10.9.16

IPK Gelar Ibadah Penguatan Bersama Korban Isu Begu Ganjang

Foto bersama usai kebaktian.
TobaTimes-Keluarga Simpang Sembiring, korban isu begu ganjang di Pematangsiantar, mengadakan kebaktian bersama dengan pengurus Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Pemuda Karya (DPD IPK) Pematangsiantar. Kebaktian ini bentuk kepedulian IPK kepada masyarakat. Ceramah disampaikan Pdt  Robert Siahaan di sekertariat IPK Jalan Pattimura, Kecamatan Siantar Timur, Jumat (9/9).

Pdt Robert Siahaan mengatakan bahwa kasus isu begu ganjang tidak sepatutnya terjadi jika masyarakat memahami ajaran agama dengan baik. Ia menyanyangkan pandangan masyarakat yang sangat sensitif dengan setan, tetapi dengan Tuhan kurang sensitif. Untuk masalah ini, Robert Siahaan menguatkan keluarga Simpang Sembering agar tetap kuat, sebagaimana kehidupan Daud yang difirmankan Tuhan dari nast Alkitab Mazmur 116.

"Ini menceritakan pengalaman Daud. Apa yang dialami Daud tidak sebanding dengan apa yang kita alami. Dari kecil Daud sudah mengalami banyak diskriminasi. Meskipun banyak gosip, Daud berkata, Tuhan, aku mengasihi Engkau. Intinya adalah Daud mengasihi Tuhan karena ia mengenal Tuhan. Bagaimana orang dapat mengasihi Tuhan kalau tidak mengenalNya," ucapnya.

Robert Siahaan menekankan, mestinya manusia harus belajar dari alam semesta tentang Tuhan dan belajar dari Alkitab. "Karena di situ ditulis dan dimuat tentang Tuhan, sehingga kalau ada yang memperkenalkan hal lain kepada kita, maka kita bisa mengenal Tuhan yang sesunguhnya. Bacalah Alkitab. Darimana lagi kita belajar tentang Tuhan, yaitu dari diri kita sendiri. Kita disainsnya Tuhan, maka kita harus bangga dengan hidup kita ini. Tuhan punya rancangan terhadap pribadi manusia. Kemudian kita harus belajar mengenal Tuhan dari Salib. Itu (Salib) bukan asesoris semata. Itu bukti tentang kehadiran Tuhan," jelasnya.

Masih menurut Siahaan, isu itu telah menimbulkan trauma bagi keluarga Simpang Sembiring. Ia menyayangkan isu yang dikaitkan dengan begu ganjang setiap ada warga kesurupan. "Seolah-olah kita lebih hebat dari Tuhan. Hari pertama dilempar 3 kali, di hari kedua 1 kali dilempar. Saya pas makan tiba-tiba sudah datang massa. Itulah sedikit kronologis pada tanggal 4 itu. Untuk ada hujan, kalau tidak, mungkin akan fatal masalahnya,” katanya.

Sementara Simpang Sembiring berharap agar Polisi terus melakukan pengusutan atas kasus ini sampai ada titik terangnya. “Harapan saya ini bisa cepat selesai sehingga saya bisa beraktivitas dengan nyaman dan tenang,” ujarnya.

“Kami sekeluarga sudah telah tinggal di Jalan Lapangan Bola Bawah selama 33 tahun dan belum pernah sekalipun diperlakukan semena-mena seperti ini. Kami juga sering melakukan kegiatan sosial. Dan saya juga aktif di perkumpulan Karo dan mengikuti organisasi lain, termasuk menjadi ketua Persada Merga Silima Siantar-Simalungun. saya juga dulu ketua koperasi CU Bina Kasih,” ujarnya.


Ketua DPD IPK Pematangsiantar Daniel Silalahi didampingi sejumlah pengurus lain mengaku sangat prihatin dengan apa yang terjadi pada keluarga Simpang Sembiring. Ia juga menyayangkan minimnya perhatian pemerintah. “Saya lihat belum ada tindakan kongkrit dari pemerintah. Harusnya pemerintah menjamin keselamatan dan kenyamanan. Dengan ini kita mengundang keluarga ini ikut kebaktian agar bisa lebih termotivasi dan tidak perlu takut,” ujar Daniel.

“Intinya kita dari IPK adalah memberikan semangat ke Pak Sembiring, dia tidak sendiri dan kita berusaha mengeluarkan rasa takut itu dari dirinya dan keluarga,” katanya. (TT/int)

0 comments:

Post a Comment