29.9.16

Pengurus Gereja Ditemukan Tewas di Kamar Mandi Bersama Anjing Peliharaan


TobaTimes, Labuhanbatu - Penemuan jenazah Rosta br Naibaho (58) mengejutkan warga Lingkungan II Negeri Baru, Kecamatan Bilah Hilir, Labuhanbatu. Pasalnya janda beranak lima ini ditemukan tak bernyawa di kamar mandi bersama seekor anjing peliharaannya. Kondisi jasadnya pun penuh luka, bahkan wajahnya sudah tak utuh lagi.

Ilustrasi.
Kanit Reskrim Polsek Bilah Hilir Iptu J Ginting didampingi penyidik pembantu Bripka S Silitonga dan Bripda Habib saat ditemui koran ini di Instalasi Forensik RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar mengatakan, jenazah korban pertama kali ditemukan pada Selasa (27/9) sekira pukul 07.15 WIB.

Bripda Habib mengatakan, sehari-hari korban memang tinggal seorang diri di rumahnya. Sebab, kelima anaknya sudah berkeluarga semua dan tinggal di beberapa daerah perantauan. “Peristiwa itu pertama kali diketahui salah seorang pendeta dan kepling tempat tinggal korban. Awalnya pendeta tempat korban bergereja menaruh curiga karena tidak melihat korban selama dua hari,” jelasnya.

Apalagi korban merupakan salah seorang pengurus Gereja Pentakosta di kampung itu. Karena tak mendapat kabar, pendeta langsung menghubungi HP korban. Namun tak ada jawaban sama sekali meski sedang dalam keadaan aktif.

Tak puas, pendeta langsung menuju kediaman korban. Namun setelah beberapakali diketuk, tetap tak ada jawaban. Saat dilihat, semua pintu terkunci. Namun memang jendela pada bagian dapur korban terbuka.

Semakin curiga, lantas pendeta itu akhirnya memberitahukan permasalahan kepada kepala lingkungan (Kepling) setempat. Selanjutnya secara bersama-sama mereka dan warga mendobrak pintu rumah korban. “Saat itulah korban ditemukan. Posisinya terlentang di kamar mandi tanpa busana dan sudah membusuk. Terlihat juga seekor anjing berwarna putih di lokasi. Menurut warga, anjing itu memang peliharaan korban,” tambah Habib.

Dikatakan, pada bagian leher dan wajah sebelah kanan korban terlihat luka koyak yang dalam alias keroak. Dengan adanya penemuan seekor anjing peliharaan tersebut, kuat dugaan luka yang ada di tubuh korban itu akibat gigitan anjing tersebut. Apalagi tidak ada ditemukan kerusakan pada rumah korban, termasuk harta benda korban juga tidak ada yang hilang.

“Korban ditemukan dengan kondisi wajah sudah keroak. Ada juga luka pada bagian telinga. Seperempat bagian telinga sebelah kanan yang ada antingnya sudah tak terlihat. Untuk sementara, luka keroak di bagian wajah hingga tenggorokan dan telinga itu kita duga akibat digigit anjing peliharaannya itu. Di samping rumah korban terdapat bangunan gereja. Jarak gereja dan rumah korban kurang lebih 10 meter. Korban pengurus gereja,” imbuhnya.

Semasa hidupnya korban memang mengidap penyakit pada bagian pernafasan. Dijelaskan, jarak rumah korban dengan rumah warga paling dekat 50 meter. Posisi kediaman korban masih berada di lokasi keramaian dan di pinggir jalan.

“Tidak kerusakan pada rumah korban. Tidak ada yang mencurigakan. Barang-barang korban tetap pada tempatnya. Memang ada terletak sebilah parang yang jaraknya 3-4 meter dari korban. Tapi setelah kita periksa, ternyata parang itu milik korban dan tidak pernah dipakai. Saat ini seekor anjing peliharaan korban sudah diamankan di Polsek Billah Hilir,” akunya.

Sementara Kepala Instalasi Forensik RSUD Dr Djasamen Saragih dr Reinhard JD Hutahean SH SPF yang ditemui usai otopsi, Rabu (28/9) siang menyatakan, dari hasil otopsi yang mereka lakukan, estimasi korban meninggal sekira 36 jam.

Saat dilakukan pemeriksaan, ditemukan tanda gigitan serangga pada tangan dan kaki korban. Kemudian ada kaku mayat pada bagian rahang, luka terbuka luas pada bagian wajah dan leher, serta hilangnya jaringan tubuh pada bagian pernafasan atas.

Selanjutnya, terang Reinhard, ada trauma setengah tajam pada bagian telinga sebelah kanan akibat gigitan serangga. “Jadi memang seperempat bagian telinga kanannya hilang juga, itu bagian yang ada antingnya. Tapi di telinga kiri antingnya masih ada. Korban ini juga diketahui memiliki riwayat penyakit pernafasan dan pembusukkan pada bagian leher. Itu juga ditandai dengan adanya belatung yang ditemukan. Namun karena kondisinya sudah membusuk, kita memang kesulitan mengetahui adanya tanda-tanda penyekapan. Karena saluran pernafasan dan bibir sudah tidak nampak lagi,” kata Reinhard.

Ketika ditanyakan luka yang dialami korban terjadi sebelum atau sesudah korban tewas, Reunhard belum bisa memastikannya. “Kalau kecenderungan itu bisa saja. Tapi untuk lebih pastinya, kita juga masih melakukan pemeriksaan Patologi Anatomi (PA),” katanya. Hal itu dilakukan, termasuk untuk mengetahui adanya tanda trauma tajam lanjutan di tubuh korban. "Sejauh ini yang kita temukan, ada tanda gigitan serangga pada beberapa bagian organ tubuh korban dan belatung di sekitar leher," ujar Reinhard mengakhiri. (TT/int)

0 comments:

Post a Comment