24.8.18

Ratusan Ton Bangkai Ikan Dievakuasi dari Pantai Danau Toba


TT - Oksigen minim secara tiba-tiba diduga menjadi penyebab matinya sekitar 180 ton ikan keramba jaring apung (KJA) di  Desa Pintu Sona, Pangururan, Kabupaten Samosir. Bangkai ikan-ikan milik masyarakat tersebut dievakuasi, Kamis (23/8/18).

Evakuasi bangkai ikan di Pangururan, Samosir.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Samosir Sudion Tamba mengatakan, kejadian ikan mati massal ini cukup mengejutkan warga. Pihaknyapun langsung turun ke lapangan dan  melakukan pemeriksaan kadar oksigen di lokasi keramba. Berdasarkan hasil pemeriksaan, kadar oksigen dalam air  (Dissolved Oxygen atau DO) berkisar 2,28 Mg/L.

Kondisi tersebut sangat jauh di bawah standard mutu air yang ditetapkan pemerintah berdasarkan PP 82 tahun 2001 minimal 6,0 Mg/L. "Untuk sementara diperkirakan penyebab matinya ikan ini karena kekurangan oksigen, DO 2,82 Mg/L itu sangat rendah," ujarnya Sudion.

Dari segi lingkungan hidup, kata Sudion, bangkai ikan yang sudah mulai membusuk mengakibatkan pencemaran udara dan air.  Bau amis sudah terasa dari jarak 500 meter dari lokasi.

Pihaknya dibantu pemilik dan komunitas warga telah berupaya melakukan evakuasi sejauh 30 meter dari bibir pantai. Menggunakan satu unit alat berat, bangkai ikan dievakuasi ke dalam galian tanah seluas seluas 10 x 10 meter dengan kedalaman 2 meter.

"Kita tidak bisa menggali terlalu dalam sebab di bawah  kedalaman dua meter sudah keluar air. Jadi kita buat seadanya guna mempercepat evakuasi," terang Sudion, sembari menuturkan kalau bangkai ikan nantinya akan diolah menjadi pupuk kompos.

Turut membantu evakuasi Perkumpulan Warga Onan Baru (Perona). Sebanyak 25 orang anggota Perona turun ke lokasi sebagai bentuk kepedulian bersama.

"Intinya, kami turut prihatin atas kejadian yang menimpa petani keramba ini. Kita akan bantu hingga proses evakuasi selesai," ujar Polten Simbolon, koordinator Perona.

Salah seorang Petani keramba, Nadeak mengatakan akibat kejadian ini mereka merugi hingga Rp5 Miliar. Tanda-tanda kejadian tersebut bermula pada 21 Agustus sore hari.

"Ikannya gak mau makan, dan berada di dasar semua. Jadi kita sempat berusaha memberikan oksigen dengan cara memompa," sebutnya.

Lalu, pada hari kedua ikan-ikan mulai lemas dan mengapung. Kemudian, berurutan ikan-ikan mati dan kejadian serupa berlangsung secara bersamaan.

"Saat ini kami fokuskan untuk pembersihan bangkai ikan dulu," pungkas Nadeak.

Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian Kabupaten Samosir Sumatera Utara, Jhunellis Sinaga, menduga terjadi kematian ikan karena perubahan suhu.

"Ini akibat Up Welling, dugaan sementara terjadi perubahan suhu. Suhu dari dasar danau naik ke permukaan," tuturnya.

Menurut Jhunellis, endapan limbah di dasar danau naik ke permukaan dan ikan pun tidak bisa memperoleh oksigen secara maksimal. Limbah tersebut berasal dari berbagai macam kandungan.

Data sementara 140 petak KJA yang sudah berisi bangkai dengan rincian 180 ton ikan yang sudah mati. Ikan-ikan terdiri dari mujahir, nila dan ikan mas. Keseluruhan ikan itu sudah siap panen. (bbs/int)

12 Rumah Terbakar di Kota Pinang


TT - Sebanyak 12 unit rumah milik warga Dusun Bom, Desa Blok Songo, Kecamatan Kota Pinang, Kabupaten Labusel dilalap si jago merah, Rabu (22/8) sekira pukul 11.30 WIB. Api diduga berasal dari salah satu rumah warga yang penghuninya sedang pergi melaksanakan Sholat Idul Adha.

Api melalap 12 rumah di Kota Pinang.
Informasi dihimpun, rumah yang terbakat tersebut masing-masing milik Masra (50), M Nasir 61), Harmon (45) Budi (35), Marioto (41), Sisu (40), Jahar (45), Amri (40), Hibah(50), Iwan (36) dan Rohani (60).

