15.10.16

Mencuri Kakao, 3 Pemuda Babak Belur Dihajar Massa

TobaTimes, Simalungun - Tiga orang warga Siantar babak belur dihajar masyarakat di Nagori Nauli Baru, Kecamatan Panei, Simalungun.

Ilustrasi.
Ketiga pemuda ini tertangkap tangan mencuri buah kakao milik Erwin Sitinjak warga sekitar, dengan modus berpura-pura hendak membeli buah pinang.

Sesuai informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi pada Kamis (13/10) lalu sekira pukul 16.30 WIB. Ketiga pelaku antara lain: Lihotsun Simamora, warga Siatas Barita, Siantar Selatan, Riski Bagus Lubis, warga Jalan Pattimura, Siantar Timur dan Zilkipli Damanik yang juga merupakan warga Jalan Pattimura, Gang Teluk Bayur, Siantar Timur.

Kanit Reskrim Polsek Panei Iptu Domes Marbun menerangkan, sesuai keterangan saksi-saksi dan hasil olah TKP yang dilakukan oleh pihaknya, awalnya para pelaku berpura-pura membeli buah pinang kepada salah seorang warga bernama Erwin Sitinjak.

Saat itu, para pelaku datang ke rumah Erwin dengan modus membeli buah pinang. Setelah transaksi jual beli buah pinang terjadi, para pelaku pun pergi meninggalkan rumah korban. Saat itu juga korban pergi ke dapur rumahnya hendak makan. 

Seusai makan, korban keluar dari dapur dan kembali kehalaman rumahnya. Setelah diperhatikan, ternyata buah kakao yang sebelumnya berada di dalam goni di samping rumahnya tidak ada lagi. Merasa curiga dengan ketiga warga Siantar itu, Erwin langsung melakukan pengejaran.

Setelah ditemukan, ternyata kecurigaannya memang benar, bahwa buah kakao miliknya telah diembat dan dibawa para pelaku menggunakan becak barang.

“Saat itu korban berteriak, akhirnya para pelaku dihajar massa hingga babak belur. Kemudian warga sekitar memberitahukan kepada kami,” jelas Domes.

Ditambahkan, saat ini ketiga pelaku sedang menjalani pemeriksaan di Polsek Panei. Adapun barang bukti yang diamankan seperti satu unit becak barang BK 4954 LI, satu unit sepedamotor honda Mio BK 3882 WAE, handphone, dompet, dan buah kakao di dalam goni.

“Semuanya sudah diamankan di Mapolsek untuk ditindaklanjuti,” jelas Kanit Reskrim Polsek Panei.(TT/int)

KPMD Batangtoru Dilatih Cara Kelola Dana Desa

Ilustrasi.

TobaTimes, Tapsel - Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Desa Napa, Kecamatan Batangtoru dilatih untuk mengelola dana desa yang baik dan tepat sasaran, baru-baru ini.

Adapun narasumber pada kegiatan yang digelar di Balai Desa Napa tersebut adalah Marlina Harahap.

Marlina menjelaskan tentang tata cara pembuatan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes). Dimana, RPJMDes adalah merupakan pedoman untuk pembangunan desa ke depannya.

Dipaparkan, setelah adanya prioritas dalam RPJMDes, maka selanjutnya KPMD harus bisa membuat RKPDes dan juga APBDes. Dimana untuk dana desa sebanyak 70 persen adalah untuk pembangunan fisik, dan 30 persen untuk pemberdayaan.

Menurutnya, pembuatan RPJMDes tersebut harus dilakukan setelah melalui hasil Musyawarah Desa (Musdes) yang dipimpin Sekretaris Desa.

”Dan seterusnya untuk pembangunan, KPMD sangat berperan,” pungkasnya. (TT/int)

Pansus Legislator DPRD Sumut Kunjungi Tapsel

TobaTimes, Tapsel - Panitia Khusus (Pansus) DPRD Provinsi Sumatera Utara melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Kabupaten Tapanuli Selatan, Jumat (14/10).

Ilustrasi.

Kedatangan legislator itu disambut Wakil Bupati  Aswin Efendi Siregar, Plt Sekda Marasaud dan sejumlah pejabat.

