TobaTimes, Palas - Menjelang pemilihan kepala desa (Pilkades) yang akan digelar serentak di 109 desa pada 13 Desember mendatang, menjadi topik pembicaraan hangat di Kabupaten Padang Lawas (Palas). Mereka menilai, jabatan kepala desa saat ini akan menjadi rebutan.
Ilustrasi. |
“Dana banyak mengucur ke desa. Makanya, jabatan kades bakal banyak yang memperebutkan. Kita memprediksi pilkades tahun ini akan berbeda suhu politiknya dengan sebelumnya. Selain tingginya suhu politik untuk pemenangan calon tertentu, diyakini jumlah calon yang akan mendaftar juga lebih banyak,” kata K Pulungan, salah seorang warga Palas, kemarin (31/10).
"Kita lihatlah. Pasti tinggi suhu politiknya. Main uang pasti akan terjadi, belum lagi jumlah calon yang lebih banyak bersaing," sebutnya.
Memang, apa yang disampaikan K Pulungan tidak mengada-ada. Kucuran dana desa saat ini sudah membuat posisi kepala desa lebih menentukan.
Bahkan, anggaran yang dikelola kepala desa lebih besar dibanding anggaran yang dikelola camat.
Untuk perbandingan saja, anggaran dana desa mencapai Rp700 juta hingga Rp800 juta per tahun. Sementara, anggaran kecamatan hanya berkisar Rp500 juta.
"Apa nggak berebut orang jadi kepala desa. Anggaran dana desa saja mencapai Rp800 juta. Sementara camat hanya Rp500 juta," tambah K Pulungan diiyakan beberapa warga lainnya.
Apa yang disampaikan K Pulungan dibenarkan Hadi Hasibuan. Bahkan, Hadi mengkhawatirkan, konflik horizontal di tingkat desa akan bertambah runcing dibanding sebelumnya.
"Dulu, dana Bangdes yang dikelola hanya Rp9 juta per tahun sempat gontok-gontokan. Apalagi ini ratusan juta. Masyarakat pendukung juga yang jadi korban," ujar Hadi. (TT/int)
0 comments:
Post a Comment