitam berisikan uang tunai sejumlah Rp41 juta dan sejumlah dokumen penting, serta satu unit laptop merek acer.

Kemudian korban melaporkan peristiwa tersebut ke mapolres Siantar, sesuai LP/65/VIII/2016/STR BRT. Pihak Reskrim Polres Siantar dan Polsek Siantar Barat pun datang ke tempat kejadian perkara. Mereka pun melakukan olah TKP dan memintai keterangan dari pemilik rumah.

Kasubbag Humas Polres Siantar AKP Isril Noer, Kamis (25/8),  mengatakan terkait pencurian yang terjadi tersebut. Pihaknya belum bisa menyimpulkan. Pihaknya akan melakukan penyelidikan terlebih dulu untuk mengungkap siapa pelakunya. (int)

10 Hari Kabur dari Rumah, Siswi SMP Dicabuli Pacar

TobaTimes-Perasaan R br S (45) hancur lebur begitu mengetahui putrinya Bunga (nama samaran, red) diam-diam kabur dari rumahnya di Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun.

Ilustrasi.
Setelah berhasil ditemukan, ternyata selama kabur dari rumah, gadis yang berusia 15 tahun itu telah dicabuli sama pacarnya berinisial DS (26), warga Jalan Sriwijaya Bawah, Kelurahan Baru, Kecamatan Siantar Utara.

Tak terima anaknya yang masih duduk di bangku SMP itu telah dicabuli, Rabu (24/8) malam, R br S membawa anaknya Bunga buat laporan ke Polres Siantar.

Atas laporan pengaduan R br S, malam itu personel Polres Siantar langsung menangkap pelaku DS dari kediamannya. Kini pelaku DS resmi menjadi penghuni sel tahanan Polres Siantar.

Awalnya Sabtu (13/8) malam, R br S lagi berkumpul di rumah bersama anaknya Bunga serta adiknya sambil menonton televisi.Tak berapa lama, R br S masuk ke dalam kamar untuk istirahat tidur.

Situasi itu langsung dimanfaatkan Bunga, diam-diam kabur dari rumah lewat pintu belakang. Sekira pukul 21.00 WIB, R br S terjaga dari tidurnya karena mendengar suara kuali jatuh dari dapur rumahnya.

Begitu melangkah keluar dari kamar, R br S kaget melihat anaknya Bunga dan Melati sudah menghilang dari rumah. Tak hanya itu saja, barang-barang berkas dan tas sekolah serta pakaian milik Bunga dan Melati sudah tidak ada lagi di dalam rumah.

Kabar Bunga dan Melati kabur dari rumah, membuat warga setempat geger. Belakangan R br S dibantu keluarganya mencoba mencari keberadaan Bunga dan Melati ke berbagai tempat, bahkan mencari ke rumah saudaranya.

Selama beberapa hari dicari, Bunga dan Melati belum juga ketemu, bahkan tidak ada kabarnya sehingga membuat R br S dan keluarganya semakin bertambah panik.

Persisnya Senin (22/8) kemarin, tiba-tiba saja handphone R br S dihubungi sama salah seorang pria bermarga Tobing. Lewat telepon R br S diminta Tobing, agar datang ke rumahnya di Siantar guna menjemput anaknya Bunga dan Melati.
Hari itu juga R br S bersama keluarganya berangkat ke rumah Tobing. Sesampainya di sana, anaknya Bunga dan Melati lagi sedang tidur dikamar rumah Tobing.

Selanjutnya R br S membangunkan Bunga dan Melati, kemudian ditanyai ke mana saja selama kabur dari rumah. Sewaktu ditanyai, Bunga mengaku pergi bersama pacarnya DS yang dikenalnya baru satu bulan.

Belakangan R br S membawa anaknya Bunga dan Melati pulang ke rumahnya. Sampainya di rumah, R Br S yang masih penasaran balik lagi menanyai Bunga apa saja yang telah dilakukan bersama pacarnya DS selama kabur dari rumah.

