16.8.16

Siswi SMA Batubara Tewas di Kebun, Resleting Celana Terbuka

TobaTimes-Desa Suka Ramai, Kecamatan Sei Balai, Batubara, heboh peristiwa penemuan mayat Kori Larasati (16) di parit kebun sawit milik keluarganya. Belum diketahui motif kematian korban, tapi saat ditemukan resleting celananya tampak terbuka sedikit. 


Keterangan dihimpun, Minggu (13/8), siang sekira pukul 14.00 WIB, korban diketahui pergi seorang diri mengembalakan kambing di areal perkebunan milik orangtuanya. Jaraknya, lebih kurang 800 meter dari rumah mereka. 

Tapi sekira pukul 16.30 WIB, kambing yang diangon korban pulang sendiri ke kandangnya. Sementara Kori Larasati tidak kelihatan. Ditunggu hingga pukul 17.00 WIB, putri pasangan  Supomo (42) dan Irfa Yustika alias Tika (40), ini tak kunjung pulang. 

Supomo pun mulai merasa resah. Kemudian, Supomo berusaha mencari sendiri putrinya di sekitar kebun dan sawah, tempat biasa pengembalaan kambing. Tapi tak ketemu. 

Kemudian sekira pukul 18.00 WIB, Supomo menemui uwak (paman) korban Suwardi dan memberitahukan jika Kori Larasati belum pulang ke rumah. Lalu, Suwardi meminta bantuan warga untuk ikut melakukan pencarian terhadap korban. Suasana Minggu malam di Desa Suka Ramai pun mendadak heboh. 

“Satu kampung ikut melakukan pencarian, tadi malam,” ujar Supomo, orangtua korban di rumah duka di Dusun III, Desa Suka Ramai, Senin (15/8). 

Hingga malam sekira pukul 22.50 WIB, lanjut Supomo, mereka sempat pasrah karena pencarian sama sekali tidak membuahkan hasil. 

Saat keluarga tengah kebingungan mencari korban muncul Anwar, yang tak lain adalah guru SMA-nya korban. Anwar yang pada malam itu juga ikut melakukan pencarian korban mengaku ada melihat sendal di sekitar parit yang menjadi batas lahan antara kebun sawit Supomo dengan kebun sawit milik warga bernama Saiful. 

“Bang tadi saya lihat ada sendal di sekitar sungai,” kata Supomo, menirukan perkataan Anwar malam itu. 

Kemudian Supomo dan Uwak korban Suwardi bersama-sama dengan warga lainnya melanjutkan pencarian ke lokasi dimaksud. Sekira pukul 22.50 WIB, Suwardi pun menemukan sepasang sendal yang dimaksud Anwar. Dan, beberapa meter dari lokasi penemuan sendal tersebut, Suwardi menemukan tubuh Kori Larasati di dalam parit dengan kedalaman sekitar 4 meter. 

Tapi Suwardi kemudian berteriak. Ia histeris saat melihat tubuh keponakannya itu dalam posisi telentang di air yang memiliki kedalaman sekitar 30 cm. Saat itu Suwardi menyadari jika keponakannya sudah tidak bernyawa. 

Setelah itu, jasad korban langsung dibawa ke rumah duka. Pihak kepolisian yang mendengar peristiwa tersebut sempat menawarkan agar jasad korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Pematangsiantar, untuk keperluan otopsi. Namun batal karena pihak keluarga menolak dilakukan otopsi terhadap tubuh korban. Jadinya, jasad korban dibawa ke RSUD Batubara untuk divisum. 

Supomo sendiri mengaku sudah mulai yakin putrinya ada di dalam parit itu saat mendapat informasi dari Anwar bahwa ada melihat sepasang sendal di sekitar parit. 

“Malam itu, saya sudah sangat yakin kalau putri saya di dalam sungai itu. Sambil menangis saya berjalan meninggalkan lokasi. Saya tidak sanggup…” ujar Supomo mengisahkan kembali perasaannya saat pertama kali menemukan putrinya tewas di dalam parit kebun sawit. 

“Baru sekitar 20 meter aku menjauh dari parit itu, Uwak korban (Suwardi, red) menjerit memanggil saya karena telah menemukan jasad putri saya,” katanya kembali menceritakan penemuan mayat putrinya. 

Supomo membenarkan jika keluarganya menolak dilakukan otopsi terhadap tubuh putrinya. Ia beralasan tidak tega jika jasad putrinya diotopsi. Kemudian lagi, menolak karena biaya otopsi yang mahal. 

“Memang jasad putri saya sempat hendak dibawa ke Rumah Sakit Umum Pematangsiantar, tapi karena keluarga menolak tubuh putri kami dioutopsi kemudian jasad putri saya dibawa ke RSUD Batubara untuk divisum. Kami tidak mau kalau jasad putri kami diotopsi. Kami tidak tega,” katanya. 

Kapolres Batubara AKBP S Bonaparte Silalahi SIK, melalui Kapolsek Labuhanruku AKP Irsol membenarkan penemuan mayat korban tersebut. Irsol mengatakan, pihaknya masih masih mendalami motif kematian korban. 

Kapolsek menyebutkan, ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban, sebab ada luka memar, seperti luka goresan. Pihaknya juga sudah mencoba hendak melakukan otopsi, namun keluarganya menolak. Makanya, korban hanya divisum luar. 

“Kasusnya masih dalam penyelidikan. Kita belum bisa memastikan apa motifnya. Namun saat ditemukan bagian kancing resleting korban nampak terbuka sedikit," katanya. (int)

0 comments:

Post a Comment