Para korban dan keluarga kini terpaksa menginap di tempat penampungan sementara di desa itu, yang difasilitasi warga sekitar bersama aparat desa setempat.

Salah seorang korban M Nasir menceritakan, api diduga berasal dari salah satu rumah warga. Di mana saat terjadi kebakaran, penghuni rumah sedang melaksanakan Sholat Idul Adha.

Karena padatnya rumah penduduk yang terbuat dari papan, sehingga dengan cepat api melalap rumah warga dalam waktu kurang lebih satu jam. Beruntung petugas pemadam kebakaran dapat menjinakkan api sehingga tidak merambat ke rumah lainnya.

"Apinya semakin besar, kami lari menyelamatkan diri. Kami tidak sempat menyelamatkan barang-barang. Semuanya sudah terbakar. Kami tidak punya apa-apa lagi," ujarnya.

Meski warga sudah berusaha memadamkan api, namun selalu gagal karena angin yang begitu kencang melanda daerah itu. Sehingga api dengan cepat membesar dan merembet ke rumah-rumah terdekat.

Selanjutnya, sekitar pukul 13.00 WIB, warga bersama personel Polsekta Kota Pinang dibantu aparat TNI dan tiga unit mobil dinas kebakaran milik Pemkab Labusel turun ke lokasi dan berhasil memadamkan api.

"Tak ada yang bisa kami selamatkan. Rumah kami sudah rata dengan tanah. Hanya tinggal puing-puingnya saja,” ujarnya sedih. Dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa. Namun, kerugian ditaksir hingga ratusan juta rupiah.

Menurut informasi dari warga setempat, Marga Siregar, api berasal dari salah rumah warga. "Api cepat menjalar, apalagi rumah hampir rata-rata terbuat dari papan, jadi api cepat kali berkobar," ujarnya.

Sebelum datang petugas pemadam, warga berusaha memadamkan api dengan kemampuan yang terbatas. Selang beberapa menit datang petugas pemadam kebakaran, sementara sudah banyak rumah yang terbakar.

Kapolres Labuhanbatu AKBP Frido Situmorang melalui Kasubag Humas AKP Viktor Sibarani membenarkan peristiwa kebakaran tersebut.

“Ada 12 rumah yang terbakar. Dari keterangan saksi, kemungkinan besar pemicu terjadinya kebakaran akibat arus pendek (korsleting listrik) berasal dari rumah bagian dapur milik Rohani. Kini masih kita lakukan penyelidikan," kata AKP Viktor Sibarani, Kamis (22/8). (bbs/int)

21.8.18

Kapal Pengangkut TKI Ilegal Ditangkap di Tanjungbalai


TT - Polres Tanjungbalai mengamankan dua unit kapal kayu yang diduga mengangkut Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal. Penangkapan dilakukan di perairan Bagan Asahan Kabupaten Asahan pada koordinat N 3 054.4572 E 99 5148 3624 atau sekitar perairan Tanjung Berobang.

Kapal pengangkut TKI ilegal.
“Kapal itu berpenumpang tiga orang diduga mau dibawa ke Malaysia sebagai TKI. Dua laki-laki dan satu perempuan. Satu di antaranya warga Banglades,” kata Kapolres Tanjungbalai AKBP Irfan Rifai SH Sik, Minggu (19/8).

Informasi dihimpun wartawan, awalnya, Satpol Air Polres Tanjungbalai sedang melakukan patroli. Begitu melintas di perairan Bagan Asahan Kabupaten Asahan pada posisi N 3 054.4572 E 99 5148 3624 sekitar perairan Tanjung Berobang, petugas curiga melihat kapal tersebut akan membawa TKI ilegal dari Tanjungbalai ke Malaysia.

Selanjutnya petugas berupaya mencari kapal yang dicurigai di sekitar Sei Asahan. Ternyata benar, petugas menemukan kapal terapung di sana. Kapal tersebut disebut-sebut milik warga berinisial DU. Dalam kapal ditemukan tiga orang warga, dua laki-laki dan satu perempuan. Satu di antaranya warga Banglades.

Nakhoda kapal saat diinterogasi petugas membenarkan bahwa ketiga penumpang tersebut rencananya akan dibawa ke Panton Bagan Asahan untuk diangkut sebagai TKI ilegal ke Malaysia.

Selanjutnya petugas memboyong kapal tersebut menuju Sat Pol Air Polres Tanjungbalai berikut Nakhoda kapal. Sedangkan Nakhoda kapal Suryadi alias Sur Dok (50) warga Pulau Mandi dijadikan tersangka. Sementara ABK kapal berinisial IW (36) warga Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung dan Us alias Sum (46) warga yang sama, dijadikan sebagai saksi.