Merasa terdesak, Bunga berterus terang kalau pacarnya DS sudah mencabulinya di salah satu penginapan kelas melati di Siantar dan terakhir di ruangan tamu rumah tokenya DS pada Minggu (14/8) lalu.

Kanit UPPA Polres Siantar Aiptu Malon Siagian saat dikonfirmasi, Kamis (25/8) sekira pukul 09.30 WIB, membenarkan pelaku telah ditangkap setelah korban dibawa orang tuanya mengadu.

"Pelaku sudah ditangkap tadi malam. Sementara ini pelaku mengakui hanya sekali saja menyetubuhi korbannya. Perbuatannya dijerat Pasal 82 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perbuatan cabul dibawa umur," tegas Siagian.(int)

Penadah Sepedamotor Dimassa

TobaTimes-Simon Hasudungan Hutapea (19), warga Jalan Kemiri, Kelurahan Kahean, Kecamatan Siantar Utara, bonyok dimassa warga di Jalan Ade Irma Suryani, Kamis (25/8) sekira pukul 13.00 WIB.

Ilustrasi.
Peristiwa itu berawal saat Simon mengendarai Suzuki Shogun BK 2451 WC yang baru dibelinya dari Julius Sitanggang seharga Rp1 juta. Sementara, sepedamotor tersebut merupakan milik M Bahar (25), warga Jalan Bola Kaki, Kecamatan Siantar Barat.

Saat itu, Simon melintas dari Jalan Ade Irma. Waktu bersamaan itu, Bahar melintas dan melihat sepedamotornya tersebut. Lalu, mengejarnya sampai ke simpang Bola Kaki, Kecamatan Siantar Barat.

Kemudian, Bahar, meminta agar Simon berhenti. Namun, Simon malah ketakutan dan tancap gas mencoba melarikan diri. Kejar-kejaran sepedamotor pun terjadi. Sekitar 100 meter kejar-kejaran, Simon menabrak mobil pribadi yang ditumpangi anggota Brimob.
Simon terjatuh. Bahar langsung meminta bantuan kepada warga sekitar. Setelah mengetahui kalau sepedamotor yang dikendarai Simon adalah hasil penggelapan, warga langsung melayangkan pukulan-pukulan ke tubuh Simon.

Peristiwa tersebut sempat mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas di Jalan Ade Irma sepanjang 500 meter. Beruntung, tak berapa lama personel Polsek Siantar Utara tiba di lokasi dan mengamankan Simon.

Kepada personel Polsek Siantar Utara, Bahar, mengutarakan, sepedamotor tersebut sudah lima hari digelapkan Julius Sitanggang, warga Naga Huta, Kecamatan Siantar Sitalasari.

Awalnya, Sabtu (20/8), sepedamotor tersebut dipakai adik Bahar, M Rasyid (13) ke Jalan Letjen Suprapto tepatnya di belakang Bank Indonesia. Di sana, Rasyid bertemu dengan Julius yang merupakan temannya.

Kepada Rasyid, Julius menawarkan laptop bekas yang hendak dijual dengan harga murah. Tawaran tersebutpun segera disambar Rasyid. Kemudian, Julius mengajak Rasyid agar sama-sama mengambil laptop yang hendak dijual tersebut.

Dengan sepedamotor Suzuki Shogun itu, mereka menuju Jalan Enggang, Kelurahan Timbang Galung. Setibanya di sana, Rasyid diturunkan dari sepedamotor, dan disuruh menunggu. Sementara, Julius pergi dengan alasan hendak mengambil laptop yang hendak dijual itu. Saat itulah, Julius tak kunjung kembali dengan membawa sepedamotor tersebut.

“Sudah lima hari sepedamotor itu digelapkan. Warnanya sudah berubah, dari warga hijau menjadi warga hitam dibuat,” terangnya.
Simon, saat diamankan di Polsek Siantar Utara, menangis saat diamankan petugas. Ia mengaku, baru tiga hari membeli sepedamotor tersebut dari Julius seharga Rp1 juta.

