TobaTimes-Seorang pria berambut menikam DM (31), Pekerja Seks Komersil (PSK) yang kerap mangkal di kawasan Huta III Nagori Marihat Bukit, Gunung Malela, Simalungun.
Peristiwa itu terjadi Senin 8 Agustus 2016 sekira pukul 04.00 WIB. Sebelum kejadian, korban sedang berada di Kafe Hawai. Tak lama kemudian ia mendapat tamu yang memiliki ciri-ciri berambut agak cepak dan betubuh tinggi. Saat datang, pria yang belum sempat diketahui namanya itu mengendarai Honda Vario berwarna hitam.
Seperti biasa, DM pun menyambut tamu dengan senyum. Setelah berbincang-bincang sebentar, pria tersebut memesan minuman dan tak lama kemudian mereka masuk ke kamar. Namun menurut korban, saat berada di kamar, pria itu banyak permintaan. Karena tak bisa menuruti permintaan itu, DM menolaknya.
“Penikaman itu berawal dari pelayanan. Tamu itu minta dilayani, kebetulan korban tidak mau,” jelas Karolina, Kepala Dusun Huta III.
Dia melanjutkan, setelah itu terjadilah pertengkaran antara korban dengan tamunya di kamar kafe itu. “Tapi walau begitu, tamu itu tetap membayar walaupun dia tidak puas dengan pelayanan korban,” jelasnya dari telepon seluler.
Tak lama setelah itu, pria itu datang lagi dan menemui korban. Begitu ketemu, pria itu menikam perut korban dan langsung kabur.
Cerita Karolina itu dibenarkan DM. Saat ditemui di sudut kamar yang ada di Kafe Hawai, kondisi korban masih terlihat lemah. Ia pun terus menerus memegangi luka tikaman yang sudah dijahit di bagian perut sebelah kanannya. “Aku tak menyangka, tamu yang kuharapkan memberi uang malah menikamku,” ungkapnya membuka pembicaraan.
Dijelaskan, peristiwa terjadi saat ia dan pria tersebut berada dalam kamar di kafe itu. Begitu masuk ke kamar, lanjut DM, pria itu meminta pelayanan yang tidak bisa diturutinya. "Sewaktu kami berdua dalam kamar, dia kasar kepadaku Bang. Disuruhnya aku melakukan adegan yang tidak seperti biasa. Jadi aku nggak maulah Bang,” kata DM.
Setelah itu, sang tamu pun marah-marah dan keduanya sempat bertengkar. “Aku ditolaknya. Lalu aku pun marahlah. Habis itu dia kusuruh keluar.”
Sebelum keluar, ia masih sempat meminta bayaran kepada pria itu.
“Saat ke luar kamar, kuminta uang pembayaran. Terus dia marah lagi. Katanya: kok bayar? Lalu kubilang: kok marah kau disuruh bayar? Kau kan sudah tidak mengenakan pakaian, jadi bayarlah,” aku DM kepada koran ini.
Selanjutnya setelah membayar minuman yang sudah dipesan terlebih dulu, pria itu pergi. Namun tak lama kemudian ia datang lagi. Kali ini ia datang berdua dengan temannya mengendarai Honda Vario warna Hitam.
“Katanya mereka orang Dolok Marawan. Terus dia datang lagi bersama temannya. Dihampirinya aku di depan kafe,” ungkap DM sambil sesekali menahan sakit akibat luka yang ia dapatkan akibat kejadian itu.
Setelah keduanya bertemu kembali, pria itu langsung menikam DM. “Tapi dia sempat mengatakan: mati kau di tanganku. Lalu dia menikam perut kananku ini dan kabur bersama temannya yang menunggu di depan kafe,” tukas DM.
Seketika itu juga darah segar mengucur deras dari perut korban. Mengetahui kejadian, warga sekitar dan pengunjung lain yang sedang berada di kafe itu langsung berkerumun. DM kemudian dibawa ke Puskesmas yang berada di Simpang Bahjambi. Setelah mendapat perawatan, DM pun mendapat empat jahitan pada luka yang dideritanya.
“Memang sampai saat ini aku belum membuat laporan ke polisi. Karena memang aku belum punya uang untuk menebus hasil visumnya,” pungkasnya sembari merintih kesakitan.
