TobaTimes-Desa Suka Ramai, Kecamatan
Sei Balai, Batubara, heboh peristiwa penemuan mayat Kori Larasati (16) di parit
kebun sawit milik keluarganya. Belum diketahui motif kematian korban, tapi saat
ditemukan resleting celananya tampak terbuka sedikit.
Keterangan dihimpun, Minggu (13/8), siang sekira pukul 14.00 WIB, korban diketahui pergi seorang diri mengembalakan kambing di areal perkebunan milik orangtuanya. Jaraknya, lebih kurang 800 meter dari rumah mereka.
Keterangan dihimpun, Minggu (13/8), siang sekira pukul 14.00 WIB, korban diketahui pergi seorang diri mengembalakan kambing di areal perkebunan milik orangtuanya. Jaraknya, lebih kurang 800 meter dari rumah mereka.
Tapi sekira pukul 16.30 WIB, kambing yang
diangon korban pulang sendiri ke kandangnya. Sementara Kori Larasati tidak kelihatan.
Ditunggu hingga pukul 17.00 WIB, putri pasangan
Supomo (42) dan Irfa Yustika alias Tika (40), ini tak kunjung pulang.
Supomo pun mulai merasa resah.
Kemudian, Supomo berusaha mencari sendiri putrinya di sekitar kebun dan sawah,
tempat biasa pengembalaan kambing. Tapi tak ketemu.
Kemudian sekira pukul 18.00 WIB, Supomo
menemui uwak (paman) korban Suwardi dan memberitahukan jika Kori
Larasati belum pulang ke rumah. Lalu, Suwardi meminta bantuan warga untuk ikut
melakukan pencarian terhadap korban. Suasana Minggu malam di Desa Suka Ramai pun
mendadak heboh.
“Satu kampung ikut melakukan
pencarian, tadi malam,” ujar Supomo, orangtua korban di rumah duka di Dusun
III, Desa Suka Ramai, Senin (15/8).
Hingga malam sekira pukul 22.50 WIB,
lanjut Supomo, mereka sempat pasrah karena pencarian sama sekali tidak
membuahkan hasil.
Saat keluarga tengah kebingungan
mencari korban muncul Anwar, yang tak lain adalah guru SMA-nya korban. Anwar
yang pada malam itu juga ikut melakukan pencarian korban mengaku ada melihat
sendal di sekitar parit yang menjadi batas lahan antara kebun sawit Supomo
dengan kebun sawit milik warga bernama Saiful.
“Bang tadi saya lihat ada sendal di sekitar
sungai,” kata Supomo, menirukan perkataan Anwar malam itu.
Kemudian Supomo dan Uwak korban
Suwardi bersama-sama dengan warga lainnya melanjutkan pencarian ke lokasi
dimaksud. Sekira pukul 22.50 WIB, Suwardi pun menemukan sepasang sendal yang
dimaksud Anwar. Dan, beberapa meter dari lokasi penemuan sendal tersebut,
Suwardi menemukan tubuh Kori Larasati di dalam parit dengan kedalaman sekitar 4
meter.
Tapi Suwardi kemudian berteriak. Ia
histeris saat melihat tubuh keponakannya itu dalam posisi telentang di air yang
memiliki kedalaman sekitar 30 cm. Saat itu Suwardi menyadari jika keponakannya sudah
tidak bernyawa.
Setelah itu, jasad korban langsung
dibawa ke rumah duka. Pihak kepolisian yang mendengar peristiwa tersebut sempat
menawarkan agar jasad korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Pematangsiantar, untuk
keperluan otopsi. Namun batal karena pihak keluarga menolak dilakukan otopsi
terhadap tubuh korban. Jadinya, jasad korban dibawa ke RSUD Batubara untuk
divisum.
Supomo sendiri mengaku sudah mulai
yakin putrinya ada di dalam parit itu saat mendapat informasi dari Anwar bahwa
ada melihat sepasang sendal di sekitar parit.
“Malam itu, saya sudah sangat yakin
kalau putri saya di dalam sungai itu. Sambil menangis saya berjalan
meninggalkan lokasi. Saya tidak sanggup…” ujar Supomo mengisahkan kembali
perasaannya saat pertama kali menemukan putrinya tewas di dalam parit kebun
sawit.
“Baru sekitar 20 meter aku menjauh
dari parit itu, Uwak korban (Suwardi, red) menjerit memanggil saya
karena telah menemukan jasad putri saya,” katanya kembali menceritakan penemuan
mayat putrinya.
Supomo membenarkan jika keluarganya
menolak dilakukan otopsi terhadap tubuh putrinya. Ia beralasan tidak tega jika
jasad putrinya diotopsi. Kemudian lagi, menolak karena biaya otopsi yang mahal.
“Memang jasad putri saya sempat hendak
dibawa ke Rumah Sakit Umum Pematangsiantar, tapi karena keluarga menolak tubuh
putri kami dioutopsi kemudian jasad putri saya dibawa ke RSUD Batubara
untuk divisum. Kami tidak mau kalau jasad putri kami diotopsi. Kami tidak tega,”
katanya.
Kapolres Batubara AKBP S Bonaparte
Silalahi SIK, melalui Kapolsek Labuhanruku AKP Irsol membenarkan penemuan mayat
korban tersebut. Irsol mengatakan, pihaknya masih masih mendalami motif
kematian korban.
Kapolsek menyebutkan, ada tanda-tanda
kekerasan di tubuh korban, sebab ada luka memar, seperti luka goresan. Pihaknya
juga sudah mencoba hendak melakukan otopsi, namun keluarganya menolak. Makanya,
korban hanya divisum luar.
“Kasusnya
masih dalam penyelidikan. Kita belum bisa memastikan apa motifnya. Namun saat
ditemukan bagian kancing resleting korban nampak terbuka sedikit," katanya.
(int)
0 comments:
Post a Comment