23.9.17

Merinding Lihatnya, Landasan Bandara Hang Nadim Batam Amblas


TobaTimes - Sejak Jumat (22/9/17) sore, beredar foto landasan pacu Bandara Internasional Hang Nadim Batam sedang amblas. Merinding menyaksikan foto tersebut apalagi membayangkan bahayanya.

Bandara Hang Nadim Batam amblas.
Foto tersebut menyebar dari group Whatsapp (WA) satu ke group lainnya. Namun tanpa penjelasan detail dan rinci dari foto tersebut, hanya tertulis “Kondisi landasan pacu Banda Hang Nadim Batam, hati-hati bagi yang ingin ke Batam”.

Manager Operasinal Badan Usaha Bandar Udara (Bubu) Hang Nadim, Batam Kepulauan Riau, Suwarso kemudian angkat bicara tentang amblasnya aspal di seputaran run way atau landasan pacu bandara internasional yang dipimpinnya, Jumat (22/9/17) malam.

Menurutnya, aspal yang amblas itu bukan pada landasan pacu yang biasa digunakan untuk take off atau landing pesawat, melainkan pada corrugated paralel taxiwau dekat taxiway bravo. “Terjadi pada 9 Agustus lalu, sekitar jam 1 siang,” uangkapnya melalui pesan WA seperti dilansir batamclick.com.

Suarso juga mengaku bingung dengan kondisi amblasnya aspal selebar 12 X 5 meter dan dalam sekitar 2 meter tersebut.

“Kami sudah melakukan koordinasi dengan airnav, dan sudah membuat mitigasi untuk memperkecil resiko meluasnya kerusakan yang terjadi dengan membuat aliran sedalam 6 meter berbentuk huruf V,” sambungnya.

Untuk mengetahui penyebab amblasnya aspal tersebut, Suwarso mengatakan pihaknya telah memlngirimkan sample tanah ke laboraturium untuk diteliti.

“Saat ini sedang menunggu hasil laboratorium atas penyelidikan tanah untuk menjadi pedoman penyusunan pedoman teknis, KAK, RAB dan gambar teknis sebagai acuan pelelangan,” sebutnya.

Kendati rusak berat, namun Suwarso mengatakan secara umum operasi pendaratan dan take-off berjalan normal. “Mobilitas pesawat tak terganggu, penerbangan normal seperti biasa,” katanya. (sumber: batamclick.com)

Saat Diintip ke Dalam, Rupanya Sudah Tergantung...


TobaTimes - Supriyati (56) sangat sedih karena permintaan suaminya untuk dibelikan sarapan ternyata permintaan terakhir. Ketika pulang membeli sarapan, Suprianti melihat suaminya Karseno (60) sudah tewas tergantung di ruang tamu rumahnya, Kamis (21/9/17).

Jasad korban ketika dievakuasi.
Supriyati mengatakan, ia mengetahui suaminya tewas tergantung di ruang tamu setelah mengintip melalui celah pintu. Saat itu ia baru pulang membeli sarapan untuk suaminya. Saat dipanggil, tidak ada sahutan dari dalam rumah. Lalu Supriyati mencoba membuka pintu rumah, tapi pintu juga terkunci dari dalam.

Supriyati lalu mengintip dari celah pintu rumah. Alangkah terkejutnya ia melihat suami tercintanya sudah tergantung di ruang tamu rumahnya, di Lingkungan V Jalan Sawo Kecamatan Kisaran Timur Asahan.

“Pas diintip ke dalam, rupanya bibi liat paman gantung diri. Trus bibi masuk lewat jendela, karna pintu di kunci dari dalam,” ucap Suryono keponakan Supriati saat ditemui wartawan dikediaman korban, sekira pukul 11.00 WIB.

Suryono mengatakan, pamannya diduga bunuh diri karena faktor penyakit yang diderita selama ini. "Pamanku udah lama sakit bang, komplikasi. Selama ini kerjaannya tukang kusuk," katanya.

Kasat Reskrim Polres Asahan AKP Bayu Putra Samara S.IK membenarkan kejadian ini. “Benar. Tadi pihak keluarga minta tidak usah diautopsi, memang ada sakit almarhum selama ini,” ucap Bayu. (bbs/int)
 

22.9.17

Terjun dan Berguling-guling ke Jurang, Supir Tewas di TKP


TobaTimes - Kecelakaan lalu-lintas di jalan Tarutung-Sibolga, tepatnya di Dusun Aek Parboan, Desa Adiankoting, Tapanuli Utara (Taput). Sebuah mobil lari dari jalur, lalu terjun ke jurang dan menghantam sebuah pohon.

Mobil Xenia terjun ke jurang.
Akibat peristiwa itu, satu orang tewas di tempat. Peristiwa itu terjadi Kamis (21/9/17) kemarin sekira pukul 05.00 Wib.

Sesuai dihimpun, mobil penumpang itu berjenis Daihatsu Xenia bernopol B 1966 NO, dikemudikan Tumpak Hutagalung (48), warga Desa Pagarlambung IV Adiankoting. Ia datang dari arah Tarutung menuju Sibolga.

