TobaTimes-Meski terjadi penyimpangan penjualan elpiji 3 kg dan 12 kg ke daerah Panipahan Kepulauan Riau, Tanjung Leidong (Labura), dan Sei Berombang (Labuhanbatu) hingga saat ini, jumlah kuota elpiji 3 kg untuk Kota Tanjungbalai masih cukup, bahkan lebih dari cukup.
Hal itu diungkapkan Kepala Bagian Perekonomian Pemko Tanjungbalai Dra Darul Yana Siregar kepada wartawan, Kamis (25/8).
"Sampai saat ini, jumlah kuota elpiji 3 kg untuk Kota Tanjungbalai masih mencukupi, bahkan lebih dari cukup. Soalnya, sejak bulan Mei lalu hingga sekarang, Pertamina telah menambah jumlah kuota elpiji 3 kg untuk Kota Tanjungbalai untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kelangkaan elpiji 3 kg pada Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha pada bulan September mendatang," ujar Dra Darul Yana Siregar.
Menurut Darul Yana, dengan adanya penambahan kuota tersebut, maka tidak ada alasan bagi pangkalan elpiji di Kota Tanjungbalai mengatakan, kuota elpiji tidak mencukupi apa bila tidak melakukan penyimpangan dalam pendistribusiannya.
Oleh karena itu, adanya sinyalemen di tengah-tengah masyarakat yang mengatakan, elpiji 3 kg langka dan mahal, hal itu akibat ulah dari distributor, agen dan pengecer yang nakal.
Pada kesempatan itu, Dra Darul Yana Siregar juga berjanji, pihaknya akan melakukan inspeksi mendadak terkait dengan adanya indikasi langka dan mahalnya gas elpiji 3 kg tersebut dipasaran.
Namun, dengan alasan untuk memberikan efek jera kepada distributor, agen dan pengecer, Darul Yana Siregar menolak untuk membeberkan jadwal inspeksi mendadak tersebut.
Sementara itu, hasil pengamatan koran ini di lapangan, memperlihatkan, bahwa setiap harinya ratusan bahkan ribuan tabung gas elpiji 3 kg dari Tanjungbalai dikirim ke luar daerah seperti Tanjung Leidong (Labura), Sei Berombang (Labuhan Batu), bahkan Panipahan (Riau).
Kuat dugaan, bahwa sebahagian besar dari gas elpiji 3 kg yang dikirim tersebut adalah jatah untuk Kota Tanjungbalai, karena lemahnya pengawasan terhadap pengiriman gas elpiji bersubsidi tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, Minggu (21/8), di salah satu tangkahan Kelurahan Indra Sakti, Kecamatan Tanjungbalai Selatan, terdapat aktivitas bongkar muat tabung gas elpiji 3 kg. Rencananya, tabung yang bertuliskan ‘Hanya Untuk Masyarakat Miskin’ Tanjungbalai itu akan dikirim ke Panipahan, Kepulauan Riau (Kepri).
Dari pantauan koran ini, tabung-tabung gas elpiji 3 kg itu diletakkan terpisah dengan tabung gas elpiji ukuran 12 kg di dalam kapal Boat GT.10 Nomor 387/TTB KM. Berkat Baru. Jumlah tabung ada ratusan. Tabung gas elpiji ukuran 3 kg diperkirakan sebanyak 130 tabung dan ukuran 12 kg berkisar 100 tabung.
Semula tidak ada yang janggal dalam aktivitas bongkar muat tabung gas tersebut. Kecurigaan baru muncul ketika pekerjanya memuat tabung elpiji 3 kg yang ada tulisan ‘hanya untuk masyarakat miskin" ke dalam boat. (int)
Ilustrasi. |
"Sampai saat ini, jumlah kuota elpiji 3 kg untuk Kota Tanjungbalai masih mencukupi, bahkan lebih dari cukup. Soalnya, sejak bulan Mei lalu hingga sekarang, Pertamina telah menambah jumlah kuota elpiji 3 kg untuk Kota Tanjungbalai untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kelangkaan elpiji 3 kg pada Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha pada bulan September mendatang," ujar Dra Darul Yana Siregar.
Menurut Darul Yana, dengan adanya penambahan kuota tersebut, maka tidak ada alasan bagi pangkalan elpiji di Kota Tanjungbalai mengatakan, kuota elpiji tidak mencukupi apa bila tidak melakukan penyimpangan dalam pendistribusiannya.
Oleh karena itu, adanya sinyalemen di tengah-tengah masyarakat yang mengatakan, elpiji 3 kg langka dan mahal, hal itu akibat ulah dari distributor, agen dan pengecer yang nakal.
Pada kesempatan itu, Dra Darul Yana Siregar juga berjanji, pihaknya akan melakukan inspeksi mendadak terkait dengan adanya indikasi langka dan mahalnya gas elpiji 3 kg tersebut dipasaran.
Namun, dengan alasan untuk memberikan efek jera kepada distributor, agen dan pengecer, Darul Yana Siregar menolak untuk membeberkan jadwal inspeksi mendadak tersebut.
Sementara itu, hasil pengamatan koran ini di lapangan, memperlihatkan, bahwa setiap harinya ratusan bahkan ribuan tabung gas elpiji 3 kg dari Tanjungbalai dikirim ke luar daerah seperti Tanjung Leidong (Labura), Sei Berombang (Labuhan Batu), bahkan Panipahan (Riau).
Kuat dugaan, bahwa sebahagian besar dari gas elpiji 3 kg yang dikirim tersebut adalah jatah untuk Kota Tanjungbalai, karena lemahnya pengawasan terhadap pengiriman gas elpiji bersubsidi tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, Minggu (21/8), di salah satu tangkahan Kelurahan Indra Sakti, Kecamatan Tanjungbalai Selatan, terdapat aktivitas bongkar muat tabung gas elpiji 3 kg. Rencananya, tabung yang bertuliskan ‘Hanya Untuk Masyarakat Miskin’ Tanjungbalai itu akan dikirim ke Panipahan, Kepulauan Riau (Kepri).
Dari pantauan koran ini, tabung-tabung gas elpiji 3 kg itu diletakkan terpisah dengan tabung gas elpiji ukuran 12 kg di dalam kapal Boat GT.10 Nomor 387/TTB KM. Berkat Baru. Jumlah tabung ada ratusan. Tabung gas elpiji ukuran 3 kg diperkirakan sebanyak 130 tabung dan ukuran 12 kg berkisar 100 tabung.
Semula tidak ada yang janggal dalam aktivitas bongkar muat tabung gas tersebut. Kecurigaan baru muncul ketika pekerjanya memuat tabung elpiji 3 kg yang ada tulisan ‘hanya untuk masyarakat miskin" ke dalam boat. (int)
0 comments:
Post a Comment