11.9.16

Inilah Atraksi Budaya FDT: Kreasi Ulos, Martumba, Manortor...


TobaTimes-Pagelaran Festival Danau Toba (FDT) di Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, berlangsung sejak Jumat (9/9) dan akan berakhir pada Senin (12/9) nanti. Berbagai agenda masih akan berlangsung, antara lain atraksi budaya Batak yang selalu dinanti pengunjung.

Gubsu pada pembukaan FDT 2016 di Muara.
Pembukaan FDT beberapa hari lalu disemarakkan dengan parade karnaval budaya, mulai dari kain ulos yang disulap jadi pakaian parade karnaval, iring-iringan kebudayaan dari Tanah Samosir dan Karo, hingga tarian empat puak yang dipertontonkan 200 siswa-siswi SMA.

Pada Sabtu (10/9) kemarin, festival dilanjutkan perlombaan renang tingkat SMP-SMA dan lomba solu atau perahu di Pantai Hutanagodang Muara. Masyarakat yang turut menyaksikan perlombaan bersorak-sorai setiap kali kontingen mendekati garis finish. Mereka seolah tak peduli dengan teriknya matahari.

Tak hanya perlombaan, FDT 2016 akan disemarakkan berbagai atraksi budaya dari tujuh kabupaten se-Kawasan Danau Toba. Atraksi budaya akan dimulai pada Sabtu malam, sekitar pukul 19.30 WIB, di panggung utama lapangan dermaga Pelabuhan Muara. Dimulai dari atraksi budaya dari Sibolga dan dilanjutkan dengan beragam atraksi budaya tradisional dari Batubara, Dairi, Karo, dan ditutup dengan hiburan dari Dinas Pariwisata Tapanuli Utara sebagai tuan rumah.

Atraksi budaya akan kembali dilanjutkan pada Minggu (11/9) mulai pukul 19.30 WIB dari Samosir, Tobasa, Padang Lawas, dan ditutup dengan hiburan dari Tapanuli Utara. Atraksi budaya yang akan dimainkan antara lain tarian tor-tor, musik tradisional, lagu pop batak, martumba, manortor dan lainnya.

Selain itu, siang harinya ada juga kegiatan loma lukis anak-anak, pemilihan Ucok-Butet Geopark Kaldera Toba dan lomba paduan suara.
Sementara untuk besok, berbagai kegiatan masih akan berlangsung. Di antaranya adalah, atraksi tarian Mocak dan Tortor Tumba, atraksi budaya Tapanuli Utara dan penyerahan hadiah dan penghargaan Geopark Heroes, ditambah atraksi budaya lain yang bisa dinikmati pengunjung.

“Kalau menurut saya, acaranya menarik sih. Ada beberapa kegiatan yang memang saya nantikan karena keseruannya, seperti beberapa perlombaan. Namun yang paling saya nantikan adalah atraksi budaya batak,” ujar salah seorang pengunjung di sana.

Pengunjung lain, David Siahaan, sangat gemar dan selalu menanti atraksi budaya yang akan ditampilkan di FDT tersebut. “Siung bambu khas Batak hingga tagading gendang khas warga lokal memiliki sejarah menarik. Apalagi melihat tortor sawang yang ditampilkan dengan iringan musik, bisa membuat bulu kuduk saya merinding,” jelas warga Tarutung ini.

Selain berbagai atraksi tersebut, ada juga pameran tenunan ulos yang begitu menarik, sehingga membuat FDT Muara kali ini lain ddengan FDT yang pernah digelar sebelulmnya. Namun begitu, ada juga sejumlah warga yang mengaku menyayangkan ketidakhadiran Menteri Pariwisata Arief Yahya pada pembukaan FDT Jumat (9/9) lalu.

Salah seorang di antaranya adalah Hulman Sihombing, warga Siborong-borong. Menurutnya, sejak tahun 2013 lalu, Kementerian Pariwisata memang mendapat sorotan warga karena ketidakhadiran mereka di even-even tersebut.

"Kita masyarakat sebenarnya mengharapkan kehadiran Pak Menteri Pariwisata. Sebab kita ingin ada orang pusat, selain Presiden Jokowi yang hadir. Agar gaung kegiatan ini benar-benar terdengar di Indonesia,” ujarnya.

Ia menambahkan, even besar seperti itu seharusnya mendapat apresiasi dari menteri terkait. “Bukan sekedar kata, tapi tindakan. Yakni dengan menghadirinya langsung. Apalagi sebelum even dibuka, masyarakat sempat menerima informasi bahwa Menteri Pariwisata akan hadir dan menyaksikan sekaligus membuka FDT di Muara. Tapi nyatanya diwakilkan. Padahal kita belum pernah bertemu beliau, makanya kita datang ke sini untuk bertemu langsung," tandasnya.

Hal yang sama dikatakan David Lumbantobing, warga Kota Tarutung. Menurutnya, ia sengaja datang ke Muara menyaksikan FDT sekaligus melihat pembesar negara yang datang dari Jakarta. Dikatakan David, kehadiran menteri akan memberi kesan yang berbeda terhadap pelaksanaan FDT. Ia pun khawatir bahwa program pemerintah yang menjadikan Danau Toba sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata Indonesia seakan hanya retorika. "Setahuku sejak Festival Danau Toba digelar tahun 2013, kehadiran menteri selalu diwakili. Kita tidak tahu apa penyebabnya, apakah even ini tidak penting bagi dunia pariwisata kita?" ungkap David.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Tapanuli Utara Gibson Siregar menjelaskan, ketidakhadiran Menteri Arief disebabkan beliau sedang mengikuti rapat terbatas. "Surat tertulis dari Pak Menteri Arief ada sama kita. Beliau hari ini mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo," terang Gibson. (TT/int)

0 comments:

Post a Comment