Di TKP kondisi jalan memang menanjak dan penuh tikungan. Pengemudi diduga lalai sehingga mengalami slip/lepas kendali. Mobil akhirnya masuk dan terguling-guling ke dalam jurang.

Kasubag Humas Polres Taput Aiptu W Baringbing mengatakan, akibat kecelakaan lalu-lintas tersebut, pengemudi bernama Tumpak Hutagalung dan meninggal dunia di TKP. Korban dibawa ke Puskesmas Parsingkaman untuk dilakukan visum, sedangkan kendaraan tersebut mengalami kerusakan berat. (Sumber: newtapanuli.com)

Duh...! Mahasiswi Taput Tewas Nabrak Material Proyek di Humbahas


TobaTimes - Seorang mahasiswi di salah satu universitas di Tapanuli Utara, Melva Erika Simatupang, tewas setelah sepedamotornya menghantam material batu proyek yang dibiarkan berserak di pinggir jalan, tepatnya di Desa Lumban Barat, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan.

Suasana rumah duka korban nabrak material proyek.
Peristiwa itu terjadi pada Kamis (21/9/17) malam sekitar pukul 19.00 WIB. Jumat (22/9/2017), di rumah duka di Desa Purba Manalu, Doloksanggul, Humbahas, tampak sanak keluarga bersedih atas peristiwa itu. Sesuai rencana, jenazah Melva akan dikebumikan Jumat (22/9/19) sore ini.

Camat Paranginan Pardomuan Simanullang membenarkan peristiwa itu. “Kita sudah mengingatkan pihak rekanan agar merapikan badan jalan dari material, agar tidak mengganggu para pengguna jalan,” katanya.

Beberapa warga sebelumnya sudah mengeluhkan kondisi material proyek yang diletak di badan jalan. Tidak ada juga semacam plank pemberitahuan untuk hati-hati oleh pihak rekanan. “Pihak kontraktor terkesan tidak menghiraukan keselamatan pengguna jalan. Tidak ada papan bentuk imbauan,” ujar salah seorang warga.

Sementara itu, keluarga almarhum akan melaporkan peristiwa itu kepada pihak berwajib. “Kami keluarga berencana melaporkan kejadian ini dan bila perlu akan menempuh jalur hukum, sekarang kurang etis karena masih berkabung,” kata Adventus Simatupang, salah seorang keluarga korban.

Advantus mengatakan, kejadian seperti ini tidak bisa dibiarkan, perlu diambil tindakan sesuai dengan peraturan dan perundang undangan berlaku. “Pemerintah dan rekanan harus bertanggung jawab atas musibah yang terjadi,” tandasnya.

Kasat Lantas melalui Kanit Laka Aiptu J Tampubolon kepada wartawan membenarkan kejadian itu, namun pihak keluarga sejauh ini belum ada membuat laporan. Polisi akan memeriksa pihak-pihak terkait. (bbs/int)
 

Film G 30 S/PKI Dibikin dengan Cinta, tapi...


TobaTimes - Salah seorang pelaku sejarah yang juga artis senior, Jajang C Noer, memberikan jawaban terhadap beragam spekulasi yang beredar bahwa pembuatan film G 30 S/PKI dibuat dengan pengawasan ketat.

Jajang C. Noer.
Istri sutradara Arifin C. Noer ini juga membantah jika pembuatan film G 30 S/PKI diawasi atau dikontrol oleh rezim Orde Baru. "Tak benar kami diawasi,” ujar Jajang dalam diskusi di ILC, TV One, Selasa (19/9/17) malam.

Menurut Jajang, selain Arifin ada satu lagi calon sutradara yakni, Teguh Karya. “Memang pesanan dari pemerintah yang sebelumnya telah bertanya ke mas Gunawan (GM), GM bilang sutradaya ada Teguh Karya dan Jajang C Noer. Lalu pak Dipa pilih Jajang,” ujarnya.

Lanjut Jajang, suaminya membuat film itu dengan kecintaannya terhadap negeri ini. Hanya saja, dia tak menyangka jika film tersebut jadi propaganda yang wajib ditonton paksa. “Mas Arifin tak mungkin mengerjakan sesuatu yang dia tak yakini,” katanya. (bbs/int)

Waduh! Ketua KPK 'Diserang', Dituduh Terlibat Dugaan Korupsi


TobaTimes - Makin aneh saja negeri ini. Ketua KPK Agus Rahardjo dituduh terlibat dalam kasus dugaan korupsi. Itu adalah bukti baru yang dipaparkan Tim Pansus Hak Angket DPR. Anggota Pansus Angket DPR Arteria Dahlan mengatakan, Agus Rahardjo diduga terindikasi menyalahgunakan wewenang sehingga menimbulkan kerugian negara pada 2015 silam.

Agus Raharjo.
Saat itu, Agus menjabat sebagai Ketua Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). “Pansus temukan indikasi penyimpangan di LKPP yang saat itu dipimpin oleh Agus Rahardjo,” ujar Arteria dalam konfrensi pers di Hotel Santika, Slipi, Jakarta, Rabu (20/9/17).