“Waktu aku membuka facebook, Julius mem-posting  menjual sepedamotor Shogun seharga Rp1 juta. Karena aku tidak punya sepedamotor, makanya aku beli,” katanya.

Lanjut Simon, Julius mengatakan bahwa STNK sepedamotor tersebut tercecer. “Karena katanya STNK tercecer, makanya jadi aku beli. Aku nggak tahu sepedamotor itu curian,” ungkapnya.

Kapolsek Siantar Utara AKP Poltak Simatupang, membenarkan telah mengamankan penadah sepedamotor tersebut. “Kita masih memeriksa tersangka,” katanya. (int)

DPRD Sahkan LKPj Bupati Asahan

TobaTimes-DPRD Asahan telah mengesahkan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Bupati Asahan tahun anggaran 2015, dalam rapat paripurna, Kamis (25/8), di Aula Madani. Dari sebesar Rp1,407 triliun lebih total APBD tahun 2015, terdapat sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) sebesar Rp171 miliar.

Ilustrasi.
Paripurna DPRD Asahan itu dipimpin Ketua DPRD Benteng Panjaitan SH dan dihadiri Wakil Bupati Asahan H Surya BSc, Wakil Ketua DPRD Dra Hj Winarni Supraningsih MMA, Dahrun Hutagaol SE MM, Ilham Harahap SAg dan para Pimpinan SKPD Pemkab Asahan, para Camat se-Kabupaten Asahan.

Berdasarkan pantauan, sebelum mengesahkan pertanggungjawaban APBD Asahan menjadi bentuk perda, Badan Anggaran DPRD Asahan diwakili oleh Drs Mapilindo MPd sebelumnya membacakan hasil laporannya. Mapilindo merekomendasi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pemkab Asahan diminta menggunakan kajian akademik dan sistem elektronik informasi.

Dikatakan, kajian akademis dimaksud adalah adanya perhitungan secara terukur oleh pihak ketiga, sehingga dalam penerimaan laporan PAD tahun  depan, sudah diketahui berapa besaran pemasukan yang dapat diperoleh, jika cara ini diterapkan maka akan lebih meningkatkan PAD berkali lipat secara terukur,” ujarnya.

Dalam paripurna yang dimulai sekitar pukul 11.30 WIB dan dihadiri 36 Anggota DPRD Asahan itu LKPj Bupati Asahan tahun anggaran 2015 akhirnya disetujui oleh seluruh fraksi untuk menjadi keputusan Perda. Pengesahan itu ditandai dengan mengetuk palu sebanyak tiga kali oleh Ketua DPRD Asahan Benteng Panjaitan SH selaku pemimpin sidang.

Sebelumnya, Wakil Bupati Asahan menyampaikan dengan disetujuinya perda laporan pertanggungjawaban tersebut, tahapan berikutnya Perda itu akan disampaikan kepada Gubernur Sumatera Utara untuk dievaluasi.

Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Surya mengucapkan terima kasih kepada SKPD yang telah melaksanakan program kegiatan tahun 2015.

“Bilamana sepanjang pelaksanaan penggunaan anggaran tersebut terdapat kendala dan kelemahan, saya harapkan dimasa mendatang tidak akan terulang kembali,” ujarnya.

“Mari kita sama-sama memanfaatkan program yang akan datang demi membangun Kabupaten Asahan dengan anggaran seefisien mungkin demi kemaslahatan masyarakat Asahan, agar lebih menitikberatkan pembangunan yang bersinggungan dengan masyarakat. Akhirnya, saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh SKPD dan juga DPRD Asahan,” ungkapnya. (bbs/int)

Minggu, Car Free Day di Kisaran

TobaTimes-Dinas Perhubungan Asahan kerja sama dengan Sat Lantas Polres Asahan menerapkan car free day di Jalan Cokro Aminoto, pada Minggu (28/8), dari pukul 06.00-8.00 WIB.

