TobaTimes-Sudah 10 hari berlalu, belum diketahui apa motif kematian Kori Larasati (16), gadis desa yang ditemukan tewas di parit kebun sawit milik keluarganya Dusun III, Desa Suka Ramai, Kecamatan Sei Balai, Batubara.
Illustrasi pembunuan. |
Sementara, pihak pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap apa penyebab kematian korban. Kori Larasati diketahui, siswi kelas 1 salahsatu SMU swasta berada tidak jauh dari rumahnya.
Kapolres Batubara AKBP S Bonaparte Silalahi SIK, melalui Kapolsek Labuhan Ruku AKP Irsol, Senin (22/8), mengungkapkan pihaknya mendalami kasusnya. Sejauh ini sudah lima orang saksi termasuk orangtua korban Supomo (42) sudah dimintai keterangannya.
Ketika ditanya lebih lanjut perkembangan penyelidikan, AKP Irsol enggan berspekulasi. Ia mengatakan belum mengetahui pasti apa penyebab kematian korban, sebab hasil visum korban juga belum keluar. “Makanya, saya belum dapat berkomentar banyak,” ujarnya.
Apalagi di tubuh korban, lanjut AKP Irsol, saat itu juga ada bintik-bintik merah. Ia juga mengaku belum mengetahui penyebab munculnya bintik-bintik merah tersebut. Selain itu dari mulut dan telinganya juga saat itu mengeluarkan darah. “Jadi saat ini kasusnya masih kita dalami,” katanya lagi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Desa Suka Ramai, Kecamatan Sei Balai, sempat heboh peristiwa penemuan mayat Kori Larasati (16) di parit kebun sawit milik keluarganya. Belum diketahui motif kematian korban, tapi saat ditemukan resleting celananya tampak terbuka sedikit.
Siang sekira pukul 14.00 WIB, korban diketahui pergi seorang diri mengembalakan kambing di areal perkebunan milik orangtuanya. Jaraknya, lebih kurang 800 meter dari rumah mereka.
Tapi sekira pukul 16.30 WIB, kambing yang diangon korban pulang sendiri ke kandangnya. Sementara Kori Larasati tidak kelihatan. Ditunggu hingga pukul 17.00 WIB, putri pasangan Supomo (42) dan Irfa Yustika alias Tika (40), ini tak kunjung pulang.
Supomo pun mulai merasa resah. Kemudian, Supomo berusaha mencari sendiri putrinya di sekitar kebun dan sawah, tempat biasa pengembalaan kambing. Tapi tak ketemu.
Kemudian sekira pukul 18.00 WIB, Supomo menemui uwak (paman) korban Suwardi dan memberitahukan jika Kori Larasati belum pulang ke rumah. Lalu, Suwardi meminta bantuan warga untuk ikut melakukan pencarian terhadap korban. Suasana Minggu malam di Desa Suka Ramai pun mendadak heboh.
“Satu kampung ikut melakukan pencarian, tadi malam,” ujar Supomo, orangtua korban, saat ditemui METRO ASAHAN, di rumah duka di Dusun III, Desa Suka Ramai, Senin (15/8).
Hingga malam sekira pukul 22.50 WIB, lanjut Supomo, mereka sempat pasrah karena pencarian sama sekali tidak membuahkan hasil.
Nah, saat keluarga tengah kebingungan mencari korban muncul Anwar, yang tak lain adalah guru SMA-nya korban. Anwar yang pada malam itu juga ikut melakukan pencarian korban mengaku ada melihat sendal di sekitar parit yang menjadi batas lahan antara kebun sawit Supomo dengan kebun sawit milik warga bernama Saiful.
“Bang tadi saya lihat ada sendal di sekitar sungai,” kata Supomo, menirukan perkataan Anwar malam itu.
Kemudian Supomo dan Uwak korban Suwardi bersama-sama dengan warga lainnya melanjutkan pencarian ke lokasi dimaksud. Sekira pukul 22.50 WIB, Suwardi pun menemukan sepasang sendal yang dimaksud Anwar. Dan, beberapa meter dari lokasi penemuan sendal tersebut, Suwardi menemukan tubuh Kori Larasati di dalam parit dengan kedalaman sekitar 4 meter.
Tapi Suwardi kemudian berteriak. Ia histeris saat melihat tubuh keponakannya itu dalam posisi telentang di air yang memiliki kedalaman sekitar 30 cm. Saat itu Suwardi menyadari jika keponakannya sudah tidak bernyawa.
Setelah itu, jasad korban langsung dibawa ke rumah duka. Pihak kepolisian yang mendengar peristiwa tersebut sempat menawarkan agar jasad korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Pematangsiantar, untuk keperluan otopsi. Namun batal karena pihak keluarga menolak dilakukan otopsi terhadap tubuh korban. Jadinya, jasad korban dibawa ke RSUD Batubara untuk divisum.
Supomo sendiri mengaku sudah mulai yakin putrinya ada di dalam parit itu saat mendapat informasi dari Anwar bahwa ada melihat sepasang sendal di sekitar parit. (int)
0 comments:
Post a Comment