Aha Do Salahku Tuhan, Dang Tolap Au Manaon Haccitni On...
TobaTimes - Tonny Hutabarat (35) meluapkan tangisan histeris menyaksikan anaknya tewas terlindas truk di Jalan Sibolga-Barus, Kelurahan Sibolga Hilir, Kecamatan Sibolga Utara, Jumat (11/8) sekira pukul 10.00 WIB.
Ilustrasi. |
Dengan nada terbata-bata sembari menahan tangisnya, Tonny melanjutkan ceritanya. Sebelum berangkat dari rumahnya di Desa Mela II, Kecamatan Tapian Nauli, Tapteng, oppung korban menyuruh Tonny menjual ayam mereka terlebih dahulu.
"Sebelum ke puskesmas, duluan ke Pasar Kota Beringin kami tadi. ‘Jualkan sajalah ayam itu dulu’, kata mamak. Habis kami jual, baru kami berobat," ungkapnya.
Usai berobat di Puskesmas Pintu Angin, mereka hendak pulang ke rumah. Saat Tonny sedang sibuk memakai helm di belakang sepedamotornya yang diparkir di pinggir jalan, tepat di depan puskesmas, korban naik ke atas sepedamotor. Tiba-tiba sepedamotor yang posisinya menghadap ke arah Barus terjatuh ke sebelah kanan. Korban ikut terjatuh hingga berguling di atas aspal. Dari arah Sibolga, melaju satu unit mobil dengan kecepatan tinggi dan menggilas kepala korban.
Dia melihat langsung kejadian tersebut. Dia melihat ban mobil tersebut melaju di atas kepala anaknya. "Di belakang kreta aku sama mamak (oppung korban). Aku lagi memakai helm. Dia langsung naik ke atas kreta. Jatuh kreta ini,
Melihat itu, Tonny tidak lagi menghiraukan mobil tersebut. Spontan dia berlari menghampiri korban dan langsung menggendong Anderson sembari bercucuran air mata, berharap masih ada kesempatan menyelamatkan nyawa anaknya.
Tonny sempat melarikan buah hatinya tersebut kembali ke puskesmas. Namun, oleh pihak medis menyarankan untuk membawanya langsung ke rumah sakit. Sayang, menurut pihak medis Rumah Sakit FL Tobing Sibolga, Anderson sudah pergi untuk selamanya. "Jadi, ngak tahu aku mobil apa, warna apa mobil itu. Nggak ke situ lagi pikiranku. Yang kupikirkan hanya anakku saja," pungkasnya.
"Minta maaf au da bapak. Jahat kali bapak ini nggak dijaga kau ya," isak tangis Tonny di depan kamar jenazah.
Dia juga meratapi hidupnya yang dia anggap penuh dengan kesialan. "Aha do nasalah na hubaen Tuhan, ikkon songonon nahujalo. Dang cukup hapogoson nahutaon on. Naeng binoan marubat asa sehat do, gabe songonon bentukna. Dang tolap au be manaon haccit na on (apa yang salah kubuat Tuhan, harus seperti ini kehidupan yang kuterima. Nggak cukup kemiskinan yang kurasakan selama ini. Mau dibawa berobat supaya sehatnya, malah begini kejadiannya. Nggak sanggup lagi aku menahan sakitnya ini)," tangisnya. (TT/int)