TobaTimes-Seorang siswa kelas XI di salah SMK di Tapteng berinisial BS (17), ditemukan tewas di kamar tidurnya dengan posisi gantung diri, Rabu (14/9) malam sekira pukul 21.30 WIB.
Ilustrasi |
Alangkah terkejutnya, Sariani menyaksikan anaknya telah tergantung di tiang kamar itu. Ia kontan berteriak minta tolong. Tak lama berselang, warga berbondong-bondong ke kediaman Sariani untuk melihat apa yang terjadi. Warga kemudian melapor kepada perangkat desa dan diteruskan ke Polsek Pandan.
“Setelah kami lakukan olah TKP dan pemeriksaan oleh tim medis di rumah duka, korban murni meninggal dunia karena gantung diri. Di tubuhnya tidak ditemukan tanda penganiayaan,” ujar Kapolsek.
Sambil terisak, Sariani mengatakan, pagi itu anaknya malas pergi sekolah. "Tadi pagi saya bangunkan dia untuk pergi sekolah, dia malah marah-marah sama saya. Cuma karena saya bujuk, dia pergi sekolah,” kata Sariani terisak.
Sariani mengatakan, sepekan sebelum peristiwa itu, dia pernah bermimpi atap rumahnya diterbangkan angin kencang dan rumah digenangi air. Setelah kejadian, dia sadar itu pertanda. “Saya pernah mimpi rumah kami ini terbang dan banjir rumah ini, rupanya inilah yang terjadi. Kasian anakku ini, dia yang menanggung,” ucap Sariani.
Sariani mengaku sangat sedih karena beberapa kali anaknya itu melontarkan kata-kata tak wajar. Dan itu bermula setelah anaknya pulang berobat tradisional akibat sakit pada bagian kepala saat menyambut Bulan Suci Ramadhan lalu.
“Waktu balimau-limau kemarin, dia sakit dan kami bawa berobat ke tempat saudara di Binanga. Ada satu bulan dia tinggal di sana. Seminggu Lebaran dia baru pulang ke sini, dan sehat-sehat. Tapi setelah pulang, dia pernah bilang ingin terbang sangat jauh, jauhlah pokoknya. Mendengar itu nangis,” tuturnya.
Korban juga kerap mengaku bertemu dan berkumpul dengan kakek-neneknya yang telah lama meninggal.
“Kadang saya lihat dia merokok sambil termenung, saya tanya mengapa, dia jawab sedang berkumpul dengan nenek dan kakek,” kisahnya. (TT/int)
0 comments:
Post a Comment