Rombongan Pansus DPRD Provinsi Sumut dipimpin Juliski Simorangkir (Fraksi Gabungan). Turut dalam rombongan Analisman Zalukhu (PDIP), Darwin Lubis, Zulfikar (PKS), dan Nezar Djoeli (Nasdem).

Kunjungan mereka dalam rangka pembahasan tentang lingkungan hidup dan izin usaha perusahaan yang berada di daerah ini.

Selain itu, mereka juga membicarakan gambaran kondisi lingkungan Kabupaten Tapsel terkait pencemaran udara, air, kondisi tanah dan lahan pertanian serta perkebunan akibat proses industri atau perusahaan serta kegiatan masyarakat lainnya.

Jenis jenis limbah yang dihasilkan oleh industri dan jenis yang dikeluarkan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi, kabupaten untuk setiap perusahaan penghasil limbah yang ada, juga tidak luput dari pembahasan.

Hal penting dalam pertemuan yang digelar di Aula Kantor Bupati Tapsel tersebut adalah pembahasan mengenai dampak buruk atau kerusakan yang diakibatkan oleh limbah yang ada terhadap lingkungan air, udara, tanah dan kehidupan masyarakat sekitar.

Legislator mengatakan, hasil kunjungan kerja mereka adalah sebagai bahan pembahasan Pansus yang diketuai Yantoni Purba. Yaitu khusus lingkungan hidup dan izin usaha perusahaan yang ada di Sumut termasuk Tapsel.

Turut bersama rombongan Legislator tim ahli, Jaya Arjuna, David Susanto, Staf Pansus, Fetty B.Siomanjuntak, Dede Syahril, dan Martina Sinaga. (TT/int)

Kontingen Kwarcab Pramuka Palas Ikuti Pertinas Saka Bakti Husada

TobaTimes, Palas - Wakil Bupati Palas drg Ahmad Zarnawi Pasaribu melepas 25 peserta pramuka utusan kontingen Kwartir Cabang Pramuka untuk mengikuti kegiatan Perkemahan Tingkat Nasional Saka Bakti Husada (Pertinas SBH) ke-V Tahun 2016.

Foto bersama Kontingen Kwarcab Pramuka Palas, Jumat (14/10).
Pelepasan kontingen pertinas yang akan dilaksanakan 17-23 Oktober mendatang di bumi perkemahan Serut, Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur itu langsung di Pendopo Bupati di Jalan Kihajar Dewantara Lingkungan VI Pasar Sibuhuan, Jumat (14/10) sore sekitar pukul 17.30 WIB.

Hadir saat itu, Plt Sekda Palas Syamsul Anwar Lubis, Plt Kadis Pendidikan Abdul Rahim Hasibuan, Sekretaris Kwarcab Pramuka Palas Zainuddin Hasibuan, dan Ketua TP PKK Kabupaten Palas Hj Yusra Ali sutan, serta sejumlah orangtua peserta.

Dalam arahannya, Wabup berpesan agar peserta utusan kontingen Kwarcab Pramuka Palas menjaga nama baik Kabupaten Palas juga Provinsi Sumatera Utara. Sebab, kegiatan tingkat nasional ini tidak hanya membawa nama Kabupaten, akan tetapi juga sebagai kontingen utusan Kwarda Pramuka Provinsi Sumatera Utara.

Tidak lupa Zarnawi mengimbau peserta untuk tetap menjaga kesehatan dengan baik dan menjalin silaturrahmi dengan peserta utusan kontingen dari daerah lain, dengan saling tukar pengalaman, pemikiran dan ilmu pengetahuan tentang kepramukaan di bumi perkemahan.

“Adik-adik harus bersyukur dan tetap menjaga nama baik. Kalian adalah orang terpilih sebagai utusan menuju Pertinas untuk mewakili Kwarcab Pramuka Palas dan Kwarda Sumut. Laksanakan tugas dengan penuh tanggung  jawab dan jaga kepercayaan yang telah diberikan kepada adik-adik,” pesan Wabup.

Sebelumnya Kadis Kesehatan Palas Leli Ramayulis yang juga selaku ketua panitia pada acara pelepasan kontingen itu dalam laporannya menyampaikan, peserta sebanyak 25 orang, 16 di antaranya siswa/i tingkat SMA sederajat, yang telah mengikuti seleksi. Sedang sembilan lainnya sebagai pembina pendamping dan pimpinan kontingen, perwakilan dari Dinas Kesehatan dan Kwarcab Pramuka.