Terpisah, seorang warga Kecamatan Asahan menyebutkan, kapal pengangkut TKI ilegal tersebut sudah lama berlangsung. Setiap penumpang tanpa pasport itu akan dibawa ke Malaysia sebagai TKI.

Ongkosnya bervariasi. Antara Rp800 ribu hingga Rp1 juta per orang. Mereka rata-rata diberangkatkan pada malam hari agar tidak terpantau petugas. (bbs/int)

Dua Personil Polres Labuhanbatu Dipecat


TT - Dua personel Polres Labuhanbatu yakni Aiptu RM dan Aipda HMM secara resmi diberhentikan secara tidak hormat, Senin (20/8) di Lapangan Mapolres setempat. Kedua oknum tersebut telah melanggar disiplin karena sudah lama tidak masuk kantor.

Kapolres Labuhanbatu membacakan pengumuman pemecatan.
“Keduanya tidak bertugas lagi sebagai personel Polri terhitung sejak 31 Juli 2018, karena yang bersangkutan melanggar disiplin dan kode etik profesi Polri,” ujar 
Kapolres Labuhanbatu AKBP Frido Situmorang SH SIK pada upacara PTDH di halaman Mapolres Labuhanbatu, Senin (20/8).

Sebagai anggota Polri, sikap disiplin harus mendarah daging. Sebab kewenangan Polri sangat luas. “Marilah kita mengambil hikmah dari pelaksanaan upacara PTDH ini, agar kita selalu berhati-hati dalam mengambil tindakan dan selalu introspeksi diri agar tidak melakukan perbuatan yang melanggar serta menyimpang dari aturan dan kode etik Polri,” sebut Frido.

Oleh karena itu, tambah Kapolres, setiap personel dituntut untuk dapat meningkatkan disiplin dan mengurangi pelanggaran serta mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

“Mari kita bekerja dengan baik dan ikhlas. Semoga apa yang kita perbuat dan kita laksanakan menjadi ladang amal dan ibadah bagi kita semua,” ujarnya. Informasinya kedua oknum tersebut disebut-sebut hampir setahun tidak masuk kerja.

Dalam upacara PTDH tersebut, kedua personel yang resmi diberhentikan tidak terlihat hadir dalam pelaksanaannya. Turut serta dalam upacara itu, Wakapolres Kompol M Ikhwan Lubis SIK, para Kabag dan Kasat di lingkungan Mapolres Labuhanbatu. (bbs/int)

20.8.18

Bus Masuk Jurang di Sipegepege, 6 Orang Meninggal


TT - Satu unit bus merek CV Sentosa bernomor polisi BK 7136 FY yang dicarter rombongan pesta terjun bebas ke jurang yang curam berbatu-batu di sekitar Jembatan Sipegepege, Desa Lumban Gaol Tengah, Kecamatan Nassau, Tobasa, Sabtu (18/8) lalu. Hingga Minggu sore (19/8), enam penumpang meninggal dunia.

Tim SAR mengevakuasi salah satu korban.
Menurut para korban yang selamat, bus itu berangkat dari Medan pada Jumat (17/8) malam, menuju Desa Sipange, Nassau, Tobasa. Tujuan keberangkatan adalah menghadiri pesta adat Sulang-sulang Pahompu (bukan pesta pernikahan seperti yang ramai tersebar di medsos).

Belum diketahui penyebab pasti bus itu terjun, tapi menurut salah seorang korban yang dirawat di RSUD Porsea, Rianto Sitorus, supir mereka kemungkinan mengantuk.
“Sampai di jembatan Sipege-pege sekira jam 06.00 Wib bus kami terjun ke jurang, kemungkinan supir kami mengantuk,” ujar Rianto sambil meringis kesakitan.

Dia menggambarkan kengerian yang terjadi pada subuh itu. Para penumpang berteriak histeris. Ada yang menjerit, menangis, memohon ampun pada Tuhan, dan selebihnya ia tidak tahu karena kejadiannya berlangsung seperti mimpi. Sampai kemudian ia menyadari sudah berada di rumah sakit.

Beberapa jam kemudian, peristiwa itu tersebar luas di medsos. Warga berbondong-bondong memberikan bantuan. Bupati Tobasa Ir Darwin Siagian dan Kapolres Tobasa AKBP Elvianus Laoli juga ikut turun ke lokasi memimpin langsung proses evakuasi bus dan para korban yang dilakukan tim gabungan.

Tapi penyelamatan berlangsung sulit karena medan yang curam dan sempit. Hingga siang hari sekitar pukul 13.00 Wib, baru 18 orang yang berhasil dievakuasi, dua diantaranya meninggal dunia.