Kapolsek Bangun AKP H Silitonga membenarkan adanya penikaman tersebut. “Sudah dapat kita informasi itu, tetapi hingga saat ini korban belum ada membuat laporan resmi,” jelasnya. (int)
Peristiwa itu terjadi Senin 8 Agustus 2016 sekira pukul 04.00 WIB. Sebelum kejadian, korban sedang berada di Kafe Hawai. Tak lama kemudian ia mendapat tamu yang memiliki ciri-ciri berambut agak cepak dan betubuh tinggi. Saat datang, pria yang belum sempat diketahui namanya itu mengendarai Honda Vario berwarna hitam.
Seperti biasa, DM pun menyambut tamu dengan senyum. Setelah berbincang-bincang sebentar, pria tersebut memesan minuman dan tak lama kemudian mereka masuk ke kamar. Namun menurut korban, saat berada di kamar, pria itu banyak permintaan. Karena tak bisa menuruti permintaan itu, DM menolaknya.
“Penikaman itu berawal dari pelayanan. Tamu itu minta dilayani, kebetulan korban tidak mau,” jelas Karolina, Kepala Dusun Huta III.
Dia melanjutkan, setelah itu terjadilah pertengkaran antara korban dengan tamunya di kamar kafe itu. “Tapi walau begitu, tamu itu tetap membayar walaupun dia tidak puas dengan pelayanan korban,” jelasnya dari telepon seluler.
Tak lama setelah itu, pria itu datang lagi dan menemui korban. Begitu ketemu, pria itu menikam perut korban dan langsung kabur.
Cerita Karolina itu dibenarkan DM. Saat ditemui di sudut kamar yang ada di Kafe Hawai, kondisi korban masih terlihat lemah. Ia pun terus menerus memegangi luka tikaman yang sudah dijahit di bagian perut sebelah kanannya. “Aku tak menyangka, tamu yang kuharapkan memberi uang malah menikamku,” ungkapnya membuka pembicaraan.
Dijelaskan, peristiwa terjadi saat ia dan pria tersebut berada dalam kamar di kafe itu. Begitu masuk ke kamar, lanjut DM, pria itu meminta pelayanan yang tidak bisa diturutinya. "Sewaktu kami berdua dalam kamar, dia kasar kepadaku Bang. Disuruhnya aku melakukan adegan yang tidak seperti biasa. Jadi aku nggak maulah Bang,” kata DM.
Setelah itu, sang tamu pun marah-marah dan keduanya sempat bertengkar. “Aku ditolaknya. Lalu aku pun marahlah. Habis itu dia kusuruh keluar.”
Sebelum keluar, ia masih sempat meminta bayaran kepada pria itu.
“Saat ke luar kamar, kuminta uang pembayaran. Terus dia marah lagi. Katanya: kok bayar? Lalu kubilang: kok marah kau disuruh bayar? Kau kan sudah tidak mengenakan pakaian, jadi bayarlah,” aku DM kepada koran ini.
Selanjutnya setelah membayar minuman yang sudah dipesan terlebih dulu, pria itu pergi. Namun tak lama kemudian ia datang lagi. Kali ini ia datang berdua dengan temannya mengendarai Honda Vario warna Hitam.
“Katanya mereka orang Dolok Marawan. Terus dia datang lagi bersama temannya. Dihampirinya aku di depan kafe,” ungkap DM sambil sesekali menahan sakit akibat luka yang ia dapatkan akibat kejadian itu.
Setelah keduanya bertemu kembali, pria itu langsung menikam DM. “Tapi dia sempat mengatakan: mati kau di tanganku. Lalu dia menikam perut kananku ini dan kabur bersama temannya yang menunggu di depan kafe,” tukas DM.
Seketika itu juga darah segar mengucur deras dari perut korban. Mengetahui kejadian, warga sekitar dan pengunjung lain yang sedang berada di kafe itu langsung berkerumun. DM kemudian dibawa ke Puskesmas yang berada di Simpang Bahjambi. Setelah mendapat perawatan, DM pun mendapat empat jahitan pada luka yang dideritanya.
“Memang sampai saat ini aku belum membuat laporan ke polisi. Karena memang aku belum punya uang untuk menebus hasil visumnya,” pungkasnya sembari merintih kesakitan.
Kapolsek Bangun AKP H Silitonga membenarkan adanya penikaman tersebut. “Sudah dapat kita informasi itu, tetapi hingga saat ini korban belum ada membuat laporan resmi,” jelasnya. (int)
0 comments:
Post a Comment