24.9.16

Naik Tingkat, Polresta Medan jadi Polrestabes


TobaTimes, Medan - Status Kepolisian Resor Kota (Polresta) Medan naik menjadi Polrestabes Medan mulai 23 September 2016.

Hal sesuai dengan surat telegram Kapolri Jenderal Tito Karnavian nomor ST/2325/IX/2016 tanggal 23 September 2016.

Dalam surat telegram tersebut, Kapolri tetap menunjuk Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto sebagai Kapolrestabes Medan, dan AKBP Mahedi Surindra sebagai Wakapolrestabes Medan.

Kepada wartawan, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto membenarkan adanya peningkatan status Polresta Medan menjadi Polrestabes Medan.

"Dengan meningkatnya status menjadi Polrestabes Medan, diharapkan lebih dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di Kota Medan dan Peningkatan status tersebut, tentunya akan disertai dengan peningkatan sumber daya yang ada," ujar Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, Sabtu (24/9).

Polresta Medan yang naik menjadi Polrestabes Medan, pangkat pemangku jabatan biasanya juga akan naik. Seperti, jabatan Kepala Satuan (Kasat) biasa dipegang oleh polisi berpangkat Komisaris Polisi (Kompol).

Dengan naiknya status menjadi Polrestabes Medan, hanya polisi berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) junior yang bisa memegang jabatan Kasat, seperti Kasatreskrim, Narkoba, Lantas, Intelkan, dan lain sebagainya. (TT/int)

HUT Pepabri Warakawuri, Sekali Pejuang Tetap Pejuang


TobaTimes, Siantar - Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pepabri Warakawuri) ke-57 tahun dirayakan secara sederhana di Aula Pepabri Jalan WR Supratman, Pematangsiantar, Rabu (21/9).

Pengurus dan anggota Pepabri Warakawuri Siantar foto bersama usai ziarah.
Perayaan tersebut mengambil tema ‘sekali pejuang tetap pejuang’. Seluruh anggota Pepabri Warawakawuri TNI Polri yang mengenakan baju batik tersebut memulai perayaan dengan mengunjungi makam pahlawan. Turut hadir Kasdim 0207 Simalungun, Mayor Inf Adi Sutrisno mewakili Dandim 0207 Simalungun, Ketua DPC Angkatan 45, Ketua LPRI, Penasehat Hukum Pepabri Warawakawuri DR Sarbudin Panjaitan.

Perayaan HUT ke 57 tahun ini seharusnya dirayakan di tanggal 12 September lalu, namun karena pada saat itu merupakan hari raya Idul Adha maka jadwalnya diundur menjadi tanggal 21 September.

Dalam sambutanya, Ketua Dewan Pemimpin Cabang (DPC) Pepabri Warakawuri Pematangsiantar Letkol Purn S Marpaung, saat membaca amanat Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (Ketum DPP) Pepabri Warawakawuri, mengatakan bahwa dalam memperingati HUT Pepabri Warakwuri tidak tertuju hanya kepada aktifitas yang bersifat seremonial, tetapi dijadikan momen intropeksi diri untuk memahami kekurangan selama ini dengan tujuan mendapatkan konsep program Pepabri Warakawuri ke depan.

“Kiranya kita agar selalu mau dan dapat meresapi, mengamalkan dan menindaklanjuti yang terkandung dalam ikrar sekali pejuang tetap pejuang, sehingga akan menjadi pelopor membangun keharmonisan serta mewujudkan ketaatan hukum,” katanya.

Ketua DPC 45 Pematangsiantar Raja Simarmata, juga meminta agar terus menjalankan disiplin pembangunan. “Dimanapun perjuangan kita harus mengenangnya termasuk pejuang yang menjalani pahitnya melawan penjajah. Perjuangan orangtua kita melawan penjajah, itu bertumpah darah dan kita harapkan seluruh Pepabri Warakawuri bisa menjadi contoh,” ucapnya.

Dalam kesempatan ini, lewat penasehat hukum Pepabri Warakawuri Pematangsiantar DR Sarbudin Panjaitan, menyebutkan bahwa peperangan berat yang harus dihadapi bangsa ini lewat generasi muda adalah narkoba dan korupsi. Dua musuh ini sedang merusak perjuangan pembangunan cita-cita dan harapan bangsa.

“Pepabri harus mengambil peran dalam pembangunan yang dilakukan pemerintahan dengan cara memberikan masukan. Tantangan kita saat ini adalah narkoba dan korupsi. Melawan negara (penjajah) lain sudah tidak lagi. Namun narkoba itu sudah merasuki semua lapisan masyarakat,” ungkapnya. (TT/int)

Gara-gara Utang ke Rentenir, Suami Tendang Istri

Ilustrasi.
TobaTimes, Siantar - Seorang ibu muda berinisial MA (19) melaporkan suaminya ke Mapolres Siantar, Sabtu (20/9). Pasalnya, gara-gara utang ke rentenir, ia ditendang dan dipukul suaminya IE.

Namun, bukan MA yang berutang ke rentenir, tapi suaminya. Hanya saja, ketika si rentenir datang menagih, si suami meminta istrinya membayar. MA mengatakan tak punya uang, dan terjadilah pertengkaran antara mereka.

Menurut informasi di kepolisian, peristiwa bermula saat seorang rentenir menagih hutang kepada pelaku di rumah mereka di Kelurahan Toba, Kecamatan Siantar Selatan, Selasa (20/9) malam. Selanjutnya, sang suami meminta uang kepada istrinya MA. Namun, korban mengatakan, "Aku gak kerja, yang kerja kan kau”.

Si suami lalu berkata, “Oh, jadi gak bisa minta tolong?”

Korban mengatakan, “Nggak mungkin aku yang minta, karena ayah yang kerja. Gak mungkin menantu minta uang sama mertua."

Selanjutnya, pelaku menemui orangtuanya yang sedang bekerja. Beberapa menit, pelaku kembali menemui korban dan langsung menarik rambut korban dan menyeretnya ke dalam kamar orangtua pelaku. Dan dik amar tersebut, pelaku emosi dan memukul, menampar dan menendang bagian paha sebelah kanan korban sehingga korban mengalami luuka memar di bagian pinggul sebelah kanan.

Tidak terima dengan kelakuan suaminya, korban melapor kepolisi, sesuai LP/396/IX/2016/SU/STR.

Kasubag Humas Polres Siantar AKP Isril Noer mengatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan saksi dan korban, guna proses hukum lebih lanjut.

“Kami juga sudah mengamankan hasil visum sebagai barang bukti,” kata AKP Isril Noer kepada wartawan, Sabtu (24/9). (TT/int)

Ditikam Saat Memergoki Istri dengan Pria Lain, Sekarat



TobaTimes, Lampung - Suami yang satu ini sungguh malang nasibnya. Selain diselingkuhi istrinya, Sariman (40) malah dilukai pria yang menjadi orang ketiga dalam rumah tangganya itu.

Ilustrasi.
Warga Pekon Balak Wonosobo, Kecamatan Wonosobo, Tanggamus, Lampung, inipun terpaksa dilarikan ke RUmah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) karena terkena tusukan senjata tajam.

Akibat luka tusukan yang dialaminya, korban mengalami luka di bagian perut dengan usus terburai, tangan di bagian kiri, dan leher bagian kanan.

Tekad (30), adik korban tidak banyak menjelaskan perihal penusukan itu. Namun, dari informasi yang beredar, Sariman ditusuk saat memergoki istrinya dengan pria lain.

“Saya tidak tau, pas saya datang kerumah kaka saya (Sariman), kakak saya sudah tergeletak dengan kondisi berdarah disekujur tubuh,” jelasnya, saat ditemui di ruang Kutilang, RSUDAM, Jum’at (23/9/2016) seperti dilansir dari Radarlampung (grup pojoksumut).

Lanjut Tekad, akibat luka di bagian perut kakaknya tersebut saat tiba di RSUDAM langsung segera menjalani operasi di bagian perutnya.

“Kamis kemarin kakak saya sempat tak sadarkan diri di ruang IGD. Namun, setelah beberapa jam sadar kakak saya segera dioperasi. Bahkan, dokter memvonis kakak saya tidak bisa diselamatkan. Namun, Alhamdulilah lancar dioperasi meskipun untuk saat ini belum bisa bergerak banyak,” tambahnya.

Ia menambahkan, atas kejadian yang menimpa kakaknya tersebut, dia sudah melaporkan kepada pihak kepolisian. “Saya sudah lapor kepada polisi,” tambahnya. (TT/int)

Anunya Disentuh PSK, Kejang-kejang, Lalu Tewas...

TobaTimes, Samarinda - Keinginan Hartanto (57) menikmati PSK berujung maut. Hartanto kejang-kejang dan langsung meninggal saat menyuruh PSK memegang itunya (maaf kemaluan) korban.

Ilustrasi.
Kejadian tragis itu bermula saat Hartanto mendatangi kompleks lokalisasi Bayur Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). Hartanto datang sekitar pukul 22.00 Wita pada Rabu (21/9) lalu, di salah satu kamar wisma Banyuwangi. Warga Jalan Solong, Samarinda Utara itu datang sendirian ke wisma untuk mencari kenikmatan dunia.

Korban sempat berbincang dengan perempuan pekerja seks komersial (PSK) di depan wisma. Tak lama berselang, keduanya masuk ke wisma dan langsung menuju salah satu kamar.

Setelah itu, korban langsung membuka pakaiannya. Sedangkan PSK dengan inisial SU (35) memegang-megang kemaluan korban seperti yang diperintahkan Hartanto. “Enggak lama, dia (korban) langsung pakai bajunya, disusul kejang-kejang,” ujar SU, Kamis (22/9).

Mengetahui korban kejang-kejang, SU langsung berteriak meminta pertolongan. Tak lama datanglah sejumlah karyawan wisma ke kamar. Korban pun tak terselamatkan dan tewas di atas ranjang sebelum sempat melakukan persetubuhan dengan SU.

Setelah mendapat laporan, aparat Polsekta Samarinda Utara datang ke lokasi kejadian, dan membawa korban ke RSUD AW Syahranie.

Wakapolsek Samarinda Utara AKP Adi Kuswanto menyampaikan, bahwa korban dan saksi (SU) belum sempat berhubungan badan.

“Saksi hanya sempat memegang kemaluan korban. Dugaan sementara korban tewas karena obat kuat yang ditenggaknya sebelum menuju ke wisma tersebut,” urainya.

“Sejumlah saksi sudah kami minta keterangan, sedangkan barang bukti obat kuat juga belum kami temukan.

Namun, kuat dugaan korban terkena serangan jantung akibat menenggak obat kuat karena sebelum kejang-kejang. Saksi juga sempat merasakan dada korban berdetak cukup kuat,” tutupnya. (TT/int)

WTS Langganan Para Pejabat Dipulangkan ke Kampung Masing-masing

Ilustrasi.
TobaTimes, Semarang - Sejumlah wanita tuna susila (WTS) yang selama ini bekerja melayani pejabat di lokalisasi Sunan Kuning, Semarang, dipulangkan ke kampung halamman masing-masing. Para WTS yang menjajakan diri di lokalisasi Sunan Kuning sebagian besar berasal dari Jawa Jawa Barat (Jabar), Jakarta, dan Banten.

Para WTS PSK itu ‘diusir’ setelah lokalisasi Sunan Kuning atau Argorejo menerapkan program resosialisasi kepada PSK agar mampu mandiri dan tak lagi terjerumus ke bisnis esek-esek.

Ketua Lentera Ari Istiadi mengatakan, para WTS dari Jabar, Jakarta dan Banten cukup laris di lokalisasi Sunan Kuning. Dengan demikian, pelanggan mereka tak hanya masyarakat biasa, tapi juga para pejabat. Hal itu membuat WTS lain cemburu.