"Hal ini sebagai pembentukan watak dan karakter sekaligus pembekalan ilmu pengetahuan bagi peserta," katanya.

Sementara Pimpinan Kontingen Kwarcab Pramuka Palas dr Ummi Sahara menyebutkan, acara pelepasan rencananya masih akan digelar kembali oleh Kadis Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, hari ini, Minggu (16/10). Kontingen Kwartir Cabang Pramuka merupakan satu-satunya kontingen utusan Kwarda Provinsi Sumatera Utara.

“Kita hanya sampai Medan saja dulu. Rencananya hari Minggu acara pemberangkatan kita diadakan lagi oleh Kwarda Provsu," ujar Ummi. (TT/int)

Harga Getah Rp7 Ribu per Kg, Tak Memadai Bagi Petani


Petani menimbang getah karet sebelum dijual.
TobaTimes, Paluta - Harga getah karet di wilayah Kabupaten Paluta masih bertahan di angka Rp7 ribu per kilogram. Hal ini tentunya belum memadai sesuai harapan petani.

Nikmat Siregar (26) petani karet yang berasal dari Kecamatan Padang Bolak mengatakan, harga getah karet yang sebelumnya berada di kisaran Rp6.500 per kilogram untuk minggu ini mengalami sedikit peningkatan menjadi Rp7 ribu per kilogram.

Namun, kenaikan harga menurutnya belum memenuhi keinginan petani yang merasa resah dengan kondisi harga karet di tengah situasi harga bahan pokok yang melambung tinggi.

“Minggu ini harganya memang naik sedikit, tapi masih terlalu jauh dari harapan. Apalagi harga bahan pokok sudah cukup tinggi,” ujarnya, Sabtu (15/10).

Harga getah masih jauh di bawah harapan petani. Hal itu dinilai belum seimbang dibandingkan kebutuhan masyarakat saat ini.

Senada disampaikan Indra (35) petani karet asal Paranginan, Kecamatan Padang Bolak. Ia menambahkan, harga getah belum memenuhi standar dibandingkan dengan harga buah kelapa sawit yang kini sudah mulai membaik dengan harga Rp1.500 per kilogram.

“Harga buah kelapa sawit sudah membaik, harga getah karet kenapa masig bertahan di harga Rp7 ribu per kg,” sebutnya.

Harga getah yang dinilai masih rendah cukup meresahkan masyarakat yang sebagian besar adalah petani karet. (TT/int)

Kondisi Jalan Lingkar Timur Sipirok Masih Memprihatinkan

TobaTimes, Tapsel - Pembangunan jalan lingkar Timur, Sipirok, Kabupaten Tapsel layak diprioritaskan. Sebab, kondisi di lapangan masih belum sesuai harapan. Seharusnya pemkab harus memperhatikan dan memprioritaskan kelanjutan pembangunan jalan tersebut.

Kondisi terakhir Ruas Jalan Lingkar Timur Sipirok.
Jalan Lingkar Timur yang menghubungkan Desa Simaninggir, Paranpadang dan Piningbaris Kelurahan Pasar Sipirok tersebut, diharapkan menjadi akses alternatif yang mampu mengatasi antrian di pusat Pasar Sipirok ke depan.

Namun kondisinya belum sesuai harapan dan masih membutuhkan kelanjutan. Pintu masuk dan pintu keluar pada ruas jalan lingkar dengan panjang sekitar 1,5 km masih sangat memprihatinkan. Sebab, masih terdapat jalan tanah, berlumpur dan sempit.

"Pada pintu masuk dari Simaninggir memang sudah dicor rabat, tetapi tanjakannya cukup curam, dan sebagian masih berlumpur. Demikian juga dipintu keluar di Pining Nabaris, juga masih ada jalan tanah," sebut Marga Sitompul (45) dan Marga Siregar (43) diamini beberapa warga, Sabtu (15/10).

Menurut warga, ruas jalan yang dibuka pada 2014 lalu itu sangat berpotensi untuk mengatasi kemacetan yang selama ini kerab terjadi di Pasar Sipirok, terutama pada hari pekan dan juga hari besar.