“Sampai sekarang, yang berhasil dievakuasi masih 18 orang. Di dalam bus masih ada korban 4 orang dengan posisi terjepit, yang diduga sudah meninggal. Namun informasi dari keluarga korban, ada 26 orang korban dalam kejadian ini,” kata Bupati Tobasa Ir Darwin Siagian yang diwawancarai bersama Kapolres Tobasa AKBP Elvianus Laoli di lokasi kejadian sekitar pukul 14.00 Wib.

Bupati mengatakan, evakuasi bus dan korban yang jatuh 30 meter di bawah jembatan, sangat sulit. “Kondisinya, mobil terjepit dalam celah batu. Beberapa kali ditarik pakai kren dengan alat berat, belum berhasil,” katanya.

Kapolres menambahkan, informasi dari korban selamat, diduga ada korban yang hanyut saat keluar dari bus. “Informasinya, ada yang keluar saat kejadian. Namun tergelincir dan terbawa arus. Kita sudah lakukan pencarian, dan pasang jaring. Namun belum ditemukan,” ungkapnya.

Setelah bekerja keras, malam hari tepat pukul 21.00 WIB, bus pengangkut rombongan parboru itu baru berhasil diangkat menggunakan dua unit alat berat dan terali jembatan. Bus tersebut tampak diselimuti semak-semak yang terseret saat evakuasi. Dari dalam bus yang diangkat itu, ditemukan 3 korban tewas.

Informasi awal menyebutkan, di dalam bus tersebut ada 4 orang, sehingga 1 orang dinyatakan hilang. “Di dalam bus masih ada 4 orang korban yang sudah meninggal, posisinya terjepit. Tim sudah mengikat badan korban agar lepas dan jatuh ke sungai. Tapi hanya 3 ditemukan saat bus terangkat," kata Bupati Tobasa Ir Darwin Siagian Sabtu malam.

Lalu, Minggu (19/8) pagi, upaya pencarian korban terus dilakukan. Tim SAR diturunkan menyusuri sungai mulai dari titik awal kejadian hingga jarak 3,5 kilometer.

"Informasi jumlah penumpang belum pasti. Ada yang menyebutkan 26, ada yang menyebutkan 35 orang. Namun diyakini masih ada korban hilang. Diduga terbawa aliran sungai. Jadi sekarang kita turunkan dua tim melakukan pencarian di aliran sungai hingga jarak 3,5 km," tutur Torang M Hutahaean, Kepala Pos Pembantu Basarnas Danau Toba, Minggu pagi.

Upaya itu membuahkan hasil. Timsar berhasil mengevakuasi 1 orang korban meninggal saat menyusuri sungai. "Tadi pagi, tim berhasil menemukan satu korban berjenis kelamin wanita di dalam sungai. Dengan medan yang cukup sulit, evakuasi baru berhasil pukul 13.00 WIB," tutur  tutur Torang M Hutahaean.

Dia menjelaskan, korban ditemukan dengan posisi tersangkut kayu di aliran sungai, sekitar 2,3 kilometer dari lokasi kejadian di bagian hilir sungai. Upaya pencarian masih terus dilakukan hingga Minggu sore karena jumlah penumpang bus masih simpang siur.

Kepala BPBD Tobasa Herbet Pasaribu menambahkan, setelah proses identifikasi di Puskesmas Nassau, diketahui bahwa korban Romida br Simorangkir (59), alamat Balai Desa No 20, Dusun I, Helvetia Medan.

Herbet mengatakan, pendataan masih terus divalidkan, termasuk mengenai kepastian jumlah penumpang bus tersebut.

Hingga Minggu sore, jumlah penumpang bus yang sudah berhasil dievakuasi berjumlah 22 orang. Sebanyak 16 orang ditemukan selamat dan dirawat di rumah sakit terdekat, yaitu RSUD Porsea dan RSUD Balige. Sedangkan 6 orang ditemukan meninggal dunia dan masih dalam proses pemberangkatan jenazah ke rumah duka masing-masing di Medan.

"Jumlah penumpang bus tersebut masih belum akurat. Hari ini kita coba data ulang dengan menemui seluruh keluarga korban," ujar Kasat Lantas AKP Lambok S Gultom, Minggu sore. (newtapanuli.com/int)

24.2.18

Anies Dinilai Berkhianat kepada Ulama dan Alumni 212


TobaTimes - Ketua Progress 98 sekaligus salah satu pendiri Presidium Alumni 212 Faizal Assegaff menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah mengkhianati ulama dan elemen Alumni 212.

Anies-Habib Rizieq
Faizal menilai demikian, sebab Anies enggan membantu Rizieq Shihab pulang ke Indonesia. Pada akhirnya, tokoh Front Pembela Islam (FPI) itu batal menginjakkan kakinya di Jakarta. "Anies Baswedan yang menolak menjembatani Imam Besar FPI Muhammad Rizieq Shihab kembali ke Indonesia adalah bentuk pengkhianatan kepada ulama dan elemen 212," kata Faizal melalui keterangan tertulisnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (22/2/18).

