Ilustrasi. |
Saat itu, Riswan menyuruh Senja membawa baju kalau pergi ke sekolah, dan dari sekolah langsung pergi ke Sibolga untuk menggugurkan kandungannya.
Namun Senja tidak mau. Beberapa minggu kemudian, dia diberi pil sebanyak 3 butir untuk dimakan. Namun Senja tak juga keguguran.
“Dia terus mendesak saya agar saya memberitahukan pada istrinya, br S, namun saya tidak berani mengatakannya. Dia terus memaksa saya untuk memberitahukan pada istrinya dengan mengajari saya untuk mengatakan bahwa saya diperkosa orang di Sibandat (Pantai Binasi), dan bilang kalau saya pingsan dan tidak mengenal orang tersebut,” ujar Senja.
Menurut dia, cerita yang dikarang oleh Riswan itu harus diberitahukan kepada istrinya. "Dan, saat saya katakan pada istrinya, dia justru menjawab ‘dang porsea ahu tu hatami (saya tidak percaya pada ucapanmu)’,” jelas Senja lagi.
Kemudian, sekitar tanggal 6 Februari 2017, Riswan dan istrinya, kakak Riswan, dan keponakannya, membawa Senja ke praktek bidan bermarga P di Sibolga untuk menggugurkan kandungannya. Namun hal itu tidak bisa lagi, sebab kandungan Senja sudah berusia 6,5 bulan.
“Dan, pulang dari Sibolga lah datang surat dari sekolah karena saya tidak sekolah, yang diantarkan oleh ibu saya. Saya tetap mau sekolah dan meraih cita-cita. Namun saya tidak tahu lagi, sebab kondisi saya sudah seperti ini,” kata Senja sembari menutup wajahnya yang sudah basah oleh air mata. (TT/INT)
0 comments:
Post a Comment