4.12.16

Cewek Cantik Dibegal, Disiksa dan Ditelanjangi


TobaTimes, Siantar - Aku dibawanya ke kebun sawit. Di situlah aku disiksa, dipukuli dan ditelanjangi. Dia juga mencekik leherku sampai lidahku keluar. Dia pikir aku sudah meninggal, selanjutnya dia pun menutupi saya dengan daun-daun”.
Riani.

Demikian pengakuan Riani (19) kepada wartawan di Rumah Sakit Tiara, Pematangsiantar, Jumat (2/12). Dengan suara parau, Riani menceritakan bagaimana kronologis penganiayaan yang ia alami di areal Perkebunan Petatal, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara, Rabu (30/11).

Korban Riani mengaku baru satu bulan kenal dengan Bon Hasibuan alias Bon, melalui Facebook. Lewat jejaring sosial itu, mereka sering berkomunikasi hingga akhirnya janji ketemuan. Saat itu, Bon meminta ketemuan dengan alasan ingin memberikan uang. Dengan polosnya, Riani menyetujui untuk ketemuan dengan Bon di wilayah Batubara.

Riani kemudian mengajak teman sekampungnya Pani di Huta IV, Nagori Kampung Lalang, Kecamatan Ujung Padang, Simalungun dan mereka berangkat naik sepedamotor ke Batubara. Sampai tujuan, Riani pun bertemu dengan Bon. Tapi saat itu Bon datang dengan membawa satu orang temannya yang belakangan diketahui bernama Panca. Dan, Panca disuruh oleh Bon menemani teman korban, Pani.

Selanjutnya, Riani dan Bon pergi naik sepedamotor ke daerah perkebunan. Ketika itu, Bon beralasan mau ke rumah untuk mengambil kartu ATM. Tapi Bon membawanya melewati rambung-rambung (kebun karet). Lalu dibawa ke kebun kelapa sawit. Sesampai di perkebunan sawit, Bon menghentikan laju sepedamotor dan menyuruh Riani turun. ‘’Di situ memang aku sudah mulai curiga,’’ ucap Riani.

Dugaan Riani ternyata benar. Di lokasi itulah Bon kemudian bertindak beringas. ‘’Di situ aku dipukuli, disiksa lalu ditelanjangi,” kata Riani dengan mata berkaca-kaca mengenang masa-masa sulit itu.  Saat itu Riani, sempat berhenti bercerita.

Setelah menghela nafas panjang, Riani kembali bercerita bahwa saat itu, Riani mengaku sempat juga dicekik oleh Bon, lelaki yang ia kenal lewat Facebook itu. Saat itu, Riani mengaku sudah pasrah jika harus kehilangan nyawa.

Tapi dengan cepat dia cari akal. Riani kemudian berpura-pura meninggal. Ia julurkan lidahnya dan membuat badannya seakan-akan kaku.
Melihat itu, Bon mengira Riani telah meninggal. Kemudian Bon mengambil dedaunan dan menutupkannya ke tubuh Riani, yang saat itu tanpa ditutupi sehelai benang. Kemudian Bon pergi meninggalkan Riani di lokasi  kejadian.

Sementara itu, terduga pelaku begal Bon dan rekannya Panca masih dalam pengejaran petugas kepolisian. Sementara usai kejadian, kedua terduga pelaku langsung melarikan diri.

‘’Kita masih masih mencari keberadaan kedua pria yang baru dikenal korban lewat media sosial Facebook itu,” kata Kapolsek Labuhan Ruku AKP Irsol SH, melalui Kanit Reskrim IPDA Rudi Syafrizal, singkat kepada METRO ASAHAN, Jumat (2/12).

Sebagaimana dalam berita sebelumnya, Riani, gadis muda berusia 19 tahun ditemukan terkapar tanpa sehelai benang di ladang ubi. Tubuhnya penuh luka. Lehernya biru seperti bekas cekikan. Korban diduga kuat dibegal lelaki yang baru ia kenal lewat Facebook.

Dari kampungnya Huta IV, Nagori Kampung Lalang, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun, Riani mengajak temannya Pani (19), Rabu (30/11), sekira pukul 10.00 WIB. Mereka berangkat naik sepedamotor Honda Revo milik Pani. Si Pani ini masih sekampung dengan korban.

Pani pun mau saja diajak Riani karena sebulan yang lalu juga sudah pernah diajak korban, saat pertama kali bertemu dengan teman facebook-nya itu. Dan, saat itu sama sekali tidak ada masalah.

‘’Jadi mereka berdua memang sengaja jumpa sama kenalan baru lewat facebook itu,” kata ibu korban bernama Inem (40), menirukan keterangan Pani, kepada METRO ASAHAN, Kamis (1/12) dini hari.
‘’Tapi ke saya sama sekali tidak ada pamit,” ucap Inem sedikit kesal.

Inem melanjutkan, beberapa menit setelah korban dan Pani tiba di rel kereta api Simpang Dusun, Desa Karang Baru, Bon datang mengendarai sepedamotor FU. Tapi, Bon tidak sendirian. Bon berboncengan dengan pria yang memperkenalkan dirinya dengan nama Panca alias Pa.

Setelah berbincang-bincang sebentar. Bon meminta Riani naik ke sepedamotornya. Sementara Panca mengendarai sepedamotor Honda Revo dan membonceng pemiliknya Pani.

Lalu, insan muda berlainan jenis ini masing-masing bergerak memisahkan diri. Kemudian sekitar pukul 13.00 WIB, Bon menelepon Panca dan meminta agar menunggunya di tempat semula, pos rel kereta api Simpang Dusun, Desa Karang Baru. Saat menunggu di pos rel kereta api Simpang Dusun itu, Panca sempat pamit sebentar.

Pani pun tinggal seorang diri di pos rel itu. Dan, Panca memang hanya sebentar sudah kembali lagi.
Beberapa menit berselang, Bon datang dengan berjalan kaki. Kondisi tangannya penuh darah. Bon mengaku jika dia baru saja kena begal.

Lalu, Panca meminta izin ke Pani, meminjamkan sepedamotor Honda Revo miliknya dengan alasan hendak mengejar pelaku. ‘’Tapi, mereka tak kunjung kembali,” kata Inem, masih menuturkan keterangan Pani.

Tak lama kemudian Pani mendapat kabar kalau temannya Riani ditemukan di areal perladangan ubi milik warga, tidak jauh dari rel di Desa Karang Baru, Perkebunan Petatal. Pani syok. Apalagi dia mendapat kabar kondisi temannya itu kritis dan tanpa mengenakan pakaian.

Warga yang pertama kali menemukan kebetulan kenal dengan Riani dan memberitahukannya ke orangtua korban. Riani langsung dievakuasi ke Rumah Kepala Desa Karang Baru dan selanjutnya dibawa ke RSUD HAMS Kisaran, untuk mendapatkan perawatan medis. ‘’Jadi, saya tahunya setelah dikabari warga,” ujar Inem.

Namun karena kondisi luka yang cukup parah, korban Riani dirujuk ke salahsatu rumah sakit ternama di Kota Pematangsiantar. ‘’Lukanya parah sekali, jadi sudah dirujuk ke Siantar,” ucap salahsatu petugas medis RSUD HAMS Kisaran.

Menurut petugas medis di RSUD HAMS Kisaran, kondisi wajah korban terdapat luka lebam, lehernya memar sampai membiru dan ada bekas cekikan. Kondisi tangan korban juga penuh luka seperti bekas cakaran. (TT/int)

0 comments:

Post a Comment