"Apalagi ada acara pemerintahan, suasana jalan di Pasar Sipirok akan mengalami antrian panjang. Sehingga ruas ini diharapkan mampu mengatasinya," terang Mara Siregar (40), warga lainnya.

Hanya saja, ketika harapan warga ini hendak ditanyakan kepada Plt Kepala Dinas PU Syahril Nasution, belum mendapat jawaban. (TT/int)

18 Oktober, Kades Terpilih se-Asahan Dilantik

TobaTimes, Kisaran - Seluruh tahapan pilkades telah selesai, Bupati Asahan dijadwalkan melantik 90 kepala desa (kades) terpilih pada 18 Oktober 2016.

Ilustrasi.
“Rencana pelantikan akan digelar di Gedung Serbaguna Kisaran,” ungkap Jhon Hardi Nasution, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (Bapemas Pemdes), Kamis (13/10).

Jhon Hardi menjelaskan, seharusnya pilkades Asahan serentak pertama pada 24 Agustus lalu itu diikuti 91 desa dan 309 calon dari 23 kecamatan di Asahan. tapi satu desa lainnya yakni Desa Sei Lama Kecamatan Simpang Empat, gagal melaksanakan Pilkades karena masyarakat tidak percaya terhadap panitia penyelenggara, sehingga batal dilaksanakan.

Oleh karena itu, pelantikan sempat terkendala. Kemudian mereka berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Yang pada intinya masih menunggu surat resmi dari Kementerian Dalam Negeri, kapan tahapan Pilkades selanjutnya digelar, kemungkinan dilakukan tahun depan.

Dengan dilantiknya kepala desa terpilih dan sudah menjadi defenitif, diharapkan roda pemerintahan desa dan pembangunan dapat berjalan dengan baik dan maksimal, sehingga pelayanan masyarakat dapat berjalan dengan lancar.

“Semoga pelayanan dan pembangunan di desa dapat berjalan lancar, kades terpilih dapat menjalankan program-program pembangunan desa untuk kemajuan bersama. Sehingga tidak ada lagi desa-desa di Kabupaten Asahan yang terisolir dan tidak mempunyai akses ke Kabupaten Asahan. (TT/int)

Calon Suami Meninggal Sehari Sebelum Pernikahan, Boru Simbolon Mabalu So Martujung


TobaTimes, Tapteng - Janda tidak menikah atau dalam bahasa Batak disebut mabalu so martujung, begitulah sebutan untuk Eniati Br Sitanggang, usai ditinggal calon suaminya, yang tiba-tiba meninggal dunia malam sebelum pernikahan mereka.

Erniati Simbolon
Sejak pagi di rumah duka di Desa Sosorgotting, Kecamatan Andam Dewi, Tapanuli Tengah (Tapteng), hingga pemakaman sore harinya, Rabu (12/10), Eniati memang terlihat sangat syok. Air mata yang terus berlinang menandakan bahwa dia sangat terluka. Keluarga tampak selalu mendampinginya, khawatir bila Eniati tiba-tiba jatuh, karena saat ini kondisi fisiknya sangat lemah.

Pelaminan pun tampak diangkat oleh pekerja usaha jasa penyewaan pelaminan setelah salah seorang keluarga (hasuhutan) menelepon pemilik usaha. “Angkatlah pelaminan ini, kita sudah berkabung,” ujarnya melalui sambungan telepon.

“Tidak ada lagi yang harus ditunggu, semua sudah berantakan. Tak ada artinya lagi ditunggu. Maka pada malam pesta hiburan itu, saat ia sudah meninggal, saat itu juga dilangsungkan tonggo raja (pertemuan yang diselenggarakan malam sebelum acara adat untuk membicarakan bagaimana prosesi adat adat yang akan dilakasanakan besoknya) untuk penguburannya,” ujarnya menceritakan kepanikan mereka di malam tragis itu.

Dan, saat jenazah korban dibawa ke pemakaman, warga tampak ramai mengiringi sembari bercerita tentang korban semasa hidup.
“Dia  orang yang baik, dia pria yang mandiri dan pekerja keras. Dia bekerja di salah satu kilinik bersalin di Jakarta. Dia pulang sekira satu bulan lalu untuk menikah,” ujar warga bermarga Simarmata (40), teman satu kampung korban.

