TobaTimes-Jefri Samosir (25)m Warga Kelurahan Saribudolok, Kecamatan Silimahuta, Kabupaten Simalungun, dikeroyok teman sekampungnya hingga mengalami luka tusuk di bagian perut. Beruntung, nyawa Jefri masih terselamatkan.
Akibatnya, Rabu (14/9) malam, bapak satu anak ini terlihat dirawat di ruang Paviliun C RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar. Meski sudah sadarkan diri, Jefri masih terlihat lemah dan belum dapat banyak berbicara. Di ruangan itu, Jefri tak sendiri. Ia ditemani istri dan beberapa keluarganya yang lain.
Ditemui di sana, istri Jefri, boru Simamora menuturkan bahwa dia tidak mengetahui pasti bagaimana peristiwa yang berlangsung pada Selasa (13/9) malam itu bisa terjadi. "Aku nggak tau kenapa, nggak tau gara-gara apa. Langsung kami bawa ke sini tadi malam. Jam 3 pagi kami sampai di sini," jelasnya.
Boru Simamora melanjutkan, saat dibawa ke RSUD, Jefri dalam keadaan tidak sadarkan diri. "Belum sempat dia kami tanyai karena dia pingsan. Sekarang pun masih belum bisa dia banyak bicara. Tadi jam tiga sorelah dia baru sadar, karena luka semua perut sama punggungnya. Kelilinglah lukanya. Kata Dokter dia belum bisa banyak bicara,"
lanjutnya.
Meski begitu, kata Boru Simamora, kasus tersebut sudah ditangani personel Polsek Seribudolok dan salah seorang terduga pelaku bermarga Saragih sudah diamankan. "Sudah ditangani polisinya ini. Satu pelakunya marga Saragih katanya sudah ditangkap," ungkapnya.
Dengan tertangkapnya Saragih, Boru Simamora mengaku tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan pelaku terhadap suaminya. "Padahal orang ini (korban dan pelaku, red) berkawan kompak, sama-sama tukang becak. Makanya kami pun bingung kenapa bisa seperti itu? Nggak tau kami gara-gara apa," ujarnya.
Masih di lokasi yang sama, Boru Bakkara, salah seorang tetangga korban mengatakan, sesaat setelah kejadian itu, Jefri pergi ke kediaman salah seorang warga sekitar untuk minta tolong. "Datang katanya dia ke rumah orang, lupa kami marga apa itu. Dipanggilnya lah aku. Terus dibilang si Jefri ini samaku: panggil dulu istriku, sudah mau mati aku,” kata boru Bakkara.
Selanjutnya ia pun menanya korban. “Kenapa rupanya kau? Lalu dibukanya bajunya, sudah luka semua. Akupun nggak tahan melihatnya. Langsung kupanggillah istrinya, kami bawahlah ke sini," kisahnya.
Sementara itu, Boru pakpahan, nenek Jefri mengungkapkan bahwa pelaku pengeroyokan terhadap cucunya itu berjumlah tujuh orang. "Memang seorang sudah ditangkap tapi katanya, tujuh orang pelakunya. Di depan rumah warga juga kejadiannya ini," terangnya.
Berawal dari Kedai Tuak
Informasi dihimpun dari sekitar lokasi kejadian, peristiwa itu berawal ketika korban beserta para pelaku minum tuak di salah satu kedai yang berada di Kampung Pelita, Kelurahan Saribudolok.
Ketika itu salah seorang pengunjung kedai pulang. Selanjutnya Jefri kemudian menceritakan pria yang pulang dari kedai tersebut. Namun perkataan Jefri langsung ditanggapi oleh rekannya Riston Sidabutar (38), hingga berbuntut pada perdebatan.
Tak lama kemudian, suasana memanas dan keduanya keluar dari kedai untuk berkelahi. Setelah sama-sama berjalan sejauh 30 meter, Jefri dan Riston beradu fisik.
Pada perkelahian itu, Riston sempat bergulat di tanah. Namun saat posisi Riston di atas, ia sempat melepaskan pukulan yang mengenai mulut Jefri. Tetapi perkelahian itu tak berlangsung lama karena warga sekitar langsung melerai keduanya.
Sementara di saat bersamaan, SS (24) bersama PN tiba di lokasi. Takut dengan kehadiran SP dan PN itu, Jefri langsung melarikan diri ke arah Jalan Kabanjahe dan bersembunyi.
Menurut informasi, sekira pukul 22.00 WIB malam itu, SS dan PN langsung mengejar dan mencari-cari korban, setelah terlebih dulu ke dapur Riston Sidabutar, diduga untuk mencari pisau. Tak berselang lama, keduanya berhasil menemukan Jefri dan diduga menganiayanya, sebelum akhirnya melarikan diri.
Sedangkan korban yang dikeroyok dan ditikami hingga sebelas liang pada punggung dan pinggangnya, berteriak minta tolong. Warga yang mendengar dan melihat langsung memberikan pertolongan. Malam itu juga Jefri dibawa ke Klinik Katolik Saribudolok. Selanjutnya Jefri dirujuk ke RSUD Dr Djasamen Saragih Kota Siantar.
Kapolsek Saribudolok AKP B Manurung membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, saat ini Riston Sidabutar selaku lawan korban pertama berkelahi sekaligus abang kandung diduga pelaku penikaman SS, telah diamankan di Mapolsek Saribudolok, guna pemeriksaan lebih lanjut.
