Ilustrasi. |
Pengurus Asosiasi Kontraktor Bangunan Kontruksi Indonesia (Akbarindo) Asahan, Rama, hal itu terjadi karena seluruh pekerjaan pada rencana umum pengadaan Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan yang diketahui sebanyak 79 paket dengan total pagu anggaran senilai Rp13,312 miliar di tahun 2016 belum berjalan.
Sementara, sampai saat ini belum terlihat satupun pengerjaan fisik di lingkungan Dinas Pendidikan Asahan. “Kita tidak tahu sampai kapan ini akan dibiarkan,” ujarnya.
Masih menurut Rama, sesuai jadwal yang disebutkan pada sistem layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) disebutkan pengerjaan paket tahun anggaran yang bersumber dari APBD Asahan tahun anggaran 2016, seharusnya sudah dikerjakan pada Mei dan berakhir di Juli. Ini belum lagi pengerjaan paket yang harus melewati masa tender tentu akan memakan waktu sekitar satu bulan.
Kalau paket pengerjaan di Dinas Pendidikan tersebut dikebut selepas P-APBD, yang rencananya akan bergulir bulan Oktober dan ditargetkan seluruhnya akan selesai sampai akhir tahun maka dikhawatirkan kualitas pekerjaan yang dilakukan secara terburu-buru akan tidak baik dan maksimal.
Sekretaris Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Asahan Rahmad Indra Sinurat menyayangkan hal tersebut. Jika saja seluruh paket proyek pengerjaan di Dinas Pendidikan dapat dilakukan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan maka hal itu akan dapat dinikmati oleh para pelajar dan sekolah. Misalnya pembangunan ruang kelas baru dan pengadaan sejumlah mobiler di sekolah sebagai salah satu penunjang belajar siswa.
“Ini seharusnya sudah berjalan, jika tidak maka yang dirugikan di sini adalah para pelajar dan pelaku di dunia pendidikan,” tandasnya. (TT/int)
0 comments:
Post a Comment