“Pejabat juga pada suka menggunakan jasanya,” ujar Ari Istiadi, Jumat 23 September 2016 kemarin.

Ari mengatakan, WTS dari Jabar, Jakarta dan Banten dipulangkan karena mereka dinilai sudah mandiri. Selain itu, ada pula yang dipulangkan karena dikhawatirkan menularkan penyakit kelamin.

Menurut Ari, program resosiliasi Sunan Kuning dilakukan untuk pengamanan, kesehatan, dan pengentasan WTS. Pemulangan WTS ke kampung halammnya merupakan bagian dari pengentasan.

Ari mengatakan, setelah WTS dari tiga daerah tersebut dipulangkan, maka jumlah WTS di Sunan Kuning tersisa 488 orang. WTS ini sebagian besar dari Jawa Tengah.

“Yang dipulangkan dari Argorejo berjumlah 120 orang. Dengan tidak adanya kawan-kawan dari Jabar, PSK yang ada di sini melakukan screening,” katanya. (TT/int)

Kasus DBD di Asahan Meningkat Setiap Bulan

 
Ilustrasi fogging.

TobaTimes, Kisaran - Sejak periode Januari-Agustus 2016 di Kabupaten Asahan, tercatat ada 267 kasus demam berdarah dengue (DBD) dan ada 8 korban meninggal dunia.

Hal ini disampaikan plt Kepala Dinas Kesehatan Asahan dr Hidayat MKes, melalui Kasi P2P (Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit) Dinas Kesehatan Safrin Sanja SKM, kepada METRO ASAHAN, Jumat (23/9). Angka tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan kurun waktu 2015, yang tercatat ada 174 kasus dan 1 korban meninggal.

Puncak wabah DBD terjadi pada Agustus, sebanyak 110 kasus. Kasus DBD yang paling banyak terjadi di Kecamatan Pulau Rakyat, sebanyak 55 kasus dari Januari sampai Agustus. Untuk Agustus saja, ada 45 kasus.

Safrin Sanja mengatakan, angka tersebut kembali meningkat, hingga Agustus sampai September ini, kasus DBD menjadi 346 orang dengan rincian 12 orang meninggal dunia dengan data tertinggi terjadi di Kecamatan Pulau Rakyat sebanyak 69 orang terkena DBD dan 3 orang meninggal. Lalu Kecamatan Buntu Pane, ada 37 orang dengan angka meninggal dunia 0 dan di urutan ketiga Kecamatan Rahuning sebanyak 28 orang, meninggal 0.

Dikatakan, peningkatan DBD ini karena adanya perubahan iklim yang tidak menentu, sehingga membuat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti sebagai vektor penyebar virus dengue semakin meningkat.

Hal itu diperparah dengan perilaku masyarakat yang cenderung kurang menjaga kebersihan tempat tinggal dan lingkungan, seperti menampung air dalam bak-bak penampungan tanpa menjaga kebersihannya, menjadikan wadah tersebut menjadi sarang ideal bagi jentik-jentik nyamuk. Kondisi itu menyebabkan nyamuk berkembang biak sepanjang tahun dan memakan korban.

Menanggapi kondisi itu, Ketua Komisi D DPRD Asahan Nurlela Panjaitan menyarankan dilakukan fogging berkala. Contoh setiap enam bulan sekali bila perlu tiga bulan karena ada anggarannya dari pemerintah.

Menurutnya, jangan setelah ada jatuh korban baru dilakukan fogging tapi perlu antisipasi jauh-jauh hari, terutama di daerah padat penduduk, seperti di Jalan Lat Sitarda, Kelurahan Kisaran Naga, Kecamatan Kisaran Timur. (TT/int)

Kepergok Mencuri Sepedamotor, Bonyok Dihakimi Warga


TobaTimes, Batubara - Nasib malang dialami Ari Hanafi (24), warga Desa Tanjung Kuba, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batubara ini harus merelakan wajahnya dipermak warga karena ketahuan saat hendak mencuri sepedamotor warga.

Ilustrasi.

Berdasarkan informasi, kejadian itu terjadi pada Kamis (22/9) malam sekira pukul 19.30 WIB, di Dusun III Loli, Desa Titi Payung, Kecamatan Air Putih, Batubara.

Malam itu, pelaku bersama seorang rekannya mengendarai sepedamotor hendak menggasak sepedamotor Suzuki FU milik korban bernama Puput Adi Syaputra (22), warga Desa Titi Payung, Kecamatan Air Putih, Batubara, yang saat itu tengah terparkir di pinggir jalan.

Begitu turun dari sepedamotornya, pelaku Ari Hanafi saat itu lantas mengeluarkan alat kunci T, yang kemudian digunakannya untuk membuka kunci kontak sepedamotor tersebut. Namun sayang, keberuntungan belum berpihak kepadanya hingga aksinya tersebut diketahui korban dan warga yang saat itu ternyata sudah mengintai gerak-gerik pelaku.

Warga yang kesal kemudian meneriakinya maling dan memukulinya hingga mengalami luka sangat parah di bagian wajah. Dengan kondisi tidak berdaya, pelaku langsung diamankan petugas kepolisian dari Polsek Indrapura.

Puput Adi Syaputra mengaku tidak menyangka jika sepedamotornya akan menjadi sasaran empuk penjahat tersebut.

"Tadi saya parkir sepedamotor saya ini dipinggir jalan, lalu ada dua orang pengendara sepedamotor yang tiba-tiba berhenti di sekitar sepedamotorku. Saya dan warga yang curiga lantas bersembunyi dan mengintai aksi para pelaku dan saat itu kami melihat pelaku itu coba membuka kunci kontak dengan kunci T yang dibawanya hingga warga kemudian meneriakinya maling dan pelaku yang tertangkap warga langsung menjadi sasaran kemarahan warga," ujarnya.

Kapolres Batubara AKBP S Bonaparte Silalahi SIK, melalui Kapolsek Indrapura AKP Soedaryanto kepada wartawan koran ini membenarkan aksi pencurian yang dilakukan tersangka.

"Benar ada aksi yang dilakukan oleh pelaku. Kasusnya masih proses sidik. Dia tidak sendiri dalam menjalankan aksinya karena satu pelaku lainnya berhasil melarikan diri. (TT/int)

Suami-Istri Tewas Tabrakan, Kepala Si Istri Putus


TobaTimes, Asahan - Kecelakaan maut kembali terjadi di wilayah hukum Mapolres Asahan. Lakalantas tersebut merenggut pasangan suami isteri bernama Dedy Syahputra (31) dan Susriani (36).

Kondisi korban kerika masih berada di TKP.
Keduanya tercatat berdomisili di Dusun II Aek Marbatu, Desa Kampung Pajak Na IX–X, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura).

Nyawa keduanya melayang setelah motor Honda Vario BK 2917 YAV yang dikemudikan Dedy Syahputra ditabrak mobil Toyota Kijang Innova BK 1851 YQ yang dikemudikan Junaidi di Jalinsum Medan–Rantau Prapat Km 165-166, tepatnya di atas jembatan Sei Dadap, Kecamatan Sei Dadap, Kabupaten Asahan, Kamis (22/9), sore sekira pukul 18.00 WIB.

Menurut keterangan saksi mata, kecelakaan maut itu berawal saat korban melaju dari arah Rantauprapat menuju arah Medan. Semula sepedamotor yang dinaiki keduanya menabrak lubang kemudian oleng dan terjatuh. Lalu ditabrak mobil Toyota Innova yang melaju kencang dari arah berlawanan.

Akibat tabrakan tersebut kepala korban Susriani terpisah dari badan dan terlempar ke dalam aliran sungai Sei Dadap. Sementara kondisi wajah dan bahu suaminya Dedy remuk berlumuran darah.

“Ngeri kali, kepala yang perempuan putus ditabrak mobil Innova itu, sedangkan kepala yang cowok remuk, padahal pakai helm,” sebut Khairul.
Beberapa menit kemudian, kepala korban berhasil ditemukan warga dan polisi yang datang ke lokasi. Selanjutnya, jenazah kedua korban dibawa ke RSUD HAMS Kisaran.

Kasat Lantas Polres Asahan AKP Muhammad Riki Ramadhan, melalui Kanit Laka Lantas IPDA S Tambunan menerangkan, dari hasil penyelidikan sementara diduga korban tertabrak mobil setelah terlempar dari sepedamotor. Meski demikian, pengemudi mobil Innova itu juga ikut digelandang ke kantor polisi guna pemeriksaan lebih lanjut.

Sehari sebelumnya, Rabu (21/9), tiga korban tewas dan satu luka ringan akibat kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di tiga lokasi berbeda.

Peristiwa pertama sekira pukul 07.05 WIB, terjadi di jalinsum Medan-Kisaran KM 102-103, tepatnya di Simpang Empat Dusun I, Desa Tanah Merah, Kecamatan Air Putih, Batubara. Dalam peristiwa ini, Nico Yohanes Sinaga (16), warga Dusun III Kampung Kelapa, Desa Cinta Damai, Kecamatan Air Putih, Batubara, meninggal dunia setelah terlindas truk tronton BA 8278 AO. (TT/int)

23.9.16

Ternyata, Rasa Kesepian Sangat Berbahaya Bagi Kesehatan


TobaTimes - Hati-hati bagi Anda yang sering merasa kesepian. Ternyata, rasa kesepian yang dialami seseorang, bisa lebih berbahaya dari penyakit diabetes dan stroke.

Ilustrasi.
Memang, dampak dari kurangnya hubungan sosial berbeda bagi orang muda dan orangtua, keduanya tetap berbahaya bagi kesehatan masing-masing individu. Berikut bahaya kesepian bagi kesehatan, sebagaimana dilansir laman Cheat Sheet, Kamis 22 Januari 2016.

Sistem kekebalan tubuh lemah

Orang-orang yang sering menemukan diri mereka tanpa teman mungkin lebih rentan terhadap penyakit. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Psychological Science, individu kesepian yang stres mengalami tingkat yang lebih besar dari jenis protein memberikan kontribusi untuk peradangan dibandingkan dengan orang dewasa yang memiliki jaringan sosial tinggi.

Dalam jangka panjang, peradangan tinggi ini bisa mendatangkan malapetaka pada sistem kekebalan tubuh mirip dengan stres kronis.

Kesehatan jantung

Makan semua ikan berlemak di dunia tidak akan berbuat banyak untuk melindungi jantung, jika Anda merasa kesepian sepanjang waktu.

Banyak studi individu telah meneliti hubungan antara isolasi sosial dan kesehatan jantung. Salah satu studi pada 2015 terhadap 23 makalah menemukan bahwa kesepian dikaitkan dengan penurunan kesehatan jantung.

Peningkatan risiko demensia

Menurut Asosiasi Alzheimer, salah satu dari setiap tiga orang tua meninggal dengan penyakit Alzheimer atau jenis lain dari demensia.

Apakah makanan tertentu atau aktivitas fisik bisa mengurangi risiko ini masih menjadi bahan perdebatan, tetapi faktor yang berkontribusi terhadap penyakit ini menjadi jauh lebih jelas.

Salah satu resiko yang meningkatkan Alzheimer adalah kurangnya keterlibatan sosial. Para peneliti di Rush University Medical Center di Chicago melakukan studi yang menunjukkan bahwa individu kesepian kemungkinan mengembangkan penyakit Alzheimer sebanyak dua kali lipat.

Aktivitas fisik

Salah satu studi mengatakan bawah orang dewasa yang kesepian kurang menjadi aktif secara fisik dan pada resiko lebih besar untuk transisi dari aktif menjadi tidak aktif.(TT/int)

Mahasiswi Cantik Dijambret di Depan Rumdis Walikota

 
Ilustrasi.

