TobaTimes-Robah boru Perangin-angin (74) nyaris terbakar saat api menghanguskan kediamannya di Jalan Gunung Sinabung, Kelurahan Karo, Siantar Selatan. Beruntung anaknya Heber Sinaga yang juga tinggal di rumah itu, sempat membangunkan korban saat api menjilat dinding rumah yang kian marak, Sabtu (17/9) sekira pukul 02.20 WIB.
Menurut cerita korban yang ditemui pasca kejadian, saat peristiwa itu terjadi, posisinya sedang tertidur pulas. Sementara api yang diduga berasal dari hubungan arus pendek listrik sudah melahap bagian tengah rumahnya.
"Sedang tidur di kamar. Anak saya yang bangunkan. Itupun anak saya menendang pintu kamar. Saya sempat jatuh dan kepala saya terbentur, karena saat itu langsung ditarik dari tempat tidur," katanya.
Dalam keadaan panik, ia masih sempat berusaha mencari benda berharga untuk diselamatkan, seperti surat-surat pensiunan almarhum suaminya yang dulu bekerja sebagai polisi. Hanya saja saat hendak menyelamatkan itu, korban terjatuh.
"Akhirnya tidak ada yang sempat diselamatkan. Apapun tidak ada. Hanya baju yang di badanku ini yang kubawa. Uangku Rp700 ribu hangus terbakar. Di situ saya jatuh dan terpaksa ditarik lewat pintu samping," jelasnya.
Tidak sampai di situ, dari dalam rumah yang berdiri membelakangi jurang dan aliran sungai itu, korban sempat berteriak meminta pertolongan. Namun hal itu tak banyak menolongnya, karena tetangga korban yang jaraknya rumahnya 4 meter dari lokasi, baru tersadar dari tidurnya setelah setengah rumah korban terbakar.
“Suara saya juga tidak bisa keluar karena sempat terjatuh dan karena panik itu. Tetangga-tetangga bangun, api sudah berkobar-kobar. Di dalam rumah banyak kain dan lantai rumah sebagian besar terbuat dari papan,” kata korban.
Pasca kejadian korban dan anaknya tinggal di rumah tetangga yang juga masih ada hubungan kekerabatan dengannya. Di dalam rumah itu, sejumlah warga yang umumnya ibu-ibu memberikan dorongan atau memotivasi agar korban tidak larut dalam kesedihan. Dan kepada wartawan, tetangga korban mengakui bahwa saat terbangun, sebagian besar bangunan yang sudah berusia 40 tahun itu sudah dikuasi si jago merah.
“Kita sendiri tidak begitu tahu awal kebakarannya. Karena saat kita bangun, api sudah besar. Sampai-sampai ada lebih 3 meter ketinggian api. Kalau dari perhitungan, api tidak begitu lama, baru kemudian padam,” kata salah seorang ibu yang mengaku Boru Silalahi.
Dalam perbincangan warga yang duduk dalam rumah tetangga korban tersebut disebutkan, saat peristiwa itu terjadi, warga tak mempunyai cukup wakt untuk memadamkan api dengan peralatan seadanya. Apalagi saat itu angin bertiup kencang.
“Apinya mengarah masuk rumah, makanya begitu cepat hangus semua. Untung ada pintu samping. Kalau tidak, bisa fatal,” kata sejumlah warga.
Sementara untuk besaran kerugian akibat kejadian ini belum bisa dipastikan. Namun ditaksir mendekati Rp100 juta. Hanya saja untuk memastikan kerugian dan penyebab kebakaran, polisi sedang melakukan penyelidikan dengan cara memintai keterangan korban dan saksi-saksi. Sekeliling bangunan yang terbakar juga sudah diberi garis polisi.
Kepala Kantor Pemadam Kebakaran (Kakan Damkar) Pematangsiantar melalui Bagian Operasional, Umar Sinaga mengutarakan, saat mendapatkan informasi adanya kebakaran dari sejumlah warga sekira pukul 02.45WIB, empat unit mobil Damkar langsung diturunkan ke lokasi.