Ilustrasi.
“Selama dua jam, kendaraan apapun tidak ada yang boleh melintas apalagi parkir (di Jalan Cokro Aminoto, red). Kecuali sepeda,” terang Kadis Perhubungan Sorimuda Siregar, usai memberikan pengarahan kepada petugas parkir untuk tentang Kawasan Tertib Lalu Lintas, Kamis (25/8). Jadi, lanjut Sorimuda, selama dua jam itu (pukul 06.00-8.00 WIB) masyarakat bebas berolahraga.

Kepada petugas parkir, Kadis Perhubungan meminta parkir kendaraan tidak boleh lapis dua apalagi menyerong. Kondisi ini mengakibatkan penyempitan badan jalan. “Jangan gara-gara parkir arus lalu lintas macet,” kata Sorimuda.

Sorimuda menjelaskan, pengarahan Kawasan Tertib Lalu Lintas bertujuan untuk mengurangi kemacetan juga untuk menata kelola parkir kendaraan agar rapi. "Mulai hari ini laksanakan apa yang telah disampaikan dalam pertemuan, katakan pada pengguna parkir kendaraan keputusan peraturan dari pemerintah," pesan Sorimuda.

“Apa yang menjadi pokok bahasan kita hari ini, semua perintah Bupati untuk memperindah pesona kota Kisaran,” kata Sorimuda.

Sorimuda yakin, dengan tata parkir yang sudah dirancang akan berhasil, maka pelan-pelan sampaikan kepada pengguna parkir, karena budaya malu perlahan lahan akan menghasilkan perubahan.

Untuk diketahui bahwa pertemuan itu menindak lanjuti survei lokasi parkir guna terjaganya Kawasan Tertib Lalu Lintas (KTL) yang nyaman bagi pengendara jalan di inti kota dan keindahan, Polantas Resort Asahan dan Dinas Perhubungan Pemkab Asahan memberikan pengarahan kepada petugas parkir.

Polantas dan pegawai Dinas Perhubungan terlebih dahulu konsentrasi terhadap parkir kendaraan sepedamotor dan mobil di Jalan Imam Bonjol, sepanjang 700 meter, persisnya dimulai dari Tugu Juang sampai depan Masjid Raya.

"Setelah dapat tertata sesuai dengan yang diharapkan, baru kita rencanakan ke Jalan Diponegoro dan Sutomo atau yang dikenal dengan jalan Listrik," ujar Kasat Lantas AKP Muhammad Rikki SIK, kepada para petugas parkir di Aula kantor Dinas Perhubungan.

Rikki menjelaskan, parkir di zona kawasan tertib lalu lintas (KTL) di inti Kota Kisaran," tiga ruko dari Tugu Juang parkir kendaraan roda empat kemudian parkir roda dua dan selanjutnya silih berganti. Ia mengingatkan pengendara sepedamotor dan mobil tidak boleh parkir di zebra cross. (int)

Sudah Dibilang, Jangan Pakai Trawl, Ditangkaplah…

TobaTimes-Operasi penertiban dan penindakan nelayan yang menggunakan alat tangkap jaring pukat trawl/pukat harimau akhirnya membuahkan hasil. Sebuah kapal yang menggunakan alat tangkap jaring pukat trawl/gerandong sekaligus nahkoda dan ABK-nya diamankan.

Kapal pukat trawl.
Informasi dihimpun koran ini, operasi ini dilakukan personil gabungan dari Polres Batubara, TNI, Brimob, PSDKP, KPLP, Pol Air, TNI Angkatan Laut dan Pom TNI, seluruhnya berjumlah 135 personil. Operasi ini digelar selama empat hari itu.

Pada hari pertama Rabu (24/8) sekira pukul 12.00 WIB tim gabungan melakukan penangkapan terhadap nelayan yang menggunakan alat tangkap Jaring Pukat Trawl/Harimau di 03°20'668'' LU,99°44'886'' BT Perairan Tanjung Tiram.

Setelah dilakukan pemeriksan terhadap dokumennya, kapal tersebut ternyata hanya mengantongi izin menggunakan Pukat Apung Long Beach Set Net. Karena dinilai telah melanggar dan menyalahi peraturan, kapal yang dinahkodai Dedi Julpani Saragi (28), warga Jalan Sisingamangaraja Medan Amplas, beserta 8 orang ABK-nya itu langsung diboyong ke darat untuk mempertanggung jawabkan pebuatannya.