Dia menambahkan, berdasarkan temuan yang Pansus dapatkan lewat proses investigasi, Agus Rahardjo diduga bermain dalam proyek pengadaan alat berat penunjang perbaikan jalan di Dinas Bina Marga DKI Jakarta. Proyek tersebut diketahui sebesar Rp 36,1 miliar. Dalam hal itu LKPP bekerja sama dengan PT Dor Ma Uli (DMU) untuk mengerjakannya.

‎”Jadi ada 19 unit pengadaan pakat road maintenance truck, itu ditemukan pengakuan baik dari Dinas Bina Marga. Ini fakta,” katanya.

Menurut Arteria, Agus diduga merekayasa proyek pengadaan tersebut setelah transaksi dilakukan. Padahal, kata dia, LKPP tidak memiliki aturan bahwa barang tersebut lewat e-katalog. Sehingga diduga Agus meyalahgunakan wewenang dalam proyek tersebut. Di mana proyek dibuat setelah transaksi dilakukan. Padahal sejatinya proyek dulu dibuat dan setelahnya dilanjutkan dengan transaksi.

“Jadi diduga kuat memerintahkan direktur pengembangan sistem katalog LKPP untuk melaksanakan e-k‎atalog. Jadi ada transaksi dulu baru rekayasa,” katanya.

Dalam kasus tersebut, Arteria mengaku ada dua orang yang telah ditetapkan tersangka oleh Polda Metro Jaya. Yakni, Kepala UPT KPA sekaligus PKK, Hamdan dan Direktur Utama PT Dor Ma Uli (DMU) Irianto. Kerugian negara dalam kasus itu Rp 22,4 miliar. "Makanya Pansus Angket mohon klarifikasi oleh Agus Rahardjo,” ungkap Arteria.

Sementara anggota Pansus Angket DPR, Masinton Pasaribu mengatakan, Agus perlu memberikan konfirmasi terhadap temuan ini. Di mana ada kerugian negara sebsar Rp 22,4 miliar.‎ Terlebih adanya penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh Agus sehingga mengakibatkan negara rugi. “Agus memang harus menjelaskannya. Kan selama ini KPK selalu berbicara berani jujur hebat,” kata Masinton. (Sumber: pojoksatu.id/int)

21.9.17

Pejabat Tobasa Mengundurkan Diri dari Jabatan, Ada Apa?


TobaTimes - Beberapa waktu lalu, mantan Plt Sekda Tobasa Drs Arifin Silaen mengundurkan diri dari jabatannya. Kini giliran Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) dr Frida Sinaga yang mengundurkan diri dari jabatannya.

Kadinkes Tobasa Frida.
Pengunduran diri Kadinkes ini menjadi topik penting karena saat ini sedang berlangsung akreditasi Puskesmas di Tobasa. Beredar isu di kalangan masyarakat bahwa penggunduran diri Kadinkes itu terkait dengan mutasi sejumlah dokter di Puskesmas tanpa sepengetahuan kadis.

Anggota DPRD Tobasa Drs Sahala Tampubolon berpendapat, pengunduran diri Kadinkes bisa saja terkait dengan isu tersebut. "Isu yang kita dengar, pengunduran diri dr Frida karena adanya mutasi beberapa dokter tanpa sepengetahuannya. Padahal saat ini sedang berlangsung akreditasi Puskesmas di Tobasa," ujarnya kepada wartawan di Balige.

Sebelumnya, terkait pengunduran diri Plt, disebutkan alasannya karena sakit. Tapi sesungguhnya ada alasan lain di balik pengunduran diri Plt Sekda, yaitu terkait ketidaknyamanan menjalankan tugas-tugas dalam jabatan itu.

"Sebelum sakit, mantan Plt Sekda juga dulu pernah mengundurkan diri tapi tidak di-acc bupati. Lantas ketika Kadinkes mengundurkan diri, langsung di-acc Bupati," katanya.

Plt Sekda Tobasa Drs Harapan Napitupulu membenarkan pengunduran diri dr Frida dari jabatannya. Pengunduran diri itu melalui surat permohonan yang disampaikan kepada Bupati Tobasa tanggal 18 September. "Alasan pengunduran diri beliau karena sakit, dan perlu waktu dalam masa pengobatan," jelasnya.

Menanggapi pengunduran diri Frida itu, Bupati Tobasa Ir Darwin Siagian mengeluarkan Surat Perintah Bupati Nomor: 800/2936/MP-P/BKD/2019 tertanggal 20 September yang isinya memerintahkan dr Rajaipan Ompa Tua Sinirat MKes sebagai pelaksana tugas Kadinkes terhitung tanggal 20 September.

Terkait isu lain pengunduran diri dr Frida, Harapan mengatakan hal itu tidak benar. "Dalam surat yang disampaikan, alasannya jelas sakit dan butuh waktu pengobatan," katanya lagi menegaskan.

Sebelumnya, tepatnya pada Juli 2016, Kepala Dinas Kehutanan Tobasa Alden Napitupulu juga mengundurkan, juga karena alasan kesehatan. (berbagai sumber/int)

20.9.17

Gawat Bah! Siswi Cantik Ditangkap Sekamar dengan Bandar Narkoba


TobaTimes - Jajaran Polrestabes Medan dan Polsek Delitua melakukan razia penyakit masyarakat (pekat) pada Minggu (17/9/17). Tim menyisir sejumlah hotel di wilayah hukum mereka seperti Hotel Green Alam Indah, Hotel Katana, Hotel Helvicona dan Hotel Hawai.