“Begitu mendengar informasi kebakaran, kita langsung terjun. Dan kita berusaha semaksimal mungkin memadamkan. Tapi memang, bahan bangunan yang terbuat dari papan di lokasi begitu mudah terbakar,” jelasnya.(TT/int)
Ilustrasi. |
"Sedang tidur di kamar. Anak saya yang bangunkan. Itupun anak saya menendang pintu kamar. Saya sempat jatuh dan kepala saya terbentur, karena saat itu langsung ditarik dari tempat tidur," katanya.
Dalam keadaan panik, ia masih sempat berusaha mencari benda berharga untuk diselamatkan, seperti surat-surat pensiunan almarhum suaminya yang dulu bekerja sebagai polisi. Hanya saja saat hendak menyelamatkan itu, korban terjatuh.
"Akhirnya tidak ada yang sempat diselamatkan. Apapun tidak ada. Hanya baju yang di badanku ini yang kubawa. Uangku Rp700 ribu hangus terbakar. Di situ saya jatuh dan terpaksa ditarik lewat pintu samping," jelasnya.
Tidak sampai di situ, dari dalam rumah yang berdiri membelakangi jurang dan aliran sungai itu, korban sempat berteriak meminta pertolongan. Namun hal itu tak banyak menolongnya, karena tetangga korban yang jaraknya rumahnya 4 meter dari lokasi, baru tersadar dari tidurnya setelah setengah rumah korban terbakar.
“Suara saya juga tidak bisa keluar karena sempat terjatuh dan karena panik itu. Tetangga-tetangga bangun, api sudah berkobar-kobar. Di dalam rumah banyak kain dan lantai rumah sebagian besar terbuat dari papan,” kata korban.
Pasca kejadian korban dan anaknya tinggal di rumah tetangga yang juga masih ada hubungan kekerabatan dengannya. Di dalam rumah itu, sejumlah warga yang umumnya ibu-ibu memberikan dorongan atau memotivasi agar korban tidak larut dalam kesedihan. Dan kepada wartawan, tetangga korban mengakui bahwa saat terbangun, sebagian besar bangunan yang sudah berusia 40 tahun itu sudah dikuasi si jago merah.
“Kita sendiri tidak begitu tahu awal kebakarannya. Karena saat kita bangun, api sudah besar. Sampai-sampai ada lebih 3 meter ketinggian api. Kalau dari perhitungan, api tidak begitu lama, baru kemudian padam,” kata salah seorang ibu yang mengaku Boru Silalahi.
Dalam perbincangan warga yang duduk dalam rumah tetangga korban tersebut disebutkan, saat peristiwa itu terjadi, warga tak mempunyai cukup wakt untuk memadamkan api dengan peralatan seadanya. Apalagi saat itu angin bertiup kencang.
“Apinya mengarah masuk rumah, makanya begitu cepat hangus semua. Untung ada pintu samping. Kalau tidak, bisa fatal,” kata sejumlah warga.
Sementara untuk besaran kerugian akibat kejadian ini belum bisa dipastikan. Namun ditaksir mendekati Rp100 juta. Hanya saja untuk memastikan kerugian dan penyebab kebakaran, polisi sedang melakukan penyelidikan dengan cara memintai keterangan korban dan saksi-saksi. Sekeliling bangunan yang terbakar juga sudah diberi garis polisi.
Kepala Kantor Pemadam Kebakaran (Kakan Damkar) Pematangsiantar melalui Bagian Operasional, Umar Sinaga mengutarakan, saat mendapatkan informasi adanya kebakaran dari sejumlah warga sekira pukul 02.45WIB, empat unit mobil Damkar langsung diturunkan ke lokasi.
“Begitu mendengar informasi kebakaran, kita langsung terjun. Dan kita berusaha semaksimal mungkin memadamkan. Tapi memang, bahan bangunan yang terbuat dari papan di lokasi begitu mudah terbakar,” jelasnya.(TT/int)
0 comments:
Post a Comment