Mahasiswi Diperkosa Ketua BEM di Kampus
TobaTimes- Oknum Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Cenderawash (Uncen) Jayapura, melakukan percobaan pemerkosaan terhadap mahasiswi di dalam kampus.
Kejadian memalukan itu terjadi Senin (3/10) lalu dan kini menjadi perhatian serius civitas akademika Uncen. Apalagi pelaku percobaan pemerkosaan merupakan Ketua BEM yang seharusnya menjadi contoh teladan yang baik bagi mahasiswa dan mahasiswi lainnya.
“Kami pikir ini harus segera disikapi, tidak bisa dibiarkan, karena kami menganggap ini serius. Saya pikir dalam waktu dekat unsur pimpinan akan bertemu dan membahas ini,” kata Pembantu Rektor IV Uncen, Julius Ary Molet dikutip dari Cenderawasih Pos, Kamis (6/10).
Menurut dia, perbuatan yang dilakukan pelaku adalah murni kriminal dan tidak berkaitan dengan kampus, sehingga dia menyerahkan semua proses ditempuh dengan jalur hukum.
“Kami sendiri kaget mengapa kejadian seperti ini bisa terjadi di dalam kampus. Tapi sekali lagi ini bentuk kriminal murni,” kata Molet.
Dia membenarkan, pelaku adalah Ketua BEM FISIP yang selama ini terlihat vokal melakukan berbagai aksi orasi memprotes pemerintah.
Setelah kejadian itu, pihak Rektorat berencana akan kembali melakukan MoU dengan Polda Papua menyangkut keamanan kampus.
Kapolsek Abepura Kompol Arnolis Korowa menyampaikan bahwa Polsek belum memiliki Unit perlindungan Perempuan dan Anak, sehingga kasus percobaan perkosaan ini ditangani oleh Polres. Pelaku kini sudah ditangkap dan dibawa ke Polres.
Kasus percobaan pemerkosaan di Kampus Uncen ini juga menjadi perhatian serius pengurus BEM FISIP. Mereka mengaku sangat prihatin dengan kejadian yang melibatkan Ketua BEM FISIP Uncen, YW.
“Atas nama BEM FISIP, kami menyampaikan permintaan maaf kepada publik dan juga keluarga korban atas perbuatan YW yang merupakan Ketua BEM FISIP,” ungkap Freddy Waliangen, Wakil Ketua BEM FISIP Uncen didampingi mantan Waket BEM FISIP Periode 2013-2014 Stenly Salamahu dan alumni FISIP, Kevin Rontokahu.
Menurut Freddy, ini merupakan pelajaran berharga bagi BEM Fisip dan organisasi kemahasiswaan lainnya, khususnya di Uncen, untuk lebih hati-hati dalam menentukan pemimpin organisasi di Kampus.
Baik Freddy maupun Stenly, menyatakan bahwa YW ini ada indikasi gangguan syaraf atau mental kejiwaan. Sebab, sebelumnya pelaku juga pernah merusak sekretariat BEM FISIP tanpa alasan jelas.
“Makanya, kalau ada kegiatan kampus, kami mencoba antisipasi perilakunya, jangan sampai kambuh,” ujar Stenly yang berharap ke depan bagi calon pemimpin organisasi di kampus juga perlu ada seleksi kesehatan mentalnya. (TT/int)
Ilustrasi. |
“Kami pikir ini harus segera disikapi, tidak bisa dibiarkan, karena kami menganggap ini serius. Saya pikir dalam waktu dekat unsur pimpinan akan bertemu dan membahas ini,” kata Pembantu Rektor IV Uncen, Julius Ary Molet dikutip dari Cenderawasih Pos, Kamis (6/10).
Menurut dia, perbuatan yang dilakukan pelaku adalah murni kriminal dan tidak berkaitan dengan kampus, sehingga dia menyerahkan semua proses ditempuh dengan jalur hukum.
“Kami sendiri kaget mengapa kejadian seperti ini bisa terjadi di dalam kampus. Tapi sekali lagi ini bentuk kriminal murni,” kata Molet.
Dia membenarkan, pelaku adalah Ketua BEM FISIP yang selama ini terlihat vokal melakukan berbagai aksi orasi memprotes pemerintah.
Setelah kejadian itu, pihak Rektorat berencana akan kembali melakukan MoU dengan Polda Papua menyangkut keamanan kampus.
Kapolsek Abepura Kompol Arnolis Korowa menyampaikan bahwa Polsek belum memiliki Unit perlindungan Perempuan dan Anak, sehingga kasus percobaan perkosaan ini ditangani oleh Polres. Pelaku kini sudah ditangkap dan dibawa ke Polres.
Kasus percobaan pemerkosaan di Kampus Uncen ini juga menjadi perhatian serius pengurus BEM FISIP. Mereka mengaku sangat prihatin dengan kejadian yang melibatkan Ketua BEM FISIP Uncen, YW.
“Atas nama BEM FISIP, kami menyampaikan permintaan maaf kepada publik dan juga keluarga korban atas perbuatan YW yang merupakan Ketua BEM FISIP,” ungkap Freddy Waliangen, Wakil Ketua BEM FISIP Uncen didampingi mantan Waket BEM FISIP Periode 2013-2014 Stenly Salamahu dan alumni FISIP, Kevin Rontokahu.
Menurut Freddy, ini merupakan pelajaran berharga bagi BEM Fisip dan organisasi kemahasiswaan lainnya, khususnya di Uncen, untuk lebih hati-hati dalam menentukan pemimpin organisasi di Kampus.
Baik Freddy maupun Stenly, menyatakan bahwa YW ini ada indikasi gangguan syaraf atau mental kejiwaan. Sebab, sebelumnya pelaku juga pernah merusak sekretariat BEM FISIP tanpa alasan jelas.
“Makanya, kalau ada kegiatan kampus, kami mencoba antisipasi perilakunya, jangan sampai kambuh,” ujar Stenly yang berharap ke depan bagi calon pemimpin organisasi di kampus juga perlu ada seleksi kesehatan mentalnya. (TT/int)