TobaTimes-Pukul 02.01 wita, Selasa dini hari (16/8), beranda facebook salah seorang mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulteng, menerima permintaan pertemanan.
Mahasiswa ini sangat bersyukur karena permintaan pertemanan ini datang dari orang yang tak disangkanya, yaitu sang rektornya langsung. Tak pikir panjang lagi, pilihan pun diputuskannya untuk berteman dengan rektor.
Hanya berselang beberapa menit saja, akun facebook yang baru saja dikonfirmasi tersebut mengirim pesan. Pesan itu rupanya berisi kalimat ucapan salam dari Rektor.
Mahasiswa yang tak curiga apapun membalas kembali salam. Namun, setelah itu rektor rupanya ingin membalas kembali dan ingin meminta pertolongan.
“Bisa minta tolong sebentar, mohon maaf sebelumya,” jelas mahasiswa yang tak ingin namanya ditulis di media, menirukan kalimat “rektor”.
Masih tak curiga, mahasiswa ini pun mengiyakan. Akan tetapi, akun Rektor ini rupanya meminta pertolongan untuk mengisikan pulsa. Dia beralasan, m-banking miliknya sudah limit, sehingga tidak dapat mengisi pulsa melalui m-banking.
Untuk mencari counter pulsa pun pada saat itu juga tak mungkin. Akun Rektor ini menyakinkan dengan keperluan yang sangat penting, sehingga dijanjikannya akan diganti pulsa esoknya.
Dia meminta agar mahasiswanya ini mengirim nomor rekening, dan besok dia langsung mentransfer uang milik mahasiswa.
Namun, mahasiswa ini sudah mulai curiga bahwa akun rektor ini adalah palsu. Sehingga dia meladeni apa kemauan dari akun tersebut. Rektor pun mengirimkan nomor handphone miliknya yaitu 0812680019xx, dengan besaran pulsa Rp 100 ribu.
Mahasiswa yang sudah yakin akun facebook ini adalah palsu, maka ia memutuskan bahwa pulsa Rp 100 ribu telah diisinya di nomor milik rektor.
“Saya yakin sekali palsu karena beberapa hari kemarin sempat baca di facebook milik rektor yang asli bahwa ada yang mengaku dirinya dan minta pulsa. Jadi saya bilang sudah saya isi,” jelas Mahasiswa semester XII ini.
Rupanya akun palsu yang mengatasnamakan rektor ini membalas bahwa pulsa tersebut belum masuk. Mahasiswa beralasan apabila belum masuknya pulsa dikarenakan jaringan, sehingga dia meminta rektor untuk mengeceknya kembali.
Bahkan, untuk mencari kebenaran pulsa tersebut benar-benar telah masuk, rektor meminta bukti pengirimannya. Karena berbagai alasan yang diutarakan mahasiswa, “si rektor” akhirnya putus asa.
“Dia hanya balas terakhir “ohh gitu”. Setelah saya coba membuka facebooknya kembali sudah di putus pertemanannya,” sebut mahasiswa.
Rektor IAIN Palu, Prof Dr H Zainal Abidin MAg mengatakan, penggunaan namanya pada akun tersebut dianggapnya hanya persoalan yang biasa saja, sebagaimana perasaan orang lain ketika mendapat masalah seperti dirinya. Salah satunya dengan memanfaatkan situasi untuk meminta pulsa.
“Sebagian orang mungkin tidak percaya, pak Zainal itu minta pulsa. Cuman biasanya satu dua orang dengan situasi dan alasan tertentu dia mengirim pulsa yang diminta,” jelasnya.
Menurutnya, orang-orang yang percaya bahwa akun tersebut benar-benar miliknya tak cukup teliti melihat apakah nomor yang ingin dikirim pulsa juga miliknya.
Olehnya itu, kata Zainal kepada pihak-pihak berwajib yang memiliki kewenangan untuk melakukan pelacakan. Bahkan bila perlu untuk memberi sanksi kepada orang yang bersangkutan.
“Ini sudah masuk dalam kategori pencemaran nama baik, bukan hanya pribadi tetapi dengan jabatan yang melekat. Pasti dipahami dengan sesuatu yang jelek,” ujarnya.
Dia mengakui, sejak hari Kamis (11/8) lalu kabar akun palsu ini sampai di telinganya. Menurutnya, akun palsu ini sangat agresif untuk minta pulsa saat dirinya berada di luar kota dan sedang mengikuti rapat.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu ini mendoakan agar pemilik akun palsu yang mengaku sebagai dirinya diberi petunjuk dan hidayah dari Allah SWT untuk kembali kepada jalan yang benar.