TobaTimes, Siantar - Seorang mahasiswi STIE Sultan Agung bernama Siti (19), menjadi korban penjambretan saat melintas di Jalan Kasad tepatnya di depan Rumah Dinas Wakil Walikota Siantar.

Peristiwa itu berlangsung mahasiwi semester tujuh ini hendak pulang ke rumah kosnya,  Selasa (20/9) sekira pukul 21.30 WIB. Pelaku yang mengendarai sepedamotor berhasil mengambil tas korban berisi handphone, sejumlah uang dan surat-surat penting.

Berdasarkan informasi dihimpun, saat itu korban baru pulang kuliah dan hendak pulang ke rumah kosnya. Diduga korban yang mengendarai sepedamotor metik sudah dibuntuti pelaku sejak pulang kuliah.

Setiba di lokasi kejadian, korban diserempet pelaku dan langsung menarik tas yang digantung di depan sepedamotor. Setelah itu, pelaku melarikan diri ke arah Jalan SM Raja. Korban nyaris terjatuh ketika pelaku menarik tas tersebut.

Saat peristiwa itu, korban menjerit minta tolong, namun karena situasi sepi, sehingga tak seorang pun warga yang memberikan pertolongan.
“Nggak sempat aku lihat ciri-ciri pelakunya. Mereka lari ke arah Jalan SM Raja,” katanya.

Sementara, saat korban hendak membuat laporan ke Polres Siantar, petugas SPKT Polres Siantar meminta korban agar menunjukkan kartu identitasnya.

Namun, karena kartu identitas korban tinggal di rumah, korban pun belum secara resmi melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Siantar. (TT/int)

Atlet Wushu Simalungun Raih Medali Emas di PON XIX


TobaTimes, Bandung - Pemenang pertandingan final antara Rosalina Simanjuntak, atlet cabang olahraga wushu asal Kabupaten Simalungun, melawan Selviah Pertiwi asal Jawa Barat diumumkan, Kamis (22/9). Hasilnya, Rosalina dan Selviah menjadi juara dan berhak atas medali emas.

Rosalina bersama Gubsu T Erry Nuradi.
Rosalina, putri dari pasangan Parulian Simanjuntak dan Eprida br Sihombing, warga Huta Sibaganding, Nagori Janggir Leto, Kecamatan Panei, Simalungun, sehari sebelumnya dinyatakan wasit memenangkan final kelas Sanda 52 Kg atas Selviah dengan skor 2-1. Namun pihak Jawa Barat protes atas hasil tersebut.

Ketua KONI Simalungun Bambang K Wahono dan Ketua Pengcab Wushu Indonesia Kabupaten Simalungun Jes Sihotang yang ikut mendampingi sang atlet, melalui telepon selulernya kemarin mengatakan, akhirnya panitia mengumumkan hasil final Sanda dengan status juara bersama. Dijelaskan Jes, atas protes Jawa Barat, Pengprov Wushu Sumut sudah mengajukan gugatan banding.

“Kami mohon doa dan dukungan moril masyarakat Sumut untuk seluruh kontingen. Kondisi atlet wushu (Rosalina) masih trauma karena kejadian tersebut,” kata Bambang.

Sebelumnya, protes berawal dari final kelas Sanda 52 Kg yang mempertemukan Rosalina Simanjuntak melawan Selviah Pertiwi yang berakhir dengan skor 2-1 untuk Rosalina.

Ketua Pengprov Wushu Jawa Barat Edwin Sanjaya langsung turun ke lapangan memprotes keputusan wasit. Edwin, yang merupakan anggota DPRD Jawa Barat ini naik ke atas matras dan mengajak seluruh wasit untuk berkelahi. Tak dilayani, Edwin memprovokasi pendukung tuan rumah yang berakibat penonton turun ke lapangan dan mengejar Rosalina dan Mei Yulia Nengsih (atlet Wushu Sumut kelas 56 Kg).

Melihat kejadian tersebut, official Sumut dan panitia mengamankan kedua atlet Wushu Sumatera Utara tersebut. Rosalina pun sempat menangis karena kejadian itu.

Ia sedih. Sebab jika mengikuti hasil penilaian juri di lapangan, dia dinyatakan menang. Namun, tim tuan rumah memprotes keputusan tersebut. Akibatnya, kericuhan sempat terjadi. Dan pertandingan dihentikan sementara. Puluhan aparat dari Brimob bersenjata lengkap pun disiagakan di tepi arena pertandingan.

Edwin Sanjaya selaku Ketua Panitia Pelaksana cabang olahraga PON 2016 saat itu mengatakan, hasil penilaian juri telah dibatalkan oleh Dewan Hakim yang ada di lapangan. Kemenangan pun dialihkan kepada Selviah.

"Setelah ada hasil sidang evaluasi dan penilaian dari Dewan Hakim yang ada di sini, diputuskan Selvy, atlet Jabar, sebagai pemenang," ujarnya.

Menanggapi keputusan tersebut, manajer tim wushu Sumut, Darsen Song mengaku pihaknya sudah menyampaikan protes kepada Dewan Hakim PB PON. Dia tak terima kemenangan Rosalina dicuri dengan cara seperti itu.

Karena permasalahan masih berlanjut. Proses penyerahan medali di kelas 52 kg putri tak bisa dilakukan. Hal itu membuat Rosalina merasa terpukul, bahkan sampai saat bersalaman dengan Gubernur Sumut, Tengku Erry Nuradi.

Edwin selaku Ketua Panitia Pelaksana tak lepas dari kritik. Dia terlihat menjadi salah satu pemicu kericuhan terjadi. Pria yang menjabat sebagai Ketua Umum PB WI Provinsi Jawa Barat, itu bahkan naik ke atas matras pertandingan.

"Saya sangat menyayangkan tindakan Edwin Sanjaya yang mengajak duel wasit/hakim dan memprovokasi penonton sehingga menyebabkan terjadinya kericuhan. Sebagai pengurus WI seharusnya Edwin memberikan contoh yang baik," kata Wakil Ketua Umum I PB WI, Hei Sen Gauw. (TT/int)

Honorer Diperkosa Pejabat, Tubuhnya Dicor di Lubang WC


TobaTimes, Sulsel - Seorang gadis belias yang bekerja sebagai tenaga honorer diperkosa atasannya sendiri, seoarang pejabat kepala seksi Dinas Kebersihan di Pemko Palopo, Sulawesi Selatan (Sulse). WH (19) masih bernasib mujur. Ia masih hidup meski tubuhnya sempat dicor semen di sebuah lubang wc.

Ilustrasi.
Peristiwa itu terjadi saat korban berada di rumah AK (pelaku), di kompleks perumahan Piang Dua Songka, Jalan Pantai II, tepat di samping kantor Camat Wara Selatan, Kota Palopo, Selasa (20/9).

Tiba-tiba AK mendekati WH, dan langsung menutup badannya dengan selimut yang sengaja dibawanya. WH mengaku sempat melakukan perlawanan. Namun kekuatannya tak mampu menandingi tenaga pelaku yang sudah dirasuki nafsu setan.

Singkat cerita, AK membopong WH masuk ke dalam rumah. Dia mengancam akan membunuh WH jika terus berontak. Saat berada di bawah tekanan, WH pingsan di tempat tidur. AK pun langsung melampiaskan nafsu bejatnya. Dia memperkosa WH.

Usai melampiaskan niat busuknya, pelaku berusaha menghilangkan jejak perbuatannya. Ia mengira korban sudah tewas. Tubuh WH langsung dimasukkan ke salah satu lubang wc di dalam rumah pelaku. Tempat tersebut sepertinya memang telah dipersiapkan oleh AK.

Di sini keajaiban terjadi. WH yang sudah dikubur dengan semen cor selama tujuh jam, akhirnya sadar dari pingsannya sekitar pukul 16.00 Wita.

”Setelah sadar, saya kaget sudah dicor di salah satu lubang,” ujar WH.

Dalam kondisi lemas, WH berusaha bangkit. Ia mencoba membongkar cor semen yang masih basah dengan menggunakan tangannya sendiri. Upaya itu membuahkan hasil. WH berusaha meminta tolong dengan menggerak-gerakkan tangannya.

“Beruntung ada yang lihat gerakan tanganku. Orang itu kemudian mengeluarkan saya dari dalam lubang. Ternyata, dia istri orang yang mengecor saya,” terang WH sedih.

Setelah merasa kondisinya membaik, WH yang dibonceng kerabatnya menggunakan motor, diantar melapor ke Mapolres Kota Palopo, Rabu (21/9). Tim Buser yang menerima laporan langsung bergerak melakukan penangkapan.

AK berhasil dibekuk di kantornya hari itu juga. Selanjutnya, mengenakan seragam PNS, ia digiring ke Mapolres Palopo untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Salah seorang keluarga korban, Nasrum menuturkan, korban dan pelaku sering sama-sama berangkat ke kantor. Sebab keduanya satu kantor di Dinas Kebersihan Kota Palopo dan WH tidak memiliki kendaraan sendiri.

”Pelaku mengira korban sudah meninggal. Ia lalu membungkus korban dengan menggunakan selimut dan memasukkannya ke dalam ruang kecil untuk persiapan wc, kemudian dicor,” jelas Nasrum.

Selama tujuh jam, tambah Nasrum, WH tidak sadarkan diri di dalam lubang. Istri pelaku yang sedang bersih-bersih mencurigai adanya lubang yang sudah tertutup dengan semen basah. ”Istri pelaku inilah yang memanggil warga dan mengevakuasi korban,” ujarnya.

Sekretaris Kota (Sekkot) Palopo, Jamaluddin Nuhung menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada aparat kepolisian. ”Kami serahkan ke proses hukum. Biarlah petugas kepolisian yang memprosesnya,” kata Jamaluddin.

Saat ini AK sudah ditahan dan menjalani proses di unit Perlindangan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Palopo. (TT/int)

Wanita Hamil Tua Dibunuh Pacar, Dibuang ke Kebun Sawit


TobaTimes, Kalbar - Warga Desa Cempedak, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, mendadak heboh. Sesosok mayat ditemukan di sekitar kawasan perkebunan sawit PT SMP (Simpang Ampar) dalam kondisi mengenaskan.

Ilustrasi.
Jasad perempuan itu belakangan diketahui adalah M, sedang dalam kondisi berbadan dua. M dibunuh sang pacar A. Jenazah kali pertama ditemukan Vika (17) yang hendak mencari sawit.

Korban ditemukan dalam kondisi tertelungkup. Kepala korban menoleh ke sebelah kiri. Posisi tangan korban tertengkuk ke dalam serta posisi kaki yang terbuka.

Mayat itu mengenakan kaus ungu, celana motif batik warna kombinasi biru, hitam, dan putih. Bra korban yang warna putih campur ungu tidak lagi terpasang dengan sempurna.

Vika kemudian memberitahukan Mala (59), juga warga setempat, yang saat itu tengah mencari jamur di lokasi agak jauh darinya. Merasa takut, mereka bergegas meninggalkan lokasi dan segera memberitahukan kepada masyarakat lain atas temuan mayat tersebut.

Bersama seorang warga, Budiyanto, temuan mayat ini dilaporkan ke Polsek Tayan Hilir.

"Anggota Polsek meluncur ke lokasi tersebut untuk segera mengevakuasi dan membawa mayat ke Puskesmas Kampung Kawat guna identifikasi dan visum,” ujar Kapolres Sanggau, AKBP Donny Charles Go.

Hasil pemeriksaan dokter di Puskesmas, wanita tersebut tengah hamil tua. Terdapat luka bekas benda tumpul di kepala dekat mata sebelah kanan.

Badan bagian atas hingga kaki melepuh karena diduga terbakar. Kepala bagian atas juga berdarah. Kepala bagian kening bengkak.

