TobaTimes, Tapteng - Kebejatan Riswan Ali Amran (36) terbongkar. Bertahun-tahun ia menyetubuhi adik kandungnya, sebut saja Senja (14), hingga kini wanita yang masih SMP itu hamil 6,5 bulan.
R br M, ibu Senja, ketika mendengar hal ini, langsung pingsan. Dia menceritakan, Riswan adalah seorang toke sawit, tinggal di Kecamatan Kolang, Tapanuli Tengah (Tapteng). Dan, Senja selama ini tinggal bersama abangnya itu. Diketahui, Riswan dan Senja adalah abang beradik satu garis keturunan oppung.
“Awalnya ada surat teguran dari sekolah yang mempertanyakan kenapa Senja tidak masuk. Surat tersebut sampai kepada saya. Selama ini, Senja, mulai dari SD hingga kelas 3 SMP, tinggal di rumah Riswan,” ujar R br M saat ditemui New Tapanuli di rumahnya, juga di Kecamatan Kolang.
Setelah menerima surat itu, orangtua Senja, SH dan R br M sepakat mempertanyakan hal itu langsung kepada Senja. Dan, pada Kamis (9/2) sore, R br M mendatangi Senja dan bertanya kenapa dia tidak masuk sekolah.
Namun, saat itu Senja tidak mau cerita karena saat itu keluarga Riswan (dari pihak istri) berada di rumah itu mengelilingi Senja. Dan, setelah malam tiba, barulah Senja mengajak ibunya ke kamar dan menceritakan sejujurnya bahwa dirinya sudah berbadan dua. Usia kandungannya sudah 6,5 bulan.
Betapa kagetnya R br M mendengar pahitnya kenyataan itu, hingga ia pingsan. Setelah sadar beberapa saat kemudian, R br M kemudian bertanya siapa yang melakukan itu. R br M pun kembali pingsan begitu mendengar bahwa Riswan yang telah melakukannya. Tanpa sepatah kata, R br M langsung membawa Senja pergi dari rumah tersebut, pulang ke rumah mereka.
“Bagaimana saya tidak sedih. Yang berbuat itu adalah ito-nya (abangnya). Satu marga, masih keluarga, satu oppung. Saya sudah mempercayai dia sepenuhnya. Mulai dari SD hingga SMP kelas 3, Senja sudah tinggal di rumahnya untuk membantu dia di rumah dan menjaga anak-anaknya. Bahkan, salah satu anakku laki-laki juga bekerja dengannya. Ya Tuhan, anakku yang paling besar pun sekarang sedang stroke, ditambah lagi persoalan anakku ini. Saya nggak tahu gimana lagi,” rintih ibu dari 7 anak, 3 laki-laki dan 4 perempuan ini. Sementara, Senja merupakan anak ke-6.
R br M pun langsung memberitahukan hal ini kepada kakaknya, br S (istri abang suaminya). Dan, tak berapa lama, mereka (Senja, R br M, kakak R br M) pergi ke rumah salah satu putrinya untuk berunding. Dan, saat berbincang-bincang, tiba-tiba kakak Riswan datang ke rumah itu dan menanyakan siapa sebenarnya yang menghamili Senja. Mereka pun langsung memberitahu.
“Sudahlah. Yang menghamili Senja itu adalah adikmu Riswan,” ujar ibu Senja mengulangi perkataannya saat itu kepada kakak Riswan.
Seketika kakak Riswan pingsan. Begitu sadar, dia menangis dan seperti kesurupan. “Nunga diallang mudarna. Sega nama i (sudah dimakan satu darahnya. Rusaklah sudah),” ujar R br M lagi menirukan perkataan kaka Riswan saat itu.
“Dan, masih banyak lagi yang diucapkannya,” ujar ibu Senja lagi.
Namun, kakak Riswan kemudian meminta kepada pihak keluarga Senja agar masalah ini tidak dibawa ke polisi. Selanjutnya, kakak Riswan pergi dari rumah itu.