Dari razia itu, tim meringkus 18 pasangan mesum, seorang diantaranya adalah siswi SMA berinisial DS (16) asal Tapanuli Selatan (Tapsel). Saat diamankan, DS sekamar dengan seorang pria yang merupakan bandar sabu yakni RP (39).

“Seorang diantaranya kedapatan memiliki narkotika jenis sabu-sabu,” ujar Kapolsek Delitua Kompol Wira Prayatna.

Para pasangan mesum diamankan.
Dikatakan, pemilik sabu bernama RP (39) adalah warga Jalan Bunga Pancur Siwa, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan. Dia diamankan di kamar Hotel Helvicona.

Dari kamar itu juga disita 3 plastik besar, 4 plastik klip kecil kosong, bong terbuat dari botol plastik, kaca virex, sekop terbuat dari pipet, mancis, uang diduga hasil penjualan sebanyak Rp4.340.000 dan sepedamotor Suzuki Shogun SP 125 BK 4518 UW.

“Saat itu RP sedang bersama teman wanitanya berinisial DS (17). DS ini informasinya merupakan siswi salah satu SMA di Medan,” ujar Wira.

Dia mengatakan, para pelaku kejahatan narkoba akan diproses secara hukum. Sedangkan para pasangan mesum dilakukan pembinaan atau diberi nasihat oleh anggota Polsek Delitua.

“Setelah dibuatkan surat perjanjian untuk tidak mengulangi perbuatannya, pasangan diluar nikah itu lalu dikembalikan kepada keluarga masing-masing. Sedangkan pelaku narkoba kita proses hukum lebih lanjut,” katanya. (bbs/int)

Setahun Buron Kasus Pembunuhan, Pendeta Ini Ditangkap Saat Antar Anak ke Sekolah


TobaTimes - Seorang pendeta di salah satu denominasi gereja berinisial AJT, hampir setahun menjadi buronan kasus pembunuhan. Pelariannya berakhir. Ia ditangkap Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Medan, saat mengantar anaknya ke sekolah, Selasa (19/9/17).

Ilustrasi.
Menurut informasi yang beredar di kalangan jurnalis, pria yang menjabat sebagai ketua klasis Bekasi-Denpasar ini ditangkap di Jalan Taman Sakura, Blok L1, Bekasi. Namun Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Febriansyah belum mau memberikan keterangan saat dikonfirmasi sejumlah awak media. Menurut kabar yang beredar, AJT melawan saat ditangkap.

Ia teriak-teriak hingga mengundang perhatian warga yang tinggal di komplek elit tersebut. Karena suasana di lokasi penangkapan ricuh, polisi yang membawa surat tugas lantas memberikan penjelasan pada warga. Mendengar keterangan polisi, warga pun tenang, dan AJT berhasil diamankan.

Sekedar informasi, AJT disebut-sebut sebagai otak pelaku pembunuhan pengusaha galian C, Tahan Ginting (44). Kejadian ini berawal saat tiga tersangka lainnya hendak mengambil tanah timbun di tempat usaha korban. Karena tidak diizinkan mengambil tanah galian, tiga tersangka yang sudah divonis hakim masing-masing Roni Tarigan, Roni Bangun alias Oni, serta Jeremia Tarigan alias Batut, menyerang korban dengan senjata tumpul.

Kemudian, AJT ikut menganiaya korban hingga meninggal dunia. Tak hanya melibatkan si pendeta, kasus pembunuhan yang terjadi pada 22 Oktober 2016 silam ini juga disebut-sebut melibatkan seorang oknum polisi berpangkat Brigadir. (berbagai sumber/int)

19.9.17

Subuh Mencekam, Anak Terbangun dan Menjerit Melihat Ibu Ditindih Residivis Mabuk


TobaTimes - Seorang pria berinisial JZ (34) ditangkap polisi pada Rabu (13/9/17) sore. Penjahat kambuhan ini ditangkap karena melakukan percobaan pemerkosaan terhadap seorang ibu rumah tangga berinisial Rs (41). Pelaku adalah warga Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Pancuran Dewa, Kecamatan Sibolga Sambas.

Ilustrasi.
Kasubbag Humas Iptu Ramadhan Sormin mengatakan, peristiwa terjadi pukul 04.00 subuh saat korban dan 4 anaknya tidur lelap di dalam kamar. Tiba-tiba korban mendengar suara pada atap seng rumahnya. Rs bangun dan pergi ke kamar mandi untuk melihat apa gerangan yang sedang terjadi. Dia memeriksa setiap sudut mencari tahu sumber bunyi tersebut, namun, tidak menemukannya.

Korban kembali ke kamar dan bermaksud melanjutkan tidur. Tapi beberapa saat kemudian, dia kembali terjaga dan terkejut melihat seorang pria duduk jongkok di samping tempat tidurnya. Korban berteriak minta tolong. Tapi pelaku langsung membekap mulutnya dengan tangan, bahkan berusaha menindih dan menggerayangi tubuh korban.

