28.9.17

Di Balik Aksi Pembantaian Suami-istri Itu Ada Kisah Asmara Gelap


TobaTimes - Aksi sadis pembantaian suami istri di Sipirok Godang, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Rabu (27/9/17), ternyata bermotif asmara. Itu terungkap setelah satu orang pelaku berhasil ditangkap polisi, Kamis (28/9/17) sore.

Korban pembantaian.

Pelaku bernama Rizki Harianto (25) itu ditangkap bukit di Pulobauk, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kota Psp. Rizki merupakan warga Samora, Kelurahan Wek II, Kecamatan Psp Tenggara.

Kepada polisi, Riski mengaku nekad menghabisi nyawa Parlindungan Siregar dan membantai istrinya Helmi Dayanti (25) lantaran diancam bunuh oleh korban. Ia diancam dibunuh setelah kisah asmaranya dengan istri korban ketahuan.

Rizki mengaku mengenal Helmi sebulan silam di Pasar Sipirok. Dari pertemuan itu, kemudian keduanya menjalin hubungan terlarang hingga melakukan hubungan suami istri sebanyak dua kali di tempat tinggal korban sendiri.

“Saat suaminya (Korban) keluar,” kata pelaku, yang mengaku menumpang truk Fuso untuk melarikan diri dan turun di Batunadua, Kecamatan Psp Batunadua.

Selama ini, Rizki bergaul dan berteman dengan korban di Aek Sulum, di daerah usaha karaoke milik korban, dan ia juga kerap masuk hiburan ke karaoke itu. Namun ia ditelepon korban dan mengancam membunuhnya karena selingkuh dengan istrinya, yang turut menjadi korban keganasannya di pagi buta itu.

“Angkon na mate au bang nia (Harus mati aku katanya, red) melalui telepon,” kata pelaku yang dihadiahi dua timah panas di paha dan pantatnya setelah berusaha melarikan diri.

Kapolres Tapsel AKBP M Iqbal menjelaskan, ia dan timnya mengejar dan menangkap pelaku di salahsatu bukit yang lahannya milik paman korban, Arlin. Namun setelah dibawa ke Markas Polres untuk interogasi, pelaku kemudian mencoba melarikan diri hingga dilumpuhkan dengan tembakan sebanyak dua kali di bagian paha.

“Dalam penyelidikan kita dan dari keterangan saksi saksi yang kita dapat di lapangan. Ternyata modus operandi yang dilakukan pelaku karena korban mengancam akan membunuh pelaku. Yang ternyata pelaku ini ada affair dengan istri korban, sehingga si pelaku karena takut dibunuh dia, bawa parang senjata tajam ke rumah pelaku, dengan modus seolah-olah ada perampokan,” terangnya.

Iqbal menyebut, keterangan pelaku telah melakukan hubungan badan dengan istri korban sebanyak dua kali. (sumber berita di sini)

Baca Juga: Pembantaian Berdarah di Sipirok, Suami Tewas, Istri Sekarat

27.9.17

Pembantaian Berdarah di Sipirok, Suami Tewas, Istri Sekarat


TobaTimes - Rabu (27/9/17) pagi, warga Kota Sipirok, Kabupaten Tapsel, mendadak tersentak dan heboh atas dugaan aksi pembunuhan pada Rabu (26/9/17) pagi. Peristiwa itu tepatnya terjadi di Aek Sulum, Desa Marsada, Kecamatan Sipirok.

Korban pembantaian sekarat.
Menurut informasi, pada subuh menjelang pagi (fajar) pasangan suami istri (pasutri) ditemukan bersimbah darah penuh luka bacok. Sang suami, Parlindungan Siregar (31), tewas bersimbah darah di lantai rumahnya di pinggir Jalinsum Sipirok-Tarutung dengan wajahnya, leher, kepala tangan dan perut dipenuhi luka bacok.

Sementara istrinya, Helmy Damayanti Harahap (25), juga mengalami hal serupa. Namun, kondisinya kritis dan saat ini sedang dalam proses pemberangkatan rujuk menuju RS di Medan. Menurut informasi, korban punya anak 1, masih SD. Saat peristiwa terjadi, kebetulan anaknya bersama neneknya di Kelurahan Sipirok Godang

Informasi yang dihimpun, aksi pembunuhan tersebut diduga dilakukan pada Rabu (26/9/17) sekitar pukul 5.00. Pelakunya diperkirakan dua orang, yang saat ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian setempat. 

