TobaTimes-M Ricky Sihombing (17) hilang terseret arus, Senin (12/9) sore. Peristiwa terjadi saat korban dan rekan-rekannya berwisata ke air terjun Pansur di Pansur Bayu Bagasan, Kecamatan Tanah Jawa, Simalungun.
Korban berstatus pelajar kelas III SMK Negeri di Air Joman, Asahan. Ia pergi ke air terjun itu bersama adik dan teman-temannya.
Menurut rekan korban, sebelumnya mereka berniat menghabiskan waktu liburan sembari menikmati panorama alam di air terjun Simpang Tusam Pasiran Jambuara, Bandar Pasir Mandoge, Asahan.
Namun karena di lokasi ini terlalu padat pengunjung, Ricky mengajak teman-temannya ke air terjun Pansur. Dewi (22), salah seorang teman korban yang ditemui di lokasi kejadian mengungkapkan, mereka berangkat dari Air Joman sekira pukul 11.30 WIB.
Mereka berangkat secara rombongan dengan 10 sepeda motor. Saat itu korban mengendarai Suzuki Satria FU dan membonceng keponakannya. “Memang rencananya kami bersantai di air terjun Simpang Tusam Pasiran Jambuara. Namun setibanya di sana, pengunjung padat. Kemudian dia (korban, red) mengajak kami menuju air terjun Pansur di Tanah Jawa,” ujar Dewi.
Dewi mengatakan, sebelumnya korban sudah pernah ke air terjun di Kabupaten Simalungun ini. “Sampai di Simpang Palang PTPN IV Hatonduhan, tepatnya di Nagori Buntu Bayu, kami berbelok ke kanan. Lalu kami melewati pondok Afd II Empalsmen PTPN IV Hatonduhan dan pondok Afd I. Begitu sampai di jalan masuk menuju air terjun, rombongan langsung menuruni jalan setapak yang cukup terjal dan curam,” tambahnya.
Kemudian sekira pukul 15.00 WIB, Ricky dan rombongan sampai di air terjun. Sejuknya percikan air yang terbawa hembusan angina di lokasi kemudian memancing mereka untuk secepatnya turun ke air.
Begitu sampai, si Ricky berjalan paling depan karena dia sudah pernah berkunjung ke tempat ini. Setelah itu kami menuju gundukan pulau pasir yang berada di tengah-tengah ‘danau’ air terjun itu,” tukas Dewi.
Selanjutnya rombongan menelusuri lokasi kawasan air tejun yang juga disebut dengan air terjun Bukit Kembar. Dikatakan demikian, sebab ada dua aliran sungai yang menyatu di sana, yakni aliran dari sungai Boluk dan Aek Sopang. Aliran air itu menyatu dan berkumpul di wadah yang bentuknya seperti danau seluas 60-70 meter.
Tak lama kemudian, Ricky dan rombongan kemudian masuk ke ‘danau’ itu sembari bermain di air yang kedalamannya kira-kira selutut orang dewasa. Di sana juga ada ratusan warga lainnya yang sedang berwisata dan menikmati panorama alam.
Namun suasana tiba-tiba berubah mencekam. Pemuda warga Pondok Melati Desa Binjai Sebrangan, Lingkungan 8, Kecamatan Air Joman, ini tiba-tiba berteriak minta tolong. Saat dilihat, separuh badan Ricky sudah masuk ke air. Pasir dan bebatuan yang semula diinjaknya seakan amblas dan korban tersedot oleh arus bawah tanah.
Melihat kejadian, adik korban Hery Irawan dan teman-temannya yang lain berusaha memberikan pertolongan. Hery yang sempat memegang tangan korban dan ikut menyelam dengan maksud menarik tubuh Ricky. Namun Hery tak kuasa. Sebab ia merasakan arus air sangat kuat di bawah tanah yang menyedot abangnya. Karena sudah nyaris tenggelam, Hery tak dapat menyelamatkan sang abang. Pegangannya dengan tangan Ricky pun lepas. Setelah muncul ke permukaan, Hery tampak lemas, bahkan nyaris pingsan.
Takk hanya Hery, teman korban lainnya juga sempat ikut menyelam untuk menolong Ricky. Namun usaha yang mereka lakukan tak membuahkan hasil. “Kami pun heran. Kenapa bisa seolah-olah ditelan air dan tak terlihat. Si korban ini seperti disedot dari bawah. Tapi hanya dia saja, yang lainnya tidak apa-apa,” ujar salah seorang pengunjung air terjun itu.
Selanjutnya rombongan yang berusaha mencari keberadaan korban semakin cemas. Setelah sekian lama menelusuri ‘danau’ itu, korban tak juga terlihat. Mengingat waktu yang semakin sore, rombongan kemudian memutuskan Hery dievakuasi ke rumah penduduk terdekat, tepatnya di kediaman Oppung Buana Sinaga. Sedangkan rekan-rekan korban lainnya bertahan di sekitar air terjun, menunggu munculnya tubuh Ricky.