“Ada teman saya dari Aceh dan Ternate yang mengaku telah memarahi akun palsu itu. Dia berkeyakinan kalau bukan saya yang meminta pulsa,” pungkasnya. (bbs/jpnn/int)
Mahasiswa ini sangat bersyukur karena permintaan pertemanan ini datang dari orang yang tak disangkanya, yaitu sang rektornya langsung. Tak pikir panjang lagi, pilihan pun diputuskannya untuk berteman dengan rektor.
Hanya berselang beberapa menit saja, akun facebook yang baru saja dikonfirmasi tersebut mengirim pesan. Pesan itu rupanya berisi kalimat ucapan salam dari Rektor.
Mahasiswa yang tak curiga apapun membalas kembali salam. Namun, setelah itu rektor rupanya ingin membalas kembali dan ingin meminta pertolongan.
“Bisa minta tolong sebentar, mohon maaf sebelumya,” jelas mahasiswa yang tak ingin namanya ditulis di media, menirukan kalimat “rektor”.
Masih tak curiga, mahasiswa ini pun mengiyakan. Akan tetapi, akun Rektor ini rupanya meminta pertolongan untuk mengisikan pulsa. Dia beralasan, m-banking miliknya sudah limit, sehingga tidak dapat mengisi pulsa melalui m-banking.
Untuk mencari counter pulsa pun pada saat itu juga tak mungkin. Akun Rektor ini menyakinkan dengan keperluan yang sangat penting, sehingga dijanjikannya akan diganti pulsa esoknya.
Dia meminta agar mahasiswanya ini mengirim nomor rekening, dan besok dia langsung mentransfer uang milik mahasiswa.
Namun, mahasiswa ini sudah mulai curiga bahwa akun rektor ini adalah palsu. Sehingga dia meladeni apa kemauan dari akun tersebut. Rektor pun mengirimkan nomor handphone miliknya yaitu 0812680019xx, dengan besaran pulsa Rp 100 ribu.
Mahasiswa yang sudah yakin akun facebook ini adalah palsu, maka ia memutuskan bahwa pulsa Rp 100 ribu telah diisinya di nomor milik rektor.
“Saya yakin sekali palsu karena beberapa hari kemarin sempat baca di facebook milik rektor yang asli bahwa ada yang mengaku dirinya dan minta pulsa. Jadi saya bilang sudah saya isi,” jelas Mahasiswa semester XII ini.
Rupanya akun palsu yang mengatasnamakan rektor ini membalas bahwa pulsa tersebut belum masuk. Mahasiswa beralasan apabila belum masuknya pulsa dikarenakan jaringan, sehingga dia meminta rektor untuk mengeceknya kembali.
Bahkan, untuk mencari kebenaran pulsa tersebut benar-benar telah masuk, rektor meminta bukti pengirimannya. Karena berbagai alasan yang diutarakan mahasiswa, “si rektor” akhirnya putus asa.
“Dia hanya balas terakhir “ohh gitu”. Setelah saya coba membuka facebooknya kembali sudah di putus pertemanannya,” sebut mahasiswa.
Rektor IAIN Palu, Prof Dr H Zainal Abidin MAg mengatakan, penggunaan namanya pada akun tersebut dianggapnya hanya persoalan yang biasa saja, sebagaimana perasaan orang lain ketika mendapat masalah seperti dirinya. Salah satunya dengan memanfaatkan situasi untuk meminta pulsa.
“Sebagian orang mungkin tidak percaya, pak Zainal itu minta pulsa. Cuman biasanya satu dua orang dengan situasi dan alasan tertentu dia mengirim pulsa yang diminta,” jelasnya.
Menurutnya, orang-orang yang percaya bahwa akun tersebut benar-benar miliknya tak cukup teliti melihat apakah nomor yang ingin dikirim pulsa juga miliknya.
Olehnya itu, kata Zainal kepada pihak-pihak berwajib yang memiliki kewenangan untuk melakukan pelacakan. Bahkan bila perlu untuk memberi sanksi kepada orang yang bersangkutan.
“Ini sudah masuk dalam kategori pencemaran nama baik, bukan hanya pribadi tetapi dengan jabatan yang melekat. Pasti dipahami dengan sesuatu yang jelek,” ujarnya.
Dia mengakui, sejak hari Kamis (11/8) lalu kabar akun palsu ini sampai di telinganya. Menurutnya, akun palsu ini sangat agresif untuk minta pulsa saat dirinya berada di luar kota dan sedang mengikuti rapat.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu ini mendoakan agar pemilik akun palsu yang mengaku sebagai dirinya diberi petunjuk dan hidayah dari Allah SWT untuk kembali kepada jalan yang benar.
“Ada teman saya dari Aceh dan Ternate yang mengaku telah memarahi akun palsu itu. Dia berkeyakinan kalau bukan saya yang meminta pulsa,” pungkasnya. (bbs/jpnn/int)
0 comments:
Post a Comment