6.9.16

Binsar Manik Tewas Ditembak Polisi, Ibu Pingsan


TobaTimes-Seorang pria bernama Binsar Manik (21), menghembuskan nafas terakhir setelah ditembak polisi. Binsar seketika tewas usai timah panas bersarang di bagian belakang tubuhnya. Senin (5/9) malam, jenazah anak ketiga dari lima bersaudara ini terbujur kaku di rumah duka di Jalan Makmur, Siantar Timur.
Ilustrasi.
Warga sekitar juga terlihat menyemut di rumah duka untuk menyaksikan kondisi Binsar. Ditemui di sana, sejumlah warga sekitar bercerita bahwa kejadian itu bermula pada Minggu (4/9) malam. Saat itu, Binsar bersama salah seorang temannya diduga melakukan pemalakan terhadap anak kos.

Atas adanya laporan itu, personel Polres Siantar kemudian turun ke sekitaran kediaman Binsar guna mengamankan Binsar setelah temannya tersebut berhasil diamankan terlebih dahulu. "Katanya si Binsar memalak anak kos. Sama kawannya dia mencuri. Nggak tau kami siapa kawannya itu. Tapi kawannya itu sudah ditangkap duluan. Datanglah polisi sama kawannya itu ke rumah si Binsar ini. Mau nangkap si Binsar," ungkap warga.

Lantaran tidak mendapati Binsar di kediamannya, petugas kemudian menelusuri sekitaran kediaman Binsar. Hingga akhirnya Binsar berhasil ditemukan di salah satu warung tak jauh dari kediamannya. Pada saat yang bersamaan, Binsar melihat kedatangan petugas sembari membawa temannya tersebut. Melihat kedatangan petugas, Binsar pun ketakutan dan langsung melarikan diri.

Melihat Binsar kabur, petugas langsung mengejarnya. Tak berhasil ditangkap, petugas akhirnya melepaskan tembakan ke arah Binsar hingga mengenai bagian belakang tubuhnya. Binsar pun tewas seketika. "Sempat juga dia kejar-kejaran sama polisi. Karena lari dia makanya ditembak. Punggungnya yang kena. Langsung mati di tempatlah tadi malam," jelas warga.

Sesaat setelah kejadian itu, keluarga Binsar pun serta warga sekitar seketika memadati lokasi kejadian. "Ramailah tadi malam. Ibunya si Binsar itupun pingsan melihat putranya sudah meninggal," ucap warga lagi.

Saat ditanya ke mana jenazah Binsar dibawa usai kejadian itu, warga menuturkan bahwa jenazah Binsar dibawa ke salah satu rumah sakit di Medan. "Katanya dibawa ke Medan. Tadilah dibawa mayatnya ke sini. Tadi sore pun sudah rekonstruksinya di sini," jelas warga.

Kapolsek Siantar Timur AKP G Damanik SH mengatakan, Binsar Manik memang merupakan Target Operasi (TO) kepolisian. Ia dilaporkan sering melakukan pemalakan terhadap warga di wilayah Siantar Timur. “Awalnya, Minggu (4/9), ada laporan pemerasan terhadap empat warga. Mendapat laporan, anggota langsung turun ke lokasi di Jalan KS Tubun depan Gereja HKI untuk melakukan cek TKP,” ungkapnya.

Di sana, personel Polsek Siantar Timur masuk dari Gang Aman. Saat hendak masuk ke Jalan Makmur Kelurahan Asuhan, petugas bertemu dengan dua pria. Ia adalah Binsar Manik dan seorang temannya yang belum diketahui identitasnya. Keduanya sedang nongkrong di simpang Jalan Makmur.

Selanjutnya, melihat kedatangan mobil patroli polisi, kedua pria itu langsung lari. Saksi korban yang mengenali pelaku yang memalaknya melihat dan menunjuk Binsar. Disebutkan, ciri-cirinya, seorang berpostur tinggi dan yang satu lagi pendek. Kemudian polisi mengejar keduanya. Saat akan dilakukan penangkapan, lanjut Damanik, Binsar berupaya melakukan perlawanan dan mencoba melarikan diri.

Tembakan peringatan tidak diindahkannya. Karena tidak mau kehilangan buruannya, polisi langsung melumpuhkan Binsar Manik dengan tembakan mengarah ke kakinya. Namun, saat timah panas diletuskan, tiba-tiba ia turun dari tangga hendak ke bawah rumah. Sehingga timah panas yang diletuskan petugas mengenai pinggang belakang Binsar Manik.

Binsar lalu ambruk begitu timah panas menerjang. Oleh polisi, ia lantas dilarikan ke RS Dr Djasamen Saragih. Karena rumah sakit itu tak sanggup, Binsar dirujuk ke RS Vita Insani Pematangsiantar dan selanjutnya dirujuk ke RS Adam Malik Medan untuk mengeluarkan proyektil peluru yang bersarang di tubuhnya. Namun, nyawa Binsar tidak tertolong lagi. Itu karena proyektil peluru yang bersarang di tubuhnya mengenai ginjal.

“Dari simpang Jalan Makmur, dia sempat lari sejauh 50 meter. Lalu tiga petugas kita mengejarnya. Korbannya marga Marpaung dan marga Sibarani. Binsar memiliki enam komplotan dan sebelumnya Laporan Pengaduan (LP)-nya juga sudah ada. Modus Binsar dan komplotannya beraksi, dengan menuduh para korbannya melakulan tindak kejahatan,” imbuh Kapolsek.

Dijelaskan, peristiwa penembakan terjadi pada Minggu (4/9) sekira pukul 22.00 WIB di dalam rumah Maman Sinaga, warga Jalan Makmur Kelurahan Asuhan. Dan Binsar Manik tewas di RSU Adam Malik Medan, Senin (5/9). (int)

0 comments:

Post a Comment