Erniati juga tampak ikut saat penguburan. Langkahnya lunglai dan diapit oleh dua orang keluarganya. Wajahnya pucat. Sesekali gadis berkulit sawo matang itu mengusap air matanya.

“Dia sangat sedih. Bagi orang Batak, dia (Erniati) ini namanya mabalu so martujung atau janda belum menikah. Pokoknya sangat sedihlah,” ujar salah sorang pelayat. Usai pemakaman, rumah korban masih tampak ramai oleh keluarga dan warga desa.

Seperti diberitakan sebelumnya, sukacita yang terbalut dalam pesta lajang pada Selasa (11/10) malam seketika berubah jadi duka setelah satu dari puluhan muda-mudi itu tiba-tiba jatuh tergeletak di tanah. Hanya sebentar saja, pria itu sudah meninggal dunia. Padahal, pesta lajang itu digelar oleh Jakkon Purba (48), pria yang meninggal itu, yang akan melangsungkan pernikahan esok harinya.

Peristiwa itupun menggegerkan warga Desa Sosorgotting, Kecamatan Andam Dewi, Tapanuli Tengah (Tapteng). Terlebih kepada Erniati Sitanggang (25), calon istri almarhum, yang hanya bisa menangis, merenung dan menatap dalam ke arah jenazah korban yang terbujur kaku di hadapannya.

Informasi dihimpun wartawan dari lokasi kejadian, pesta itu dimulai pukul 21.00 WIB. Pesta itu diikuti para pemuda di kampung itu. Tradisi di sana memang begitu. Malam sebelum seseorang menikah, mereka menggelar pesta lajang.

Seperti keterangan L Purba (29), adik kandung almarhum, sebelumnya semua keluarga sedang berkemas mau memulai acara pembukaan malam hiburan pra pernikahan untuk kedua mempelai.

Saat itu almarhum sudah berkemas dan siap mengikuti acara malam itu. Tidak ada tanda-tanda almarhum kurang sehat. Ia tampak biasa saja dan siap melangsungkan acara.

Usai acara hiburan dibuka dengan Tortor, dia pun duduk di pelaminan untuk kemudian disandingkan dengan calon mempelai wanita. Diketahui, calon mempelai wanita tinggal di palumean (rumah pengurus gereja) yang jaraknya tidak jauh dari rumah korban, hanya sekitar 50 meter.

Dan, hanya tinggal memanggil mempelai wanitanya untuk duduk besanding di pelaminan untuk mengikuti acara, tiba-tiba almarhum jatuh. Para pemuda seketika mencoba menyadarkannya dan menggotongnya ke rumah. Saat itu kondisinya sangat lemah. Dan, saat itu ia masih sempat berbicara dengan suara yang sangat pelan, namun lambat laun tak bersuara lagi dan kemudian meninggal dunia. (TT/int)

14.10.16

Memalukan, Bu Ketua Pengadilan Agama Selingkuh di Hotel, Digerebek Walikota

TobaTimes, Padang - Memalukan. Seorang hakim Pengadilan Agama (PA) digerebek lagi mesum dengan selingkuhannya di sebuah hotel melati di Kota Bukittinggi, Sumbar, Sabtu (9/10) malam.

Ilustrasi.
Ibu hakim berinisial ED (49) yang baru menjabat Ketua Pengadilan Agama Padangpangjang itu digerebek langsung oleh Wali Kota Bukittingi, Ramlan Nurmatias.

Seperti diberitakan berbagai media, Rabu (12/10), saat digerebek bu hakim tak bisa mengelak, kendatipun teman prianya yang berinisial E masih berusaha untuk bersandiwara.

Akibat perbuatannya, kini bu hakim ini berurusan dengan Tim Khusus Pengadilan Tinggi Agama di Kota Padang. ED diketahui kelahiran 6 Juli 1967 dan menyelesaikan studi S1 di IAIN. Wanita ini mengaku sudah memiliki tiga anak.

”Dari keterangan ED, ia membenarkan telah diamankan petugas Satpol PP Bukittinggi. Saat itu, ED kebetulan berada di Kota Bukittinggi melaksanakan tugas dan menemui laki-laki yang menurut pengakuannya juga memiliki hubungan keluarga dengan suaminya,” sebut Syamsoedarman, Ketua PWI Padangpanjang.