"Kita sudah amankan salah seorang kawanan pelaku, namun dua lagi melarikan diri dan masih dalam pencarian," kata Kapolsek sembari menyampaikan, atas perlakuan tersebut, pelaku melanggar pasal 351 ayat 2 KUHP. (TT/int)
Ilustrasi. |
Ditemui di sana, istri Jefri, boru Simamora menuturkan bahwa dia tidak mengetahui pasti bagaimana peristiwa yang berlangsung pada Selasa (13/9) malam itu bisa terjadi. "Aku nggak tau kenapa, nggak tau gara-gara apa. Langsung kami bawa ke sini tadi malam. Jam 3 pagi kami sampai di sini," jelasnya.
Boru Simamora melanjutkan, saat dibawa ke RSUD, Jefri dalam keadaan tidak sadarkan diri. "Belum sempat dia kami tanyai karena dia pingsan. Sekarang pun masih belum bisa dia banyak bicara. Tadi jam tiga sorelah dia baru sadar, karena luka semua perut sama punggungnya. Kelilinglah lukanya. Kata Dokter dia belum bisa banyak bicara,"
lanjutnya.
Meski begitu, kata Boru Simamora, kasus tersebut sudah ditangani personel Polsek Seribudolok dan salah seorang terduga pelaku bermarga Saragih sudah diamankan. "Sudah ditangani polisinya ini. Satu pelakunya marga Saragih katanya sudah ditangkap," ungkapnya.
Dengan tertangkapnya Saragih, Boru Simamora mengaku tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan pelaku terhadap suaminya. "Padahal orang ini (korban dan pelaku, red) berkawan kompak, sama-sama tukang becak. Makanya kami pun bingung kenapa bisa seperti itu? Nggak tau kami gara-gara apa," ujarnya.
Masih di lokasi yang sama, Boru Bakkara, salah seorang tetangga korban mengatakan, sesaat setelah kejadian itu, Jefri pergi ke kediaman salah seorang warga sekitar untuk minta tolong. "Datang katanya dia ke rumah orang, lupa kami marga apa itu. Dipanggilnya lah aku. Terus dibilang si Jefri ini samaku: panggil dulu istriku, sudah mau mati aku,” kata boru Bakkara.
Selanjutnya ia pun menanya korban. “Kenapa rupanya kau? Lalu dibukanya bajunya, sudah luka semua. Akupun nggak tahan melihatnya. Langsung kupanggillah istrinya, kami bawahlah ke sini," kisahnya.
Sementara itu, Boru pakpahan, nenek Jefri mengungkapkan bahwa pelaku pengeroyokan terhadap cucunya itu berjumlah tujuh orang. "Memang seorang sudah ditangkap tapi katanya, tujuh orang pelakunya. Di depan rumah warga juga kejadiannya ini," terangnya.
Berawal dari Kedai Tuak
Informasi dihimpun dari sekitar lokasi kejadian, peristiwa itu berawal ketika korban beserta para pelaku minum tuak di salah satu kedai yang berada di Kampung Pelita, Kelurahan Saribudolok.
Ketika itu salah seorang pengunjung kedai pulang. Selanjutnya Jefri kemudian menceritakan pria yang pulang dari kedai tersebut. Namun perkataan Jefri langsung ditanggapi oleh rekannya Riston Sidabutar (38), hingga berbuntut pada perdebatan.
Tak lama kemudian, suasana memanas dan keduanya keluar dari kedai untuk berkelahi. Setelah sama-sama berjalan sejauh 30 meter, Jefri dan Riston beradu fisik.
Pada perkelahian itu, Riston sempat bergulat di tanah. Namun saat posisi Riston di atas, ia sempat melepaskan pukulan yang mengenai mulut Jefri. Tetapi perkelahian itu tak berlangsung lama karena warga sekitar langsung melerai keduanya.
Sementara di saat bersamaan, SS (24) bersama PN tiba di lokasi. Takut dengan kehadiran SP dan PN itu, Jefri langsung melarikan diri ke arah Jalan Kabanjahe dan bersembunyi.
Menurut informasi, sekira pukul 22.00 WIB malam itu, SS dan PN langsung mengejar dan mencari-cari korban, setelah terlebih dulu ke dapur Riston Sidabutar, diduga untuk mencari pisau. Tak berselang lama, keduanya berhasil menemukan Jefri dan diduga menganiayanya, sebelum akhirnya melarikan diri.
Sedangkan korban yang dikeroyok dan ditikami hingga sebelas liang pada punggung dan pinggangnya, berteriak minta tolong. Warga yang mendengar dan melihat langsung memberikan pertolongan. Malam itu juga Jefri dibawa ke Klinik Katolik Saribudolok. Selanjutnya Jefri dirujuk ke RSUD Dr Djasamen Saragih Kota Siantar.
Kapolsek Saribudolok AKP B Manurung membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, saat ini Riston Sidabutar selaku lawan korban pertama berkelahi sekaligus abang kandung diduga pelaku penikaman SS, telah diamankan di Mapolsek Saribudolok, guna pemeriksaan lebih lanjut.
"Kita sudah amankan salah seorang kawanan pelaku, namun dua lagi melarikan diri dan masih dalam pencarian," kata Kapolsek sembari menyampaikan, atas perlakuan tersebut, pelaku melanggar pasal 351 ayat 2 KUHP. (TT/int)
0 comments:
Post a Comment