TobaTimes - Sebut saja namanya Unto (45), seorang anggota TNI Angkatan Laut yang bertugas di Pelabuhan Tanjung Perak. Dia rela pulangpergi (PP) JemberSurabaya untuk bertemu anak istri setiap hari.
Ilustrasi. |
Tapi perjuangan pulang-pergi Jember-Surabaya tiap hari itu dibalas istrinya dengan air tuba. Mela mengajukan gugatan cerai karena menganggap bahwa suaminya tak bisa memuaskan hasratnya.
"Istri itu pikirannya begitu (berhubungan badan, red) saja. Padahal kalau saya egois, tidak mungkin saya PP Jember-Surabaya, kan jauh dan capek. Tiap hari berangkat pukul 03.00 pagi, pulang sore pukul 17.00,” kata Unto di sela sidang gugatan cerainya di Pengadilan Agama (PA) Klas I Surabaya.
Dalam sidang itu, gugatan yang diajukan Mela adalah karena faktor biologis. Mela menyatakan tidak puas dengan suaminya. Ia merasa suaminya sering ’keluar’ lebih dulu, sementara dia belum apaapa. Belum lagi, sang suami kerap beralasan capek kalau dia lagi sedang pingin.
Untuk gugatan cerai dari sang istri, Unto mengaku tidak keberatan. Bahkan dia akan dengan senang hati membantu mempercepat perceraian itu karena sang istri memang meminta. Namun untuk tuntutannya, Unto mengaku sangat keberatan sampai meminta bantuan seorang pengacara.
Sebab untuk cerai, Mela menuntut macammacam. Mulai dari harta gana-gini rumah di Jember, sampai jatah nafkah untuk anakanak selama setahun. Unto mengaku tidak akan memberikan tempat tinggal mereka di Jember, karena rumah itu adalah hasil kerja kerasnya.
Mela memang ikut bekerja membantu nafkah rumah tangga. Tapi menurut dia, Mela lebih banyak mengirimkan hasil kerjanya itu ke orang tuanya yang tinggal di kawasan Demak, Surabaya.
"Istri saya memang asli Surabaya, tapi dinas di Jember. Dia itu memang sejak dulu wanita yang kurang bersyukur. Coba lihat temanteman saya yang lain. Karena suaminya kerja jauh, mereka milih tinggal di basecamp karena capek kalau harus pulangpergi,” ujar Unto.
Unto mengakui, dia memang kelelahan di jalan karena jarak yang terlalu jauh pulang pergi JemberSurabaya. Akan tetapi, Mela seakan tidak mau tahu dan tidak pernah melihat kondisi fisik suaminya yang kini sudah menginjak usia 45 tahun.
“Pokoknya dia minta dilayani set-set wes, langsung tancap gas. Di situ, saya sering menggos-menggos dan akhirnya ya nyerah duluan kalau di ranjang sama istri," katanya. (TT/int)
0 comments:
Post a Comment