Lalu salah seorang anak korban terbangun dan langsung menjerit melihat ibunya ditindih tersangka. Korban lalu kabur meninggalkan. "Tersangka lari ke arah belakang rumah korban setelah anak koran menjerit minta tolong," ujar Sormin kepada wartawan.

Setelah mendapat laporan dari korban, personel Polsek Sibolga Sambas langsung melakukan penangkapan terhadap tersangka. Kepada penyidik, tersangka mengakui perbuatannya. Diceritakannya, ia baru pulang dari kedai tuak dan ketika melewati rumah korban, dia melihat pintu belakang rumah terbuka dan muncul niat jahat tersebut.

Dikatakan, tersangka sedang dalam pengaruh minuman keras (mabuk) sehingga nekat masuk ke rumah korban dan ke kamar tidur. Sebelum kabur, dia masih sempat minta maaf kepada korban. "Maaf ya Kak, maaf ya Kak," kata tersangka.

Menurut catatan kepolisian, tersangka sudah pernah dihukum sebanyak 3 kali. Pertama pada tahun 2000 dengan kasus penganiayaan. Kedua, tahun 2006 dalam kasus curanmor dan yang ketiga tahun 2013, dengan kasus narkoba. Tersangka kini ditahan di RTP Mapolres Sibolga. Diduga melanggar pasal 285 jo unit pasal 53 dari KUHP dengan ancaman 12 tahun kurungan. (bbs/int)

Ngeri...! Dikira Boneka, Jala Nelayan Ini Ternyata Menjaring Mayat


TobaTimes - Seorang nelayan penjala ikan di tepi pantai Pandan, Tapanuli (Tapteng) terkejut bukan main pada Selasa (19/917) pagi. Ia menemukan mayat pria tanpa busana tersangkut pada jala ikannya. Awalnya ia mengira sebuah boneka. Namun setelah dilihat lebih dekat, ia sadar bahwa itu adalah sesosok mayat.

Mayat terjaring jala nelayan.
Riris Panggabean, si nelayan itu, sangat kaget atas temuannya. Dia lalu berteriak minta tolong kepada warga sekitar. Tak lama, warga kemudian berbondong-bondong mengerumuni mayat. Setelah diperhatian seksama, warga ternyata mengenali mayat tersebut. Pria itu disebut-sebut sering mandi laut di tepi Pantai Pandan. "Itu laki-laki sering mandi laut di sini," kata seorang pria.

Kapolsek Pandan AKP P. Tambunan membenarkan hal itu. Berdasarkan data yang mereka kumpulkan, mayat pria itu diketahui bernama Ir Rachmad Tarihoran (57), warga Jalan Pulau Harapan, Kelurahan Cengkareng Barat, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat.

Setelah menerima laporan atas temuan itu, polisi langsung membawa mayat ke Rumah Sakit Umum Pandan untuk dilakukan visum. "Setelah kita terima laporan, kita langsung terjun ke TKP. Mayat langsung kita bawa ke rumah sakit untuk divisum. Sekaligus menunggu keluarganya datang," ujar Tambunan kepada wartawan.

Menurut Kapolsek, pihaknya telah mendapatkan informasi dari pihak keluarga. Almarhum baru 6 bulan tinggal di Pandan, tepatnya di rumah saudara perempuannya di Jalan Padangsidempuan, tak jauh dari lokasi penemuan mayat. "Istri dan anaknya tinggal di Jakarta. Dia (almarhum) di sini baru sekitar 6 bulan," terangnya.

Dikatakan, sekira pukul 8.00 WIB, usai sarapan, pagi itu almarhum pamit hendak mandi laut di belakang Mesjid Raya Pandan. Kebiasaan itu memang rutin dilakukan almarhum setiap hari. Bahkan, warga sekitarpun sempat heran melihat almarhum mandi di laut sampai berjam-jam di pinggir pantai.

"Mungkin sambil refleksi, setiap hari dia mandi laut di belakang Mesjid Raya Pandan. Dekat pula dengan rumah itonya (saudara perempuannya). Memang setiap mandi, almarhum selalu telanjang. Warga pun sempat heran karena almarhum kalau mandi bisa sampai 2 jam," ungkapnya.

Belum diketahui pasti penyebab almarhum tenggelam. "Bisa saja karena keram tiba-tiba, kita belum tahu. Soal riwayat penyakitnya juga belum kita ketahui," ujar Kapolsek.

"Hasil visum, tidak ada luka bekas penganiayaan. Setelah di visum, jenazah dibawa keluarga untuk disemayamkan menunggu istri dan anak-anaknya tiba dari Jakarta," katanya lagi. (bbs/int)

Kecelakaan Maut, 2 Siswi Cantik Tewas Mengenaskan


TobaTimes - Kecelakaan maut terjadi di jalan menuju Pantai Binasi PAL Tujuh, Barus, Tapanuli Tengah (Tapteng). Sepedamotor yang dikendarai Bunga Sinaga (15) dan Hizraini Tanjung (15) bertabrakan secara frontal dengan sepedamotor yang juga dikendarai dua pemuda, Ari dan Kiki, warga Sorkam Barat.