Namun, motif pembunuhan masih dalam didalami oleh pihak kepolisian. Diduga kuat, itu pembunuhan murni, bukan perampokan. Sebab, berdasarkan kondisi lapangan, barang barang milik korban, tidak diganggu sama sekali.

Helmidayanti Harahap (25) masih mendapatkan perawatan akibat luka bacok di bagian kepala dan tangannya. Ia mengaku ada dua orang yang tak dikenalnya, yang diduga kuat sebagai pelaku yang menghabisi nyawa Parlindungan Siregar.

Berdasarkan informasi, aksi sadis yang menghabisi nyawa Parlindungan Siregar dan membuat Helmidayanti Harahap kritis di RSUD Sipirok ini, baru diketahui Rabu (27/9/17) sekitar pukul 05.30 WIB. Saat itu datang beberapa warga yang melapor ke Polsek Sipirok memberitahukan adanya kejadian pembunuhan di sebuah rumah yang dihuni keduanya di jalan umum lintas Sipirok-Tarutung, tepatnya di Aek Sulum Desa Marsada, Kecamatan Sipirok.

Mendapat laporan tersebut, petugas kepolisian langsung menuju lokasi. Sampai di lokasi, dan mencek TKP polisi menemukan korban atas nama Parlindungan Siregar dalam kondisi tergeletak bersimbah darah dan sudah tidak bernyawa.

Sementara, Helmidayanti, Istri Parlindungan ditemukan masih dalam kondisi hidup, namun mengalami luka bacok di bagian kepala dan tangan, dan kemudian dilarikan ke RSUD Sipirok. Dari keterangan Helmidayanti, ia mengaku sempat melihat dua orang yang tidak dikenalnya dan menganiaya suami dan dirinya.

" Benar, masih kita lidik." ungkap Kapolsek Sipirok AKP S Harahap. (Sumber berita di sini)

25.9.17

Anggida Sakit Aneh, Usia Sudah 20 tapi Tubuh Tetap Kecil


TobaTimes - Sedih dan prihatin melihat pasangan Safran Siregar (49) dan Annum Maya Sari Batubara (48), warga Desa Ubar, Kecamatan Padang Bolak Julu, Kabupaten Paluta. Mereka punya anak yang terserang penyakit aneh. Sudah 20 tahun usianya, tapi badannya masih seperti anak berusia 5 tahun. Berat badannya hanya 14 kilogram.

Anggida terbaring lemah di rumah sakit.
Anak itu bernama Anggida Rojak Siregar, kini terbaring lemah dan dirawat ke RSU Kota Padangsidimpuan. Anggida dirawat di Sal III RSUD Kota Padangsidimpuan. Ia merupakan pasien rujukan dari RS Aek Haruaya Paluta. Pria kelahiran Bali 3 Juli 2007 hanya memiliki tinggi badan kurang lebih 60 Cm.

Sang ibu, Annum Maya Sari, Jumat (22/9/17 kepada wartawan mengatakan,  Anggida sudah sakit sejak berumur 40 hari. Anggida didiagnosa oleh dokter RS Sanglah Denpasar, Bali, menderita Anemia, hyperteroit dan kekurangan hormon. Hingga kemudian mereka pindah ke Paluta tahun 2000, kondisi Anggida tetap seperti itu.

Namun seminggu terakhir, kondisi Anggida makin parah. Dokter di RS Aek Haruaya mendiagnosa, Anggida mengalami pembengkakan hati, limpah, jantung dan anemia. Berdasarkan itulah dia (Anggida) dirujuk ke RSUD Kota Padangsidimpuan untuk melakukan transfusi darah karena RSUD Aek Haruaya tidak memiliki bank darah.

Di RSUD Kota Padangsidimpuan, tim dokter yang menanganinya menyarankan agar Anggida di rujuk ke RS di Medan. Akan tetapi, melihat kondisi Anggida dan kondisi ekonomi keluarga yang kurang memenuhi, sang ibu merasa resah.

“Bagaimanalah kami mau membawanya ke Medan. Melihat kondisinya saat ini lemah. Keadaan ekonomi kami juga kurang mencukupi, saya jadi berpikir merujuknya. Walaupun biaya pengobatannya di tanggung BPJS, untuk biaya sehari hari di sana (Medan) tentu tidak sedikit. Terus terang, kami membutuhkan dukungan dari masyarakat untuk biaya pengobatan Anggida ini. Kami takkan lelah berusaha untuk mengobati Anggida karena kami masih mempercayai kuasa Allah SWT,” ujar Annum lirih. (bbs/int)

 

24.9.17

Nga Sega Bah, Gadis SMP Putus Sekolah Karena Dicabuli Oknum Sintua


TobaTimes - Seorang gadis berinisial YS yang masih duduk di bangku kelas II SMP, kini terpaksa mendekam di rumah dan tak melanjutkan sekolahnya. Hal itu terjadi karena YS, warga Kabupaten Toba Samosir itu, menjadi korban percabulan seorang pria beristri. Ironisnya, pria itu adalah seorang sintua (penatua) di salah satu gereja.

