29.8.16

Radikalisme Mengintai Sumut

TobaTimes-Aksi teror percobaan bom bunuh diri di Gereja Santo Yoseph, Medan, yang dilakukan Ivan Armadi Hasugian (18), Minggu (28/8) pagi, merupakan indikasi bahwa ajaran radikal sudah menyasar anak-anak muda di Sumatera Utara.

Suasana mencekan saat teror percobaan bom bunuh diri.
Peristiwa teror itu terjadi ketika pastor bernama Albert Pandiangan hendak naik ke mimbar untuk membacakan kitab Injil kepada ratusan jemaat Gereja Katolik Stasi Santo Yosep. Tapi sebelumnya, ratusaan jemaat sudah menaruh rasa curiga terhadap salahseorang jemaat belakangan diketahui bernama Ivan Hasugian, yang duduk di kursi urutan nomor delapan, sesaat ibadah akan dimulai.

Soalnya, jemaat yang biasa beribadah di gereja itu tak pernah melihat sosok Ivan. Ditambah lagi, Ivan juga mengenakan ransel saat ibadah berlangsung.

"Setelah baca injil dan mau homili (mengheningkan dan menghayati doa), tiba-tiba saya melihat ada lelaki pendek lari. Dia mengenakan jaket dan bawa ransel," kata salah seorang jemaat, Klara (45).

Warga yang beralamat di Jalan Dr Mansyur ini bilang, dari ransel yang dikenakan pelaku juga menimbulkan percikan api. Menurut Klara, saat homili berlangsung sekitar pukul 08.30 WIB. Terduga pelaku itu berlari menuju pastor sembari mengeluarkan pisau.
“Selesai pembacaan injil, dari ranselnya ada percikan api. Anak-anak (jemaat lainnya) juga melihat percikan api itu dan bilang ada bom," tambah dia.

Dia mengaku, ada ledakan sekali terjadi di gereja tersebut. Menurutnya, ledakan itu mengeluarkan suara yang lumayan deras.
"Kami kira ada lampu yang meledak," ujar dia.

Tak lama kemudian, ratusan jemaat yang melihat Ivan berlari ke arah pastor Albert, berusaha melindungi. Kemudian, beberapa diantara jemaat pun menghubungi polisi. Diduga bom sempat meledak ketika pelaku berusaha mendekati korbannya.

Sekitar pukul 09.00 WIB, polisi tiba di lokasi kejadian dan langsung mengamankan pelaku. Jemaat lainnya, Markus Harianto (19), warga Jalan Abdul Hakim menambahkan, kakaknya sudah menaruh curiga terhadap Ivan.

"Sebab, kakak saya sudah melihat gelagatnya kayak ngotak-ngatik gitu. Kemudian, terlihat pelaku masang kabel dan memakai jaketnya setengah (kancing setengah)," kata Markus.

Markus juga bilang, di dalam jaket yang dikenakan pelaku, juga terlihat sejumlah wayar-wayar. "Setelah bacaan injil dan kemudian mau kotbah, pastor duduk. Pas duduk itu pastor Albert, dia (pelaku) lari menuju pastor," kata Markus.

Selanjutnya, pelaku menyerang pastor Albert dengan menggunakan sebilah pisau. Menurut informasi, pelaku juga menggunakan kampak dan martil untuk menyerang pastor.

Namun, korban pastor Albert menghindar dari serangan Ivan tersebut. "Pastor Albert luka di tangan kiri," sebut Markus.

Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dir Reskrimum) Polda Sumut Kombes Pol Nur Fallah mengatakan, pelaku Ivan berpura-pura mengikuti kebaktian yang berlangsung di gereja tersebut. Pelaku bukan meledakkan bom, melainkan petasan.

"Diduga petasan tidak meledak. Hanya mengeluarkan api dan asap saja. Setelah itu, pelaku ngejar pastor ke tempat mimbar," kata Fallah di lokasi kejadian Jalan Dr Mansyur No 75, Kelurahan Padang Bulan Selayang, Kecamatan Medan Selayang.

Menurut Fallah, niat pelaku Ivan bukan untuk melakukan aksi bom bunuh diri. Pelaku Ivan hendak membunuh korban pastor Albert dengan menggunakan sebilah pisau dapur.

"Namun yang kena hanya bagian tangan. Setelah itu, dikejar oleh umat dan setelah itu ditangkap lalu diamankan dan segera menghubungi pihak kepolisian," kata Fallah.

Fallah mengaku, belum mengetahui motif pelaku melakukan hal tersebut. Namun indikasi kuat pelaku didalangi oleh seorang oknum yang diduga menaruh dendam terhadap korban pastor Albert Pandiangan.


Politikus senior Partai Gerindra Martin Hutabarat menghimbau agar masyarakat Sumut tidak terpancing dengan kejadian ini. Dia yakin, kejadian ini tidak akan berpengaruh apa pun bagi Sumut. “Sumut sudah teruji kerukunannya lebih dari 100 tahun, dalam ikatan persaudaraan antarsesama warga yang berbeda agama, suku dan ras,” ujarnya.

Dia juga yakin, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumut bersama tokoh-tokoh masyarakat juga akan bergerak cepat merespon dan menyadarkan masyarakat bahwa tidak ada masalah agama di sini.

Dia juga mendesak kepolisian bertindak cepat untuk mengusut kejadian ini. “Pasti ada aktor di belakangnya, yang tidak merasa berdosa telah mengorbankan anak-anak muda yang belum dewasa berpikirnya, menjadi korban dalam peristiwa ini,” ujar Martin, yang juga anggota Pansus RUU terorisme yang sedang dibahas DPR sekarang ini. (int)

0 comments:

Post a Comment