“Dokter puskesmas memperkirakan wanita ini sudah meninggal sekitar 30 jam,” paparnya.

Merasa takut, mereka bergegas meninggalkan lokasi dan segera memberitahukan kepada masyarakat lain atas temuan mayat tersebut. Bersama seorang warga bernama Budiyanto, temuan mayat ini dilaporkan ke Polsek Tayan Hilir.

"Anggota Polsek meluncur ke lokasi tersebut untuk segera mengevakuasi dan membawa mayat ke Puskesmas Kampung Kawat guna identifikasi dan visum,” terang Kapolres Sanggau, AKBP Donny Charles Go seperti dilansir Rakyat Kalbar, Kamis (22/9).

Hasil pemeriksaan dokter di Puskesmas, wanita tersebut tengah hamil tua. Terdapat luka bekas benda tumpul di kepala dekat mata sebelah kanan.

Badan bagian atas hingga kaki melepuh karena diduga terbakar. Kepala bagian atas juga berdarah. Kepala bagian kening bengkak.

“Dokter puskesmas memperkirakan wanita ini sudah meninggal sekitar 30 jam,” paparnya. (TT/int)

STIE Sultan Agung Gelar PKKMB


Mahasiswa STIE Sultan Agung berfoto bersama.
TobaTimes, Siantar - Seperti biasa dilaksanakan setiap tahun sebelum memulai perkuliahan bagi mahasiswa baru, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Sultan Agung menggelar Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).

Tahun ini mengambil tema ‘Meraih Masa Depan Dalam Perbedaan’. PKKMB tersebut digelar mulai Sabtu-Minggu (17-18/9). Kegiatan diawali dengan acara pembukaan, ceramah tentang pendidikan, kegiatan akademik dan pengenalan nilai budaya dan tata krama.

Dilanjutkan dengan pengenalan organisasi kemahasiswaan, prospek peluang kerja, motivasi belajar dan pemutaran film profil STIE Sultan Agung.

Tampak hadir dalam acara tersebut fungsionaris STIE Sultan Agung, dosen dan staf serta Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).

Ketua STIE Sultan Agung Dr Darwin Lie SE mengatakan, tahun ini STIE Sultan Agung menerima 553 mahasiswa jenjang Strata I dan Diploma III. Ia mengucapkan selamat bergabung di STIE Sultan Agung dan selamat menuntut ilmu setinggi-tingginya.

PKKMB tahun ini berbeda dengan kegiatan tahun-tahun sebelumnya, yang mana sebelumnya lebih mendominasi dengan pengenalan antara junior dan senior. Tapi, tahun ini PKKMB diisi dengan berbagai kegiatan yang lebih memotivasi mahasiswa dalam dunia perguruan tinggi.

“Terima kasih kepada panitia yang sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Kepada mahasiswa baru agar mengikuti aturan yang berlaku di STIE Sultan Agung,” ungkapnya. (TT/int)

Jasad Samuel Silitonga Ditemukan Setelah Dua Hari Tenggelam


TobaTimes, Batam - Pelajar SMPN 16 Seibeduk, Kepulauan Riau, Batam, tenggelam dan hilang dua hari yang lalu. Kemarin, ia ditemukan tewas mengambang di perairan kampung nelayan Piayu Laut, Seibeduk, Batam, Kepri. Keponakan Ketua DPRD Provinsi Kepri Jumaga Nadeak itu ditemukan sekitar 900 meter dari lokasi dia tenggelam.

Ilustrasi.
Jenazah putra pasangan Sudianto Silitonga dan Royani Simbolon warga Bidadari, Seibeduk, itu ditemukan nelayan setempat, Selasa 20 September 2016 pagi sekira pukul 09.20 WIB. Penemuan jenazah itu langsung ditanggapi tim gabungan dari Basarnas, Brimob Polda Kepri, Yonif Marinir 10 Satria Bhumi Yudha (SBY) dan masyarakat yang sudah dua hari melakukan pencarian.

"Nelayan yang lihat awalnya dan setelah kami datangi memang korban sudah meninggal," ujar Koordinatror pos Basarnas Batam Harminto seperti diberitakan Batam Pos, Rabu (22/9)

Bersama pihak kepolisian, tim gabungan akhirnya mengevakuasi jenazah korban dan untuk kepentingan penyelidikan di rumah sakit Bhayangkara Polda Kepri untuk divisum.

“Saat ditemukan jenazah korban masih utuh dan untuk kepentingan penyelidikan dibawa ke RS Bhayakara,” ujar Kapolsek Seibeduk AKP Suwityo di lokasi yang sama.

Korban yang dinyatakan hilang tenggelam sejak Minggu (18/7) sore, diduga diseret arus saat dia berusaha menolong Widia, adik perempuannya yang nyaris hanyut terseret arus air di lokasi yang sama.

Arusnya memang cukup deras. Ini pusaran arus makanya tim gabunganpun sempat kesulitan juga saat selam mencarinya,” ujar Harminto.

Diduga saat terserat arus bocah lelaki itu terbentur ke batu karang sehingga hilang kesadaran dan terbawa arus hingga ke arah utara tempat jenazahnya ditemukan. “Banyak batu karang memang di lokasi dia hilang itu,” tambah Harminto.

Lokasi pantai tempat Samuel hilang diseret arus tersebut memang sudah ada larangan berupa pajangan spanduk yang bertuliskan dilarang memancing atau berenang di pesisir pantai tersebut. Spanduk itu dikeluarkan oleh pihak kepolisian Seibeduk mengingat lokasi pesisir pantai itu sudah sering makan korban.

Namun pada Minggu itu, Samuel bersama adik dan rekan-rekan sebaya bermain ke lokasi pinggir pantai itu untuk berenang. Belum lama berenang, tiga orang termasuk Widia terserat arus. Samuel dan rekan-rekan lain mencoba menolong ketiga orang tersebut.

Samuel yang mencoba menyelamatkan sang adik malah terseret arus saat adiknya berhasil diselamatkan. Samuel kemudian hilang dan tim gabungan langsung turun melakukan pencharian hingga korban ditemukan meninggal dunia. (TT/int)

Kecanduan, Murid SD Dipergoki Guru Masturbasi


TobaTimes, Sumbar - Gila! Masih SD tapi sudah kecanduan pornografi. Sebanyak 4 murid di Kabupaten Solok itu kecanduan setelah beberapa kali melakukan hubungan sejenis dengan FJ, siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs).

Ilustrasi.
Aksi asusila itu terbongkar setelah salah satu dari 4 murid itu kerpergok oleh gurunya melakukan mastuburasi di sungai. Sang guru lantas melaporkan hal itu kepada orangtua si murid.

Setelah diinterogasi, murid SD itu mengaku ketagihan masturbasi karena pernah disodomi FJ, siswa MTs siswa MTs Gunungtalang, Kabupaten Solok. Kejadian itu membuat marah keluarga korban. Beruntung pelaku dapat diamankan aparat kepolisian, sehingga terhindar dari aksi bulan-bulanan massa.

Kapolres Arosuka Kabupaten Solok AKBP Reh Ngenana didampingi Kasat Reskrim AKP Edwin menyebutkan, empat siswa SD dijadikan sasaran sodomi oleh FJ. Korbannya berinisial FA, RY, RK dan RV.

Para korban merupakan murid salah satu SD di daerah tersebut. Selain siswa SD, korban lainnya seorang siswa SMP berinisial AZ. “Pelaku sudah kita amankan Selasa (20/9),” ungkap Kapolres Arosuka AKBP Reh Ngenana kepada wartawan.

AKBP Reh Ngenana mengatakan, aksi pelaku yang masih duduk di bangku kelas 2 MTs ini diketahui dari informasi salah seorang guru korban. Ketika itu sang guru mendapati salah seorang korban tengah masturbasi di pinggir sungai kawasan Kecamatan Batangbarus. Lantas sang guru langsung melaporkan kejadian tersebut kepada orang tua korban.

Kepada orang tua dan guru, si korban mengaku dia kecanduan melakukan itu akibat pernah berhubungan sejenis dengan pelaku. “Nah, dari informasi inilah terungkap korban-korban yang pernah disodomi pelaku,” ujar AKP Edwin menambahkan.

Informasi itu membuat marah masyarakat sekitar, terutama para orangtua korban. Usai mereka melaporkan kejadian ini ke Mapolres Solok Arosuka, warga setempat langsung mendatangi kediaman pelaku. Beruntung, pelaku berhasil diamankan petugas ke Mapolres Selasa (20/9), sekitar pukul 22.30.

Kepada petugas, RJ mengaku telah beberapa kali melakukan aksi sodomi. Seingat pelaku, dia pernah berbuat hal terlarang itu sekitar bulan Juni lalu di toilet Balai Latihan Kerja Keterampilan Provinsi (BLKKP) di kawasan Jorong Lubukselasih, Nagari Batangbarus. Perbuatan itu terjadi beberapa kali di lokasi yang sama.

Selain itu, pelaku juga pernah melakukan sodomi di kawasan sungai, toilet mushala dan tempat lain di kawasan Lubukselasih.

Dalam menjalankan aksi terlarangnya itu, pelaku tidak membujuk korban dengan uang, melainkan membelikan para korbannya satu kotak kelereng. “TKP-nya cukup banyak. Pelaku sudah melakukan aksi sodomi setahun belakangan,” sebut Golet Rusli.

Di sisi lain, orang tua pelaku tidak pernah menduga anaknya akan terjebak kasus asusila. Pasalnya, saat di rumah, putra bungsu dari empat bersaudara itu tidak pernah memperlihatkan gelagat mencurigakan. “Di rumah, dia biasa-biasa saja. Tidak ada yang aneh,” sebut orang tua pelaku yang mendampingi anaknya saat diinterogasi petugas.

Namun, orangtua pelaku mengakui, saat belia anaknya pernah menjadi korban sodomi. “Tapi siapa yang menyodominya, dia juga tidak ingat. Karena waktu masih kecil sekali,” kata ibunya.

Di samping pernah jadi korban sodomi, pelaku mengaku ketagihan menonton film porno melalui smartphone. Pelaku mengaku hanya menyodomi 3 orang korban, selebihnya hanya menonton film porno bersama korban. (TT/int)

Aryani: Ario Kiswinar Memang Benar Anak Mario Teguh


Ario Kiswinar dan Mario Teguh
TobaTimes, Jakarta - Akhirnya, Aryani Soenarto buka suara soal status putranya Ario Kiswinar Teguh. Melalui pengacaranya Ferry H Amarhorseya, Aryani mengatakan bahwa Ario Kiswinar adalah anak sah dari perkawinan sah antara Aryani Soenarto Mario Teguh.

Ferry menyampaikan, keluarga Aryani sangat terluka dan merasa tercederai atas pernyataan Mario yang tak mengakui Ario sebagai putranya. Hal inilah yang menyebabkan Aryani mengizinkan Ario tampil di acara Hitam Putih.

"Kebenaran bahwa Ario adalah anak sah dari perkawinan sah antara Aryani dan Mario Teguh juga dibuktikan dengan adanya akta-akta autentik," ujarnya.

"Meski Pak Mario terus menyangkal, Bu Aryani yakin kebenaran akan tetap menjadi kebenaran," ujar Ferry.

Aryani Soenarto tidak hanya membantah soal pernyataan Mario Teguh terkait status Ario Kiswinar Teguh, tapi juga mengungkapkan penyebab perceraian keduanya. Ferry Amarhorseya menuturkan, salah satu penyebabnya adalah adanya tindakan KDRT.

Ferry menceritakan, pada tahun 1993, Mario Teguh pernah melempar Aryani dengan setrikaan. Hal ini memicu Aryani untuk keluar dari rumah dan mengamankan Kiswinar ke rumah saudara.