Br S menambahkan, kabar ini pun langsung merebak di masyarakat hingga menimbulkan emosi di tengah-tengah warga. Bahkan, warga yang sudah tersulut emosi, terutama teman semarga korban, ingin membakar rumah Riswan. Dan, untuk meredakan emosi warga, pihak keluarga Senja sepakat untuk langsung mengadukan hal ini ke Polsek Kolang. Pada Jumat (10/2) sekitar pukul 23.00 WIB, didampingi warga, mereka akhirnya membuat laporan. (TT/INT)
Ilustrasi. |
“Awalnya ada surat teguran dari sekolah yang mempertanyakan kenapa Senja tidak masuk. Surat tersebut sampai kepada saya. Selama ini, Senja, mulai dari SD hingga kelas 3 SMP, tinggal di rumah Riswan,” ujar R br M saat ditemui New Tapanuli di rumahnya, juga di Kecamatan Kolang.
Setelah menerima surat itu, orangtua Senja, SH dan R br M sepakat mempertanyakan hal itu langsung kepada Senja. Dan, pada Kamis (9/2) sore, R br M mendatangi Senja dan bertanya kenapa dia tidak masuk sekolah.
Namun, saat itu Senja tidak mau cerita karena saat itu keluarga Riswan (dari pihak istri) berada di rumah itu mengelilingi Senja. Dan, setelah malam tiba, barulah Senja mengajak ibunya ke kamar dan menceritakan sejujurnya bahwa dirinya sudah berbadan dua. Usia kandungannya sudah 6,5 bulan.
Betapa kagetnya R br M mendengar pahitnya kenyataan itu, hingga ia pingsan. Setelah sadar beberapa saat kemudian, R br M kemudian bertanya siapa yang melakukan itu. R br M pun kembali pingsan begitu mendengar bahwa Riswan yang telah melakukannya. Tanpa sepatah kata, R br M langsung membawa Senja pergi dari rumah tersebut, pulang ke rumah mereka.
“Bagaimana saya tidak sedih. Yang berbuat itu adalah ito-nya (abangnya). Satu marga, masih keluarga, satu oppung. Saya sudah mempercayai dia sepenuhnya. Mulai dari SD hingga SMP kelas 3, Senja sudah tinggal di rumahnya untuk membantu dia di rumah dan menjaga anak-anaknya. Bahkan, salah satu anakku laki-laki juga bekerja dengannya. Ya Tuhan, anakku yang paling besar pun sekarang sedang stroke, ditambah lagi persoalan anakku ini. Saya nggak tahu gimana lagi,” rintih ibu dari 7 anak, 3 laki-laki dan 4 perempuan ini. Sementara, Senja merupakan anak ke-6.
R br M pun langsung memberitahukan hal ini kepada kakaknya, br S (istri abang suaminya). Dan, tak berapa lama, mereka (Senja, R br M, kakak R br M) pergi ke rumah salah satu putrinya untuk berunding. Dan, saat berbincang-bincang, tiba-tiba kakak Riswan datang ke rumah itu dan menanyakan siapa sebenarnya yang menghamili Senja. Mereka pun langsung memberitahu.
“Sudahlah. Yang menghamili Senja itu adalah adikmu Riswan,” ujar ibu Senja mengulangi perkataannya saat itu kepada kakak Riswan.
Seketika kakak Riswan pingsan. Begitu sadar, dia menangis dan seperti kesurupan. “Nunga diallang mudarna. Sega nama i (sudah dimakan satu darahnya. Rusaklah sudah),” ujar R br M lagi menirukan perkataan kaka Riswan saat itu.
“Dan, masih banyak lagi yang diucapkannya,” ujar ibu Senja lagi.
Namun, kakak Riswan kemudian meminta kepada pihak keluarga Senja agar masalah ini tidak dibawa ke polisi. Selanjutnya, kakak Riswan pergi dari rumah itu.
Br S menambahkan, kabar ini pun langsung merebak di masyarakat hingga menimbulkan emosi di tengah-tengah warga. Bahkan, warga yang sudah tersulut emosi, terutama teman semarga korban, ingin membakar rumah Riswan. Dan, untuk meredakan emosi warga, pihak keluarga Senja sepakat untuk langsung mengadukan hal ini ke Polsek Kolang. Pada Jumat (10/2) sekitar pukul 23.00 WIB, didampingi warga, mereka akhirnya membuat laporan. (TT/INT)
0 comments:
Post a Comment