14.9.17

Diberikannya Jas Hujan pada Istri, Petir Menyambar, Lalu...


TobaTimes - Suasana duka meliputi rumah Saraman Saragih Garingging, korban tewas disambar petir. Dan duka yang sangat dalam terlihat jelas di wajah Hormasinta br Sitopu (61), istri korban. Di rumah duka di Sintaraya, Tigarunggu, Kecamatan Purba, tampak sanak keluarga silih berganti menyampaikan belasungkawa. Rencananya, korban akan dimakamkan Kamis (14/9/17).


Korban sambar petir disemayankan di rumah duka.
Rosianna br Girsang dan Devirawati Saragih Garingging (15), menantu dan putri korban saat berbincang-bincang dengan MetroSiantar, menceritakan kedua orangtua mereka sejak siang sedang berada di ladang ditemani putri ketiganya Hotriani Saragih Garingging dan seorang sanak keluarga yang baru datang dari Porsea yakni Boru Napitupulu.

Menjelang sore, hujan disertai angin kencang melanda daerah itu. Dan aktivitas di ladang pun berhenti serta orangtua mereka memilih berteduh di gubuk.

Boru Girsang melanjutkan, karena hujan hingga pukul 15.00 WIB tak kunjung reda, mertua laki-lakinya sekitar pukul 16.00 WIB, berencana pulang ke rumah hendak menerobos hujan yang masih turun. Korban pun, sempat memberikan jas hujan kepada istrinya Hormasinta br Sitopu.

“Jadi mereka sudah berencana mau pulang. Sempat lagi bapak mertuaku ngasih jas hujan sama ibu mertuaku,” kata Boru Girsang.

Ketika hendak beranjak dari pondok, lanjut Boru Girsang, tiba-tiba terdengar suara petir yang sangat keras. Dan seketika, mertuanya yang duduk bersandar di gubuk terlihat lemas.

Melihat mendiang Saraman tertunduk lemas, Boru Napitupulu mencoba memapah untuk bangkir berdiri. Tetapi, Boru Napitupulu malah merasakan arus yang masih mengalir di tubuh korban, masih kuat hingga tangannya bengkak dan memar.

Boru Girsang menambahkan, ibu mertuanya dan keluarga yang lain di gubuk panik dan berteriak meminta tolong kepada warga lainnya. Tetapi tidak ada yang datang, karena dimungkinkan sudah terlebih dahulu pulang dari perladangan.

Karena tidak ada yang datang, Boru Napitupulu pu berlari ke perkampungan meminta pertolongan kepada warga. Tapi sayang, begitu warga datang dan berusaha memberikan pertolongan pertama dengan cara mengubur tubuh korban yang tersambar petir, tidak menyelamatkan nyawa korban. Karena sudah meninggal, tubuh korban pun kembali dikeluarkan dari dalam tanah dan langsung dibawa ke rumah duka.

Saraman meninggalkan seorang istri dan empat orang anak, dua anak laki-laki yang sudah berumah tangga, dan anak perempuan yang belum menikah. Sibungsu Devirawati diketahui masih berstatus pelajar siswa Kelas 1 SMA Negeri 1 Tigarunggu. (sumber: metrosiantar.com)

0 comments:

Post a Comment