17.7.19

Horas Amang, Tonton Kami di Layar Lebar ya...


TT - Budaya dan adat istiadat Batak kembali diangkat ke layar lebar. Horas Amang, sebuah film bergenre drama keluarga akan hadir di sejumlah bioskop tanah air.

Film yang disutradarai Steve Wantania dan Irham Acho Bachtiar ini telah menyelesaikan masa shooting.

Foto bersama para kru film Horas Amang.
"Meski berlatar kebudayaan Batak, film Horas Amang tidak hanya bisa dinikmati orang Batak. Ceritanya terbuka, bukan hanya soal Batak, tapi tentang kita semua," kata Steve, di Medan, Selasa (16/7/19) didampingi Parulian Tampubolon, Komisioner KPID Sumut yang turut bermain dalam film tersebut.

Horas Amang diangkat dari kisah berjudul sama yang dipentaskan oleh Teater Legiun pada 2016 di Taman Ismail Marzuki.

Naskahnya ditulis oleh Ibas Aragi, sebagai sutradara dan penulis dalam pementasan tersebut. Naskah teater yang diadaptasi menjadi skenario film terasa menantang karena harus memangkas versi tayangnya 4 jam menjadi versi 1,5 jam.

Mengangkat tema keluarga, film ini membawa kita pada arti penting sebuah keluarga. Apalagi semangat Amang dalam film ini sangat gigih menjadikan tiga anaknya yang hidup di perantauan agar meraih kesuksesan.

"Dunia modern sekarang ini yang super sibuk membuat anak-anak jadi mengabaikan orangtua juga melupakan budaya dan adat istiadat dalam keluarga," ujar Steve.

Lebih lanjut Steve mengatakan, aktor Cok Simbara yang memerankan Amang menggunakan cara yang tidak biasa agar anak-anaknya kembali saling mengasihi dalam keluarga dan menyayangi orangtua.

"Edukasi yang ada di film ini akan sangat bermanfaat, terlebih lagi bagi anak usia sekolah," kata Steve.

Pesan moral yang diangkat dalam film ini juga terbilang dalam. Bagi seorang anak perantauan, kita diajak untuk selalu menyayangi orangtua dan tidak melupakan adat budaya maupun kampung halaman.

Selain Cok Simbara, aktor lain yang turut bermain dalam film ini di antaranya Tanta Ginting, Dendi Tambunan, Jack Marpaung, Novita Dewi Marpaung hingga Piet Pagau.

"Karakter yang ditampilkan di film ini tidak melulu  orang Batak, ada juga Dodi Epen Cupen dari Papua," terang Parulian Tampubolon.

Film yang akan tayang pada Agustus dan September 2019 ini diproduksi pada awal Februari di Pulau Samosir dan Danau Toba serta Jakarta.

Khas budaya Batak juga diperlihatkan lewat lagu termasuk "Anakku Naburju", musik Gondang dan dialog-dialog berbahasa Batak. (bbs/ant/int)

0 comments:

Post a Comment