23.11.16

Tak Kuat Menjanda, Dokter Tua Kebelet Dinikahi Duda


TobaTimes - Hmmm...! Kakek asal Kedung Baru Surabaya, sebut saja namanya Unto (69), agak sedang mengalami masa keemasan. Usianya sudah kepala tujuh, punya 12 cucu, berniat menikah lagi dengan sahabatnya yang pensiunan dokter.
Ilustrasi.
Supaya anaknya tidak lagi mengurusi kehidupannya kelak. Ia pun memilih membagi warisannya terlebih dulu. Unto ingin adil selagi masih hidup.

Oleh karena itu, ia tak mau menunda waktu untuk membagi warisan berupa rumah, tanah dan kebun di kawasan Batu sebelum meninggal. Namun yang membuatnya kuat melangkahkan kaki ke Pengadilan Agama (PA) klas 1A Surabaya, Senin (21/11), adalah keinginannya menikah dengan sahabat lamanya, sebut Mela (67).

”Masa tua kini dirawat sama pembantu. Anak-anak sudah sibuk dengan keluarga barunya. Saya mau mengisi hari-hari dengan istri saya nanti,” kata duda beranak empat itu.

Dengan tubuh yang terlihat segar dan kulit bersih, Unto memang terlihat lebih muda jika dibandingkan dengan umurnya. ”Saya olahraga rajin, sepedaan. Tidak merokok. Makan sayuran,” tandas dia dengan senyum lepas.


Menurut pensiunan BUMN itu, dia ingin membagi warisan sebesar Rp 7 miliar ke anak­anaknya. Warisan itu kecuali rumah mewah yang kini ia tempati. Bagi Donwori, rumah itu adalah rumah yang sangat ia sayangi. Hasil kerja kerasnya menjadi seorang pegawai sekaligus pengusaha batu­bara.

Rumah itu pula yang membuat keempat anaknya kini sukses bekerja di perusahan dunia, baik bidang telekomunikasi, perbankan, dan sebagainya.

”Ketemu anak setahun sekali. Saya  tidak mau susah  dan nelongso hidup sendiri. Kebetulan tahun lalu ketemu teman SMA, mantan dokter,” kata Unto.

Mela yang juga seorang dokter memiliki dua anak yang kini tinggal di Autralia. 15 tahun lalu, suaminya meninggal terkena serangan jantung. Sementara Unto ditinggal istrinya untuk selama­lamanya tujuh tahun lalu. Istrinya meninggal karena komplikasi diabetes.

Sementara itu, anak bungsu Unto bernama Mira (40), yang bisa mendampingi ayahnya menyatakan tak bisa lagi berbuat apa­apa. Sebenarnya, Mira sangat berharap ayahnya tidak menikah lagi. Apalagi, ia melihat ayahnya dulu sangat mencintai ibunya.

”Saya kerja di Jakarta. Mau gimana lagi, tidak mungkin juga saya PP Surabaya­Jakarta tiap minggu nemenin ayah. Anak dan suami di Jakarta. Ini saya cuti sampai waktu masuk kerja saja diteleponin terus sama kantor,” kata Mira.

Soal harta warisan yang lebih dulu diberikan ayah, Mira mengaku tidak terlalu memikirkannya. Begitu pula dengan ketiga kakaknya. Bila pun mendapatkan warisan itu, Sephia berniat akan menjadikannya aset dan tidak akan menjualnya.

”Kalau bisa sih nambah terus asetnya,” kata akuntan publik di Jakarta itu. (TT/int)

0 comments:

Post a Comment