Jenazah korban saat akan dimakamkan.
Akibat peristiwa itu, Bunga dan Hizraini yang masuh duduk di bangku kelas 2 dan kelas 1 SMA Negeri 1 Barus, tewas secara mengenaskan dengan tubuh penuh luka. Mereka sempat dilarikan ke rumah sakit untuk pertolongan, tapi nyawanya tak tertolong.

Peristiwa memilukan itu terjadi pada Minggu (17/9/17). Kedaunya sudah dimakamkan Senin (18/9/19) dalam satu makam di lokasi  pemakaman keluarga di Desa Gabungan Hasang, Kecamatan Barus, Tapteng.

Bunga mengalami pendarahan di bagian kepala dan masih sempat dilarikan RS namun tidak dapat ditolong. Sedang Hizraini langsung meninggal di lokasi kejadian.

Menurut informasi, kedua kendaraan datang dari arah berlawanan. Bunga dan Hizraini hendak pulang ke Barus. Sementara sepeda motor jenis jenis matic datang dari arah Barus menuju Sorkam dikenderai Kiki dan Ari. Ari dan Kiki yang berboncengan juga terpental ke beram jalan dan dilarikan ke RS Pandan, Tapteng.

Saat disemayamkan di rumah duka, ratusan siswa SMA Negeri 1 Barus terlihat mengelilingi jenazah sahabat mereka. Tak ada lagi canda dan tawa dari kedua gadis belia yang merupakan anak bungsu dalam keluarga masing-masing. Ratusan pelayat juga tampak hadir dan sejumlah ungkapan dukacita berupa papan bunga tampak menghiasi rumah duka keduanya.

Kepala Desa Bukit Patupangan Sahlul Tanjung mengatakan, jalan pantai Binasi PAL Tujuh memang sudah banyak menelan korban jiwa, sehingga setiap pengendara harus mematuhi aturan lalulintas jika melintas di kawasan itu. "Mereka sedang jalan-jalan sore namun terjadilah musibah itu," katanya. (bbs/int)

18.9.17

Sebelum Meninggal, AKP Nainggolan Ajak Rekan Berdoa: Terimakasih Tuhan, Kami Sudah Pindah...


TobaTimes - Kabar sedih datang dari jajaran Kepolisian Republik Indonesia (Polri), khusunya Polres Tobasa.  Salah seorang perwira di insitusi itu meninggal mendadak. Sedihnya lagi, peristiwa itu terjadi sesaat sebelum Nainggolan melakukan serah terima jabatan (sertijab) untuk jabatannya yang baru.

Istri AKP P Nainggolan menangis histeris.
Peristiwa itu terjadi di Mapolres Deli Serdang, Senin (18/9/17) pagi sekira pukul 8.45 WIB. Dalam sertijab itu, AKP Pinda Nainggolan akan menerima jabatannya sebaga Kasat Binmas Deliserdang. Sebelumnya, Nainggolan melaksanakan tugas sebagai Kasat Sabhara Polres Tobasa.

Ternyata, sebelum meninggal, AKP Pinda Nainggolan sudah menunjukkan hal-hal aneh seolah pertanda bahwa dia akan meninggal. Hal itu disampaikan salah seorang kerabatnya AKP Manson Nainggolan, yang tak lain adalah Kasat Reskrim Polres Tobasa.

AKP Manson bercerita, pada Sabtu (16/9/17) pagi, alamarhum tiba-tiba mengajak dirinya ke rumah, lalu menyampaikan kata perpisahan melalui doa. "Aneh, tiba-tiba almarhum mengajak saya berdoa. Padahal tidak pernah seperti itu," ujar  AKP Manson bercerita.

Pada Sabtu itu mereka akan mengikuti apel PAM acara JCI. Sebelum apel itulah almarhum tiba-tiba memanggilnya dan mengajak ke rumahnya di komplek Mapolres Tobasa. Setibanya di dalam rumah, almarhum mengajaknya berdoa.

"Adekku, ayo dulu ke rumah, katanya. Sampai di rumah, saya dipersilahkan duduk. Berdoa dulu kita, katanya. Aku heran kok tiba-tiba seperti itu," terang Manson.

Ia makin heran ketika almarhum memimpin doa, ada kata-kata perpisahan. "Anehnya lagi, yang didoakan hanya saya. Tapi saya hanya diam dan menurut saja," cerita Manson.

Dalam doa yang dibawakannya, almarhum berkata, "Tuhan, terimakasiih kami sudah pindah. Di dunia ini, ada pertemuan ada perpisahan. Tuhan, adekku ini pindah tugas ke Madina. Berikan dia kesehatan dan rezeki".

"Seperti itulah inti doanya. Sebenarnya, saya ingin tanya kenapa tiba-tiba saya diajak berdoa, dan kenapa hanya saya yang didoakan. Tapi entah mengapa saya hanya diam dan menurut," jelasnya.

Menurutnya, pertemuan mereka yang terakhir itu seolah memberikan pesan bahwa almarhum akan meninggal. Justru itulah setelah mendengar kabar duka, yang terkenang dalam benaknya hanya kisah terakhir saat mereka berdoa. (bbs/int)

BACA JUGA: Sedih! AKP Pinda Nainggolan Meninggal Mendadak Sesaat Sebelum Sertijab


Sedih! AKP Pinda Nainggolan Meninggal Mendadak Sesaat Sebelum Sertijab


TobaTimes - Kabar sedih datang dari jajaran Kepolisian Republik Indonesia (Polri), khusunya Polres Tobasa.  Salah seorang perwira di insitusi itu meninggal mendadak. Sedihnya lagi, peristiwa itu terjadi sesaat sebelum Nainggolan melakukan serah terima jabatan (sertijab) untuk jabatannya yang baru.