Syamsoedarman mengetahui kebenaran itu lantaran diperbolehkan mengikuti proses pemeriksaan bersama Tim khusus PTA Padang.

Pengadilan Tinggi Agama lalu mencopot dan menonaktifkan Elvia Darwati dari jabatannya sebagai Ketua Pengadilan Agama (PA) Padang Panjang sejak Rabu (12/10/2016). Elvia kemudian ditarik ke Pengadilan Tinggi Agama Padang.

Pencoporan ini dilakukan setelah Elvia yang terjaring tim gabungan operasi penyakit masyarakat saat berduaan dengan pria bukan suaminya di kamar hotel di Kota Bukittinggi. Sanksi lainya sedang menunggu pemeriksaan Badan Pengawas (Bawas) Mahkamah Agung (MA).

Humas Pengadilan Tinggi Agama Padang, Damsyi Hanan, mengatakan, pihaknya sudah memeriksa Elvia dan sudah melaporkannya kepada Ketua Pengadilan Tinggi Agama Padang terkait kasus tertangkapnya bersama pria selingkuhan di hotel.

“Ketua Pengadilan Tinggi Agama menonatifkan beliau (Elvia) dan ditarik ke Pengadilan Agama. Selanjutnya Ketua Pengadilan Tinggi Agama berdasarkan hasil pemeriksaan akan mengirim rekomendasi ke Badan Kehormatan Hakim MA. Nanti apa yang diputuskan Mahkamah Agung kita tunggu saja,” kata Damsyi di Pengadilan Tinggi Agama Padang.

Setelah dinonaktifkan dari Ketua Pengadilan Agama Padangpanjang, maka wakil ketua akan ditunjuk sebagai pelaksana tugas untuk melanjutkan pekerjaan Elvia.

Damsyi menerangkan, saat Elvia ditangkap, Pengadilan Tinggi Agama Padang langsung membentuk tim yang terdiri dari tiga hakim tinggi untuk memeriksa secara langsung yang bersangkutan. Pemeriksaan kepada Elvia dilakukan pada Senin (10/10/2016) dari pukul 14.30 hingga 19.30 WIB.

“Senin setalah kejadian kami bertindak dan langsung membentuk tim untuk memeriksa yang bersangkutan selama kurang lebih 5 jam,” ujar Damsyi. (TT/int)

Kios Dibongkar Satpol PP, Pemilik Nangis-nangis

TobaTimes, Siantar - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Siantar kembali melakukan pembongkaran terhadap bangunan yang melanggar Peraturan Walikota (Perwa) dan Peraturan Daerah (Perda).

Satpol PP Pematangsiantar bongkar kios.
Pembongkaran tersebut berlangsung pada Kamis (13/10) sekira pukul 09.00 WIB di Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Asuhan, Siantar Timur. Sedikitnya 5 kios dibongkar di lokasi tersebut.

Selain personel Satpol PP, personel Polres Siantar, TNI, Polisi Militer, Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Tarukim), Dinas Pendapatan, Pengelolaan Pendapatan dan Keuangan Daerah (DPPKAD) serta Kejaksaan turut menyaksikan pembongkaran itu.

Tak ada perlawanan sama sekali dari para pemilik kios ketika pembongkaran dilakukan. Hanya saja, R br Hutasoit, salah seorang pemilik kios, menangis melihat kios yang sehari-hari digunakannya untuk menjual teh dibongkar.

"Aku jualan ini untuk besarkan cucuku, anakku tiga tapi sudah meninggal semua. Sudah setahun aku di sini, waktu mau jualan inipun minta izinnya aku sama Lurah dan dikasih izin," ucapnya sembari menangis terisak-isak.

Dan setelah sekitar 10 menit menangis, dia akhirnya menghentikan tangisannya dan langsung pulang ke kediamannya yang berada tak jauh dari lokasi pembongkaran.

Kepala Kantor (Kakan) Satpol PP Kota Siantar Julham Situmorang melalui Kepala Seksi (Kasi) Operasional Arpin Sinaga, menjelaskan bahwa pembongkaran itu dilakukan karena keberadaan kios itu telah melanggar Perda No 9 Tahun 1992 tentang wajib bersih lingkungan, keindahan, ketentraman dan ketertibaan umum serta Perwa No 1 Tahun 2014.