YS, korban pencabulan.

"Sudah kami laporkan ke polisi dan sudah masuk persidangan. Untuk menunggu proses lanjutan korban, YS menghentikan sekolahnya, " ujar orangtua korban RS, Minggu (24/9/17).

Padahal, katanya, YS memiliki cita-cita anak yang tinggi, yaitu menjadi dokter. Tapi harus terhenti karena ulah seorang tokoh agama TS menjadikannya sebagai pelampiasan hawa nafsu. “TS saya percayai dalam pembinaan remaja. Tapi tega berbuat senonoh pada diriku dan harus melayani kemauannya untuk memuaskan hawa nafusnya,” ujar YS.

Menurut RS, peristiwa terjadi ketika YS sedang mengikuti pembinaan remaja dan saat itu pada malam hari. Saat pulang, TS menawarkan jasa untuk mengantarkan YS pulang ke rumah menaiki sepeda motor, sebab kebetulan jarak rumah korban ke tempat pembinaan remaja lumayan jauh. YS menerima tawaran itu. Tapi YS bukannya dibawa pulang, tapi dibawa kesuatu tempat ke desa tetangga.

“ Di tempat gelap, saya dijadikan pemuas nafsunya, ketika pulang saya diturunkan di pintu gerbang desa,” ungkap YS seperti dilansir newtpanuli.com. TS juga mengancan YS agar tidak memberitahu hal itu kepada siapapun. Jika ketahuan, dia akan dibunuh.

Karena ancaman itu, YS akhirnya tutup mulut. Bahkan ketika pelaku kembali melakukan hal yang sama secara berulang, YS hanya bisa diam karena ketakutan. “Perbuatannya sudah 5 kali di tempat berbeda,” ungkap YS sambil menangis.

Orangtuanya RS berharap agar hal ini secepatnya diputuskan pengadilan, mengingat korban harus melanjutkan pendidikannya karena ia anak semata wayang dan diharapkan sebagai penerus yang berpangkat. “Hanya dia yang kami andalkan bisa menjadi pejabat dan harus sekolah setinggi-tingginya," ujarnya.

Kapolres Tobasa AKBP Elvianus Laoli membenarkan pengaduan itu. Dijelaskan, kasus telah tahap dua. "Kasus tersebut sudah kita proses. Tersangka TS sudah di tahan. Sudah kita limpahkan ke kejaksaan, dan saat ini, sedang dalam tahap persidangan di pengadilan," ujar AKP Manson Nainggolan. (sumber berita di sini)

Merinding...! Pesawat Diserbu Ribuan Lebah di Bandara Kualanamu


TobaTimes - Ribuan kawanan lebah dilaporkan menyerbu bagian ujung sayap kanan pesawat Citilink Indonesia dengan nomor penerbangan QG 885 rute Batam–Kualanamu, Jumat (22/9/2017) tidak lama setelah mendarat pukul 11.42 WIB.

Vice President Corporate Communications Citilink Indonesia Benny S Butarbutar, Jumat (22/9/17), menjelaskan, berdasarkan laporan yang diterima, pesawat dengan nomor penerbangan QG-885 tujuan Batam-Medan mendarat dengan selamat pada pukul 11.42 WIB.

Pesawat Citilink diserbu lebah.
Pada saat pesawat dipandu ke area parkir pesawat tiba-tiba sekumpulan lebah menempel pada ujung sayap pesawat. “Seusai menurunkan penumpang, petugas ground service berkoordinasi dengan teknisi dan petugas dari unit lainnya di bandara mengenai insiden tersebut."

"Pada pukul 12.30 WIB dilakukan pembersihan dengan menyemprotkan bagian sayap tersebut dengan air yang dilakukan petugas unit pemadam kebakaran bandara sehingga bagian sayap kembali bersih,” kata Benny.

Benny mengatakan,  penyemprotan dan pemeriksaan ulang terhadap seluruh kondisi pesawat dilakukan sesuai prosedur keselamatan dan keamanan penerbangan.