Istri AKP P Nainggolan histeris di samping jenazah suami.
Peristiwa itu terjadi di Mapolres Deli Serdang, Senin (18/9/17) pagi sekira pukul 8.45 WIB. Dalam sertijab itu, AKP Pinda Nainggolan akan menerima jabatannya sebaga Kasat Binmas Deliserdang. Sebelumnya, Nainggolan melaksanakan tugas sebagai Kasat Sabhara Polres Tobasa.

Dalam suatu kegiataan beberapa hari ini di Lumban Bulbul, Balige, tepatnya Sabtu (16/9/17), Naingolan masih dalam keadaan sehat dan tampak aktif menjalankan tugas pada kegiatan itu. "Ya, tadi pagi meninggal pas mau sertijab di Polres Deli Serdang," kata Kapolres Tobasa AKBP Elvianus Laoli yang diwawancarai wartawan di Balige, Senin (18/9/17).

Kapolres mengaku terkejut mendengar kabar duka itu. Sebab, selama menjabat Kapolres di Tobasa, ia tidak pernah mendengar alamarhum Pinda Nainggolan mengeluh sakit.

Dikatakan, ada beberapa pejabat Polres Tobasa yang mutasi. Salah satunya almarhum AKP Pinda Nainggolan, yang akan menjabat Kasat Binmas di Polres Deliserdang.

AKP Pinda Nainggolan sudah bertugas di Tobasa selama kurang lebih 6 tahun. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, perwira dengan 3 balok emas di pundaknya itu dikabarkan mengeluh sakit kepala. Sempat dibawa ke rumah sakit, namun tidak tertolong. (bbs/int)

BACA JUGA: Sebelum Meninggal, AKP Nainggolan Ajak Rekan Berdoa: Terimakasih Tuhan, Kami Sudah Pindah... 


Bayi 2,5 Tahun Terluka Parah, Dilarikan ke Puskesmas, tapi....


TobaTimes -  Santi Sihombing (24) dan Maruhum Sihombing (59) tiba-tiba terkejut ketika plafon rumah mereka runtuh, Minggu (17/9/17) sekira 13.00 WIB. Rasa terkejut itu tiba-tiba berubah jadi jeritan histeris karena Judika Lumbantobing (2,5) turut tertimpa runtuhan plafon rumah.

Plafon rumah yang runtuh.
Peristiwa itu terjadi di Gunung Mulia, Nagori Sait Buttu Saribu, Kecamatan Pamatang Sidamanik. Akibatanya, Judika terluka parah dan pingsan. Santi dan Maruhum lalu bergegas menolong bayi yang sudah pingsan dengan cara melarikannya ke Puskesmas terdekat di Sidamanik. Tapi pihak puskesmas menyatakan korban sudah tidak bernyawa lagi. Sontak jeritan keduanya makin pecah.

Menurut informasi, Judika Lumbantobing anak dari kakak Santi Sihombing. Sedangkan Maruhum adalah kakek korban. Bayi itu memang tinggal di di bawah pengasuhan kakek dan tantenya. Sedangkan orangtua Judika, kabarnya tidak berada di kampung itu, tapi pergi merantau.

Menurut warga, saat peristiwa itu terjadi, Judika sedang asyik bermain di teras rumah. Tiba-tiba plafon rumahnya runtuh dan menimpanya. Sementara Santi dan ayahnya Maruhum sedang berada di rumah. Karena mendnegar suara gemuruh reruntuhan di depan rumah, membuat mereka berlari menuju teras rumah. Keduanya terkejut melihat plafon rumah runtuh dan menimpa Judika.

Melihat korban terluka dan sudah tak sadarkan diri, mereka berusaha menolong dibantu warga lain, dan langsung melarikannya ke Puskesmas Sidamanik. Namun tim medis menyatakan korban sudah dalam keadaan sudah meninggal dunia. Kemudian jenazah korban pun dibawa oleh pihak keluarga ke rumah duka untuk disemayamkan dan dikebumikan.

Kapolsek Sidamanik AKP R Siregar mengatakan, jenazah korban sudah disemayamkan di rumah duka. (bbs/ms/int)

17.9.17

Baru Nikah 3 Bulan, Pria Ini Tewas Kena Tembak di Kepala


TobaTimes - Seorang pria bernama Jefri Syahputra alias Jefri tewas tertembak di bagian kepalanya. Keluarga sangat sedih sebab Jefri sendiri diketahui baru menikah 3 bulan dengan wanita pujaan hatinya. Jefri adalah Lingkungan VII, Jalan Cicak Rowo, Kelurahan Beting Kuala Kapias, Kecamatan Teluk Nibung Tanjungbalai.

