17.11.16

Sedih Kali...! Tangis, Hujan dan Petir Mewarnai Pemakaman Intan


TobaTimes, Samarinda - Intan Olivia Marbun dimakamkan di pemakaman Kristen Phukat, Loa Duri, Kutai Kartanegara, Selasa (15/11/16) lalu. Saat pemakaman, tangis pelayat menggema, hujan dan petir seolah 'marah' atas kejadian yang menimpa bocah kecil ini.
Jenazah Intan diberangkatkan menuju pemakaman.
Sebagaimana diketahui, Intan meninggal akibat ledakan bom molotov yang dilemparkan Juhanda ke halaman Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11/2016) pagi. Intan sempat dirawat sebelum tewas usai operasi.

Sejak keberangkatan hingga proses pemakanan Intan hujan deras disertai petir tak putus. Pemakaman Intan turut dihadiri Wakil Gubernur Kaltim Mukmin Faisyal, Pangdam VI/Mularwaman Mayjen TNI Johny L Tobing dan Kapolda Kaltim Irjen Pol Safaruddin.

Sejumlah aparat bersenjata lengkap siaga di sekitar pemakaman. Layaknya pejabat negara, keberangkatan jenazah menggunakan ambulans ke lokasi pemakanan diiringi mobil patroli kepolisian.

Di Simpang Tiga Loa Janan atau wilayah berbatasan Kota Samarinda dengan Kabupaten Kutai Kartanegara, pengamanan iring-iringan jenazah korban semakin ketat dengan kian banyaknya personel kepolisian di sepanjang jalan.

Sekitar satu kilometer dari lokasi pemakaman, sejumlah personel Brimob bersenjata laras panjang bersiaga di setiap lorong dan semak-semak termasuk di kebun milik warga.

Di tengah derasnya hujan yang mengguyur, Pangdam VI Mulawarman Mayor Jenderal TNI Johny L Tobing memimpin prosesi pemakaman bocah yang belum lama kehilangan bibi dan neneknya itu.

Dian Susan Br Sinaga tampak tegar meski tak bisa menghapus duka dari mukanya ketika peti mati putrinya itu masuk ke dalam kubur sekitar pukul 14.00 Wita.

Sebelum pemakaman, di rumah duka keluarga menggelar sejumlah proses adat dan keagamaan. Pejabat Pemprov Kaltim dan Pemkot Samarinda tampak berdatangan untuk bersungkawa.

Sejumlah LSM, komunitas hingga perusahaan juga tampak tak mau ketinggalan mendoakan Intan. Tampak nenek Intan, Nurmayah Boro Simanulang yang datang dari Medan, Sumatera Utara, tak kuat menahan tangis.

Intan merupakan cucu pertama Nurmayah. Dalam kondisi terpukul karena kematian Intan, ia dan keluarga meminta agar pelaku diadili sesuai hukum berlaku.

"Kami ucapkan terima kasih banyak kepada masyarakat yang telah membantu dan yang telah peduli dengan anak kami. Semua kata-kata dia jadi kenangan bagi kami, semoga dia tenang di surga," ucap Anggiat Banjarnahor, ayah Intan. (TT/tribunnews/int)

0 comments:

Post a Comment