Saat ditanya sejumlah petugas, para nelayan itu mengaku mereka nelayan berasal dari Belawan.

Kapolres Batubara AKBP S Bonaparte Silalahi SIK, melalui Kasubbag Humas dan Paursubbag Humas Bag Ops Polres Batubara Aiptu Saidi, Kamis (25/8), membenarkan adanya nelayan yang berhasil diamankan tersebut.

"Saat ini, nahkoda dan para ABK kapal itu sudah diamankan dan dititipkan di Mapolres Batubara. Sementara untuk proses hukumnya ditangani pihak Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Kelautan (PSDKP) Belawan. Untuk kapalnya, masih berada di Pelabuhan Ujung Bom Tanjung Tiram," ujarnya. (int)

Pilkades Diminta Tunda, Kotak Suara Diungsikan

TobaTimes-Tiga dari lima kandidat calon kepala desa Sungai Lama, Kecamatan Simpang Empat, Asahan, protes keras terhadap panitia pemilihan kepala desa. Mereka menduga panitia berpihak kepada salah seorang calon kepala desa.

Kertas suara diungsikan.
Informasi dihimpun koran ini, kekisruhan itu terjadi di lokasi tempat pemungutan suara (TPS) Desa Sungai Lama, Rabu (24/8) malam. Kisruh bermula ketika tiga kandidat kepala desa Sungai Lama, yakni Nomor Urut 1 Armansyah Saragih SE, Nomor Urut 2 Bangun Hasibuan dan Nomor Urut 5 Beriman Manik SPd, mendesak agar penyelenggaraan pemungutan suara diberhentikan. Tapi pihak panitia bersikeras menolak permintaan ketiga kandidat calon kepala desa tersebut, sehingga kisruh tidak terbendung.

Beriman Manik menuding panitia pemilihan kepala desa Sungai Lama tidak adil.

“Ada yang baru datang sudah langsung mencoblos, sementara ada yang sejak jam 8 pagi memasukkan pendaftaran tapi sampai jam 14.00 WIB, juga tidak dipanggil-panggil," ungkap Beriman Manik, calon kepala desa nomor urut 5 dalam pertemuan mediasi bertempat di Kantor Kepala Desa Sungai Lama, Jumat (25/8).

Sejumlah warga Sungai Lama membenarkan adanya indikasi keberpihakan panitia terhadap salahsatu calon Kepala Desa Sungai Lama tersebut.

“Panitia curang. Bisa pula yang baru datang langsung menyucuk (mencoblos, red). Tapi yang lebih dulu datang belum juga dipanggil sampai jam 18.00 WIB,” cetus Bidin, salahseorang warga Sungai Lama. 

Hadir dalam pertemuan mediasi itu, Kepala Bapemas-Pemdes Asahan H Jhon Hardi Nasution, Kabag OPS Polres Asahan Kompol Perlindungan Hutahaean SIK, Kasat Sabhara AKP J Hutajulu, Danramil Simpang Empat Kapten Inf Edward Hutasoit dan Kapolsek Simpang Empat AKP Mahyudin Siregar.

Namun, Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Sungai Lama Sahruna Iriani membantah tudingan bahwa pihaknya telah bermain mata dengan salahseorang kandidat calon kepala desa. Menurut Sahruna, mereka sudah bekerja maksimal sesuai dengan prosedur.

Mengenai laporan yang menyebutkan bahwa ada pemilih yang sudah datang dan mendaftar tapi tidak mencoblos, Sahruna menjelaskan bahwa hal itu dikarenakan yang bersangkutan saat namanya dipanggil-panggil tidak berada di tempat. Sehingga mereka memutuskan memanggil warga pemilik suara yang stanby di lokasi pemungutan suara.

