TobaTimes, Bogor - Seorang siswi yang masih duduk di bangku SD berinisial Mn hilang misterius dua hari menjelang pernikahannya dengan duda berusia 35 tahun, Siman. Padahal, Janur kuning sudah melengkung, 500 undangan sudah disebar. Orangtua bocah SD itu pun dibuat kelimpungan hingga akhirnya melapor ke Polsek Citeureup Bogor.
Ilustrasi. |
Acara pernikahan murid SD tetap berlangsung pada 4 September, meski tanpa mempelai. Sang ayah, Jamain, berusaha menutupi kepada tamu undangan perihal ketiadaan mempelai yang seharusnya duduk manis di pelaminan. Hingga sore hari, kedua mempelai tak juga menunjukkan batang hidungnya. Sementara, tamu undangan sudah memenuhi rumah Jamain.
Merasa ada yang aneh, Jamain lantas menghubungi Siman dan memintanya datang ke rumahnya. Sebab, hari itu merupakan hari pernikahannya.
Sore harinya Siman lalu mendatangi rumah Jamain. Namun, tak ada sosok Wati bersamanya. Kecurigaannya makin bertambah karena Siman tak menunjukkan raut cemas atau apa pun panik kala itu.
“Dia biasa saja pas datang ke rumah saya. Padahal itu kan hari pernikahannya, minimal ada persiapan atau apa gitu. Tapi ini cuek meskipun calon istrinya tidak pulang-pulang,” kata Jamain.
Jamain pun langsung memberondong Siman dengan rentetan pertanyaan mengenai keberadaan putrinya. Namun, Siman mengaku tak mengetahui keberadaannya. Padahal, dua hari sebelum pesta pernikahan, Wati (sapaan akrab Mirnawati) diantarkan sang paman bertemu Siman di salah satu SPBU di kawasan Citeureup.
“Tanggal 2 pas hari Jumat anak saya izin bertemu SN. Dia lalu dibawa pakai mobil putih. Saya pikir mau diajak nyari perlengkapan nikah, makanya saya izinin,” terangnya.
Sejak saat itu, Wati tak pernah lagi kelihatan batang hidungnya. Dengan tanpa ekspresi, Siman mengaku tak mengetahui keberadaan Wati. Menurutnya, Wati langsung diantarkannya ke tempat semula ia jemput setelah selesai pergi bersamanya.
“Pas saya tanya ke mana anak saya, dia bilang tidak tahu. Katanya terakhir ketemu Wati diturunin di tempat semula karena nggak mau diantar sampai rumah,” sambung Jamain.
Jamain menceritakan, anaknya mengenal Siman karena sering melihatnya saat berada di proyek pengerjaan jalan di kampungnya. Siman sendiri merupakan pemborong atau mandor proyek tersebut. Dari seminggu perkenalan, Siman langsung meminta izin kepada Jamain untuk mempersunting Wati.
Niat Siman pun disambut baik. Setelah Wati mengiyakan ajakan Siman, Jamain pun bergegas menentukan tanggal pernikahannya.
“Waktu itu anak saya diminta berhenti kerja, padahal baru empat hari masuk. Karena saya pikir tujuannya baik ya saya terima. Dia juga sudah ngasih uang Rp5 juta untuk keperluan penghulu dan surat nikah,” akunya.
Setelah sempat hilang kontak, Wati akhirnya menghubungi Jamain pada Senin (26/9) lalu. Melalui sambungan telepon, Wati mengaku sedang berada di Cibubur dan akan segera pulang. Namun, hingga kini Wati tak juga kembali ke rumah.
“Terakhir dia nelepon katanya sore mau pulang dan minta saya nunggu di Citeureup. Saya tunggu tapi nggak ada-ada juga. Habis itu nomornya nggak aktif-aktif lagi sampai sekarang,” aku Jamain.
Karena khawatir terjadi hal yang tidak baik, dia langsung melaporkan kehilangan anaknya ke Polres Bogor pada Senin (26/9). Jamain berharap anaknya bisa segera ditemukan dan kembali di tengah-tengah mereka.
“Sebelumnya saya juga sudah lapor ke Polsek Citeureup. Tapi karena ini kasus penculikan saya langsung diarahkan melapor langsung ke Polres Bogor. Yang saya tahu, terakhir kali anak saya pergi dengan Siman,” tandasnya.
Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Polres Bogor Aiptu Isa Ismail mengaku masih mendalami kasus ini. Namun, dirinya belum bisa memastikan jika Wati menjadi korban penculikan. (TT/int)
0 comments:
Post a Comment