Jasad Jefri ketika dsemayamkan di rumah duka.
Ayah korban, Sofyan (54), mengatakan bahwa Jefri merupakan adalah anak pertamanya dari lima orang bersaudara. Jefri baru tiga tahun tamat sekolah di SMK Tanjungbalai dan baru tiga bulan menikah dengan seorang wanita yakni FS.

Sofyan menceritakan, sebelum kejadian, Jefri permisi berangkat ke Dumai dengan alasan ingin mencari pekerjaan. Sehari setelah itu Sopyan menghubungi Jefri namun tidak diangkat. Tak berapa lama Jefri menghubungi dan mengatakan ia tertidur sehingga tidak mendengar telepon. “Maaf lagi tidur Baba tak kudongar Hp berbunyi,” ucap Sofyan meniru perkataan Jefri.

Tapi sejak itu, Sofyan tidak bisa menghubungi Jefri lagi. Lalu saat Sofyan sedang duduk-duduk dengan temannya, datang seorang pria menanyakan tentang Jefri.

“Langsung kujawab anakulah itu coba lihat dulu gambarnya. Begitu melihat fotonya aku lalu lemas dan lunglai bagaikan tidak sadar. Selanjutnya aku pulang ke rumah berbincang dengan istriku tak lama kemudian datang mobil ambulans ternyata di dalam anakku Jefri sudah meninggal. Kenapa polisi sampai hati menembak kepala anakku? Jika dia bersalah tangkap dan penjarakan saja,” ucapnya.

“Kurasa anakku begitu kecil usianya tak pantas ditembak," katanya lagi.

Sebelumnya, personel Sat Narkoba Polres Tanjungbalai terpaksa melepaskan timah panas ke kepala Jepri Syahputra (21), Rabu (13/9/17) sekira pukul 20.00 WIB. Hal itu dilakukan polisi karena Jefri mencoba merampas senjata polisi, saat hendak ditangkap karena membawa sabu dari Dumai. Dari tas ransel hitam yang dibawa Jepri, polisi menemukan barang bukti sabu seberat 3 kilogram.

Kapolres Tanjungbalai AKBP Try Setyadi Artono, pada konferensi pers singkat di RSUD dr T Manysur Tanjungbalai mengatakan, tewasnya Jepri berawal ketika personel kepolisian hendak melakukan penangkapan terhadap dirinya. Sebelumnya tim pengintai dari Tanjungbalai sudah mengikuti tersangka sepanjang perjalanannya.

“Kita sudah mengikuti tersangka mulai dari Tanjungbalai sampai ke Dumai. Di sana dia menginap di hotel dan balik lagi ke Tanjungbalai. Terpaksa personel kita pun ikut menginap, agar tersangka tak luput dari pengawasan,” ungkap Kapolres.

Menurut AKBP Try Setyadi, Jepri kemudian pulang dengan menumpangi bus antar provinsi dan turun di Simpang Kawat, Kabupaten Asahan. Selanjutnya, Jepri menaiki becak bermotor (betor) untuk melanjutkan perjalanannya ke Kota Tanjungbalai. Sesampainya di Jalan Jenderal Sudirman, KM 7, Kelurahan Sijambi, Kecamatan Datuk Bandar, petugas pun langsung menghentikan betor yang ditumpangi Jepri.

“Tersangka pulang dari Dumai dengan menggunakan bus. Setibanya di simpang Kawat, Kabupaten Asahan, dia naik betor untuk menyambung perjalanan menuju Tanjungbalai. Tersangka ini pada saat hendak dilakukan penangkapan, mencoba melakukan perlawanan. Senjata api anggota kita saat itu dirampasnya setelah kendaraan becak motor (betor) yang ditumpanginya dihentikan petugas, persisnya di depan sebuah hotel (Tresya) di KM 7 Sijambi, Tanjungbalai,” katanya.

Setelah merebut senjata api petugas tersangka melarikan diri. Melihat itu petugas yang lain sudah memberikan tembakan peringatan ke udara sebanyak 3 kali, tapi tidak digubris tersangka yang terus lari. “Akhirnya personel terpaksa mengambil tindakan tegas dengan melepaskan tembakan terukur dan terarah, hingga mengenai kepala bagian belakang tersangka,” jelasnya.

Dari dalam tas yang dibawa Jepri, petugas kemudian menemukan tiga bungkus plastik putih, berisi masing-masing 1000 gram (1 kg) sabu totalnya 3 kg sabu.“Barang bukti 3 Kilogram sabu itu dibawa oleh pelaku dari Dumai untuk diedarkan kembali di Kota Tanjungbalai ini,” terang Kapolres.

“Petugas menemukan barang bukti itu dari dalam tas ransel warna hitam milik pelaku itu sendiri,” ucap kapolres.

Kapolres menjelaskan, bahwa petugas masih berusaha menyelamatkan nyawa Jepri dengan melarikannya ke RSUD dr T Mansyur untuk mendapat perawatan medis. Namun, saat tiba di RSUD dr T Mansyur Tanjungbalai, nyawanya sudah tidak tertolong lagi.

“Jenazahnya dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) semula dibawa ke kamar jenazah RSUD dr T Mansyur Tanjungbalai. Kita sudah melakukan kordinasi dengan pihak keluarganya untuk kepentingan auotopsi. Kasus ini kita akan terus kembangkan,” jelasnya. (bbs/int)