Memang tidak ada bukti autentik mengenai hal ini, namun informasi itu berasal dari pengakuan Aryani. "Investigasi kami ke tetangga, memang suka ada perempuan yang lompat pagar ke rumah itu," tuturnya.

Diduga tak tahan dengan perlakukan tersebut, memicu Aryani mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Jakarta Timur. (TT/int)

22.9.16

Suka Memeras Warga, Polisi Ecek-ecek Diamankan

 
Ilustrasi.

TobaTimes, Siantar - Personel Polres Siantar mengamankan seorang pria yang mengaku sebagai oknum anggota polisi dan anggota BNN Siantar, Kamis (22/9) sekira pukul 09.00 WIB.

Pria itu berinisial SS (42), warga Jalan Bola Kaki Gang Langgar, Kelurahan Banjar, Kecamatan Siantar Barat.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, SS diamankan dari rumahnya atas laporan masyakarat yang mengaku sudah kian resah dengan tingkahnya yang kerap ‘memeras’.

Kepada warga, SS kerap mengaku merupakan anggota polisi yang bertugas di Direktorat Narkoba Poldasu yang juga diberikan tugas tambahan di BNN Siantar.

Namun ketika hal itu dikonfirmasi kepada Sabdi, ia membantahnya. “Nggak pernah aku bilang aku anggota polisi dan petugas BNN Siantar. Apalagi katanya aku memeras pemakai narkoba dengan mengaku sebagai anggota polisi,” ujar Sabdi ketika ditemui di Polres Siantar.

Ia mengatakan, senpi dan granat palsu yang diamankan dari rumahnya merupakan mainan anak-anak. “Pistol dan granat palsu yang diamankan merupakan mainan anak-anak,” katanya.

Sementara, warga sekitar ketika dimintai keterangan oleh personel Polres Siantar termasuk RT setempat, membenarkan bahwa SS mengaku kepada warga sebagai personel polisi dan petugas BNN Siantar.

“Dia itu mengaku anggota polisi dan petugas BNN Siantar. Pistol dan granat palsu itu dipakainya untuk menakut-nakuti orang,” ujar warga bernama Safaryadi.

Kasat Intelkam Polres Siantar AKP Juli Effendi, mengatakan bahwa tersangka masih diamankan di Polres Siantar. “Kata warga sudah banyak yang diperasnya. Jadi kita masih menunggu pemeriksaan saksi-saksinya,” ujarnya. (TT/int)

Suami Nekad Bakar Istri Karena Cemburu


TobaTimes, Tapteng - Suami yang diduga membakar istrinya di dalam mobil pick-up pada Senin (19/9), Jufri Hutagalung (51) alias Pepe, warga Lingkungan I, Kelurahan Lubuk Tukko, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, telah ditangkap polisi.

Mobil yang dibakar suami dan mengunci istri di dalam.
Pelaku ditangkap bersama adiknya Darman Hutagalung saat mencoba melarikan diri ke Barus.

Kapolres Tapteng AKBP Hari Setyo Budi melalui Kapolsek Pandan AKP Ahmad Yani Nasution mengatakan, penangkapan yang dilakukan terhadap Jefri dan adik kandungnya Darman saat hendak melarikan diri.

“Jufri suami korban ditangkap oleh petugas Polsek Sorkam saat mau lari ke arah Barus, kemudian kita jemput kesana (sorkam,red). Kalo Darman, adiknya Jufri kita tangkap di Tugu Ikan Sibuluan,” ujar Kapolsek, Rabu (21/9).

Kapolsek juga mengatakan, setelah melakukan penangkapan terhadap Jefri dan Darman, pihaknya pun langsung melakukan pemeriksaan. “Tadi kita sudah titipkan tahanan di LP (Lambaga Pemasyarakatan) Sibolga untuk proses pemeriksaan lebih lanjut,” ucapnya.

Sesuai hasil pemeriksaan, diketahui bahwa motif perbuatan nekat oleh Jufri yang melakukan pembakaran terhadap istrinya yang berada di dalam mobil karena terbakar api cemburu.

“Hasil pemeriksaan sementara, perbuatan (pembakaran,red) itu dilakukan Jufri dibantu adiknya (Darman,red) karena cemburu sama istrinya (Jefri,red), katanya istrinya ada hubungan sama supirnya,” katanya.

Atas perbuatan itu, kedua pelaku diancam hukuman dengan Undang Undang tentang KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). “Kita terapkan undang undang KDRT, karena kan itu istrinya, dan kita buat Subsidernya dengan pasal tentang percobaan menghilangkan nyawa orang lain,” tutur Kapolsek.

Baca berita sebelumnya: Suami Bakar Istri di Dalam Mobil

Ketika ditanya tentang  kondisi korban (Nurhamidah, red), Kapolsek menjelaskan hingga saat ini korban masih dirawat di ruang ICU dan belum dapat dimintai keterangan dikarenakan masih harus dalam pengawasan pihak medis RSUD Pandan.

“Korban masih dirawat di ruang ICU, kita belum bisa ambil keterangan karena pihak rumah sakit belum memberikan ijin korban untuk diganggu,” tutupnya. (TT/int)

PLN Diserbu, Warga Asahan Protes Pemadaman Listrik

TobaTimes, Kisaran - Ratusan orang menamakan diri Aliansi Masyarakat Asahan menggelar unjuk rasa di Kantor PLN Ranting Kisaran, Rabu (21/9). Mereka memrotes pemadaman listrik PLN tanpa didahului pemberitahuan dan tindakan semena-mena petugas PLN saat melakukan penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL).

Massa berunjuk rasa di Kantor PLN Kisaran.
Massa ini terdiri dari PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Asahan–Batubara, DPD Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (PEKAT-IB) Asahan dan DPD Barisan Muda Partai Amanah Nasional (BM PAN) Asahan. Mereka datang menumpangi truk colt diesel engkel roda empat. Sebagian datang dengan mengendarai sepedamotor.

Tapi sebelum ke Kantor PLN Ranting Kisaran, Jalan Dr Sutomo No. 78 Kisaran, mereka terlebih dahulu menyampaikan pengaduan ke Komisi C DPRD Asahan. Lalu, sekira pukul 11.00 WIB, ramai-ramai ke Kantor PLN Ranting Kisaran.

Orator aksi M Syihabuddin, Taufik Swardana Panjaitan, Didit Satria Tanjung, M Rusli Marpaung dan Rudiansyah silih berganti menyampaikan tuntutan mereka. Menurut mereka, PLN (perusahaan listrik negara) adalah salah satu perusahaan milik BUMN yang diberi kewenangan oleh pemerintah semata-mata untuk penyediaan daya listrik bagi kepentingan umum. Sebagaimana diatur dalam UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Kelistrikan. Maka seharusnya PLN mampu memberikan solusi bagi masyarakat bukan sebaliknya.

Mereka mengungkapkan bahwa berbagai permasalahan kerap terjadi di lapangan antara pelanggan/konsumen dengan petugas PLN khususnya di wilayah PLN Rayon Kisaran, Kabupaten Asahan. Persoalan yang sering terjadi adalah pemadaman listrik tanpa didahului pemberitahuan. Begitu juga dalam penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL). Hal itu tentu sangat merugikan konsumen.

“Sering kali ada penertiban pemakaian listrik tanpa tenggang rasa,” kritik massa.

Ali Munthe, selaku Manajer PLN Ranting Kisaran, menurut mereka seharusnya sadar bahwa PLN itu merupakan perusahaan yang oleh pemerintah diberikan tugas memenuhi kebutuhan listrik publik.

Dalam hal ini, mereka juga menyayangkan kurangnya perhatian DPRD Asahan atas keluhan masyarakat selama ini, terutama dalam hal layanan listrik PLN.

Atas berbagai persoalan itu, mereka mendesak Ali Munthe segera mundur dari jabatan sebagai Manajer PLN Ranting Kisaran.
Setengah jam orasi, Manajer PLN Ranting Kisaran Ali Munthe datang menemui pengunjuk rasa. Ia menerangkan bahwa mereka hanya menjalankan tugas.

”Saudara-saudara sekalian, jika kurang paham undang-undang kelistrikan dan apa tugas dan fungsi PLN, silahkan buka google,” tandas Ali Munthe.

Kemudian mengenai keluhan Didit, konsumen yang protes atas tindakan petugas PLN masuk ke rumahnya tanpa permisi, Ali Munthe menyampaikan maaf. 

Lalu Nilawati, Sekretaris PAN Asahan mengungkapkan ada beberapa tindakan petugas PLN yang ia nilai sewenang-wenang. Salahsatunya mengenai biaya listrik yang tertera di rekening tagihan diduga tidak sesuai dengan pemakaian. Soal keluhan Nilawati, Ali Munthe berjanji akan mengecek kebenarannya.

Sebelumnya, Ketua Komisi C DPRD Asahan Mansur Manurung menyampaikan akan memanggil Manajer PLN Ali Munthe. Mereka akan mempertanyakan apa alasan PLN melakukan pemadaman tanpa didahului pemberitahuan dan juga mengenai protes konsumen terhadap penertiban pemakaian tenaga listrik.

“Kalau sekali ini dia (Ali Munthe) juga tidak hadir, akan kita jemput paksa. Atau kalau nggak, minggu depan, Selasa (27/9), kita datangi ke PLN Kisaran,” sebut Mansur.

Anggota Komisi C DPRD Asahan lainnya Andi Arfan menyampaikan bahwa pemadaman listrik bukan hanya di Kisaran tapi di banyak daerah di Kabupaten Asahan. “Kami pun (anggota DPRD) termasuk korban, bukan masyarakat saja. Makanya, kami juga serius mempertanyakan persoalan pemadaman listrik ini,” tukasnya.

Salahseorang tokoh pemuda Kisaran Adit Satria Tanjung menegaskan bahwa pemadaman listrik PLN Kisaran tanpa didahului pemberitahuan tidak dapat ditolerir.  “Padahal kalau kita terlambat membayar tagihan listrik didenda. Bahkan bisa kena sanksi pemutusan sambungan listrik. Ini tentu tidak fair,” ujarnya. (TT/int)

Sehari, Tiga Orang Tewas Terkapar di Jalanan


TobaTimes, Asahan - Dalam sehari Rabu (21/9), tiga korban tewas dan satu luka ringan akibat kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di tiga lokasi berbeda.

Korban lakalantas terkapar di jalanan.
Peristiwa pertama sekira pukul 07.05 WIB, terjadi di jalinsum Medan-Kisaran Kilometer 102-103, tepatnya di Simpang Empat Dusun I, Desa Tanah Merah, Kecamatan Air Putih, Batubara. Dalam peristiwa ini, Nico Yohanes Sinaga (16), warga Dusun III Kampung Kelapa, Desa Cinta Damai, Kecamatan Air Putih, Batubara, meninggal dunia setelah terlindas truk tronton BA 8278 AO.

Laka maut ini bermula ketika Nico yang mengendarai sepedamotor Supra X 125 BK 6469 IG hendak mendahului truk tronton BA 8278 AO dari sisi kiri. Korban dan truk sama-sama melaju searah dari arah Kisaran ke arah Medan.

Tapi nahas dialami Niko, saat hendak mendahului truk itu sepedamotor korban tergelincir ke beram jalan dan tubuh korban terjatuh. Dan, nahas bagi korban tubuhnya masuk ke kolong truk dan terlindas ban belakang sebelah kiri.

Supir truk Budi Suryatno (44), warga Dusun VII Ladang Alas, Desa Bah Sumbu, Kecamatan Tebing Tinggi, Serdang Bedagai, yang menyadari kejadian tersebut langsung menghentikan laju truknya. Setelah dicek, Budi menyadari jika si pengendara sepedamotor yang hendak mendahului truknya telah tergeletak di lokasi kejadian dengan kondisi luka sangat parah.