Selain menolak membantu, Anies juga enggan berkomentar di media atas rencana kepulangan Rizieq yang digembar-gemborkan akan pulang Rabu (21/2/18) kemarin.

Menurut Faizal, Anies hanya memanfaatkan Rizieq dan umat Islam untuk kepentingan Pilgub DKI 2017, kecurigaan itu pun sudah lama disoroti oleh internal Presidium Alumni 212. "Mestinya sebagai Gubernur yang diusung oleh umat Islam, Anies peduli dan bertindak proaktif untuk mencari solusi atas persoalan yang dihadapi oleh Rizieq," kata Faizal.

Faizal menambahkan, Anies tampak condong hanya merangkul kelompok terdekatnya saja ketika berhasil meraih kursi kekuasaan di DKI. Sementara dia tak berbuat apa-apa ketika Rizieq diterpa masalah.

"Anies hanya peduli nekat merangkul pengacara pembela korban eks PKI 1965 (Nursyahbani Karta Sungkana) di TGUPP (tim gubernur untuk percepatan pembangunan). Tapi, giliran Habib Rizieq yang terzalimi dan berjuang untuk membuatnya jadi gubernur justru dicampakkan," kata Faizal.

Menurut Faizal, tanpa kontribusi besar Rizieq, para ulama, dan elemen 212, Anies tak mungkin berhasil menjadi orang nomor satu di DKI. Seharusnya, bekas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sadar akan kontribusi tersebut.

Faizal menilai, Anies hanya memanfaatkan dukungan ulama dan umat saat proses Pilgub DKI 2017 lalu. Setelah itu, Anies malah meninggalkan ulama dan rakyat yang sudah membantunya duduk di kursi gubernur.

Sebelumnya, saat dikonfirmasi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan enggan menanggapi pernyataan Faizal dan batalnya kepulangan Rizieq ke Indonesia. "Tidak ada tanggapan. Biar CNN saja yang jawab," ujar Anies sambil masuk ke dalam mobilnya saat dikonfirmasi awak media di Balai Kota, kemarin.

Kedekatan Anies dengan Rizieq pernah ditunjukan saat Pilgub DKI 2017 lalu. Saat itu, Anies pernah menghadiri acara yang diselenggarakan Rizieq. Rizieq pun dengan terang-terangan mendukung Anies-Sandiaga Uno di Pilgub DKI. (Sumber: CNN Indonesia)

15.2.18

Kisah Sedih Br Simanjuntak, Suaminya Punya Anak dari Adik Kandungnya


TobaTimes - Kisah ini sungguh pedih dan memalukan. Seorang perempuan bernama Yuli Simanjuntak, menulis kisah rumah tangganya karena suaminya Lucen Ricardo Aritonang sudah mempunyai seorang anak dari adik kandungnya sendiri, Erlinda Aritonang alias hubungan incest.

Foto pernikahan Yuli dengan Lucen.
Yuli dengan nama akun Dek Yuli S, menulis kisahnya di Facebook dengan judul "Sekedar Berbagi". Kisahnya sempat dibagikan sebanyak 12.100 kali dan mendapat lebih dari 9.000 like. Tapi belakangan, postingan itu sepertinya dihapus.

Dalam kisahnya ini, Yuli menceritakan baru menikah tujuh bulan lalu dengan Lucen di Medan. Lucen disebut berasal dari Sitompul, Tarutung, Sumatera Utara.

Dalam statusnya tersebut Yuli mengatakan suaminya bekerja di sebuah perusahaan swasta di Kecamatan Duri Mandau, Riau. "Dia tinggal di sana dengan seorang adik perempuannya kandung yang bernama Erlinda Aritonang. Adik perempuannya ini mempunyai seorang anak laki-laki yang kondisi mentalnya (maaf) kurang normal," tulis Yuli.

Yuli mengatakan kecurigaannya mulai terlihat saat hari pernikahan dimana adik perempuan suaminya yakni Erlinda, tak sekalipun menyalam atau memberikan ucapan selamat kepadanya. Yuli semakin curiga ketika selesai pernikahan, besoknya dan hari-hari selanjutnya Erlinda selalu meminta Lucen untuk pulang ke rumah.

Pertengkaran demi pertengkaran terus berlanjut antara mereka walau baru menikah. Yuli menceritakan semua karena edanya (adik perempuan suaminya) itu.

