Ilustrasi. |
Fahmi, sapaan akrabnya menyampaikan, kurang lebih sudah dua kali dia melihat pasien mencoba memaksakan berjalan dengan susah payah akibat ketiadaan kursi roda di rumah sakit tersebut.
Keluarga pasien dengan terpaksa mengangkat atau menggendong pasien hingga sampai ke lokasi tempat berobat.
“Kadang ada pasien yang hanya ingin berobat jalan dan mencek kondisi kesehatan. Si pasien tidak masuk ruang IGD atau pintu samping. Dia sulit berjalan, tapi tak ada kursi roda. Kasihan juga melihatnya,” ujarnya.
Menurutnya, kursi roda sangat membantu pasien yang berobat ke RSUD, sekalipun pasien itu tidak rawat inap. Sebab, banyak pasien yang berasal dari daerah Padangsidimpuan hanya memeriksa kondisi kesehatan atau rawat jalan, bukan rawat inap.
“Intinya, kita ingin pasien merasakan suasana kenyamanan ketika berobat ke RSUD Padangsidimpuan, dan ini Rumah Sakit kebanggan kita di Tabagsel ini. Jadi harapan kita, di waktu berikutnya ada upaya perbaikan yaitu memenuhi harapan dari masyarakat,” pungkasnya.
Hal yang sama juga diucapkan P Pohan, warga lainnya. Ia mengaku kasihan melihat kondisi pasien yang dipaksa berjalan. Sementara kondisi pasien tidak bisa berjalan.
“Seharusnya, pasien yang susah berjalan harus diberi kursi roda. Kadang kita berpikir, akankah seperti itu terus? Kita berharap agar kursi roda siap sedia bagi pasien yang membutuhkan. Semoga itu dapat terwujud, itu harapan kita,” pungkasnya. (int)
0 comments:
Post a Comment