Berkat bantuan warga, korban Niko kemudian langsung dilarikan ke Klinik Oloan, Indrapura. Namun nyawa korban tidak tertolong. Almarhum Niko meninggal dalam perjalanan menuju klinik.

Akibat kejadian itu, arus lalu lintas di sekitar lokasi sempat macet total. Kemacetan arus lalu lintas baru terurai setelah petugas mengevakuasi truk tronton dan sepedamotor ke ke Pos Lantas Indrapura.

Kapos Lantas Indrapura AIPTU J Sihaloho menerangkan, kasusnya masih dalam penyelidikan polisi guna mencari tahu penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas tersebut.

Masih di hari yang sama Rabu (21/9). Para pengguna jalan raya dikejutkan sesosok pengendara sepedamotor yang tergeletak di belakang truk tronton BK 8168 DJ, yang sedang parkir di depan Taman Makam Pahlawan, Kisaran. Personel Sat Lantas yang mendapat laporan tersebut langsung turun ke lokasi kejadian.

Setelah dicek petugas ternyata si pengendara sepedamotor tersebut sudah dalam kondisi tidak bernyawa dengan luka parah di bagian kepalanya. Korban diketahui bernama Habib Sandayu (21), warga Lingkungan ll, Kelurahan Bunut, Kecamatan Kisaran Barat. Oleh petugas, jasad korban sempat dibawa ke IGD RSUD Haji Abdul Manan Simatupang (HAMS) Kisaran.

Kasat Lantas Polres Asahan AKP M Rikki Ramadhan SIK, melalui Kanit Laka IPDA S Tambunan menerangkan, begitu menerima laporan masyarakat petugas langsung ke TKP dan sudah mendapati korban tewas di belakang Truk Tronton dengan nomor polisi BK 8168 DJ, yang sedang parkir.

Dari hasil olah TKP, korban melaju dari arah Medan ke arah Rantauprapat. Dugaan sementara korban lalai dan tidak memerhatikan ada kendaraan lain sedang parkir sehingga menabrak truk tronton tersebut.

Saat ditemukan, posisi korban tergeletak di sisi sepedamotor Yamaha Mio BK 3683 VAJ miliknya. Kondisi sepedamotor korban juga mengalami kerusakan sangat parah.

Tapi untuk kepentingan penyelidikan, sopir truk tronton diketahui bernama Riswanto (35), warga Desa Hessa Perlompongan, Kecamatan Air Batu, Asahan, juga ikut dibawa ke Mapolres untuk pemeriksaan. Polisi juga mengamankan sepedamotor korban dan truk tronton ke Mapolres Asahan.

Laka lantas maut berikutnya Rabu (21/9), sore sekira pukul 17.30 WIB, terjadi di jalinsum Kisaran-Rantauprapat, tepatnya di Dusun I, Desa Sungai Piring, Kecamatan Pulau Rakyat, Asahan. Dalam peristiwa ini, mobil Toyota Inova BK 1319 yang dikemudikan Jefri (32), warga Jalan Katamso Medan menyeruduk warung miso milik Aseh (36), warga setempat.

Akibat kecelakaan itu, Fitriani (20), warga Dusun II Desa Rahuning, yang bekerja di Warung Miso tersebut tewas seketika. Sementara Butet, warga Sei Piring yang juga pekerja di warung Miso itu mengalami luka-luka ringan.

Kecelakaan maut itu terjadi saat cuaca hujan deras. Sementara mobil Toyota Inova saat itu melaju kencang dari arah Kisaran menuju arah Rantauprapat dan hendak mendahului kendaraan di depannya. Tapi nahas, mobil Toyota Inova itu justru keluar jalur dan menabrak warung miso pinggir jalan.

Kapos Lantas Pulau Raja AIPTU Erlianto membenarkan kejadian itu. Ia menyebutkan, jenazah korban Fitriani telah diserahkan ke pihak keluarga almarhum. Sementara sopir Inova Jefri masih menjalani pemeriksaan. (TT/int)

Walikota Tanjungbalai Naik Sepedamotor Tua Kunjungi Warga Lanjut Usia


TobaTimes, Tanjungbalai - Dengan mengendarai sepedamotor (kreta) tua jenis Honda Cup Tahun 70-an, Walikota Tanjungbalai M Syahrial SH MH mengunjungi kediaman dari 25 orang warga Kota Tanjungbalai yang sudah lanjut usia (lansia).

Walikota Tanjungbalai naik sepedamotor tua.
Kedatangan Syahrial sekaligus menyerahkan bantuan asistensi dari Kementerian Sosial RI, Selasa (20/9).

Bergerak dari Rumah Dinasnya, Walikota Tanjungbalai M Syahrial SH MH dan rombongan terlebih dahulu mengunjungi rumah warga lansia di Kelurahan Pulau Simardan, Kecamatan Datuk Bandar dan terakhir di Kecamatan Sei Tualang Raso, Kota Tanjungbalai.

Kepada anggota keluarga dari warga lansia penerima bantuan asistensi tersebut, Walikota M Syahrial berpesan, agar mempergunakan dana bantuan dari Kementerian Sosial RI tersebut sebaik-baiknya.

"Pemerintah melalui Kementerian Sosial terus melakukan upaya dalam mewujudkan kesejahteraan bagi warga yang sudah Lanjut Usia, salah satunya dengan memberikan bantuan asistensi. Namun, priortitas utama dari pemberian bantuan asistensi ini adalah warga lansia miskin dan terlantar.

Oleh karena itu, keluarga dari warga lansia penerima bantuan asistensi diharapkan dapat mempergunakan dana asistensi tersebut sebaik-baiknya," ujar M Syahrial.

Menurut Walikota, pemberian bantuan asistensi tersebut adalah jaminan sosial bagi warga lanjut usia itu merupakan kebijakan pemerintah dalam rangka pemberian subsidi langsung tunai kepada warga lanjut usia. Pemberian bantuan tersebut dapat pula diartikan sebagai upaya memperpanjang usia harapan hidup, penghormatan dan penghargaan bagi warga lanjut usia agar dapat menikmati taraf hidup yang wajar. (TT/int)

Diancam Pakai Pisau, Siswi SMP Diperkosa Tukang Ojek


TobaTimes, Belawan - Aksi kejahatan disertai pemerkosaan di wilayah hukum Polres Pelabuhan Belawan, kian marak. Kali ini, siswi SMP berinisial BA (13) diperkosa, Dedek (36) seorang penarik ojek. Aksi itu terjadi di kebun tebu Jalan Baru Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan.

Ilustrasi.
Berdasarkan informasi, Senin (19/9) kemarin, perkosaan dialami pelajar SMP ini bermula ketika korban baru saja dari rumah sanak keluarganya di Jalan Asahan, Belawan bermaksud menuju pulang ke rumah di Komplek Musdalifah Gang Becek Kampung Lama Kecamatan Hamparan Perak.

Saat menunggu mobil angkutan kota (angkot), tiba-tiba pelaku datang menghampirinya sembari menawarkan jasa. Karena tak kenal, korban pun menolak, tapi pelaku tetap berusaha merayunya korban.

Karena ajakannya terus ditolak, Dedek mulai berlaku kasar, dengan sebilah pisau di tangan iapun mengancam akan membunuh korban, jika tetap tidak mau naik ke atas sepeda motornya.

Takut dengan ancaman pelaku, siswi SMP ini akhirnya pasrah saat dibawa ke Jalan Baru Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan. Persis di semak-semak perkebunan tebu, korban diperkosa.

Tidak sampai di situ, pelaku yang keseharian bekerja sebagai penarik ojek di Belawan ini, juga merekam perbuatan asusilanya itu menggunakan telepon selular. Setelah puas, korban ditinggalkan begitu saja.

Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Tri Setyadi Artono mengatakan, beberapa jam setelah menerima laporan korban, polisi yang melakukan pengejaran berhasil mengamankan pelaku dari kawasan SPBU Jalan Titi Pahlawan Kelurahan Paya Pasir, Marelan.

"Selain menangkap pelaku, dari sakunya kita menyita barang bukti pisau, obat kuat, mantel, sepeda motor dan handpone miliknya," ujar, Tri Setyadi.

Dia menduga, perbuatan pelaku sudah terencana. Bahkan, sebelum beraksi dia lebih dulu memperhatikan targetnya, baru kemudian mendekati korban.

"Pengakuan pelaku perbuatan ini baru kali dilakukannya. Tapi, kita tetap melakukan pengembangan apakah ada korban lain," pungkas Kapolres.(TT/int)

Anggaran Cleaning Service Kantor Walikota Rp1,3 Miliar Setahun


TobaTimes, Tajungbalai - Selama tahun 2016, petugas cleaning servis di Kantor Walikota Tanjungbalai menghabiskan anggaran sebesar Rp1,3 miliar. Akan tetapi, pengangkatan perusahaan untuk mengelola cleaning servis tersebut tidak pernah dilakukan melalui proses lelang, sebagaimana kegiatan lainnya.

Walikota Tanjungbalai Syahrial.
"Dalam tahun anggaran 2016 ini, kegiatan cleaning servis di Kantor Walikota Tanjungbalai menghabiskan anggaran sebesar Rp1,3 miliar. Anehnya, penghunjukan rekanan atau kontraktor sebagai pengelola atas kegiatan tersebut tidak pernah dilakukan lelang," ujar Eka Surya Dharma, Sekretaris Lembaga Pemantau Kinerja Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah (PKA-PPD) Kota Tanjungbalai, Senin (19/9).

Menurut Eka Surya Dharma, yang juga pengusaha lokal ini, pihaknya tidak pernah mengetahui adanya proses lelang terhadap pengelolaan cleaning servis di Kantor Walikota Tanjungbalai tersebut. Hal itu, katanya, dibuktikan dengan tidak pernahnya kegiatan yang menelan biaya sebesar Rp1,3 miliar itu di umumkan dalam laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Tanjungbalai.

Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Tanjungbalai Drs H Abdi Nusa yang dihubungi melalui Kabag Humas, Nurmalini Marpaung SSTP membenarkan, bahwa anggaran untuk cleaning service Kantor Walikota Tanjungbalai tahun 2016 sebesar Rp1,3 miliar. Namun demikian, Nurmalini Marpaung mengaku, kurang mengetahui masalah proses penghunjukan perusahaan pengelola cleaning service tersebut.

"Yang saya tahu, anggaran untuk cleaning service tersebut pada tahun 2016 ini mencapai Rp1,3 miliar. Namun, saya kurang mengetahui soal, bagaimana proses penghunjukan perusahaan pengelola cleaning service tersebut dilakukan", kelit Nurmalini Marpaung.

Keterangan lain yang diperoleh koran ini mengatakan, bahwa kegiatan Cleaning Service di Kantor Walikota Tanjungbalai untuk tahun 2016 ini. Konon, penghunjukan pengelola cleaning service tersebut dilakukan tidak melalui proses lelang, melainkan penghunjukan langsung kepada orang dekat dari Walikota Tanjungbalai.

Hal inilah yang menyebabkan kegiatan cleaning service tersebut mendapat sorotan dari kalangan kontraktor Kota Tanjungbalai. Pasalnya, kegiatan pemerintah dengan besaran anggaran Rp200 juta keatas, seharusnya dilakukan melalui proses lelang. (TT/int)

21.9.16

HUT Polantas, Polres Siantar Sumbang 150 Kantong Darah

 
Personel Polres Siantar mendonorkan darahnya melalui PM.