Hingga suatu hari, saat pertengkaran mereka semakin memuncak dan Yuli mendapati suaminya mesra dengan adiknya, Yuli baru mengetahui dari kartu keluarga yang ditunjukkan ketua RT bahwa selama ini suaminya Lucen dan Erlinda merupakan pasangan suami istri.

Hal ini semakin dikuatkan ketika Yuli menjumpai HRD tempat suaminya bekerja. HRD tersebut juga menunjukkan bukti bahwa suaminya selama ini telah berkeluarga dengan menunjukkan fotokopi kartu keluarga yang tertulis bahwa Lucen dan Erlinda merupakan pasangan suami istri.

Sejumlah media sudah berusaha menghubungi Yuli Simanjuntak untuk mengkonfirmasi statusnya yang viral ini. Namun sampai saat ini Yuli belum merespon.

Berikut ini kisah Yuli yang diambil utuh dari statusnya di Facebook:

Saya baru menikah 7 bulan yg lalu di Medan dengan seorang pria bernama LUCEN RICARDO ARITONANG asal Sitompul-Tarutung. Anak dari mertua saya L.br.sitompul (mertua laki2 saya sudah meninggal) 

Suami saya ini dibesarkan oleh adik perempuan mertua saya (tante suami saya) yg menikah dgn seorang pendeta yaitu Pdt. E. Mungkur, S.Th sejak usia 2thn yg dipanggil oleh suami saya dgn sebutan papi dan mami. juga memberkati pernikahan kami. 

Sebelumnya kami menjalani hubungan pacaran 2 thn dan long distance. Suami saya bekerja disebuah perusahaan swasta di kecamatan Duri Mandau-Riau. Dia tinggal disana dengan seorang adik perempuannya kandung yg bernama ERLINDA ARITONANG. Adik perempuannya ini mempunyai seorang anak laki2 yg kondisi mentalnya (maaf) kurang normal. 

Tidak ada kejanggalan yg saya rasakan hingga hari pernikahan kami. Ketika hari pernikahan kami tiba ada sedikit kejanggalan yg saya perhatikan, dimana selama prosesi pernikahan berlangsung sejak pagi hingga malam (pulang kerumah mertua dari gedung) tidak sekalipun adik perempuannya itu (Linda) menyalam saya. 

Dan ketika giliran sesi foto keluarga mereka di gereja adk perempuannya itu menghantarkan anaknya kepada suami saya. Kemudian setelah selesai acara selama 2 malam kami menginap dihotel krn rumah mertua penuh. Setiap pagi selama 2 hari berturut2 adik ipar saya itu selalu menelepon suami saya dan memintanya utk segera pulang dgn berbagai alasan yg dibuat2 namun saya berhasil menggagalkannya. 

Dan dihari 3 kami berumah tangga kami menginap di rumah mertua (orgtua angkat suami saya yg juga tante kandungnya). Namun keganjalan itu muncul lagi.. ketika kami masuk ke dalam kamar (di lt.2 rumah) , tdk lama anak dari adik ipar saya itu menangis di depan kamar kami. Dan suami saya membuka pintu kamar dan membawa anak itu masuk ke kamar kami. Saya mulai heran kenapa anak itu bisa ada di dpn kamar kami (krn biasanya anak itu tdk pernah dibiarkan naik sendiri ke lt. 2 rumah) 

saya kemudian turun utk melihat keadaan dibawah dan saya melihat mamanya (adik ipar saya/Linda) sedang asik main2 hp. Setelah saya naik kembali ke kamar dan memberitahu suami saya, ternyata suami saya marah dan menyalahkan saya dan tdk lama kemudian adk ipar saya meng BBM suami saya utk mebuat susu anaknya dan mengganti baju anaknya dan suami saya melakukan perintahn. 

Terjadi pertangkaran antara saya n suami wkt itu namun akhirnya saya mengalah. Banyak kejanggalan lagi hingga akhirnya kami tinggal di Duri-Riau. Setiap waktu luang suami saya selalu dihabiskan di rumah adk kandungnya Erlinda, sedangkan saya di rumah sendirian. 

Namun yang itu harus saya pergunakan utk semua kebutuhan kami termasuk membayar kontrak rumah. Akhirnya 3 minggu di Duri saya memutuskan utk pulang krn suami saya tdk mau jujur. Saya permisi pulang dgn niat supaya kita bisa introspeksi diri masing2. 4 bln di medan saya tdk dinafkahi sama sekali. 

