6.9.16

Korban Isu Begu Ganjang Itu Ternyata Master Hukum: Saya Difitnah


TobaTimes-Isu begu ganjang yang meresahkan warga Lapangan Bola bawah Kelurahan Sukadame Kecamatan Siantar Marihat tersebut membuat pihak Muspika turun tangan dan mengadakan pertemuan untuk menyelesaikan isu tersebut.
Ilustrasi.
Lurah Pardamean Samantio Sinaga SPdI membenarkan adanya perusakan rumah milik warganya Simpang Sembiring. “Kita selalu mengimbau warga untuk tidak anarkis. Apalagi sampai memprovokasi warga untuk bertindak yang tidak benar,” katanya.

Malam itu, ia mendapat kabar adanya kejadian sekira pukul 22.00 WIB. “Saya langsung ke lokasi dan berusaha melakukan pendekatan dengan warga. Lalu warga menceritakan persoalan tersebut. Dimulai dari kesurupannya seorang warga hingga aksi melempari rumah itu,” jelasnya.
Ia menduga, peristiwa itu bisa terjadi karena ada yang memprovokasi dan mengaitkannya dengan kejadian warga yang meninggal beberapa waktu belakangan.

“Memang menurut warga, ada yang aneh saat meninggalnya beberapa orang di sana beberapa waktu belakangan. Dimana sebelum meninggal, si korban kesurupan terlebih dulu. Tapi sudah saya jelaskan juga bahwa begu ganjang itu tidak ada. Dan, itu tidak bisa dibuktikan,” ungkap Sinaga.

Untuk itu ia mengimbau agar warganya jangan mau diprovokasi oleh siapapun. “Yang rugi nanti kita sendiri. Terus saya minta jangan percaya dengan isu begu ganjang. Itu tak bisa dibuktikan secara hukum. Lalu, ciptakanlah perdamaian dan jangan saling membenci,” tukasnya.

Pantauan koran ini hingga kemarin, polisi masih terus berjaga-jaga di lokasi. Rumah milik Sembiring bernomor 141 itu tampak dipasangi garis polisi (police line). Bahkan sebelumnya satu unit mobil water canon didatangkan ke lokasi untuk membersihkan puing-puing pasca kerusuhan di rumah Simpang Sembiring. Seorang personel polisi yang berjaga di sana sempat mengimbau agar warga tidak membuang api rokok sembarangan, lantaran adanya minyak bensin di lokasi.

Selanjutnya pada Senin (5/9) siang hingga sore hari, diadakan pertemuan antara Simpang Sembiring dan warga Kelurahan Pardamean dan Parhorasan Nauli. Pertemuan diadakan di Kantor Camat Siantar Marihat, dihadiri Kapolres AKBP Dodi Darjanto SIK MTTA, Ketua DPRD Eliakim Simanjuntak SE, Camat Siantar Marihat J Sihombing, Danramil 02/SS, Kapolsek Siantar Marihat, Staf Kecamatan, Lurah Pardamean, RT/RW, tokoh Agama, serta puluhan personel Polres Siantar dan Polsek Siantar Marihat.

Sejak siang, rapat berlangsung alot dan kemudian dilanjutkan hingga pukul 16.00 WIB. Camat Siantar Marihat Johanes Sihombing menyebutkan, pertemuan dilakukan untuk melakukan perdamian. "Tadi ada tambahan-tambahan informasi untuk dilakukannya perdamaian, bukan yang lain-lain," ucapnya.

Johanes menambahkan, kejadian ini merupakan pelajaran bagi masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi. "Ini pembelajaran sama kita, agar masyarakat jangan gampang terprovokasi atau percaya dengan ragam informasi. Karena dari sisi hukum, ini juga sulit dibuktikan, sebaiknya dibicarakan dengan baik dulu," katanya.

Ketika ditanya apa yang terjadi di masyarakat hingga masih banyak yang percaya akan hal-hal berbau mistis, Johanes menyebutkan hal tersebut tergantung dari pola pikir masing-masing warga. "Ini hanya bagaimana cara berpikir dan kondisi yang seperti itu masih bisa terjadi. Tetapi kita harus pahami kebenarannya. Dari sisi hukum, itu tidak bisa dibuktikan. Sehingga hal-hal seperti ini ke depannya dapat kita tepis," tutupnya.

Kapolres Pematangsiantar AKBP Dody Darjanto SIK MTTTA mengatakan, pihaknya memang langsung merespon peristiwa yang terjadi di sana.

"Imbauan kepada masyarakat, agar saling menghargai. Meningkatkan kearifan, kegiatan lokal yang dulu ada, namanya musyawarah, mufakat dan gotong royong. Terjadi kerusakan, sebaiknya gotong royong diperbaiki. Selanjutnya serahkan ke pemerintah," ujarnya.

Simpang Sembiring: Saya Difitnah!


Drs Simpang Sembiring MH (55) dan istrinya Artaulina Br Parangin-angin yang ditemui di Kantor Camat Siantar Marihat, membantah semua tuduhan warga soal isu begu ganjang tersebut.

“Tidak ada itu. Tidak ada saya dan keluarga saya memelihara seperti yang dituduhkan,” ungkapnya.
Pemilik rumah di Jalan Farel Pasaribu No 141 Kelurahan Pardamean yang sempat dirusak massa itu juga menyebut bahwa dirinya adalah korban fitnah. “Saya ini difitnah. Saya diam, bukan berarti saya takut,” jelasnya. (int)

0 comments:

Post a Comment