TobaTimes-Setelah dilakukan pencarian berhari-hari, akhirnya harapan warga dan keluarga terkabulkan. Fasko Tamara, yang hilang tenggalam di Sungai Lubang Nagori Kerasaan I, Kecamatan Pematang Bandar, berhasil ditemukan pada Jumat (16/9) sekira pukul 13.50 WIB.
Jasad Fasko muncul ke atas permukaan air. |
Warga tadinya menunggu dan ingin menyaksikan upaya pencarian dengan penyelaman oleh TNI-POLRI serta warga, Namun tak disangka sekira pukul 13.50 WIB, Jasad Fasko muncul dengan tiba-tiba dari mata air Sungai Lubang.
Warga pun teriak histeris saat menyaksikan kemunculan jasad korban dan sontak seluruh personil TNI-POLRI serta Uspika Pematang Bandar dan Bandar yang tadinya belum fokus, langsung berlari turun ke air. Upaya evakuasi langsung dilakukan oleh personil Polsek Perdagangan yang dipimpin Kapolsek Perdagangan AKP Asmara.
Tampak dari radius 3 meter, awak koran ini melihat kondisi jasad yang mengambang di permukaan air itu dengan posisi telungkup dan sudah membengkak. Sementara itu tampak pada bagian punggung luka dan memar memerah, dan sudah menebarkan aroma yang menyengat.
Tak lama kemudian dengan dibungkus kantong mayat yang sudah disediakan oleh Basarnas Parapat, jasad Fasko dibawa ke Puskesmas Pematang Bandar dengan diangkut Ambulance Puskesmas yang sudah standby sejak kejadian pada Rabu (14/9) lalu.
Di Puskesmas, jenazah Fasko diserahkan Kapolsek Perdagangan dan Uspika kepada keluarga korban untuk disemayamkan di rumah keluarga korban di Nagori Sidotani II Kecamatan Bandar. Kapolsek Perdagangan, AKP Asmara mengatakan bahwa atas permintaan keluarga jenazah Fasko tidak diautopsi, cukup visum luar saja karena keluarga dan warga tahu memang Fasko meninggal dunia karena tenggelam di Sungai Lubang.
Sementara itu, setibanya di rumah duka, jenazah korban disambut dengan tangisan dari keluarga besar Fasko dan kerabat. Kemudian keluarga dan warga melaksanakan fardhu kifayah (memandikan, mengkafani dan mensholatkan) terhadap jenazah Fasko. Sekira pukul 17.00 WIB, jenazah Fasko dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum di nagori tersebut.
Sebelumnya, berbagai upaya telah dilakukan, termasuk berbagai ritual dan penaburan aneka bunga. Konon dipercaya sebagai persembahan permohonan kepada penunggu Sungai Lubang agar jasad Fasko bisa dievakuasi dari dalam air.
Percaya tidak percaya, pada hari ketiga, Jumat (16/9) sekira pukul 13.00 WIB, tampak dibatu yang ada di dalam permukaan air Sungai Lubang, sebuah benda yang bahasa jawanya disebut Gagar Mayang dengan ditaburi bermacam benda lainya di sekitar gagar mayang tersebut.
Konon menurut warga, hal ini dilakukan karena korban masih perjaka dan ritual tersebut dilakukan oleh "orang pintar" yang tidak boleh disebutkan namanya oleh warga. Di sebelah utara, gagar mayang ada juga dibuat bangunan seperti gubuk namun kecil, tapi tidak diketahui tujuannya. Kemudian, di atas permukaan air, tepatnya di atas mata air, tampak tertabur bunga beraneka rupa mengambang berputar-putar seakan tidak mau mengikuti arah arus air.
Memang di luar akal manusia rasanya, tepat pukul 13.50 WIB, seperti dilemparkan dari dalam mata air Sungai Lubang itu, jasad Fasko terlempar ke atas permukaan dengan posisi setengah membungkuk (kepala di atas) dan ke arah wajah mengahadap ke matarahari terbenam, bahkan tampak oleh ribuan pasang mata, separuh jasad Fasko melewati permukaan air.
Kemudian jasad itupun jatuh ke air dengan posisi telungkup menghadap ke dalam air. Saat itulah jeritan histeris warga yang menyaksikan secara nyata kemunculan jasad Fasko di permukaan air. (TT/int)
0 comments:
Post a Comment