TobaTimes, Palas - Masyarakat Trans Aliaga yang berdomisili di Desa Ujung Batu 1 hingga Desa Ujung Batu 5 mendambakan perbaikan akses jalan di Simpang Aliaga menuju ke lokasi Trans Aliaga.
Ilustrasi. |
Perbaikan jalan itu sebagai sarana transportasi angkutan barang dan jasa yang mendukung potensi pendapatan ekonomi masyarakat.
Pantauan wartawan di lapangan, kondisi badan jalan yang berlubang dan dipenuhi batu-batu bulat yang menonjol ke atas. Setiap pengendara harus ekstra hati-hati saat melintas.
"Kami membutuhkan akses jalan yang baik dan layak untuk dilalui. Apalagi truk pengangkut buah sawit setiap hari melintas dari sini untuk membawa sawit ke pabrik kelapa sawit. Tentu saja, dengan kondisi jalan seperti ini, harga jual sawit di tempat kami lebih murah daripada petani sawit yang di pinggir jalan protokol," ungkap salah satu warga Desa Ujung Batu 1 Nurdin Nasution.
"Saat ini harga jual sawit di tempat kami Rp1.450 per kg. Padahal di PKS harganya mencapai Rp1.650 per kg. Itu disebabkan biaya transportasinya tinggi. Tingginya biaya angkutan buah sawit dari masyarakat ke PKS karena kondisi jalan yang buruk. Coba kalau jalannya bagus, tentu biaya angkutannya akan lebih murah," ujarnya.
Senada disampaikan Kepala Desa Aliaga H Faisal Hasibuan. Ia mengatakan, untuk mendukung kelancaran transportasi angkutan hasil pertanian, pemkab diminta segera meningkatkan perbaikan jalan kabupaten tersebut, apalagi setiap tahun selalu diusulkan melalui Musrenbang.
"Bila musim kemarau jalan ini berdebu. Kalau musim hujan pasti becek. Hal ini sangat mengganggu kegiatan ekonomi masyarakat di sini. Setahu saya, setiap tahun soal perbaikan jalan ini selalu diusulkan. Tapi sampai sekarang belum terealisasi," sebutnya.
"Kapan lagi masyarakat kecil bisa menikmati pembangunan setelah 71 tahun Indonesia merdeka? Masa jalannya masih begini juga. Maunya Pemkab membuat program pembangunan berbasis ekonomi kerakyatan dan yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak," tambahnya. (TT/int)
0 comments:
Post a Comment