Dan suami saya membujuk saya pulang dgn janji akan memperlakukan saya seperti seorang istri..awal November saya pulang ke Duri-Riau dan ternyata suami saya tdk berubah malah makin parah..dia tetap tdk jujur soal penghasilannya (tiap ditanya dia jawab: "bukan urusan mu" ). Dia tetap menghabiskan waktu uangnya dgn adik perempuannya. Hingga tanggal 17 November 2017, pagi2 buta sekitar pkl. 6 lebih.. suami saya pergi diam2 kerumah adk perempuannya dgn cara keluar lewat jendela (saya masih tidur) krn masih hujan. Ketika saya terbangun saya mencari suami saya dan tengga dpn rumah memberitau klw suami saya pergi lewat jendela. Kemudian saya mencarinya dgn menggunakan ojek kerumah adk perempuannya. Sekitar satu jam saya mencari akhirnya saya menemukan rmh adk ipar saya di jalan KAYANGAN hangtuah (BELAKANG AMIK MITRAGAMA DURI-RIAU) krn melihat sepeda motor suami saya parkir didpn rmh itu (sebelumnya saya tdk tau rmh adk ipar saya krn saya tdk di bolehkan suami n mertua saya utk ikut kesana). Saya melihat mereka berduaan d dlm rmh dan suami saya menemani adk perempuannya sarapan lontong yg di belikan suami saya. Pemandangan yg cukup romantis menurut saya. Hingga mereka sangat terkejut melihat saya berdiri d dpn pintu. Saya meminta suami saya pulang supaya kami bicarakan semua di rmh namun suami saya tdk mau. Adik ipar saya malah bilang "jgn kw bikin ribut di rumah kami". Akhirnya saya marah dan mengatakan agar tdk lagi mengganggu rmh tangga kami. 

Akhirnya terjadi adu mulut dan suami saya menyeret saya ke dalam rmh itu kemudian memegangi saya sehingga adk kandungnya itu bebas memukuli saya hingga memar d bagian kening. Saya melaporkan kejadian ini ke Polsek Duri Mandau namun mereka tdk menanggapi masalah keluarga kemudian saya melaporkan ke RT tempat tinggal mereka atas kelakuan mereka selama ini, ternyata RT bilang Mereka adalah Suami istri dan memberikan kartu keluarga mereka sbg bukti keapada RT ketika baru pindah 4thn yg lalu saya pun menjelaskan bahwa mereka abang beradik kandung dan saya istri sahnya sambil menunjukkan akta nikah catatan sipil kami dan foto2 pernikahan kami. Akhirnya RT pun mengusir adk ipar saya itu (Linda) krn telah menipu dan kumpul kebo. kemudian pertengkaran dlm rmhtangga kami makin sering terjadi hingga suami saya main tangan, hingga saya melaporkannya lagi ke Polsek Mandau Duri-riau (8 desember 2017) . Dan blm diproses hingga skg. Saya pernah mengadukan masalah ini kepada ibu mertua saya via tlp namun beliau malah bilang: "sampai kapanpun ga bisa kau pisahkan si luken dan si linda, kalau kau ga tahan kau aja yg pergi biar mereka bisa sama2 lagi..". Akhirnya saya mendatangi kantornya dan melaporkan kejadian itu kepada HRD nya, tp HRD nya malah bilang suami saya sudah lama menikah dan menunjukkan kartu keluarga suami saya yg berstatus menikah dan istrinya adalah ERLINDA, dan anak haram itu ternyata anak mereka. Sambil menangis saya menunjukkan akta nikah gereja dan akta nikah sipil kami beswrat foto2 pernikahan kami. Akhirnya HRD nya percaya pada saya dan berjanji akan memberi sanksi pada suami saya krn juga menipu perusahaan selama 5 thn (kartu keluarga dan KTP nya itu diberikan sejak 2012). Saya sudah menghubungi keluarganya pihak aritonang dari silando via tlp tp mereka lepas tangan, saya sdh menghubungi pihak tulang dari suami saya tapi juga lepas tangan dengan alasan dilarang ikut campur oleh mertua saya.bahkan saya dan orgtua saya sudah mendatangi orgtua angkatnya (yg adalah tante suami saya) di kompleks gereja HKBP PABRIK TENUN, utk minta jalan keluarnya tp juga menjawab: "mamaknya udh bilang sama kami kalau kami bkn orgtuanya jd jangan ikut campur, maka kami tdk bisa berbuat apa2. Saya, orgtua saya, dan kakak2 saya bolak balik menelepon orgtuanya tp tdk diangkat bahkan no kami skg sudah di blokirnya. 

Saya membagikan kisah ini krn saya tdk mau ada korban mereka lagi setelah saya. Krn suami saya bilang setelah cerai dgn saya mamaknya akan menikahkan dia lagi. Mungkin utj menutupi aib suami saya n adk perempuannya itu. Krn saya pun dinikahi hanya utk itu. Bagi warga net yg suku batak apa boleh menikahi adk kandungnya sendiri??? Apa adat ditarutung menghalalkan hubungan sedarah???? Apa kelakuan suami saya, adik ipar saya dan keluarganya ini bisa ditolerir??? 