TobaTimes, Siantar - Untuk menyambut HUT Lalulintas ke-61 dan Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari ke-64 tahun, Sat Lantas Polres Siantar menggelar aksi donor darah. Kegiatan donor darah tersebut dilaksanakan di ruang Bhayangkara Polres Siantar, Jalan Sudirman, Pematangsiantar, Selasa (20/9) sekira pukul 10.00 WIB.

Kapolres Siantar AKBP Dodi Darjanto SIK MTTA bersama jajarannya turut menyumbangkan darahnya melalui Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Pematangsiantar.

Dodi Darjanto, mengatakan, kegiatan donor darah tersebut mengajak seluruh personel dan istri untuk meningkatkan rasa kemanusiaan. Di mana kebutuhan darah di Kota Pematangsiantar sangat tinggi.

“Melalui aksi donor darah ini kita berharap kebutuhan darah di Kota Pematangsiantar bisa terbantu. Kegiatan ini bersifat kemanusiaan. Ada 150 orang yang mendonorkan darahnya, 50 orang diantaranya istri personel,” bebernya.

Sekretaris PMI Kota Pematangsiantar, Irwansyah, mengucapkan terima kasih kepada seluruh personel dan istri yang telah menyumbangkan darahnya.

Ia menyebutkan, sebelum dilakukan pengambilan darah, terbelih dahulu kesehatan pasien diperiksa. Sehingga darah yang disumbangkan dapat dipastikan benar-benar sehat.

“Kebutuhan darah di Siantar sangat banyak. Sekitar 70 kantong darah yang dibutuhkan setiap bulannya. Kendalanya masih jarang masyarakat yang bersedia mendonorkan darahnya,” pungkasnya. (TT/int)

Mohon Bantuan, Ibu Ini Sudah Hilang Dua Hari

 
Lenti Samosir

TobaTimes, Siantar - Seorang ibu pensiunan guru bernama Lenti Samosir (61), warga Jalan Ricardo Siahaan, Kelurahan Aek Nauli, dilaporkan sudah dua hari pergi meninggalkan rumah tepatnya sejak Senin (19/9) sekira pukul 18.00 WIB.

Ibu pensiunan guru SD Inpres Silaumalela itu diduga mengalami gangguan pada ingatan atau pikun.

Didampingi istrinya Intan Pangaribuan, Selasa (20/9), Ranto Siregar mengatakan, ibunya sudah mengalami gangguan pada daya ingatannya. Saat meninggalkan rumah dengan pakaian kaos warna merah, jaket merah dan celana merah.

“Selama ini ibu kami itu tidak pernah berpergian. Biasanya kalau mau jalan dekat-dekat rumah saja,” katanya seperti dilansir harian Metro Siantar, Rabu (21/9).

"Dia sudah pikun. Kata warga ada yang melihat perginya ke arah Jalan SM Raja. Takutnya, ibu pergi naik angkot tapi tidak tahu kemana? Dua hari ini sudah kita cari ke beberapa daerah, namun tidak ketemu juga,” katanya.

Bagi warga yang melihatnya, mereka berharap segera melaporkan kepada pihak keluarga atau menghubungi nomor 085361617078. (TT/int)

RSUD Djasamen Tak Aman, Sepedamotor Pegawai Raib

 
Ilustrasi.

TobaTimes, Siantar - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Djasamen Saragih yang berada di Jalan Sutomo rutin dijaga satpam dan juru parkir.

Meski demikian, kondisi keamanan kendaraan bermotor di komplek rumah sakit tersebut tidak bisa dijamin aman.

Seperti yang dialami Ilham (22), warga Jalan Asaha KM 7, Kabupaten Simalungun, pegawai rumah sakit tersebut kehilangan sepedamotor Satria FU BK 4621 TAG dari tempat parkir.

Peristiwa itu baru diketahui saat Ilham hendak pulang kerja, Senin (19/9) sekira pukul 22.30 WIB.

Ilham, sontak terkejut ketika menuju tempat parkir tidak melihat lagi sepedamotornya. Beberapa pegawai dan satpam yang ditanyainya, tak seorang pun yang melihat keberadaan sepedamotor tersebut.

Berharap sepedamotor tersebut bisa ditemukan, esok harinya Ilham langsung membuat laporan ke Polres Siantar. Akibat kejadian itu, Ilham mengalami kerugian sekitar Rp 10 juta.

Kasubag Humas Polres Siantar AKP Isril Noer, membenarkan telah menerima laporan korban. Saat ini pihaknya masih memeriksa saksi-saksi ada laporan tersebut. (TT/int)

Aku Dipukul Pakai Linggis dan Dilempar Kampak

 
Ilustrasi.

TobaTimes, Simalungun - Andre Karo-karo (30), warga Kampung Rebah, Kecamatan Dolok Marlawan, Kabupaten Sergai, menjadi korban begal saat melintas di Jalan Medan Simpang Bandar Jambu, Minggu (18/9) sekira pukul 04.00 WIB.

Pelaku diduga berjumlah tiga orang dan menumpangi mobil Avanza yang belum diketahui nomor platnya. Setelah menganiaya korbannya, pelaku membawa kabur sepedamotor Supra X 125 BK 3232 NAM yang dikendarai korban untuk berjualan jeruk ke Kota Siantar.

Informasi dihimpun, Andre saat itu mengendarai Supra X 125 BK 3232 NAM dan membawa jeruk dengan menggunakan along-along menuju Kota Siantar. Saat melintas dari Jalan Medan tepatnya di depan Masjid Desa Limbong, korban merasa sudah diikuti kawanan pembegal dengan menumpangi mobil Avanza.

Namun, korban tidak merasa curiga kalau dirinya akan menjadi korban begal, sehingga ia tetap melanjutkan perjalanannya. Setibanya di Simpang Bandar Jambu, mobil Avanza tersebut menyerempetnya dan salah seorang pelaku melemparkan kampak ke arah korban, sehingga korban terjatuh ke pinggir jalan. Setelah terjatuh, para pelaku langsung menganiaya korban dengan menggunakan linggis.

“Aku dilempar kampak dan dipukul pakai linggis. Setelah aku pingsan, mereka membawa kabur sepedamotorku itu,” katanya.

Kapolsek Serbelawan AKP M Surbakti, membenarkan telah menerima laporan korban. “Kasusnya sekarang masih dalam penyelidikan,” ujarnya singkat. (TT/int)

Ratusan Warga Hutarao Demo, Tuntut Pilkades Ulang


TobaTimes, Asahan - Ratusan warga Desa Hutarao, Kecamatan Bandar Pulau, unjuk rasa di Kantor Bupati Asahan, Selasa (20/9). Mereka menuntut dilakukan pemilihan kepala desa (pilkades) ulang di Desa Hutarao.

Warga Hutarao berunjuk rasa di Kantor Bupati Asahan, Selasa (20/9).
Tuntutan ini berangkat dari berbagai kecurangan saat pilkades berlangsung. Mereka juga meminta Tim Penyelesaian Sengketa Pilkades membuka identitas 86 orang pemilih yang menggunakan KTP dan pemilih yang menerima surat suara ganda. Mereka juga mempertanyakan sikap Tim Penyelesaian Sengketa Pilkades karena hingga kini belum memeriksa Panitia Pilkades.

Koordinator Aksi Syamsul juga menyayangkan sikap Tim Penyelesaian Sengketa Pilkades Asahan karena sampai saat ini sama sekali belum pernah melakukan konfrontir keterangan dari empat calon kepala desa, kapasitasnya sebagai pelapor.

Atas sikap itu, mereka menduga telah terjadi persekongkolan jahat antara Tim Penyelesaian Sengketa Pilkades Asahan dengan panitia Pilkades Hutarao. “Ini merusak tatanan demokrasi,” sebut Syamsul di hadapan ratusan massa yang ikut aksi.

Setelah lebih kurang setengah jam orasi, akhirnya Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan yang juga sebagai Badan Penyelesaian Sengketa Pilkades Asahan Sumiran mendatangi warga. Menanggapi tuntutan massa, Sumiran menyebutkan, saat ini 9 orang tim telah menindaklanjuti laporan warga. Ia berharap warga tetap bersabar.

Mengenai tuntutan warga agar dilakukan pemilihan ulang kepala desa Hutarao, menurut Sumiran, kalaupun dilakukan pemilihan ulang maka harus dilakukan tahun depan 2017 atau bahkan tahun 2018. Ia juga menyebutkan bahwa dananya cukup besar dan harus dilakukan penganggaran di APBD.

“Apakah kita sepakat pemilihan Kepala Desa Hutarao diulang dengan catatan dananya ditanggung 4 calon kepala desa yang dinyatakan kalah?” tanya Sumiran.

Mendapat pertanyaan demikian, lalu dijawab massa secara serentak; “Iya-iya berulang-ulang.

Tapi Sumiran cepat-cepat mengklarifikasi bahwa kemungkinan itu baru mungkin terjadi apabila warga mempunyai bukti dan data valid serta konkrit tentang kecurangan Pemilihan Kepala Desa Hutarao. “Kalau ada buktinya, tolong dilengkapi. Laporkan kepada kami!” cetus Sumiran.

Selanjutnya kata Sumiran, Tim 9 melakukan penelitan terhadap beberapa KTP yang oleh warga dicurigai adanya permainan. Tapi semua langkah itu dibutuhkan waktu, dibutuhkan kesabaran.

Kemudian Koordinator Aksi Syamsul melalui mikrofon menjelaskan bahwa kedatangan mereka bukan menuntut jawaban itu melainkan aksi nyata membatalkan hasil Pemilihan Kepala Desa Hutarao 2016.

Namun Sumiran menerangkan bahwa pembatalan tidak bisa dilakukan serta merta melainkan harus melalui mekanisme, sesuai aturan berlaku. “Saudara-saudara harus bersabar sambil menunggu bukti-bukti yang saudara laporkan dulu datanya kepada kami,” tandasnya. 

Kemudian massa beramai-ramai meminta nomor HP Staf Ahli Bidang Pemerintahan Sumiran. Mereka menyatakan akan menanyakan kelanjutan persoalan Pilkades Desa Hutarao.

Sementara Suadi, salahsatu Calon Kepala Desa Hutarao menuturkan kalau dilakukan pemilihan ulang di Desa Hutarao, mereka siap menalangi dananya. Suadi menegaskan, pihaknya tidak akan pernah lelah memperjuangkan masa depan desanya.

Aksi unjuk rasa berlangsung aman dan lancar. Sepanjang aksi berlangsung, petugas Satpol PP juga tampak berjaga-jaga di halaman kantor Bupati Asahan. (TT/int)

Pembangunan Jalan di Haranggaol Resmi Dibuka

TobaTimes, Simalungun - Bupati Simalungun JR Saragih secara resmi membuka program TNI Manunggal Mammbangun Desa (TMMD) ke-97 tahun 2016 Kodim 0207/Simalungun di Nagori Purba, Kecamatan Haranggaol Horison, Selasa (20/9). Pembukaan ditandai dengan upacara nasional yang dipimpin Bupati JR Saragih di halaman kantor Camat Haranggaol Horisan.

Danrem 022 PT Kolonel Inf Gabriel Lema SSos melakukan penanaman pohon pada pembukaan TMMD.
Hadir dalam upacara itu Danrem 022 Pantai Timur Kolonel Inf Gabriel Lema, Danrindam I BB Kolonel Inf I Wayan Suarjana, Forkopimda Simalungun, para kepala SKPD, Uspika dan ratusan personel Kodim 0207/ Simalungun.

Pembukaan ditandai penandatanganan naskah program TMMD dan pemberian sarana kerja kepada prajurit TNI dan mahasiswa.

JR Saragih dalam upacara itu menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan TMMD, karena hal itu merupakan hasil karya nyata TNI di tengah-tangah masyarakat di Kabupaten Simalungun, khususnya di Kecamatan Haranggaol Horisan. Apalagi, program TMMD ini sangat membantu Simalungun dalam rangka percepatan pembangunan.

