10.9.16

Puluhan Tahun Suami Bawa PSK ke Kamar, Istri Rela Demi...

TobaTimes-Selama bertahun-tahun, Mela pura-pura tidak tahu tinggkah suaminya, sebut saja Unto (60), membawa PSK (pekerja seks komersil) keluar-masuk ke kamar pribadinya. Kenapa Mela bisa bertahan.

Ilustrasi.
Setelah 35 tahun, terungkap bahwa Mela rela diperlakukan seperti hanya demi warisan, warisan dan warisan. Jumlah warisan Unto memang cukup besar, konon hampir Rp 10 miliar. Karena bermimpi menikmati harta besar itulah Mela menutup mata dan hati selama 35 tahun terhadap ulah nakal suaminya. Dia membiarkan suami memasukkan PSK-PSK tiap hari.

“Suamiku itu dulu suka mabuk, main perempuan tiap hari. Judi juga. Biasalah sudah kaya raya. Jadi manja,” ujar Mela ketika mengurus surat warisan di Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jumat 9 September 2016 kemarin.

Mela menceritakan, pernikahannya dengan Unto memang atas perjodohan orangtua. Awaknya Mela menolak menolak, namun lambat-laun Mela mulai realistis dan akhirnya menerima perjodohan itu. Ia butuh materi untuk menunjang kebutuhannya, apalagi Mela adalah anak pertama dari lima bersaudara, yang harus bisa menyekolahkan adik-adiknya.

Mela menikah dengan Unto saat usianya 20 tahun. Pada awalnya, Unto sudah sering main perempuan, namun ia tak berani blak-blakan di depan Mela. Tahun pertama pernikahan, Unto mulai terang-terangan memasukkan selingkuhannya ke rumah. Unto merasa berkuasa karena rumah itu adalah rumah warisan orangtuanya.

"Mau marah tidak bisa, soalnya saya harus bertahan supaya bisa menyekolahkan adik-adik saya,” kata Mela.

Dan Unto makin nakal karena Mela tak kunjung hamil, bahkan setelah usia pernikahan mereka menginjak tahun keempat. Pada tahun keenam, Mela hamil, namun kenakalan Unto bukannya berhenti, malah makin menjadi. Hampir tiap hari Unto memasukkan PSK di rumahnya.

“Saya hanya nangis dalam hati. Pikiran saya sudah telanjur sakit hati, tidak ada hasilnya. Saya biarkan, mungkin nanti tobat. Paling tidak, saya bisa hidup gratis dan enak tinggal di rumah mewah,” ujar Mela.


Mela akhirnya pasrah, dia akan membiarkan kelakukan suaminya, menutup hati rapat-rapat. Dia mengisi hari-hari sambil mengelola bisnis perhiasan dan jalan-jalan dengan uang suaminya yang melimpah. Awalnya, urusan keuangan tetap dipegang orangtua Unto. Tapi tahun 2003, orangtua Unto meninggal, Mela akhirnya bisa mengelola materi itu.

Tapi sayang, semua warisan itu masih atas nama suaminya sehingga ia hanya bisa memanfaatkannya. Akhir 2015, Unto terkena serangan stroke, dan hanya bisa tidur di ranjang tanpa bisa berbuat apa-apa. Mela mulai membuka rahasia kesabarannya. 

Karin pun mulai membuka rahasia kesabarannya selama ini. Ia meminta Unto menandatangani seluruh harta warisannya atas nama dirinya.

“Ya maulah. Dia tidak bisa apa-apa. Nanti kalau sudah selesai urusannya, suami saya taruh di panti jombo. Repot ngurusin suami tua renta,” ujar Mela. Kejam rasanya. Tapi rasanya wajar juga. Puluhan tahun ia menderita dan tak pernah dihargai. Kini, Mela tinggal di Perumahan Purimas Rungkut, Surabaya. (TT/int)

0 comments:

Post a Comment