Hingga tadi malam pukul 22.00 WIB, tubuh korban tak muncul juga. Beberapa warga Pansur kemudian ikut berjaga-jaga di lokasi hingga matahari terbit. Itu setelah Pangulu Bayu Bagasan, Linton Sinurat mengajak warga memasang jaring di aliran sungai air terjun tersebut, dengan harapan tubuh korban akan sangkut di jaring jika saja tiba-tiba muncul ke permukaan air. (TT/int).
Ilustrasi. |
Namun karena di lokasi ini terlalu padat pengunjung, Ricky mengajak teman-temannya ke air terjun Pansur. Dewi (22), salah seorang teman korban yang ditemui di lokasi kejadian mengungkapkan, mereka berangkat dari Air Joman sekira pukul 11.30 WIB.
Mereka berangkat secara rombongan dengan 10 sepeda motor. Saat itu korban mengendarai Suzuki Satria FU dan membonceng keponakannya. “Memang rencananya kami bersantai di air terjun Simpang Tusam Pasiran Jambuara. Namun setibanya di sana, pengunjung padat. Kemudian dia (korban, red) mengajak kami menuju air terjun Pansur di Tanah Jawa,” ujar Dewi.
Dewi mengatakan, sebelumnya korban sudah pernah ke air terjun di Kabupaten Simalungun ini. “Sampai di Simpang Palang PTPN IV Hatonduhan, tepatnya di Nagori Buntu Bayu, kami berbelok ke kanan. Lalu kami melewati pondok Afd II Empalsmen PTPN IV Hatonduhan dan pondok Afd I. Begitu sampai di jalan masuk menuju air terjun, rombongan langsung menuruni jalan setapak yang cukup terjal dan curam,” tambahnya.
Kemudian sekira pukul 15.00 WIB, Ricky dan rombongan sampai di air terjun. Sejuknya percikan air yang terbawa hembusan angina di lokasi kemudian memancing mereka untuk secepatnya turun ke air.
Begitu sampai, si Ricky berjalan paling depan karena dia sudah pernah berkunjung ke tempat ini. Setelah itu kami menuju gundukan pulau pasir yang berada di tengah-tengah ‘danau’ air terjun itu,” tukas Dewi.
Selanjutnya rombongan menelusuri lokasi kawasan air tejun yang juga disebut dengan air terjun Bukit Kembar. Dikatakan demikian, sebab ada dua aliran sungai yang menyatu di sana, yakni aliran dari sungai Boluk dan Aek Sopang. Aliran air itu menyatu dan berkumpul di wadah yang bentuknya seperti danau seluas 60-70 meter.
Tak lama kemudian, Ricky dan rombongan kemudian masuk ke ‘danau’ itu sembari bermain di air yang kedalamannya kira-kira selutut orang dewasa. Di sana juga ada ratusan warga lainnya yang sedang berwisata dan menikmati panorama alam.
Namun suasana tiba-tiba berubah mencekam. Pemuda warga Pondok Melati Desa Binjai Sebrangan, Lingkungan 8, Kecamatan Air Joman, ini tiba-tiba berteriak minta tolong. Saat dilihat, separuh badan Ricky sudah masuk ke air. Pasir dan bebatuan yang semula diinjaknya seakan amblas dan korban tersedot oleh arus bawah tanah.
Melihat kejadian, adik korban Hery Irawan dan teman-temannya yang lain berusaha memberikan pertolongan. Hery yang sempat memegang tangan korban dan ikut menyelam dengan maksud menarik tubuh Ricky. Namun Hery tak kuasa. Sebab ia merasakan arus air sangat kuat di bawah tanah yang menyedot abangnya. Karena sudah nyaris tenggelam, Hery tak dapat menyelamatkan sang abang. Pegangannya dengan tangan Ricky pun lepas. Setelah muncul ke permukaan, Hery tampak lemas, bahkan nyaris pingsan.
Takk hanya Hery, teman korban lainnya juga sempat ikut menyelam untuk menolong Ricky. Namun usaha yang mereka lakukan tak membuahkan hasil. “Kami pun heran. Kenapa bisa seolah-olah ditelan air dan tak terlihat. Si korban ini seperti disedot dari bawah. Tapi hanya dia saja, yang lainnya tidak apa-apa,” ujar salah seorang pengunjung air terjun itu.
Selanjutnya rombongan yang berusaha mencari keberadaan korban semakin cemas. Setelah sekian lama menelusuri ‘danau’ itu, korban tak juga terlihat. Mengingat waktu yang semakin sore, rombongan kemudian memutuskan Hery dievakuasi ke rumah penduduk terdekat, tepatnya di kediaman Oppung Buana Sinaga. Sedangkan rekan-rekan korban lainnya bertahan di sekitar air terjun, menunggu munculnya tubuh Ricky.
Hingga tadi malam pukul 22.00 WIB, tubuh korban tak muncul juga. Beberapa warga Pansur kemudian ikut berjaga-jaga di lokasi hingga matahari terbit. Itu setelah Pangulu Bayu Bagasan, Linton Sinurat mengajak warga memasang jaring di aliran sungai air terjun tersebut, dengan harapan tubuh korban akan sangkut di jaring jika saja tiba-tiba muncul ke permukaan air. (TT/int).
0 comments:
Post a Comment