TobaTimes, Siantar - Persoalan Bangsa Indonesia saat ini semakin kompleks. Di tengah kegaduhan politik pilkada DKI Jakarta, Indonesia juga berduka setelah Gereja Oikumene Sengkotek, Samarinda diteror bom molotov.
Ilustrasi. |
Ira Melia Purba selaku Presidium Gerakan Kemasyarakatan menyampaikan pernyataannya mengenai peristiwa itu.
"Terus terang, saya marah dan menangis mengikuti informasi pengeboman ini. Terutama melihat adik-adik yang masih kecil menjadi korban. Lihatlah wajah-wajahnya. Apa salah mereka? Apa salah Gereja Oikumene itu? Tidak, tidak ada salah mereka. Melainkan otak atau jiwa pelaku bom itulah yang salah," ungkap Ira Purba dengan rawut wajah kasihan melihat peristiwa itu.
Dia berharap, pihak kepolisian menindak tegas pelaku pengeboman itu. Semoga hukum tegas. Pelaku dan aktor intelektual pengeboman itu diminta ditindak dengan tegas dan diberikan hukuman yang setimpal.
"Agar menimbulkan efek jera dan menjadi pembelajaran bagi orang atau pihak yang ingin menghancurkan keutuhan bangsa ini,” ungkapnya.
Selanjutnya, Rowis JM Sitohang selaku Ketua Presidium PMKRI Pematangsiantar menuturkan, bahwa peristiwa pengeboman rumah ibadah sudah semakin sering terjadi di Indonesia. Pada Tahun 2015 lalu, ada dua peristiwa pengeboman yakni peristiwa Tolikara yang terjadi pada 17 Juli dan Aceh Singkil pada 13 Oktober. Kemudian, pada Tahun 2016 ini sudah terjadi 2 kali peristiwa pengeboman. (TT/int)
0 comments:
Post a Comment