"Adanya TMMD ini membuat Haranggaol tidak terisolir. Karena jalan lingkar sudah dibuka, maka warga bisa melintas dari Haranggaol menuju Karo, bahkan ke Medan," ujarnya sembari mengatakan, melalui TMMD ini diharapkan perputaran perekonomian masyarakat berubah ke arah yang lebih baik.

Pada kesempatan itu, ia juga mengajak TNI dan Polri bersama-sama memerangi narkoba, agar tidak sampai ke anak-cucu yang bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan generasi masa depan. "Itulah salah satunya, maka dilakukannya kegiatan TMMD ini. Antara lain bertujuan agar daerah ini terbuka dan membuat warga bisa berkarya, sehingga bebas dari bahaya narkoba," tuturnya seraya mengatakan, dengan adanya TMMD ini diharapkan kunjungan wisatawan ke Haranggaol semakin meningkat karena jalannya sudah terbuka.

Usai membuka TMMD, bupati bersama Danrem Kolonel Inf Gabriel Lema, Danrindam Kolonel Inf I Wayan Suarjana, Dandim 0207/Sml Letkol Inf Oni Kristiyono Goendong SH, Kapolres Simalungun AKBP Yofie Girianto Putro SIK dan sejumlah pimpinan SKPD di jajaran Pemkab Simalungun, serta rombongan lainnya, meninjau kegiatan TMMD tersebut. Namun sebelumnya juga dilakukan penanam pohon di wilayah Haranggaol.

Sementara itu Kasiter Korem 022/PT Letkol Inf Joko Supariyanto mengatakan, program TMMD ke-97 ini akan dilaksanakan selama sebulan, mulai 20 September hingga 19 Oktober 2016. Kegiatan melibatkan TNI (AD, AL, AU), Polri, Pemkab Simalungun dan masyarakat.

Sasaran TMMD di Haranggaol, yaitu pembukaan badan jalan sepanjang 10,3 kilometer dengan lebar 12 meter, pembuatan jembatan sebanyak 2 titik, pembuatan gorong-gorong plat beton sebanyak 15 titik, pembuatan tembok penahan sepanjang 55 meter dan galian drainase sepanjang 4.688 meter.

Sedangkan sasaran non fisik, yaitu penyuluhan KB kesehatan, penyuluhan kerukunan antar umat beragama, bahaya narkoba yang bekerjasama dengan BNN, hokum dan disiplin berlalulintas yang bekerjasama dengan Polres Simalungun, pertanian dan perkebunan bekerjasama dengan Dinas Pertanian Simalungun, serta penyuluhan wawasan kebangsaan.

Sebelumnya pada pelaksanaan kegiatan pra TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-97 beberapa waktu lalu disebutkan, kegiatan fisik dengan mobilisasi di lokasi sasaran TMMD sudah mencapai 75 persen. Dimana pembukaan badan jalan dengan target panjang10,3 kilometer dan lebar 12 meter sudah mencapai 64,56 persen. Kemudian pembangunan jembatan sudah mencapai 15 persen, pembangunan gorong gorong 15 buah, pembuatan tembok penahanan 55 meter dan untuk penggalian parit drainase 4.688 meter.

Dandim 0207/Simalungun Letkol Inf Oni Kristiyono Goendong SH mengungkapkan, pada pelaksanaan itu, TNI bersama rakyat mengerjakan pembuatan jalan dalam tiga tahap. Untuk tahap pra TMMD itu, dilalukan pengerjaan pembukaan badan jalan dan pembangunan gorong-gorong dengan proses pengecoran.

Lanjut Dandim, anggota TNI selalu siap berkat bantuan masyarakat. “Kami optimis ini bisa selesai tepat pada waktunya. Sehingga masyarakat yang ada di sana bisa menikmati jalan yang selama ini memang diinginkan. Kemudian akses warga untuk beraktifitas sehari-hari bisa berjalan normal,” katanya.

Dijelaskan, selain pembangunan infrastruktur, pihaknya juga membuka lahan Hanpang Padi Gogo dengan seluas 500 Ha yang terletak di Nagori Dolok Mariah, Kecamatan Dolok Silau, Simalungun. (TT/int)

Pengedar Uang Palsu Beraksi pada Malam Hari

TobaTimes, Batubara - Parlik dan Suhendri, pencetak dan pengedar uang palsu, mengaku sudah tiga kali melakukan percetakan uang palsu. Pertama yaitu pada 19 Agustus 2016, senilai Rp1 juta dan telah habis diedarkan Parlik di daerah Simalingkar Medan dan telah memperoleh kembalian uang asli sebesar Rp700 ribu.

Ilustrasi.
Kedua kali, mencetak uang kertas palsu pada 2 September 2016, dengan nilai Rp1 juta dan telah habis diedarkan Parlik di daerah Jalan Medan Berastagi dan memperoleh kembalian uang asli sebesar Rp500 ribu.

Dan, yang ketiga kalinya mencetak uang kertas palsu pada 7 September 2016, dengan nilai Rp10 juta  dan telah diedarkan sebesar Rp2.900.000 (dua juta sembilan ratus ribu rupiah) di daerah Jalan Siantar-Parapat dengan menggunakan mobil rental milik HA, warga Pematang Kuing, Kecamatan Sei Suka, Batubara, dengan nomor polisi BK 1343 KK dan telah berhasil memperoleh kembalian uang asli sebesar Rp1.900.000 (satu juta sembilan ratus ribu rupiah.

Parlik sendiri mengakui bahwa bisa dan mengetahui cara membuat uang palsu dari seorang temannya berinisial MP (27), warga Sidikalang yang sudah terlebih dahulu tertangkap dalam kasus yang sama.

"Aku kenal MP (27) saat aku kerja sebagai penjaga sekolah dulu selama dua bulan di Medan dan MP merupakan penjaga kolam di sekolah itu. Saat itu, aku ditawari dia membuat uang palsu. Saat itu aku sempat menolak dan akhirnya aku mau karena terdesak ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujar Parlik.

Parlik menambahkan, untuk modal membuat uang palsu itu ia hanya merogoh uang sebesar Rp850 ribu, sebagai biaya untuk membeli mesin printer.

"Setelah mesin Printer terbeli, kemudian aku diajari oleh MP itu dan setelah itu aku coba sekali cetaknya pakai kertas HVS dan memang mirip. Namun, MP ketangkap polisi duluan. Setelah itu, aku nekat menggunakan uang palsu yang sudah saya cetak itu dengan membelikan rokok dan memang berhasil dan kemudian saya lanjutkan dengan membelikan uang palsu itu dengan barang-barang lainnya," katanya.

Namun Parlik mengaku tidak selalu mulus dalam menjalankan aksinya itu. "Ya aku juga pernah ditegor oleh penjual rokok karena saya menggunakan uang Rp50 ribu palsu itu untuk membeli rokok. Katanya ini uang palsu, namun saya bilang sama orang itu bahwa uang itu saya peroleh dari tempat lain dan uangnya kemudian saya tukar dengan uang yang asli. Kejadian itu terjadi di daerah Simalingkar sana," ungkap pria satu orang anak itu.

Parlik juga mengatakan bahwa selama menjalankan aksinya itu, istrinya tidak pernah mengetahui aksi kejahatan itu.

"Istriku Ni (27) gak pernah tahu bang dengan aksi kejahatanku ini. Dia memang pernah nanya untuk apa mesin printer di rumah itu. Ya aku bilang saja kalau mesin printer itu untuk cetak foto. Kalau Suhendri itu merupakan keponakan istri saya dan saya ajak menjalankan aksi ini karena dia gak ada kerjaannya," katanya.

"Kemarin, kami ditangkap polisi Senin (19/9) dini hari sekira pukul 01.30 WIB ketika mau naik angkot saat mau pulang ke Medan dan baru memulangkan mobil rental itu. Kalau bayar uang rental mobilnya memang separuh pembayarannya juga menggunakan uang palsu itu. Dan kalau membelanjakan uang palsu itu, saya memang malam hari biar tidak ketahuan," ungkap pria yang juga mengaku bekerja sebagai supir travel itu sambil tertunduk menyesali perbuatannya.

"Aku diajak saja membelanjakan duit yang sudah siap dicetak itu bang,"katanya mengakui. (TT/int)

Uang Palsu Dipakai Beli Rokok, Target Kios Pinggir Jalan


TobaTimes, Batubara - Sepandai-pandai tupai melompat suatu saat pasti akan jatuh juga. Pepatah ini tepat menggambarkan aksi kejahatan Parlik (29) dan Suhendri (25), mengedarkan uang palsu.

Ilustrasi.
Awal pertama aksi mereka berjalan mulus. Namun pada akhirnya terbongkar. Kini, mereka terancam harus melewati hari-hari di balik terali besi Mapolres Batubara.

Dua pengedar uang palsu Parlik dan Suhendri ini ditangkap Senin (19/9), dini hari sekira pukul 01.30 WIB, di sebuah SPBU jalan lintas Sumut, Simpang Kopi, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara. Saat ditangkap, dari tangan para tersangka polisi berhasil mengamankan barang bukti uang palsu senilai Rp7,1 juta, uang palsu pecahan 100 ribu sebanyak 4 lembar, uang pecahan 50 ribu 119 lembar. Kemudian ada juga pecahan 20 ribu sebanyak 19 lembar dan pecahan 10 ribu sebanyak 104 lembar.

Bersama itu juga turut disita satu unit mesin printer merk HP Deskjet warna putih, 10 buah cetrik warna ungu, satu gunting, satu unit mobil Daihatsu Xenia warna Silver BK 1343 KK, satu bungkus kacang goreng Sihobuk, uang asli senilai Rp2.015.000.

Kapolres Batubara AKBP S Bonaparte Silalahi SIK, melalui Kasat Reskrim AKP Rahmadani SH, didampingi KBO Reskrim IPTU Yahman dan Kanit Resum IPDA R Sipayung serta Kasubag Humas Polres Batubara AKP Samsul menerangkan, para tersangka diamankan saat kepolisian menerima laporan bahwa ada dua orang pria membawa kantong plastik mencurigakan.

Atas informasi itu, Tim Buser dibawahi Kanit Resum R Sipayung, EH Manurung, M Hasibuan langsung menuju lokasi dan berhasil mengamankan keduanya. Setelah diperiksa, keduanya ternyata telah mengedarkan uang palsu di sepanjang Jalan Simpang Kopi menuju Indrapura Kecamatan Air Putih, Batubara.

"Modusnya uang palsu itu dibelanjakan dengan makanan ringan dan membeli rokok di kios-kios pinggir jalan yang mereka lalui. Dan sudah tersebar, uang palsu itu sebesar Rp2,9 juta dengan hasil terkumpul uang asli Rp2.015.000," jelas Rahmadani.

Dia juga mengatakan, saat diperiksa keduanya mengaku bahwa uang itu dicetak oleh mereka sendiri di kediaman Parlik di Medan. Petugas pun melakukan pengembangan ke rumah Parlik di Jalan Marelan VII, Pasar Satu Tengah, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan. Disitu, petugas kemudian mengamankan satu printer dan sepuluh buah catrik.

"Mereka ini pemain baru. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil cetak uang dengan menggunakan kertas putih HVS," katanya.

Saat ini, para tersangka terus menjalani pemeriksaan dan kasusnya terus dikembangkan. Tersangka dijerat Pasal 36 ayat (1) ayat (2) dan ayat (3) Undang -Undang RI Nomor 7 Tahun 2011 tentang mata uang, sub Pasal 245 dari KUHPidana. “Ancaman hukuman 15 tahun penjara," sebut Rahmadani. (TT/int)