“Ada memang masyarakat datang, tapi setelah mendaftar mereka langsung pergi menderes. Pas kami panggil, tak datang-datang makanya kami panggil lah yang ada," terang Sahruna.

Tapi antar warga terlibat kisruh. Tak ingin kisruh berlanjut ke tindakan anarskis, Sahruna pun menyatakan tidak akan melanjutkan proses pemungutan suara pemilihan kepala desa Sungai Lama. Panitia pemilihan kepala desa juga telah menyampaikan permohonan penundaaan pemilihan kepala desa Sungai Lama ke Bapemas-Pemdes Asahan. (int)

Pegawai PDAM Tergeletak di Rel, Dikira Tidur, Ternyata Meninggal

TobaTimes-Warga Jalan Sisingamangaraja kaget bukan kepalang. Mereka kaget melihat sesosok laki-laki yang awalnya dikira tertidur di samping perlintasan kereta api, ternyata telah meninggal dunia.

Ilustrasi.
“Kukira orang tidur nak, gak tahunya pas saya dekati dari bawah kepalanya keluar darah kental. Terus saya panggil warga, gak tahunya sudah meninggal dunia,” terang Suri, salahseorang warga Jalan Sisingamangaraja, Kamis (25/8). Suri menyebutkan, tubuh korban ditemukan tak jauh dari pintu palang di sekitar persimpangan Jalan Sisingamangaraja dengan Jalan Pelita, sekira pukul 12.30 WIB.

Dari pengakuan warga lainnya, sebelumnya korban terlihat berjalan menyeberangi perlintasan KA setelah memarkirkan sepedamotornya di Jalan Pelita. "Tadi memang kulihat bapak ini nyeberang. Mungkin bapak ini disambar kereta api bisnis yang dari Rantau," ujar salah seorang pria di lokasi kejadian.

“Setahuku, bapak itu kerja di PDAM bang," timpal Sulaiman Lubis (55), warga Jalan Gang Bersama, Kelurahan Lestari Kisaran Timur, yang ikut membantu petugas melakukan evakuasi jenazah korban ke RSUD HAMS Kisaran.

Kasat Lantas Polres Asahan AKP Muhammad Rikki SIK, melalui Kanit Laka IPDA S Tambunan SH menerangkan bahwa korban ditabrak Kereta Api Bisnis Sri Bilah. Dari keterangan yang mereka himpun, korban merupakan pegawai PDAM Silau Piasa Asahan.

Diduga akibat benturan keras KA, lanjut Tambunan, kepala belakang sebelah kiri mengalami koyak lebar.

“Kita masih memintai keterangan saksi dan pihak PT KAI," ujar Kanit Laka IPDA S Tambunan, ketika ditemui di Ruang IGD RSUD HAMS.

Indra Lubis (43), saudara kandung korban mengatakan, selama hidupnya, korban sangat perhatian kepada adik-adiknya, meskipun mereka sudah sama-sama sudah berkeluarga.

"Baik kali abang kami ini. Orangnya gak pernah marah sama kami. Mudah-mudahan Allah melapangkan kuburannya," ucapnya dengan berurai air mata.

Usai mendapatkan perawatan, jasad korban selanjutnya dibawa menuju rumah duka. Rencananya, korban akan dikebumikan hari ini Jumat (26/8), usai salat zuhur, di pekuburan Muslim Jalan FL Tobing, Kisaran Timur.

Menurut salah seorang rekan korban di PDAM Silau Piasa, beberapa hari sebelum kejadian, korban menunjukkan gelagat yang tidak seperti biasanya. “Kemarin-kemarin dia ini suka nyanyi sendiri. Tadi pagi juga, kami padahal rapat itu jam 10 sama pimpinan, tadi kawan ini keluar kantor sambil senyum pas kutegor,” ujarnya seraya meminta identitasnya tidak dipublikasikan.

Dia menyebutkan bahwa  pada bulan Juni 2017, korban akan memasuki usia pensiun. “Gitu lah kalau nahas ya..," ujar rekan kerjanya.

