TobaTimes-Tabrakan maut antara kapal nelayan dengan tugboat (kapal tunda) terjadi Minggu (18/9) subuh di perairan Selat Malaka. Dua orang nelayan dilaporkan hilang, satu orang meninggal dan lima lainnya selamat.
Tim Basarnas dan Polairud mengevakuasi jasad Kadi. |
Peristiwa mengerikan itu terjadi sekira pukul 04.00 WIB, saat semua kru kapal nelayan penangkap kepiting (ketam) tertidur lelap. Mereka tak sadar posisi kapal yang semula berlego jangkar di perairan Selat Malaka, pada koordinat 03 derajat, 11 menit, 300 detik Lintang Utara, terbawa arus laut hingga ke jalur tengah.
Tidak seorang pun yang menyadari jika posisi kapal mereka sudah berada di zona bahaya, jalur kapal-kapal besar biasa melintas. Mereka baru tersadar, terjaga dari tidurnya setelah merasakan benturan keras saat kapal yang mereka tumpangi ditabrak kapal tugboat yang saat itu menarik kapal tongkang.
Setelah sadar posisi mereka dalam bahaya, satu per satu awak kapal berusaha menyelamatkan diri dengan cara melompat ke laut. Sekira 30 menit kemudian, petugas Polairud (Polisi Air dan Udara) dan petugas Lanal Tanjungbalai-Asahan datang dan memberikan pertolongan. Dalam upaya penyelamatan itu, petugas berhasil menemukan lima orang selamat. Mereka adalah anak buah kapal (ABK), yakni Budi (29), Rahmad Hidayat (26), Nanda Syahputra (24), Abdul Aziz (23) dan Izon (22). Kelimanya nelayan asal Bagan Asahan.
Sedangkan dua orang rekan mereka dikabarkan hilang, yakni Sambri dan Ucok. Dua-duanya anak buah kapal. Sementara Kadi, tekong kapal penangkap kepiting ditemukan mengapung dalam keadaan tidak bernyawa. Petugas selanjutnya mengevakuasi para korban yang selamat dan jenazah tekong kapal Kadi ke Tanjungbalai-Asahan.
Usai mendapat penanganan medis, lima korban selamat; Budi, Rahmad Hidayat, Nanda Syahputra, Abdul Aziz dan Izon dimintai keterangan oleh petugas Polairud di Mapolres Tanjungbalai.
Beberapa jam setelah memberikan keterangan kepada petugas, Aziz, salahseorang nelayan selamat menuturkan bahwa kejadian tersebut terjadi secara tiba-tiba. Sementara mereka saat kejadian sedang tertidur lelap. “Saat itu, kami sedang tertidur tiba-tiba kapal tugboat melanggar kapal kami. Sehingga kami terbangun dan langsung melompat ke laut,” kata Aziz.
Aziz melanjutkan, tim penyelamat baru tiba setelah sekira tiga puluh menit mereka mengapung di laut.
Kapolres Tanjungbalai AKBP Ayep Wahyu Gunawan SIK, Senin (19/9), menerangkan bahwa kapal penangkap kepiting (ketam) itu beranggotakan tujuh anak buah kapal dan satu orang nahkoda. Ia menyebutkan, tiga dari delapan nelayan tradisional penangkap kepiting itu dikabarkan hilang.
Tapi Senin (19/9) petang, tekong kapal bernama Kadi berhasil ditemukan. Namun dalam kondisi tidak bernyawa. Sementara dua orang lagi Sambri dan Ucok hingga berita ini dinaikkan belum diketahui kabarnya.
Untuk kepentingan penyidikan lebih lanjut, kapal tugboat yang terlibat tubrukan dengan kapal nelayan digiring ke dermaga Belawan. Yang menanganinya Dinas Perhubungan Laut.
Kapos Basarnas Tanjungbalai-Asahan Zul Indra menerangkan akan melakukan pencarian hingga tiga hari ke depan. Dalam pencarian ini sebanyak 12 personil diturunkan, dibantu petugas Polairud dan Lanal Tanjungbalai-Asahan serta Posal Tanjung Berombang.
Amatan koran ini, jasad tekong kapal ikan Kadi, sebelum dibawa ke rumah duka di Desa Bagan Asahan, sejumlah Tim Disaster Victim Identification (DVI) dari Rumah Sakit Bhayangkara Tebing Tinggi melakukan proses identifikasi. (TT/int)
0 comments:
Post a Comment