5.9.16

Pasien RSUD Batubara Tak Dapat Jatah Makan


TobaTimes-Akibat habisnya perbekalan makanan di ruangan gizi, sejumlah pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Batubara, Minggu (4/9) tidak mendapatkan jatah makan.

Kondisi pasien di ruang rawat inap RSUD Batubara.
Informasi dihimpun wartawan, menipisnya setok makanan di ruang gizi sudah terjadi sejak Kamis (1/9), namun baru Sabtu malam (3/9) jatah nasi yang diberikan mulai tidak lagi disertai lauk pauk dan sayur mayur layak seperti biasanya. Bahkan disebut-sebut ada pasien yang tidak mendapat jatah nasi malam itu.
.
Puncak kekosongan logistik di ruang gizi terjadi Minggu pagi. Pekerja yang sudah datang tidak melakukan aktifitas memasak karena tidak ada persedian. Kabarnya mereka hanya merebus air lalu keluar mengosongkan ruangan gizi.

Salah seorang keluarga pasien Adi (25), kepada wartawan di ruang rawat inap membenarkan bahwa pagi itu keluarganya (pasien-red) tidak mendapat jatah nasi. "Nggak ada dikasih, bahkan hingga menjelang siang ini belum datang juga," katanya.

Pantauan wartawan, hingga pukul 11.00 WIB, ruang gizi tampak tertutup. Tapi tak lama kemudian Kepala Ruangan (Kepru) gizi serta beberapa orang pekerja baru muncul membawa bahan makanan yang dibeli secara ketengan.

Tampak dibelanjakan 1 zak beras ditaksir 15 kg, 5 ons bawang merah, 5 ons cabai merah, 2 Kg ikan, 30 butir telur, 2 Kg gula putih, 2 sisir pisang dan sayur mayur diantaranya kol, sawi, jagung dan kacang panjang.

Kepru gizi RSUD Batubara, Sukma Dewi saat dikonfirmasi wartawan di ruang gizi, membenarkan pagi itu pasien di ruang inap tidak mendapat jatah makan. "Benar, tapi cuma pagi ini aja, sebelumnya tetap diberikan. Maklum-maklum sajalah," ujarnya.

Menurut Dewi, habisnya bahan makanan akibat kelemahan oknum PPTK berinisial MR. Untuk persedian makan pasien siang itu Dewi mengaku terpaksa belanja menggunakan uang pribadi. "Sekitar Rp500 ribu belanja ini pakai uang saya. Ini untuk makan siang pasien dan persedian besok," katanya.

Dewi menambahkan, sebenarnya hari itu dia tidak masuk kerja dan seyogyanya waktu libur digunakan untuk keluarga, namun karena memikirkan pasien, dia rela mengorbankan waktu dan tenaganya. "Sebenarnya saya libur, tapi demi pasien, ya saya rela," imbuhnya.

Dilain pihak, Ketua DPD LSM ACI Kabupaten Batubara Ir Mukhlis yang lebih awal tiba di RSUD dalam hal investigasi informasi kepada wartawan mengatakan, kondisi RSUD ini kian hari tampak kian memprihatikan.

Berbagai permasalahan acap muncul dan nyaris tak berkesudahan. Mulai dari setok obatan-obatan yang kerap menjadi keluhan pasien karena keterbatasan pengadaan obat, kurangnya sarana dan alat-alat kesehatan, persoalan uang puding ratusan TKS yang hingga 7 belum dibayar sampai pada indikasi pungli terhadap pasien yang turut menjadi buah bibir masyarakat. Kini logistik di ruang gizi terjangkit pula penyakit serupa.

"Naif dan memalukan kalau jatah makan pasien juga ikut habis. Bagaimana pasien mau sembuh jika mereka tidak makan," tanyanya.

Menurut dia, timbulnya bermacam persoalan di RSUD diduga akibat management RSUD yang tidak baik. Dia berharap hal itu semestinya menjadi pertimbangan serius pemangku kebijakan di daerah untuk menempatkan orang yang benar-benar paham management RS dan bertanggungjawab dengan tugas-tugasnya.

"Tentunya kita tidak sepakat bila kondisi RSUD kerap menjadi keluhan masyarakat. Dan jangan pula gara-gara managemen yang amburadul, pasien di RSUD ini meninggal lantaran tidak dapat jatah makan," imbau Mukhlis menyudahi. (int)

 

0 comments:

Post a Comment