4.8.16

Anak Bunuh Ibu Demi Uang Asuransi

TobaTimes-Polisi masih menyelidiki kematian Ratina br Tampubolon (54) yang diduga sengaja ditabrak anak kandungnya, Rikardo Parinando Pardede (26). Namun, berkembang dugaan di masyarakat bahwa RPP nekat membunuh ibunya demi mendapatkan uang asuransi ibunya. Diketahui, ibunya merupakan nasabah salah satu asuransi jiwa.



“Sejahat apapun seorang ibu kepada anaknya, tidak pernah seorang anak tega membunuh sadis ibu kandungnya,” demikian penuturan sejumlah ibu-ibu warga sekitar rumah korban ketika ditemui wartawan, Rabu 3 Agustus 2016.

Warga yang sudah mengenal betul keluarga itu mengatakan tak percaya jika motif pembunuhan itu dikarenakan sakit hati Rikardo kepada ibunya, sesuai pengakuannya kepada polisi.

Warga mengatakan, almarhum Ratina beberapa bulan lalu masuk salah satu asuransi. Dan, diketahui bahwa jika anggota asuransi meninggal, pewaris akan mendapat santunan kematian yang bisa mencapai ratusan juta rupiah. Belum lagi jika peristiwa yang menyebabkan korban meninggal adalah karena kecelakaan lalulintas, dimana akan ada puluhan juta asuransi Jasaraharja yang akan diterima keluarga atau pewaris. Dan, alasan itulah yang diyakini warga lingkungan kediaman korban.

Masih kata warga, kecurigaan itupun semakin mengerucut jika dikaitkan dengan kondisi keuangan Rikardo. Sepengetahuan warga, kredit mobil Rikardo sudah menunggak beberapa bulan.

Kecurigaan yang sama juga dirasakan P Pardede dengan istrinya R br Siahaan, yang masih keluarga dekat alamarhum. “Jika itu (pembunuhan berencana, red) benar dilakukan Rikardo, kemungkinan besar alasannya adalah uang,” katanya.

Mereka menerangkan, almarhum Ratina memiliki 4 anak. Dari suaminya pertama, dikarunai 2 anak laki-laki dan 1 perempuan. Kemudian, dari suami kedua, yakni almarhum Raja Pardede, dikaruniai 1 anak, yakni Rikardo Parinando Pardede.

Anak perempuan almarhum saat ini bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia dan selalu memperhatikan ibunya, Ratina br Tampubolon. Bahkan, dia memasukkan ibunya menjadi anggota asuransi. “Kalau tidak salah, premi iuran per bulan mencapai Rp1 juta. Dan, kalau meninggal dunia, pewaris menerima sekitar Rp350 juta,” terang R br Sihaan.

Selain itu, anak perempuan almarhum juga memberikan modal usaha kepada adiknya, Rikardo. “Informasi yang kami dengar, uang itu dikirim Rp45 juta. Tapi yang dibayar Rikardo untuk DP mobil hanya sekitar Rp25 juta. Entah dikemanakan sisa uang itu. Padahal, kredit mobilnya kudengar sudah 3 bulan nunggak,” timpal P Pardede.

Di balik itu, mereka menerangkan kalau selama ini almarhum sering mengeluh akan tingkah laku anak dan menantunya. “Hampir tiap hari pulang jualan kacang, selalu saja singgah di rumah ini. Dan, selalu pula cerita tingkah laku buruk anaknya, Rikardo. Sering dipukul katanya. Tapi karena terlalu sering cerita begitu, kami tidak terlalu ambil hati,” kata R br Siahaan.

Kapolres Tobasa AKBP Jidin Siagian menerangkan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Selain melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), pihaknya juga masih memeriksa beberapa saksi. Ditanya kebenaran dugaan warga itu, kapolres mengatakan pihaknya masih menyelidiki lebih dalam. “Untuk sementara, RPP belum bersedia diwawancarai,” tandasnya.

Ratina br Tampubolon yang ditemukan tewas ditabrak pada Jumat (29/7) malam, ternyata ditabrak oleh anak kandungnya sendiri, Rikardo Parinando Pardede (RPP). Semula, RPP merekayasa bahwa ibunya tewas akibat ditabrak lari.

Sebelumnya, Ratina yang merupakan penjual kacang rebus ditemukan tewas tertabrak saat berjalan kaki sepulang jualan kacang di Jalinsum Balige-Tarutung, tepatnya di Desa Longat, Kecamatan Balige, Toba Samosir (Tobasa), Jumat (29/7) sekira pukul 20.30 WIB.

Korban ditemukan dengan kondisi sangat tragis, dengan luka robek di bagian kening, luka di mulut dan pinggul remuk. Petugas kepolisian yang melakukan olah TKP saat itu mengatakan bahwa pengendara yang menabrak korban adalah pengendara mobil Suzuki, namun tidak diketahui keberadaannya dan diduga melarikan diri.

Malam itu juga, tak jauh dari lokasi kejadian, petugas kepolisian menemukan mobil pick-up BK 8044 DD yang masuk ke parit, namun pemilik mobil tak ditemukan. Setelah ditelusuri, polisi mengetahui bahwa mobil itu adalah milik anak kandung korban yang tewas ditabrak lari itu. Meski curiga, namun polisi tidak begitu saja menduga, namun melakukan penyelidikan lebih dalam.

Dan, kematian Ratina pun sebenarnya sudah menuai kecurigaan warga Desa Hauma Bange, Kecamatan Balige, yang merupakan tempat tinggal korban. Banyak masyarakat menduga kalau RPP adalah pelakunya. Sebab, rentetan kejadian kematian korban dengan tingkah laku anaknya, RPP, dianggap tidak wajar. (sumber: metrosiantar.com)

0 comments:

Post a Comment