Ia mengungapkan, korban bekerja di PDAM Silau Piasa, ditempatkan di bagian lapangan. "Kawan unit kordinator hubungan pelanggan. Jadi memang jarang berada di kantor, biasanya di lapangan," ujar pria yang mengaku seumuran dengan korban. (bbs/int)

Elpiji 3 Kg Dijual ke Kepri, Kabag Ekonomi: Jatah Cukup

TobaTimes-Meski terjadi penyimpangan penjualan elpiji 3 kg dan 12 kg ke daerah Panipahan Kepulauan Riau, Tanjung Leidong (Labura), dan Sei Berombang (Labuhanbatu) hingga saat ini, jumlah kuota elpiji 3 kg untuk Kota Tanjungbalai masih cukup, bahkan lebih dari cukup.

Ilustrasi.
Hal itu diungkapkan Kepala Bagian Perekonomian Pemko Tanjungbalai Dra Darul Yana Siregar kepada wartawan, Kamis (25/8).

"Sampai saat ini, jumlah kuota elpiji 3 kg untuk Kota Tanjungbalai masih mencukupi, bahkan lebih dari cukup. Soalnya, sejak bulan Mei lalu hingga sekarang, Pertamina telah menambah jumlah kuota elpiji 3 kg untuk Kota Tanjungbalai untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kelangkaan elpiji 3 kg pada Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha pada bulan September mendatang," ujar Dra Darul Yana Siregar.

Menurut Darul Yana, dengan adanya penambahan kuota tersebut, maka tidak ada alasan bagi pangkalan elpiji di Kota Tanjungbalai mengatakan, kuota elpiji tidak mencukupi apa bila tidak melakukan penyimpangan dalam pendistribusiannya.

Oleh karena itu, adanya sinyalemen di tengah-tengah masyarakat yang mengatakan, elpiji 3 kg langka dan mahal, hal itu akibat ulah dari distributor, agen dan pengecer yang nakal.

Pada kesempatan itu, Dra Darul Yana Siregar juga berjanji, pihaknya akan melakukan inspeksi mendadak terkait dengan adanya indikasi langka dan mahalnya gas elpiji 3 kg tersebut dipasaran.

Namun, dengan alasan untuk memberikan efek jera kepada distributor, agen dan pengecer, Darul Yana Siregar menolak untuk membeberkan jadwal inspeksi mendadak tersebut.

Sementara itu, hasil pengamatan koran ini di lapangan, memperlihatkan, bahwa setiap harinya ratusan bahkan ribuan tabung gas elpiji 3 kg dari Tanjungbalai dikirim ke luar daerah seperti Tanjung Leidong (Labura), Sei Berombang (Labuhan Batu), bahkan Panipahan (Riau).

Kuat dugaan, bahwa sebahagian besar dari gas elpiji 3 kg yang dikirim tersebut adalah jatah untuk Kota Tanjungbalai, karena lemahnya pengawasan terhadap pengiriman gas elpiji bersubsidi tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, Minggu (21/8), di salah satu tangkahan Kelurahan Indra Sakti, Kecamatan Tanjungbalai Selatan, terdapat aktivitas bongkar muat tabung gas elpiji 3 kg. Rencananya, tabung yang bertuliskan ‘Hanya Untuk Masyarakat Miskin’ Tanjungbalai itu akan dikirim ke Panipahan, Kepulauan Riau (Kepri).

Dari pantauan koran ini, tabung-tabung gas elpiji 3 kg itu diletakkan terpisah dengan tabung gas elpiji ukuran 12 kg di dalam kapal Boat GT.10 Nomor 387/TTB KM. Berkat Baru. Jumlah tabung ada ratusan. Tabung gas elpiji ukuran 3 kg diperkirakan sebanyak 130 tabung dan ukuran 12 kg berkisar 100 tabung.

Semula tidak ada yang janggal dalam aktivitas bongkar muat tabung gas tersebut. Kecurigaan baru muncul ketika pekerjanya memuat tabung elpiji 3 kg yang ada tulisan ‘hanya untuk masyarakat miskin" ke dalam boat. (int)