TobaTimes, Medan - Akhirnya, pemilihan Wakil Gubernur Sumatera Utara berhasil dilaksanakan. Dari dua calon, Brigjen TNI Purnawirawan Nuhajizah Marpaung akhirnya terpilih mendampingi Gubernur Tengku Erry Nuradi.
Dua calon wakil gubernur Sumut. |
“Kalau sampai satu tahun delapan bulan ini tidak ada perubahan, tentu wartawan akan marah sama saya. Kok begini juga, padahal sudah ada ibu-ibu. Kan ibu-ibu paling bisa minta ke bapaknya. Nanti kita akan berupaya minta ke bapak-bapak di pemeritah pusat,” kata mantan Kepala Biro Hukum Setjen Kemenhan ini ini seperti dilansir Merdeka.
Nuhajizah bakal menjadi Wagub perempuan pertama di Sumut. Ditanya soal itu, dia mengaku bersyukur dan berharap dapat dicontoh perempuan lainnya di masa akan datang. “Karena perempuan itu kan lebih apik mengurus anak-anaknya, ngurus rumah, ngurus suami, samalah nanti juga dengan di sini (Pemprov Sumut) nanti,” ujarnya.
Sejatinya pemilihan hari ini tak berjalan dengan mudah. Lantaran diwarnai kontroversi karena ada surat dari PTUN Jakarta yang meminta proses itu dihentikan. Penyebabnya, PKNU mengajukan gugatan karena tidak dilibatkan untuk mengusulkan nama calon wagub.
Pemicunya lainnya laporan Pansus Wagubsu DPRD Sumut halaman 12 poin 9 yang menyatakan dasar hukum pemilihan yakni pasal 176 ayat 1,2, dan 4 UU No 10 tahun 2016, karena belum adanya peraturan pelaksana berupa peraturan pemilihan kepala daerah khusus untuk pengisian jabatan wakil Gubernur Sumut yang kosong.
Terkait kontroversi itu, salah seorang anggota DPRD Sumut, Sutrisno Pangaribuan (PDIP), sempat protes dan menyatakan proses pemilihan cacat hukum. Dia kemudian memilih keluar ruang paripurna.
Sutrisno pangaribuan mengatakan, jika mendasarkan pada UU 176 tersebut, maka pengajuan calon wakil gubernUr harus diajukan bersama-sama oleh partai politik atau gabungan partai politik.
“Saya minta penjelasan dari pimpinan dasar undang-u dang yang mana yang kita pakai dalam pemilihan ini? Jangan sampai kita ikut melanggar aturan,” katanya saat interupsi. (TT/int)
0 comments:
Post a Comment