Mohon pendapatnya..saya pribadi sudah memutuskan utk tidak akan pernah lagi melanjutkan rmh tangga ini karena saya tdk akan pernah mau berbagi suami dgn siapapun. 

(Adk ipar saya pernah bilang via tlp: "selama aq hidup tdk akan kubiarkan itoku sama kau"). (sumber: tagar.id/int) 

5.1.18

RESMI! Djarot jadi Calon Gubsu dari PDIP


TobaTimes - Akhirnya, mantan Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat resmi diusung PDI Perjuangan untuk maju sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara pada pemilihan Gubernur Sumut mendatang. Hal itu diumumkan langsung oleh Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Jakarta, Kamis (4/2/18).

Djarot Sayful Hidayat.
“Orang baik seperti Djarot, masih muda kok dibiarkan nganggur,” kata Megawati yang kemudian disambut dengan gelak tawa oleh seluruh kader yang hadir.

Siapa pasangan Djarot sebagai wakil Gubsu? Masih belum ditentukan. Direncanakan lengkap dengan calon wakilnya, pasangan Djarot akan diumumkan pada Minggu (7/1/18).

Dalam pernyataan lisannya yang disampaikan sebelum menyebutkan nama Djarot, Megawati memprihatinkan kondisi Sumut, di mana dua pemimpin sebelumnya terjerat masalah hukum. Oleh karena itu dia selalu merasa kesulitan menentukan calon Gubernur Sumut yang akan diusung.

Megawati mengatakan, satu waktu ketika dia sedang berada di dalam mobil dengan ditemani Sekjend PDIP Hasto Kristiyanto teringat bahwa ada orang baik yang merupakan kader partainya yang layak dipilih menjadi calon Gubernur Sumut. Ketika kemudian Hasto menyadari orang yang dimaksud adalah Djarot, dia mengamini.

“Lalu kemudian saya panggil Pak Djarot. Saya tanya, sebagai petugas partai apakah kamu bersedia ditugaskan memimpin Sumatera Utara. Dia jawab, siap,” kata Megawati.

Sebelum mengumumkan nama Djarot, pasangan calon Gubernur untuk empat provinsi lainnya terlebih dahulu disampaikan. Keempatnya adalah Papua, Maluku Utara, Lampung dan Nusa Tenggara Barat. (bbs/int)
 

2.1.18

Kembang Api Meledak, Jari-jari Tangan Putus


TobaTimes - Pesta kembang api malam Tahun Baru di Tembok Berlin, Sorong, Papua Barat, Minggu (31/12/17) memakan korban. La Ute terpaksa dilarikan ke RSUD Kabupaten Sorong setelah jari-jari tangan hancur usai kembang api jenis bola-bola 8 shot, meledak di tangannya.

Ilustrasi.
Saksi mata kejadian, Jakson mengatakan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 21.58 WIT. Awalnya semua berjalan biasa saja tanpa ada masalah. Sejak korban dan teman-temannya tiba di Tembok Berlin sekitar pukul 19.00 WIT, korban langsung membakar berbagai jenis kembang api dan petasan miliknya, dan tidak terjadi hal-hal yang aneh.

“Pas kami sampai di tembok, langsung kami bakar kembang api dan petasan sedikit sambil bikin ramai, kebetulan petasan yang kami bawa ini banyak,” kata Jakson. seperti dilansir ari Radar Sorong.

Mendekati pergantian tahun di tengah malam, saat dia dan teman-temannya lanjut membakar petasan. Saat itu tiba-tiba terdengar suara teriakan keras dari arah belakangnya. Ternyata bukan hanya dirinya saja mendengar teriakan tersebut, tetapi pengunjung lainnya yang ada di sekitar TKP mendengarnya.

Saat dia berbalik ke belakang, ternyata temannya yang berteriak. Setelah di cek ternyata jari-jari tangannya hancur akibat kembang api yang dipegangnya meledak di tangannya. Warga yang melihat kejadian tersebut, dengan sigap langsung mengantar korban ke RSUD Kabupaten Sorong yang tak jauh dari lokasi kejadian.

Saksi mengatakan, dia sempat menayakan saat mengantar korban menuju UGD RSUD Kabupaten Sorong. Pengakuan korban lanjut Jakson, kejadian tersebut akibat kembang api jenis bola-bola 8 shot yang dipegangnya, tiba-tiba meledak tiba saat peluncuran bola kelima. “Dia bilang kembang api miliknya tiba-tiba meledak di tangannya. Dia cuma bilang begitu saja, terus pingsan,” ujar Jakson. (bbs/int)