7.9.16

Waduh, 276 Warga Asahan Terkena DBD


TobaTimes-Kurun waktu Januari hingga Agustus 2016, tercatat sebanyak 276 kasus Demam Berdarah Danguange (DBD) terjadi di Kabupaten Asahan dan tercatat sebanyak 8 orang korban meninggal dunia akibat terjangkit virus Danguage yang disebarkan melalui nyamuk Aedes Aegypti.
Petugas dari Dinas Kesehatan melakukan fogging di Kisaran Barat.
Berdasarkan data ini berarti jumlah kasus DBD di Asahan meningkat sebab tahun 2015 tercatat sebanyak 174 kasus dengan korban meninggal dunia 1 orang.

Kepala Seksi Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit (Kasi P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan SAfrin Sanja menyebutkan bahwa puncak wabah DBD terjadi pada bulan Agustus 2016 dengan jumlah 110 kasus. “Kasus DBD yang paling banyak terjadi di Kecamatan Pulau Rakyat. Dari bulan Januari hingga Agustus tercatat sebanyak 55 kasus. Untuk bulan Agustus saja terdapat 45 kasus,” ujar Safrin saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (6/9).

Safrin menambahkan perubahan iklim yang tidak menentu mengakibatkan perkembangbiakan nyamuk Aedes Agypti sebagai faktor penyebab virus Danguage semakin meningkat. Hal ini karena prilaku masyarakat yang cenderung kurang menjaga kebersihan tempat tinggal dan lingkungan, seperti menampung air dalam bak-bak penampungan tanpa menjaga kebersihannya, menjadikan wadah tersebut menjadi sarang ideal bagi jentik-jentik untuk berkembang biak.

“Kondisi ini menyebabkan nyamuk berkembang biar sepanjang tahun dan menularkan penyakit hingga memakan korban jiwa,” imbuhnya.

Lebih lanjut Safrin menambahkan, cara ampuh sebagai pencegahan Virus Danguange adalah dengan cara melakukan pemberantasan sarang nyamuk untuk memutus mata rantai perkembangangbiakan nyamuk.

“Pelaksanaan fogging (pengasapan) bukanlah cara jitu sebab fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara telur, jentik dan larva nyamuk tidak mati, sehingga perlu kesadaran masyarakat supaya rajin menguras bak penampungan air dan menutupnya, mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan dan tetap menjaga kebersihan lingkungan atau yang lebih dikenal dengan istilah 3 M (menguras, menutup dan mengubur,” tambahnya.

Safrin juga menyebutkan selama ini pihanya terus melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat untuk melakukan antisipasi terhadap serangan nyamuk Aedes Aegypti.

“Kita masih terus melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat dalam mengantisipasi penyakit Demam Berdarah kepada masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Asahan melalui puskesmas-puskesmas, dan menggalakkan program 3M serta melakukan fogging,” ujarnya mengakhiri. (TT/int)

0 comments:

Post a Comment