"Ada lima kios yang kita bongkar ini. Pemilik kios ada yang membuka tempel ban, menjual tuak dan menjual makanan dan minuman," jelasnya.

"Tidak ada perlawanan sama sekali. Hanya riak-riak kecil saja tadi, ada yang menangis karena memang sebelumnya kita sudah melakukan pendekatan kepada para pemilik kios," tambahnya.

Pembongkaran itu juga dilakukan karena pihaknya sudah memberikan surat peringatan ketiga kepada para pemilik kios. "Sudah tiga kali teguran kita berikan. Hari Senin kemarin teguran ketiga. Kita sudah kasih waktu 3 kali 24 jam untuk bongkar sendiri tapi tetap tidak dibongkar makanya kita bongkar hari Kamis ini," lanjutnya.

Arpin mengungkapkan bahwa para pemilik kios bisa saja berjualan di lokasi tersebut, hanya saja pemilik kios jangan membangun kiosnya secara permanen.
"Mereka bisa berjualan tapi jangan buat kios yg permanen, apalagi menggunakan ini sudah menggunakan Taman Kota," katanya.

Jika masih ada bangunan yang berdiri di Taman Kota maupun di trotoar jalan, Arpin menegaskan bahwa pihaknya pasti membongkar bangunan itu.

"Kalau ada yang mendirikan lagi, kita akan membongkar. Kita himbau kepada msyarakat, jangan membangun kios yang permanen di pinggir jalan, trotoar ataupun Taman Kota karena itu mengganggu pejalan kaki dan arus lalu lintas. Merusak keindahan kota juga itu," terangnya.

"Bangunan yang masih melanggar ya kita harapkan supaya dibongkar sendiri agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar karena itu pasti akan dibongkar," imbuhnya. (TT/int)

Bus KUPJ Terbalik-balik, 1 Penumpang Tewas

TobaTimes, Asahan - Kecelakaan bus KPUJ menewaskan seorang penumpang terjadi di tikungan manis Aek Loba Pekan, Kecamatan Aek Kuasan, Asahan. Bus KUPJ terbalik-balik saat menghindari mobil di depannya yang mengerem mendadak. Selain 1 korban tewas, 5 penumpang lainnya juga luka-luka.

Bus KUPJ nopol BK 7969 DN yang terbalik.
Kecelakaan maut itu terjadi Rabu (12/10), sekira pukul 17.30 WIB. Sore itu, Bus KUPJ dengan nomor polisi BK 7969 DN melaju dari arah Medan menuju Rantauprapat beriringan dengan kendaraan lain. Saat melintas di tikungan manis Aek Loba Pekan, mobil di depannya mendadak belok.

Akibatnya, bus KUPJ yang berada persis di belakangnya tiba-tiba melaju oleng. Sopirnya pun ikut mengerem mendadak dan berusaha menghindari tabrakan dengan banting setir ke kiri.

Tapi upaya si sopir justru mengakibatkan bus terbalik-balik. Menurut kesaksian warga, bus KUPJ itu sempat terbalik hingga dua kali. Hotmarijah Hutapea (52), warga Aek Pamingke, Kecamatan Aek Natas, meninggal dunia di tempat kejadian. Saat polisi datang ke lokasi, tubuh Hotmarijah Hutapea tampak terhimpit bodi bus yang terbalik.

Sementara penumpang lainnya mengalami luka-luka. Mereka adalah Makmin Mataniari (38), warga Kabupaten Dairi, Kuasa Mataniari (53), warga Simalingkar Medan, Martina Purba (41) warga Dusun II, Desa perkebunan Afd II Rantauprapat, Fatmawati Pane (62) warga Desa Urung Kompas, Kecamatan Rantau Selatan, Labura dan Warsia (56, warga Medan. Seluruh korban luka langsung dievakuasi ke Klinik Rizki Aek Loba.

Kapolsek Pulau Raja AKP Dahrun Harahap, didampingi Kapos Lantas AIPTU Erlianto menuturkan, bus KUPJ nahas itu telah diamankan di Mapolsek Pulau Raja. Sedangkan sopirnya masih dalam penyelidikan polisi.

“Setelah kejadian, sopirnya langsung melarikan diri,” tambah IPDA S Tambunan, Kanit Laka Polres Asahan, Kamis (13/10). (TT/int).