Setelah tidak ada kejanggalan teknis lainnya, pesawat dengan nomor penerbangan QG-884 rute Kualanamu-Batam bisa dinyatakan layak terbang. “Penerbangan lanjutan untuk kembali ke Batam dilakukan pada pukul 14.27 WIB, walau sempat mengalami keterlambatan atau delay selama satu setengah jam. Pesawat dilaporkan juga telah mendarat dengan selamat di bandara Batam pukul 15.55 WIB,” kata Benny lagi.

Benny mengatakan, pihaknya akan mengadakan pertemuan tersendiri guna membahas penyebab kemunculan sekumpulan lebah di area bandara. Ini mengingat kawasan bandara termasuk di areal landasan pacu harus terbebas dari binatang liar atau aktivitas apapun yang membahayakan. Laporan juga menyebutkan bahwa peristiwa ini juga dialami beberapa penerbangan lainnya.

“Penyebab kemunculan lebah di area sekitar bandara diduga karena habitat atau sarang lebah terganggu oleh aktivitas penebangan pohon, sehingga koloni lebah menyebar dan berkumpul pada objek lain, termasuk pesawat yang ada di bandara,” katanya.

Kawanan lebah yang mengganggu bandara Kualanamu dibersihkan menggunakan air mobil pemadam. Detik-detik serangan kawanan lebah itu berhasil direkam melalui video oleh netizen. "Kejadian langka tadi siang, burung besi di serang lebah/tawon @Kualanamu," tulis pemilik akun Yoan Lyan di Facebook.

Belum diketahui penyebab serangan kawanan lebah tersebut, namun akibatnya pesawat sempat mengalami penundaan penerbangan. Pesawat terbang milik maskapai penerbangan Citilink, diserang ribuan lebah saat terparkir di apron Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (22/9/2017).

Informasi yang dihimpun, ribuan kawanan lebah itu mengerumuni bagian sayap kanan pesawat. Lebah-lebah itu bahkan seperti telah membentuk sarangnya di sayap pesawat tersebut. (bbs/int)
 

Yorida Sihombing: Kejam Kali, Ambillah Mobilnya, Kenapa Ikut Nyawanya...


TobaTimes - Lagi-lagi informasi mengerikan terjadi di Medan. Seorang supir Grab, taksi online, bernama David Simanjuntak (46), tewas dibunuh begal yang bertujuan merampok mobilnya. Yorida Sihombing, istri almarhum, menangis pedih atas kepergian suaminya, Sabtu (23/9/17). Yorida berharap pelaku segera ditangkap.

Istri David Simanjuntak.
"Gak penting mobil lagi samaku udah trauma aku. Yang penting dapat orangnya," kata Yorida saat menunggu kedatangan jasad suaminya dari RS Bhayangkara di rumah duka Jalan Kemiri II, Gang Harjo, Medan Kota.

Tubuhnya tersandar bersandar pada dinding rumah saat para kerabat datang memberi penghiburan. Yorida tak menyangka, hidup suaminya yang berprofesi sebagai sopir Grab harus berakhir tragis dirampok oleh penumpangnya. Ia menduga, sang pelaku adalah pecandu narkoba. "Kejam kali. Ambillah mobilnya jangan nyawanya," kata Yorida menyesal.

David menghembuskan nafas terakhir tadi malam dengan luka senjata tajam di sekujur tubuhnya. Jasad David ditemukan terbujur kaku di dalam selokan dekat kos-kosan Jalan Sempurna, Medan Kota, pada Minggu (24/9/17) sekira pukul 1 dinihari oleh satpam kos-kosan bernama Hendro Siagian (24).

Menurut Hendro kepada polisi, sebelum menemukan jasad korban, ia tak mendengar suara keributan sebelumnya. Jasad David diduga dibuang di lokasi setelah terlebih dahulu dihabisi oleh penumpangnya di dalam mobil.

Yorida menuturkan, pada malam naas itu, sekira pukul 8 malam, ia masih sempat kontak lewat telepon dengan suaminya. "Tapi jam 11 HP-nya udah gak bisa dihubungi lagi," tuturnya.

Di rumah duka, pelayat mulai mengalir ke rumah duka. Tenda mulai dipasang. Keluarga tengah menanti kedatangan jenazah David yang diotopsi di RS Bhayangkara Medan. Almarhum David meninggalkan seorang istri Yorida Sihombing dan dua putri masing-masing Dita Simanjuntak pelajar kelas 2 SMA dan Michele Simanjuntak pelajar kelas 4 SD.

Apakah pelaku sudah ditangkap? Kapolsek Medan Kota Kompol Martuasah Tobing mengatakan belum. "Belum, belum. Doakan ya nanti kalau sudah dapat pasti dikabari," katanya. (bbs/int)