TobaTimes-Hebat Bapak ini, sebut saja namanya Unto (66 tahun). Kerjanya tukang jagal sapi. Pria kekar Warga Kedinding, Surabaya, ini punya tiga istri. Anaknya 13 orang, semua berhasil dikualiahkan hingga jenjang magister atau S2.
Ilustrasi. |
Dia mengenakan kaos oblong bewarna hitam yang kumal dan sarung yang dilipat di perut. Rambutnya yang kribo acak-acakan seolah tak pernah disisir. “cepat, jangan lama-lama,” kata Unto kepada pengacaranya.
Sang pengacara, Abdul Kadir, segera menyelesaikan tugasnya. Unto lalu sembari merokok. Beberapa menit kemudian, sopirnya datang meminta uang. Unto tak banyak kata. Dia mengeluarkan uang dari lipatan sarungnya.
Semua orang yang berada di sekitar itu terpukau. Di lipatan sarung itu terdapat ratusan ribuan. “Ini,” ujar Unto segepok uang kepada sang sopir, lalu pergi.
Unto tak banyak bercerita soal dirinya. Dia hanya berkisah bahwa dirinya sudah tua. Sudah saatnya dia membagi 50 hektar tanah yang ada di Madura, Probolinggo dan Pasuruan untuk dibagi kepada 13 anaknya.
“Dibagi rata. Kalau tidak terima ya tidak saya kasih,” ujar dia dengan logat madura.
Sejak dulu, Unto memang selalu adil dengan anak-anaknya. Baik anak dari istri pertama maupun yang terakhir. Ketiga istrinya juga diberikan rumah lengkap dengan bisnisnya. Istri pertama bisnis butik di ITS, istri kedua di Pasuruan jadi penjual daging. Istri ketiga di Probolinggo juga punya bisnis sepatu dan peralatan olahraga.
Unto sendiri bekerja sebagai distributor daging. Dia punya beberapa ternak sapi di Madura dan Probolinggo.
“Harta itu titipan. Kalau saya meninggal, harta habis diambil Gusti Allah. Anak-anak dikasih harta bisa habis. Kalau dikasih ilmu ya nanti mereka bisa nambah usaha sendiri. Makanya saya yang tidak lulus SD ini menyekolahkan anak sampai S2 semua,” katanya.
Abdul Kadir mengatakan, diapernah bertemu anak-anaknya saat berkunjung ke rumahnya. “Yang bungsu studi S2 di Unair. Lainnya sudah beres. Sudah menikah. Empat anaknya jadi dokter. Ada yang jadi kepala KUA, dosen, nerusin bisnis daging ayahnya,” kata Kadir.
Sementara itu, sopir Unto bernama Ahmad Misri (30), mengatakan, Abah Unto memang terlihat garang dan keras. Bicaranya juga ceplas ceplos. "Saya juga heran, anak-anaknya diam dan nurut-nurut. Tidak ada yang berani sama Abah. Lihat Abah semuanya nunduk,” kata Ahmad.
Di kampungnya, Abah Unto terkenal sebagai ahli amal. Setiap malam Jumat, dia menggelar pengajian dan membagikan uang kepada tetangga yang miskin dan janda. Itupula yang dilakukan anak-anaknya sekarang. Di beberapa daerah, anak-anaknya yang sukses menjadi dokter selalu mengadakan pengajian tiap bulan.
“Abah itu lucu, sekarang dua bulan sekali, dia gelar arisan keluarga. Giliran dari rumah anak ke anak. Kan ke-13 anaknya sudah dibelikan rumah semua. Jadi bergilir dari rumah anak satu ke anak lainnya,” kata Ahmad. (sumber:jpnn)
0 comments:
Post a Comment