6.9.16

Seminar di Universitas Simalungun: Menulis Sebuah Keharusan


TobaTimes-Menulis merupakan sebuah keharusan dalam dunia pendidikan, terlebih bagi para mahasiswa dan para dosen. Dan untuk menambah referensi penulisan yang lebih baik secara ilimiah, Universistas Simalungun (USI) di bawah pimpinan Rektor Prof Dr Marihot Manullang menggelar seminar nasional karya ilmiah menuju akreditasi.

Ilustrasi.
Tapi sebagai narasumber adalah Asep Sumaryana dari FISIP-UNPAD, Prof Dr Burhan Nurgiiyantoro dan Direktur Pemberitaan MNC Group Arya Sinulingga. Seminar dibuka Ketua Panitia Dr Robert Siregar dan acara dipandu moderator Riduan Manik, Semaria Eva Girsang pada Sabtu (3/9) di gedung Pascasarjana USI, Jalan SM Raja Kota Siantar.

Asep Sumaryana menyampaikan bahwa setiap dosen adalah ilmuwan yang karyanya bisa dikonsumsi publik melalui tulisan terbitan berkala ilmiah (jurnal) pemberitaan atau komunikasi yang memuat karya ilmiah dan diterbitkan secara terjadwal dalam bentuk cetak/elektronik, diterbitkan oleh perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan atau lembaga profesi.

Dikatakan, untuk bisa menulis, dibutuhkan keberanian menulis dari kehidupan sehari-hari fenomena atau masalah yang dijadikan sebagai motivasi menulis, kritisi analitis skeptis silogisme dengan etika menulis.

“Perhatikan, tidak boleh mengadopsi tulisan orang lain tanpa mencantumkan sumbernya. Tidak boleh melanggar norma yang berlaku, patuhi aturan redaksi atas banyak kata dan atau halaman yang dipersyaratkan.

Mengawali menulis, sebaiknya tulisannya fokus pada suatu obyek yang dikupas secara mendalam. Seperti berita pengamatan, pengalaman, mengidei, berpikir menuliskan pokok piker. Dan tidak kalah penting adalah, tidak ada salahnya mengajak kawan untuk mengkritisi karya tulis investasi intelektual yang dilakukan.

“Menulis seyogianya menggunakan bahasa yang mudah dicerna, jelas dan singkat. Dalam kalimatnya lebih baik menggunakan kalimat hipotetikel, dapat juga diselipi bahasa asing (internasional ataupun lokal) agar bisa memperkaya khazanah bahasa Indonesia. Bahasa yang melambung dapat mengaburkan makna, sehingga isi tidak dapat diwadahi oleh bahasanya,” terangnya.

Dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi ilmuwan Indonesia, pemerintah sudah melakukan berbagai cara, termasuk meningkatkan infrastruktur dan anggaran penelitian, walaupun jumlahnya masih relatif kecil dibandingkan dengan beberapa negara di Asia.

Peraturan perundangan juga telah diberlakukan untuk menjamin terjadinya atmosfer agar peneliti Indonesia dapat menghasilkan publikasi di jurnal bereputasi nasional dan internasional.

“Dengan perangkat kebijakan tersebut, diharapkan para ilmuwan Indonesia dapat meningkatkan daya saingnya dalam berkiprah, memperluas wawasannya dan meningkatkan mutu produk kecendekiaannya, sehingga pada gilirannya akan dapat pula meningkatkan kualitas produk intelektualnya ke taraf internasional. Salah satu sarana untuk meningkatkan produktivitas publikasi ilmiah ilmuwan Indonensia adalah keberadaan terbitan berkala ilmiah yang mendapatkan pengakuan dunia,” ungkap Prof Dr Burhan Nurgiyantoro mengutip dari Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Agus Subekti.

Penerbitan karya ilmiah atau terbitan berkala ilmiah dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu berbasis fisik (cetak) dan berbasis elektronik. Terbitan berkala ilmiah berbasis elektronik memerlukan kehandalan perangkat teknologi informasi dan komunikasi. Pengelolaan dan penerbitan terbitan berkala ilmiah berbasis elektronik memungkinkan dilakukan lebih cepat, dimana semua proses pengelolaan, yaitu pengiriman, penyuntingan, penelaahan dan penerbitan naskah karya ilmiah elektronik (e-journal).

Ilmuwan dan penerbit terbitan berkala di Indonesia harus memahami perubahan paradigma dari terbitan berkala ilmiah cetak menjadi elektronik (e-journal). Melalui e-journal, suatu hasil karya ilmiah dapat segera diketahui dan dikenal masyarakat, baik nasional maupun internasional.

Paradigma tersebut juga perlu diikuti oleh peraturan yang mendukung, disamping adanya penghargaan dan sanksi dari penentu kebijakan terkait terbitan berkala ilmiah berkualitas melalui proses akreditasi terbitan berkala ilmiah dan tulisan ilmiah.

“Semoga dengan semangat tersebut, sistem akreditasi elektronik ini dapat lebih mudah, lebih cepat dan menghasilkan sistem penilaian yang lebih adil dan terukur. Dengan demikian, semangat pengelolaan terbitan berkala semakin tumbuh dan memberikan dampak bermakna terhadap perbaikan mutu dan kuantitas terbitan berkala nasional,” ungkapnya. (int)

0 comments:

Post a Comment